Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN BAB 8 : MENDENGARKAN

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wata’ala yang maha pengasih


lagi maha penyayang, syukur saya panjatkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala
yang telah memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul ” LAPORAN BAB 8 :
MENDENGARKAN” dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.

Makalah ini telah saya selesaikan dengan semaksimal mungkin berkat


kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya sampaikan
banyak terimakasih kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara
maksimal dalam penyelesaian makalah ini.

Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa


masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa,
susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati saya
selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari
pembaca.

Dengan makalah ini saya harap pembaca dapat memahami dan mengetahui
tentang sediaan suspensi. Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga makalah
ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat yang
nyata untuk masyarakat luas.

…….., 20 Februari 2023

Hormat Saya,

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I : PENDAHULUAN 1

A. LATAR BELAKANG 1

B. RUMUSAN MASALAH 1

C. TUJUAN PENELITIAN 1

BAB II : RINGKASAN BAB 2

BAB III : ANALISIS 4

BAB IV : SIMPULAN 8

DAFTAR PUSTAKA 9
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Mendengarkan dapat menjadi bagian yang bermanfaat, informatif, dan


mencerahkan dari proses komunikasi antarpribadi. Bahkan, satu perkiraan
menunjukkan bahwa mahasiswa menghabiskan lebih dari separuh waktu mereka
berkomunikasi terlibat dalam mendengarkan (Emanuel et al., 2008). Dan orang-
orang menikmati dan menghargai didengarkan. Bahkan jika orang itu tidak
banyak bicara sebagai tanggapan, memiliki kesempatan untuk mengungkapkan
pikiran dan perasaan kepada seseorang yang mendengarkan dengan penuh
perhatian dapat menjadi pengalaman yang bermanfaat. Mendengarkan juga bisa
menjadi alat yang penting karena memungkinkan akan mengumpulkan informasi
dan memperdalam pengetahuan dan pemahaman. Juga dapat menangkap detail
penting dalam kuliah atau melihat hubungan dalam sudut pandang baru
berdasarkan cara menafsirkan pesan orang lain. Mendengarkan dengan penuh
perhatian membantu kita memahami informasi yang kompleks dan meningkatkan
sifat hubungan interpersonal kita.

Dalam makalah ini, akan mengkaji proses mendengarkan, strategi untuk


mendengarkan secara aktif, dan bagaimana orang mendengarkan informasi
tentang hubungan mereka.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa defenisi dari mendengarkan ?
2. Bagaimana cara mendengarkan dengan aktif ?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui defenisi dari mendengarkan
2. Untuk mengetahui cara mendengarkan dengan aktif
BAB II

RINGKASAN BAB

MENDENGARKAN

a. Pengertian Mendengarkan

Mendengar adalah salah satu dari panca indera yang memberi kemampuan
untuk merasakan suara dengan mendeteksi getaran di telinga. Selama interaksi,
mungkin dapat mendengar orang lain berbicara, tetapi jika pikiran berada di
tempat lain, tidak benar-benar mendengarkan pesan orang tersebut.

Mendengarkan membutuhkan lebih banyak upaya daripada sekadar


mengandalkan indra pendengaran, dan mungkin terlibat dalam proses
mendengarkan pada tingkat yang lebih besar atau lebih kecil dalam interaksi yang
berbeda. Misalnya, kita mungkin kadang-kadang melamun selama kuliah kelas
sambil memikirkan tugas yang harus dilakukan setelah kelas. Atau mungkin
selama percakapan baru-baru ini dengan ibu, kita hanya memberikan perhatian
asal-asalan pada kritiknya terhadap sahabat.

b. Cara Mendengarkan Dengan Aktif

Mendengarkan secara aktif melibatkan keterlibatan dalam pertukaran ide


dan mengambil langkah-langkah untuk lebih memahami pasangan. Dua teknik
yang dapat digunakan untuk menjadi pendengar yang lebih aktif: mengajukan
pertanyaan dan berempati.

 Mengajukan Pertanyaan

Salah satu cara untuk menjadi pendengar yang aktif adalah dengan
mengajukan pertanyaan. Mengajukan pertanyaan dapat membantu
mengklarifikasi informasi yang tidak kita mengerti. Pertanyaan yang tepat
dan tepat waktu juga menunjukkan kepada mitra interaksi bahwa kita
memperhatikan. Jenis pertanyaan yang tepat juga dapat meningkatkan
komunikasi bagi kedua pasangan dalam suatu interaksi.

 Mengekspresikan Empati

Cara lain untuk menjadi pendengar yang lebih aktif adalah dengan
menyampaikan sikap empati kepada rekan komunikasi. Empati, yaitu
kemampuan untuk memahami dan mengalami sendiri situasi atau perasaan
orang lain, dapat mengubah reaksi secara dramatis terhadap orang lain.
Misalnya, orang-orang mendengarkan seorang wanita dalam kesusahan di
siaran radio dan diminta untuk tetap objektif, membayangkan bagaimana
perasaan wanita itu, atau membayangkan bagaimana perasaan mereka
dalam situasi itu (Batson, Early, & Salvarani, 1997).
BAB III

ANALISIS

Kegiatan mendengarkan tidak jarang dipahami secara samar, bahkan tidak


jarang dianggap sebagai kegiatan pasif dalam proses komunikasi. Menurut Devito
(2013) kegiatan mendengarkan dapat diartikan sebagai suatu proses aktif dari
menerima rangsangan (stimulus) pada telinga (aural). Mendengarkan merupakan
tindakan tidak terjadi begitu saja tanpa kesadaran melainkan harus dengan sengaja
dilakukan. Mendengarkan menuntut energi dan komitmen terutama dalam
komunikasi interpersonal. Oleh karena itu perlu diperjelas dengan membedakan
antara kegiatan mendengar (hearing) dan mendengarkan (listening).

Mendengar merupakan suatu proses fisiologis sementara mendengarkan


menyangkut penerimaan rangsangan. Pengertian menerima di sini menegaskan
bahwa seseorang dalam aktivitas mendengarkan itu berarti menyerap rangsangan
yang diterima lalu kemudian memprosesnya dengan cara tertentu. Setidaknya
selama beberapa waktu, isyarat yang diterima itu ditahan dan mengalami proses.
Sejalan dengan ini Janasz (2009) mengemukakan bahwa untuk memperoleh pesan
yang utuh dari pengirim pesan atau sumber, penerima pesan harus melakukan
kegiatan mendengarkan dengan menggunakan panca indera secara tepat. Karena
itu dalam mendengarkan secara aktif, perlu diperhatikan tiga dimensi yaitu
penginderaan, pengolahan/evaluasi dan memberi respon.

Dalam penginderaan, proses mendengarkan artinya memperhatikan kata-


kata dari isi pesan yang mau disampaikan dan juga sekaligus menerima tanda-
tanda nonverbal seperti bahasa tubuh, ekspresi wajah dan semacamnya. Dalam
dimensi pengolahan/evaluasi proses mendengarkan melibatkan aktivitas mengerti
makna yang disampaikan, menafsirkan makna, mengevaluasi bahasa nonverbal
serta mengingat pesan yang disampaikan. Sementara dimensi respon berarti
pendengar memberi signal verbal dan nonverbal kepada pengirim pesan atas apa
yang telah didengarnya.
Dengan demikian keterampilan mendengarkan bukan merupakan aktivitas
pasif melainkan aktif. Menjadi pendengar yang aktif bukanlah sesuatu yang
mudah untuk dicapai. Namun menjadi pendengar aktif merupakan hal yang sangat
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari dan juga dalam berbagai kepentingan di
pekerjaan.

a. Mendengarkan secara Aktif

Untuk dapat mendengarkan secara aktif dan terlibat langsung dalam proses
komunikasi interpersonal, Devito (2013) menunjuk beberapa hal berikut yang
dapat dilakukan:

 Mendengarkan secara Partisipatif


 Mendengarkan secara Empati
 Mendengarkan tanpa Menilai namun Kritis
 Mendengarkan tanpa Menilai namun Kritis

b. Tantangan Mendengarkan secara Aktif

Ada beberapa tantangan dalam mendengarkan secara aktif. Dengan


mengantisipasi tantangan tersebut, maka komunikasi interpersonal yang berjalan
lancar dapat diciptakan dan menjadi bermakna. Tantangan dalam mendengarkan
secara aktif antara lain: (1) Keterbatasan fisiologis. Mendengarkan secara aktif
membutuhkan energi. Kegiatan mendengarkan yang dilakukan secara terus
menerus dalam waktu yang lama akan membuat konsentrasi dan fokus semakin
berkurang; (2) Latar belakang informasi yang dimiliki masih kurang memadai.
Ketika seseorang kurang memahami latar belakang hal yang dibicarakan, maka
sulit untuk aktif terlibat dalam komunikasi tersebut. Persiapan yang kurang
memadai akan membuat penerima pesan menjadi pasif dan hanya mendengar saja
tanpa memberi feedback yang memadai; (3) Sikap terhadap pembicara. Sikap
sebagai kawan atau lawan bagi pembicara sering membuat kegiatan
mendengarkan secara aktif menjadi bias dan ini berarti tidak bersikap netral dalam
menerima pesan yang disampaikan sumber; (4) Mendengar apa yang diharapkan.
Seringkali terjadi orang terkesan dengan pesan-pesan yang disampaikan
pembicara. Namun pendengar tidak mendengarkan apa yang sebenarnya mau
disampaikan, malah sebaliknya mendengar apa yang diharapkan saja; (5)
Mendengarkan secara setengah-setengah dan terselingi Hanya kata-kata saja yang
didengarkan tanpa memperhatikan konteks pembicaraan itu, ekspresi yang
ditampilkan, tinggi rendahnya suara atau pesan nonverbal lainnya; (6) Gangguan
emosional. Meski dalam komunikasi sangat baik untuk mengekspresikan emosi
namun tidak setiap orang dapat mengerti, mengontrol atau menjelaskan perasaan
yang sesungguhnya; (7) Situasi dan keadaan sekitar. Lingkungan/tempat
berkomunikasi menentukan seseorang dapat atau tidak dapat mendengarkan
secara aktif. Gangguan yang cukup serius dari lingkungan akan membuat
kelancaran komunikasi semakin terhambat.

Memang faktor-faktor ini dapat menjadi tantangan dalam mendengarkan


secara aktif. Karena itu perlu strategi dan persiapan yang cukup sebagai latar
dalam berkomunikasi sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

c. Pentingnya Mendengarkan secara Aktif

Sebenarnya mendengarkan secara aktif dapat memperlihatkan kesan


kepada pembicara atau pengirim pesan bahwa lawan bicaranya benar-benar
terlibat dalam komunikasi tersebut. Selain itu, dengan perhatian penuh kepada
pembicara, pendengar yang aktif dapat lebih fokus pada inti dari pesan yang
disampaikan dan memberi umpan balik berupa tanggapan atau pertanyaan agar
pendengar lebih memahami tentang apa yang dibicarakan. Dengan demikian
komunikasi transaksional telah terjadi.

Umpan balik dalam berbagai bentuk dapat menjadi bagian penting untuk
komunikasi lebih jauh. Dalam mendengarkan secara pasif, komunikasi yang
terjadi hanya ada satu arah. Sementara dalam komunikasi dengan mendengarkan
secara aktif, kedua pihak saling menanggapi baik secara langsung maupun tidak
langsung. Terjadi pertukaran ide atau pesan dengan baik sehingga dapat
meningkatkan relasi yang ada. Dalam mendengarkan secara aktif, terjadi situasi
saling mendukung dan saling pengertian antara pihak-pihak yang terlibat. Di sana
terjadi saling menguatkan dan saling percaya antara pihak-pihak yang
berkomunikasi. Dalam menyampaikan umpan balik setidaknya harus bersifat
segera, jujur, patut dan juga jelas. Sehingga umpan balik tersebut dapat menjadi
signal bagi pengirim pesan untuk menentukan langkah dalam proses komunikasi
selanjutnya.
BAB IV

SIMPULAN

Mendengarkan adalah bagian penting dari komunikasi interpersonal.


Mendengarkan adalah proses aktif menerima pesan dari mitra komunikasi - ini
melibatkan memperhatikan pesan, menafsirkannya, mempertahankan makna,
mengevaluasi informasi, dan menyusun tanggapan. Orang menggunakan berbagai
jenis mendengarkan, tergantung pada apakah suatu situasi mengharuskan mereka
untuk membedakan detail dalam pesan, menghargai pengalaman mendengarkan,
memahami informasi, mengevaluasi fakta atau argumen, atau mengungkapkan
empati dengan perasaan pasangan. Orang mungkin juga memiliki preferensi
umum untuk mendengarkan yang berpusat pada tindakan, berpusat pada konten,
berpusat pada waktu, atau berpusat pada orang. Dengan demikian, mendengarkan
adalah proses aktif yang dapat terungkap dalam berbagai cara dalam percakapan
tertentu.

Mendengarkan aktif melibatkan melakukan tindakan yang meningkatkan


hasil mendengarkan. Saat mengajukan pertanyaan kepada mitra komunikasi,
dapat menyampaikan minat dalam percakapan, membahas titik-titik kebingungan,
dan mendorong mitra untuk memberikan lebih banyak informasi. Dalam
lingkungan pendidikan dan medis, kemampuan untuk mengajukan jenis
pertanyaan yang tepat dapat menjadi pembeda antara belajar dan tidak belajar atau
antara mendapatkan diagnosis yang benar atau salah. Mencoba berempati dengan
perasaan mitra komunikasi juga dapat membantu memahami dari mana asalnya
selama percakapan.
DAFTAR PUSTAKA

Burleson, B. (2011). A constructivist approach to listening. International Journal


of Listening, 25, 27–46.

Cegala, D. J. (1984). Affective and cognitive manifestations of interaction


involvement during unstructured and competitive interactions.
Communication Monographs, 51, 320–338.

Dillard, J. P., Solomon, D. H., & Palmer, M. T. (1999). Structuring the concept of
relational communication. Communication Monographs, 66, 49–65.

Dillard, J. P., Solomon, D. H., & Samp, J. A. (1996). Framing social reality: Of
relevance of relational judgments. Communication Research, 23, 702–723.

Edwards, R. (2011). Listening and message interpretation. International Journal of


Listening, 25, 47–65.

Anda mungkin juga menyukai