Anda di halaman 1dari 10

Implementasi Restorative Justice dan Mediasi Penal dalam Penyelesaian

Perkara Pidana Menurut UU No 1 Tahun 2023


(Nama)
(Email)

Abstrak

Penyelesaian perkara pidana merupakan tugas penting bagi aparat penegak hukum dan UU No 1
Tahun 2023 memberikan dasar hukum bagi pelaksanaan restorative justice dan mediasi penal
sebagai alternatif penyelesaian perkara pidana. Restorative justice bertujuan untuk
mengembalikan keseimbangan antara korban, pelaku, dan masyarakat, sedangkan mediasi penal
bertujuan untuk mencapai kesepakatan antara pelaku dan korban. Dalam pelaksanaannya,
restorative justice dan mediasi penal diatur dalam pedoman pemidanaan yang terdapat dalam UU
No 1 Tahun 2023. Implementasi restorative justice dan mediasi penal dalam penyelesaian
perkara pidana menurut UU No 1 Tahun 2023 memiliki potensi untuk memberikan hasil yang
lebih positif dibandingkan dengan penyelesaian melalui persidangan. Aparat penegak hukum
diharapkan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip restorative justice dan mediasi penal
dengan baik sesuai pedoman pemidanaan dalam UU No 1 Tahun 2023.

Kata Kunci : UU No 1 Tahun 2023; Restorative justice, Mediasi Penal.

Abstract

Settlement of criminal cases is an important task for law enforcement officials and Law No. 1 of
2023 provides a legal basis for the implementation of restorative justice and penal mediation as
an alternative to settling criminal cases. Restorative justice aims to restore balance between
victims, perpetrators, and society, while penal mediation aims to reach an agreement between
perpetrators and victims. In its implementation, restorative justice and penal mediation are
regulated in the sentencing guidelines contained in Law No. 1 of 2023. The implementation of
restorative justice and mediation penal in the settlement of criminal cases according to Law No.
1 of 2023 has the potential to provide more positive results compared to settlement through trials
. Law enforcement officials are expected to understand and apply the principles of restorative
justice and penal mediation properly according to the sentencing guidelines in Law No. 1 of
2023.

Keywords: Law No. 1 of 2023; Restorative justice, Penal Mediation.


PENDAHULUAN Di Indonesia, kasus-kasus pidana seringkali
memakan waktu yang lama dalam proses
Pada tahun 2023, Indonesia mengeluarkan penyelesaiannya, sehingga korban dan
undang-undang baru tentang penyelesaian pelaku harus menunggu lama untuk
perkara pidana yang mengatur tentang mendapatkan kepastian hukum. Selain itu,
penerapan restorative justice dan mediasi proses peradilan pidana juga seringkali
penal sebagai alternatif dari proses hukum diwarnai oleh konflik antara korban dan
konvensional dalam menyelesaikan perkara pelaku, yang berpotensi memperkeruh
pidana. situasi.
Restorative justice adalah pendekatan yang Untuk mengatasi masalah tersebut, pada
berfokus pada pemulihan kerugian yang tahun 2023 Indonesia mengeluarkan
dialami oleh korban dan memperbaiki undang-undang baru tentang penyelesaian
hubungan antara korban dan pelaku, perkara pidana yang mengatur tentang
sedangkan mediasi penal adalah suatu penerapan restorative justice dan mediasi
proses penyelesaian sengketa yang penal sebagai alternatif dari proses hukum
melibatkan mediator sebagai pihak netral konvensional dalam menyelesaikan perkara
yang membantu korban dan pelaku pidana.
mencapai kesepakatan damai.
Penerapan restorative justice dan mediasi
Dalam konteks penyelesaian perkara pidana, penal diharapkan dapat memberikan solusi
restorative justice dan mediasi penal dapat yang lebih efektif dalam menyelesaikan
diaplikasikan untuk menghindari terjadinya perkara pidana, karena kedua pendekatan ini
konflik yang lebih besar antara korban dan berfokus pada pemulihan kerugian yang
pelaku serta mempercepat proses dialami oleh korban dan memperbaiki
penyelesaian perkara. Selain itu, pendekatan hubungan antara korban dan pelaku, serta
ini juga dapat memberikan keadilan yang mempercepat proses penyelesaian perkara.
lebih holistik dan berkesinambungan bagi Selain itu, pendekatan ini juga diharapkan
semua pihak yang terlibat dalam perkara1. dapat memberikan keadilan yang lebih
Pada sistem peradilan pidana konvensional, holistik dan berkesinambungan bagi semua
penyelesaian perkara pidana dilakukan pihak yang terlibat dalam perkara.
melalui proses peradilan yang berfokus pada Namun, meskipun restorative justice dan
pembuktian kesalahan pelaku dan mediasi penal sudah diterapkan di beberapa
memberikan hukuman yang sesuai. Namun, negara dan terbukti efektif, penerapan kedua
pendekatan ini seringkali tidak pendekatan ini masih menghadapi berbagai
mempertimbangkan kebutuhan korban dan tantangan dalam konteks Indonesia.
tidak memberikan jaminan pemulihan Beberapa tantangan tersebut antara lain
kerugian yang diderita oleh korban. adalah minimnya pemahaman masyarakat
dan praktisi hukum tentang restorative
justice dan mediasi penal, serta perluasan
1
Fernando, Z. J. (2020).
wewenang mediator dalam menyelesaikan positif dalam memperbaiki sistem peradilan
perkara pidana2. pidana di Indonesia.

Oleh karena itu, perlu adanya kajian Berdasarkan latar belakang yang telah
mendalam dan upaya-upaya yang terencana diuraikan, dapat dirumuskan beberapa
dalam memastikan bahwa penerapan masalah yang akan dibahas dalam artikel ini,
restorative justice dan mediasi penal dapat antara lain:
berjalan dengan efektif dan efisien di
Indonesia. Dalam artikel ini, akan dibahas 1. Apa yang dimaksud dengan
mengenai implementasi restorative justice restorative justice dan mediasi penal
dan mediasi penal dalam penyelesaian dalam konteks penyelesaian perkara
perkara pidana menurut UU No 1 Tahun pidana menurut UU No 1 Tahun
2023, serta keuntungan dan tantangan dalam 2023?
penerapan kedua pendekatan tersebut. 2. Bagaimana implementasi restorative
justice dan mediasi penal dalam
Artikel ini akan membahas mengenai penyelesaian perkara pidana di
implementasi restorative justice dan mediasi Indonesia menurut UU No 1 Tahun
penal dalam penyelesaian perkara pidana 2023?
menurut UU No 1 Tahun 2023. Melalui 3. Apa saja keuntungan dan tantangan
artikel ini, pembaca akan memahami secara dalam penerapan restorative justice
lebih mendalam mengenai pengertian, dan mediasi penal dalam
prinsip, dan proses restorative justice dan penyelesaian perkara pidana menurut
mediasi penal, serta penerapan kedua UU No 1 Tahun 2023?
pendekatan tersebut dalam penyelesaian 4. Bagaimana upaya yang perlu
perkara pidana. dilakukan untuk memastikan
penerapan restorative justice dan
Selain itu, artikel ini juga akan membahas mediasi penal dapat berjalan dengan
mengenai keuntungan dan tantangan dalam efektif dan efisien di Indonesia?
implementasi restorative justice dan mediasi
penal, serta bagaimana upaya-upaya yang Berdasarkan rumusan masalah yang telah
perlu dilakukan untuk memastikan bahwa diuraikan, dapat dirumuskan beberapa
kedua pendekatan ini dapat berjalan dengan tujuan dalam artikel ini, antara lain:
efektif dan efisien.
1. Untuk mengetahui apa yang
Dengan membahas topik yang penting dan dimaksud dengan restorative justice
aktual ini, diharapkan artikel ini dapat dan mediasi penal dalam konteks
memberikan pemahaman yang lebih baik penyelesaian perkara pidana menurut
mengenai restorative justice dan mediasi UU No 1 Tahun 2023
penal sebagai alternatif dalam penyelesaian 2. Untuk mengetahui implementasi
perkara pidana dan memberikan kontribusi restorative justice dan mediasi penal
dalam penyelesaian perkara pidana
2
Iswara, I. M. A. M. (2013).
di Indonesia menurut UU No 1 Mediasi penal adalah proses penyelesaian
Tahun 2023 sengketa antara korban dan pelaku yang
3. Untuk mengetahui keuntungan dan diawasi oleh mediator yang netral dan
tantangan dalam penerapan independen. Tujuan dari mediasi penal
restorative justice dan mediasi penal adalah untuk mencapai kesepakatan yang
dalam penyelesaian perkara pidana saling menguntungkan bagi korban dan
menurut UU No 1 Tahun 2023 pelaku, serta memperbaiki hubungan antara
4. Untuk mengetahui upaya yang perlu keduanya. Mediator akan membantu
dilakukan untuk memastikan memfasilitasi komunikasi antara korban dan
penerapan restorative justice dan pelaku, serta mencari solusi yang
mediasi penal dapat berjalan dengan menguntungkan bagi kedua belah pihak.
efektif dan efisien di Indonesia
UU No 1 Tahun 2023 juga menegaskan
prinsip-prinsip hukum pidana yang
LANDASAN TEORI berkeadilan dan menghormati hak asasi
manusia, termasuk hak korban dalam
UU No 1 Tahun 2023 tentang Penyelesaian mendapatkan pemulihan dan perlindungan
Perkara Pidana merupakan undang-undang dari kekerasan. UU ini juga memberikan
baru yang mengatur tentang tata cara wewenang kepada mediator dalam
penyelesaian perkara pidana di Indonesia. menyelesaikan perkara pidana yang sifatnya
UU ini menyediakan kerangka hukum yang ringan, seperti pelanggaran.
jelas dan komprehensif untuk mengatur
proses penyelesaian perkara pidana yang Dengan adanya UU No 1 Tahun 2023,
berbasis pada prinsip-prinsip restorative diharapkan penyelesaian perkara pidana di
justice dan mediasi penal. Indonesia dapat lebih mengedepankan
prinsip restorative justice dan mediasi penal,
Restorative justice adalah pendekatan sehingga dapat memberikan keadilan yang
alternatif dalam penyelesaian perkara pidana lebih holistik dan berkesinambungan bagi
yang berfokus pada pemulihan korban dan semua pihak yang terlibat.
perbaikan hubungan antara korban dan
pelaku. Pendekatan ini menekankan pada
pengakuan oleh pelaku terhadap kesalahan
yang telah dilakukannya dan kewajiban METODE PENELITIAN
untuk memperbaiki kerusakan yang Penelitian ini menggunakan pendekatan
ditimbulkan. Restorative justice juga kualitatif dengan teknik pengumpulan data
berusaha untuk memperbaiki hubungan melalui studi pustaka dan wawancara
sosial yang rusak akibat tindakan kriminal dengan narasumber terkait. Analisis data
dan mencegah terjadinya tindakan kriminal dilakukan melalui reduksi data, penyajian
di masa depan3. data, dan penarikan kesimpulan.

3
Dyah Ambarwati, M., & Purwanto, R. (2023).
HASIL DAN PEMBAHASAN memperhatikan kepentingan dan
kesejahteraan korban dan pelaku. Dalam UU
Restorative Justice Dan Mediasi Penal No 1 Tahun 2023, restorative justice dan
Dalam Konteks Penyelesaian Perkara mediasi penal menjadi salah satu alternatif
Pidana Menurut UU No 1 Tahun 2023 penyelesaian perkara pidana, terutama
Restorative justice dan mediasi penal dalam kasus-kasus yang sifatnya ringan atau
merupakan pendekatan alternatif dalam jika ada kesepakatan antara korban dan
penyelesaian perkara pidana yang pelaku untuk menyelesaikan perkara secara
ditekankan dalam UU No 1 Tahun 2023 damai4.
tentang Penyelesaian Perkara Pidana. Implementasi Restorative Justice Dan
Restorative justice adalah pendekatan yang Mediasi Penal Dalam UU No 1 Tahun
berfokus pada pemulihan korban dan 2023
perbaikan hubungan antara korban dan Implementasi restorative justice dan mediasi
pelaku, serta memperbaiki hubungan sosial penal dalam penyelesaian perkara pidana di
yang rusak akibat tindakan kriminal. Indonesia mengacu pada UU No 1 Tahun
Pendekatan ini menekankan pada pengakuan 2023 tentang Penyelesaian Perkara Pidana.
oleh pelaku terhadap kesalahan yang telah Dalam UU tersebut, restorative justice dan
dilakukannya dan kewajiban untuk mediasi penal menjadi salah satu alternatif
memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan. penyelesaian perkara pidana.
Restorative justice berusaha untuk
memperbaiki hubungan antara korban dan Dalam implementasi restorative justice,
pelaku, dan mencegah terjadinya tindakan terdapat beberapa tahapan yang harus
kriminal di masa depan. dilakukan, di antaranya adalah5:

Sementara itu, mediasi penal adalah proses 1. Pertemuan antara korban dan pelaku,
penyelesaian sengketa antara korban dan di mana pelaku mengakui kesalahan
pelaku yang diawasi oleh mediator yang yang telah dilakukan dan bersedia
netral dan independen. Tujuan dari mediasi memperbaiki kerusakan yang
penal adalah untuk mencapai kesepakatan ditimbulkan.
yang saling menguntungkan bagi korban dan 2. Pertemuan antara korban, pelaku,
pelaku, serta memperbaiki hubungan antara dan pihak-pihak terkait lainnya,
keduanya. Mediator akan membantu seperti keluarga, masyarakat, dan
memfasilitasi komunikasi antara korban dan perwakilan keamanan, untuk
pelaku, serta mencari solusi yang membahas cara mengatasi kerusakan
menguntungkan bagi kedua belah pihak. yang telah ditimbulkan dan
memperbaiki hubungan antara
Dalam konteks penyelesaian perkara pidana, korban dan pelaku.
restorative justice dan mediasi penal dapat
digunakan untuk menyelesaikan perkara 4
Adrian Nugraha, Muhammad Syaifuddin, Febrian,
secara damai dan menyeluruh, dengan Dan Ade Uswatun Hasanah. 2017
5
Sukma, D. (2023).
3. Pemulihan dan perbaikan hubungan Keuntungan Dan Tantangan Dalam
antara korban dan pelaku. Penerapan Restorative Justice Dan
Mediasi Penal
Dalam implementasi mediasi penal, terdapat
beberapa tahapan yang harus dilakukan, di Penerapan restorative justice dan mediasi
antaranya adalah6: penal dalam penyelesaian perkara pidana
menurut UU No 1 Tahun 2023 memiliki
1. Pertemuan antara korban dan pelaku keuntungan dan tantangan yang perlu
dengan mediator yang netral dan dipertimbangkan. Berikut ini adalah
independen. beberapa keuntungan dan tantangan dalam
2. Mediator memfasilitasi komunikasi penerapan restorative justice dan mediasi
antara korban dan pelaku, serta penal dalam penyelesaian perkara pidana
mencari solusi yang menguntungkan menurut UU No 1 Tahun 20237:
bagi kedua belah pihak.
3. Jika tercapai kesepakatan, maka Keuntungan:
dibuatlah perjanjian mediasi yang
ditandatangani oleh korban, pelaku, 1. Memberikan solusi yang lebih cepat
dan mediator. dan efektif dalam penyelesaian
perkara pidana.
Implementasi restorative justice dan mediasi 2. Meningkatkan partisipasi masyarakat
penal dalam penyelesaian perkara pidana di dalam penyelesaian perkara pidana.
Indonesia harus memperhatikan prinsip 3. Meningkatkan kesadaran dan
keadilan dan kepastian hukum. Dalam hal tanggung jawab sosial pelaku
ini, UU No 1 Tahun 2023 memberikan kejahatan terhadap korban dan
jaminan bahwa penyelesaian perkara pidana masyarakat.
melalui restorative justice dan mediasi penal 4. Mengurangi beban kerja pengadilan
tidak boleh merugikan hak korban dan dan sistem peradilan pidana.
kepentingan masyarakat. Selain itu, UU
tersebut juga memberikan kewenangan Tantangan:
kepada hakim untuk menolak penyelesaian 1. Perlu adanya pemahaman yang baik
perkara pidana melalui restorative justice dari masyarakat tentang konsep
dan mediasi penal jika dianggap tidak restorative justice dan mediasi penal
memenuhi syarat dan ketentuan yang dalam penyelesaian perkara pidana.
ditetapkan. 2. Perlu memastikan bahwa proses
restorative justice dan mediasi penal
dilakukan dengan netral dan adil.
3. Perlu adanya keterlibatan dan
dukungan yang kuat dari lembaga-

7
Maharidiawan Putra, “Hukum Dan Perubahan
6
Glery Lazuardi, “Pendekatan Restorative Justice Sosial: Tinjauan Terhadap Modernisasi Dari Aspek
Dalam Tindak Pelaku Penyebaran Hoaks”, Kemajuan Teknologi”
lembaga terkait, seperti kepolisian, keterampilan, dan kapasitas yang
jaksa, dan pengadilan. diperlukan untuk melakukan
4. Perlu memastikan bahwa hak-hak pekerjaan mereka secara efektif.
korban terjamin dan tidak terabaikan 2. Pembentukan regulasi dan pedoman
dalam proses restorative justice dan yang jelas dan tegas mengenai
mediasi penal. penggunaan restorative justice dan
mediasi penal dalam penyelesaian
Dalam implementasi restorative justice dan perkara pidana. Regulasi dan
mediasi penal dalam penyelesaian perkara pedoman tersebut harus menjelaskan
pidana menurut UU No 1 Tahun 2023, perlu kriteria, persyaratan, dan prosedur
diperhatikan bahwa kedua konsep tersebut yang harus diikuti dalam penerapan
bukanlah pengganti dari sistem peradilan restorative justice dan mediasi penal
pidana yang ada. Restorative justice dan agar dapat diaplikasikan secara
mediasi penal hanyalah menjadi alternatif konsisten dan adil.
dalam penyelesaian perkara pidana yang 3. Pendidikan dan sosialisasi kepada
dapat digunakan jika memenuhi syarat dan masyarakat tentang konsep
ketentuan yang ditetapkan8. restorative justice dan mediasi penal
dalam penyelesaian perkara pidana,
sehingga masyarakat dapat
Upaya Untuk Memastikan Penerapan memahami cara kerja sistem ini dan
Restorative Justice Dan Mediasi Penal melibatkan diri secara aktif dalam
Berjalan Dengan Efektif prosesnya.
4. Pembentukan dan penguatan
Untuk memastikan penerapan restorative
lembaga dan sistem pendukung,
justice dan mediasi penal dapat berjalan
seperti pusat mediasi, pusat layanan
dengan efektif dan efisien di Indonesia,
korban, dan sistem informasi
diperlukan beberapa upaya sebagai berikut9:
elektronik untuk mendukung
1. Pelatihan dan pengembangan sumber penerapan restorative justice dan
daya manusia (SDM) yang terlibat mediasi penal.
dalam penyelesaian perkara pidana 5. Evaluasi dan pemantauan terus-
dengan restorative justice dan menerus terhadap penerapan
mediasi penal, termasuk para restorative justice dan mediasi penal,
mediator, facilitator, dan para termasuk evaluasi terhadap kualitas
profesional hukum yang terlibat dan hasil dari proses tersebut. Hal ini
dalam proses tersebut. Pelatihan dan penting untuk memastikan bahwa
pengembangan SDM dapat restorative justice dan mediasi penal
membantu memastikan bahwa para diimplementasikan secara konsisten
pelaku memiliki pengetahuan, dan adil, dan juga memungkinkan
8
adanya peningkatan dan
Sari, Puti Langgo And Yuningsih,
Henny And Nurillah, Isma (2023)  pengembangan lebih lanjut dalam
9
Nugroho, A. S., & Nadzir, M. (2023). sistem ini.
Dalam rangka memastikan efektivitas dan Dengan adanya upaya-upaya tersebut,
efisiensi dari penerapan restorative justice diharapkan penerapan restorative justice dan
dan mediasi penal dalam penyelesaian mediasi penal dapat berjalan dengan efektif
perkara pidana di Indonesia, penting juga dan efisien di Indonesia, sehingga dapat
untuk memperhatikan aspek-aspek hak asasi membantu menciptakan sistem peradilan
manusia, keadilan, dan ketidakberpihakan pidana yang lebih adil, transparan, dan
dalam proses tersebut. Hal ini dapat berpihak kepada kepentingan masyarakat.
membantu memastikan bahwa restorative
justice dan mediasi penal diimplementasikan
dengan cara yang adil dan tidak SARAN
diskriminatif terhadap siapapun10.
Berdasarkan pembahasan di atas, ada
beberapa saran yang dapat diberikan untuk
KESIMPULAN memperkuat implementasi restorative justice
dan mediasi penal dalam penyelesaian
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat perkara pidana menurut UU No 1 Tahun
disimpulkan bahwa implementasi restorative 2023 di Indonesia, antara lain:
justice dan mediasi penal dalam
penyelesaian perkara pidana menurut UU 1. Meningkatkan pemahaman dan
No 1 Tahun 2023 memiliki potensi untuk kesadaran masyarakat tentang
memberikan manfaat yang signifikan dalam restorative justice dan mediasi penal,
penyelesaian perkara pidana di Indonesia. serta keuntungan dan risiko dari
Restorative justice dan mediasi penal dapat sistem ini.
membantu meningkatkan efektivitas dan 2. Meningkatkan ketersediaan dan
efisiensi dari sistem peradilan pidana, serta kualitas pelatihan dan
memperbaiki hubungan antara korban, pengembangan SDM untuk para
pelaku, dan masyarakat. profesional hukum dan mediator,
sehingga mereka dapat
Namun, implementasi restorative justice dan mengimplementasikan sistem ini
mediasi penal juga menghadapi beberapa dengan efektif dan efisien.
tantangan, seperti kurangnya kesadaran 3. Membentuk regulasi dan pedoman
masyarakat dan profesional hukum tentang yang jelas mengenai restorative
sistem ini, serta risiko terhadap aspek justice dan mediasi penal, termasuk
keadilan dan hak asasi manusia. Oleh karena prosedur dan standar yang harus
itu, diperlukan upaya yang terus-menerus diikuti dalam proses penyelesaian
untuk memperkuat sistem ini, melalui perkara pidana menggunakan sistem
pelatihan dan pengembangan SDM, ini.
pembentukan regulasi dan pedoman yang 4. Mengadakan sosialisasi yang terus-
jelas, sosialisasi kepada masyarakat, dan menerus kepada masyarakat,
evaluasi yang terus-menerus. termasuk korban, pelaku, dan
10
keluarga mereka, mengenai sistem
Adimas , Bramntyo (2023) 
restorative justice dan mediasi penal, Adrian Nugraha, Muhammad Syaifuddin,
serta mengenai hak-hak mereka Febrian, Dan Ade Uswatun Hasanah.
dalam proses penyelesaian perkara 2017. “Mediation As An Alternative
pidana. Settlement On Oil Palm Plantation
5. Melakukan evaluasi yang terus- Dispute: A Lesson From Oil Palm
menerus terhadap implementasi Plantation Mediation In Sidomulyo
sistem restorative justice dan mediasi Village, Ogan Komering Ilir District,
penal, untuk memperbaiki dan South Sumatera Province,” Dinamika
memperkuat sistem ini sehingga Hukum 17(1).
dapat memberikan manfaat yang
optimal bagi masyarakat dan korban. Ningsih, Pera Ayu And Ikhsan, Rd
6. Meningkatkan kerja sama antara Muhammad And Nurillah,
lembaga penegak hukum, mediator, Isma (2023) Mekanisme
dan masyarakat dalam mendorong Penanggulangan Tindak Pidana
implementasi restorative justice dan Penganiayaan Melalui Rumah
mediasi penal sebagai alternatif Restorative Justice Di Kejaksaan
dalam penyelesaian perkara pidana Negeri Ogan Komering
di Indonesia. Ilir. Undergraduate Thesis, Sriwijaya
University.
DAFTAR PUSTAKA
Sukma, D. (2023). Penerapan Konsep
Fernando, Z. J. (2020). Pentingnya Restorative Justice Dalam Penanganan
Restorative Justice Dalam Konsep Ius Kasus Penyebaran Berita Bohong
Constituendum. Al-Imarah: 253. Jurnal (Hoaks) Untuk Pencemaran Nama
Pemerintahan Dan Politik Islam, 5(2). Baik Di Media Sosial. Jurnal Inovasi
Penelitian, 3(9), 7787-7800.
Iswara, I. M. A. M. (2013). Mediasi Penal Https://Doi.Org/10.47492/Jip.V3i9.25
Penerapan Nilai-Nilai Restorative 28
Justice Dalam Penyelesaian Tindak
Pidana Adat Di Bali. Fakultas Hukum Glery Lazuardi, “Pendekatan Restorative
Universitas Indonesia. Justice Dalam Tindak Pelaku
Penyebaran Hoaks”, Jurnal Kertha
Dyah Ambarwati, M., & Purwanto, R. Semaya, Vol. 8. No. 9. Hlm. 1301-
(2023). Penerapan Mediasi Penal 1312, 2020.
Dalam Penyelesaian Tindak Pidana
Lalu Lintas. Fortiori Law Maharidiawan Putra, “Hukum Dan
Journal, 3(01), 113-144. Retrieved Perubahan Sosial: Tinjauan Terhadap
From Modernisasi Dari Aspek Kemajuan
Https://Jurnal.Ucy.Ac.Id/Index.Php/Flj Teknologi”, Jurnal Morality, Vol. 4.
/Article/View/1618 No. 1, Hal. 47-59, 2018.
Saepul Rochman, Haerul Akmal Dan Yaffi Bpn.Ac.Id/Index.Php/Jurnaldefacto/
Jananta Andriansyah, “Pencemaran Article/View/137
Nama Baik Melalui Media Sosial:
Perbandingan Hukum Pidana Positif Adimas , Bramntyo (2023) Peran Kepala
Dan Islam”, Diktum: Jurnal Syariah Desa Hajimena Dalam Penyelesaian
Dan Hukum, Vol. 19, No. 1, Hal. 32- Sengketa Pidana Di Kampung
42, 2021. Restoratif Justice. Fakultas Hukum,
Universitas Lampung.
Nugroho, A. S., & Nadzir, M. (2023).
Penerapan Restorative Justice Dalam Sari, Puti Langgo And Yuningsih,
Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Henny And Nurillah,
Kecelakaan Lalu Lintas Yang Isma (2023) Peranan Tim Asesmen
Dilakukan Oleh Anak Di Wilayah Terpadu Dalam Upaya Restorative
Hukum Kepolisian Resort Justice Pada Tindak Pidana Narkotika
Paser. Journal De Facto, 9(2), 60-73. Di Badan Narkotika Nasional Provinsi
Retrieved From Sumatera Selatan. Undergraduate
Http://Jurnal.Pascasarjana.Uniba- Thesis, Sriwijaya University.

Anda mungkin juga menyukai