Lintas Yang Berorientasi Pada bahan hukum primer, sekunder dan tersier.
Hasil penelitian menunjukan
Restorative Justice bahwa dalam penyelesaian perkara
Oleh: Aprison Haga pelanggaran lalu lintas yang terjadi
wilayah hukum Polres Sabu Raijua, maka
aprisonhaga@gmail.com
jalan yang terbaik adalah dengan
ABSTRAK menerapkan penyelesaian restorative
justice (keadilan restoratif) yaitu
Aprison Haga, Penyelesain mempertemukan antara pelaku dan korban,
Kasus Kecelakaan Lalu Lintas Yang dan pihak keluarga untuk menyelesaikan
Berorientasi pada Restorative Justice, perselisihan dengan disaksikan oleh pihak
Ditinjau Dari Surat Edaran Kapolri Polsek Sabu Barat. Dan Penyidik
Nomor 8 Tahun 2018, (Studi Kasus Di pertimbangkan perlunya pendekatan
Wilayah Hukum Polres Sabu Raijua), di restorative justice dalam kasus kecelakaan
bimbing oleh Nikolas Manu dan Deddy lalu lintas yang saling menghormati antara
R. CH. Manafe. Undana, Fakultas korban dan pelaku agar tidak terjadi
Hukum Bagian Pidana. perselisihan yang terjadi di kemudian hari.
Penerapan restorative justice atau Dalam kasus ini penulis
keadilan restoratif pada kasus kecelakaan menyarankan kepada penyidik Polsek
lalu lintas dalam perkara pidana di Resor Sabu Barat dapat meningkatkan
Sabu Barat sudah dilaksanakan tetapi pengetahuan dan pemahaman terhadapa
menemui berbagai hambatan. Kasus yang ketentuan peraturan perundang-undangan
telah mediasi menggunakan pendekatan yang berlaku tentang penerapan keadilan
restorative justice periode 1 Januari 2018 restoratif dalam kasus kecelakaan lalu
sampai dengan 31 Desember 2018 tercatat lintas (tabrakan) dan penanggulangan
sebanyak 18 kasus yang telah di mediasi. perkara kasus kecelakaan lalu lintas di
Hambatan penerapan restorative justice wilayah hukum Polres Sabu Raijua, juga
yang di tinjau dari Surat Edaran Kapolri dapat dilakukan di lingkungan masyarakat
No. 8 tahun 2018 tentang penerapan baik di desa-desa atau kelurahan dan
restorative justice dalam perkara pidana sekolah-sekolah tingkat SMA.
Resor Sabu Raijua. Kata Kunci: Penyelesain, Kasus
Penelitian ini bertujuan untuk kecelakaan lalu lintas, Rsetorative Justice
mengetahui menganalisis penyelesaian
kasus kecelakaan lalu lintas dengan
pendekatan restorative justice dan apa
faktor penghambat penerapan restorative
justice dalam kasus kecelakaan lalu lintas
yang terjadi di wilayah hukum Polres Sabu
Raijua. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode
Empiris artinya bahwa dalam menganalisis
permasalahn dilakukan dengan cara
memadukan bahan-bahan hukum (yang
merupakan data sekunder) dengan data
primer yang diperoleh di lapangan. Sunber
ABSTRACT restorative justice approach in traffic
Aprison Haga, Resolving Traffic accident cases that respects each other
Accident Cases Oriented to Restorative between victims and perpetrators so that
Justice, Judging from the Chief of Police's disputes do not occur in the future.
Circular Letter Number 8 of 2018, (Case Keywords: Settlement, traffic accident
Study in the Legal Area of the Sabu Raijua cases, restorative justice
Police), supervised by Nikolas Manu and
Deddy R. CH. Manafe. Undana, Faculty
of Law Criminal Section.
The application of restorative
justice in traffic accident cases in criminal
cases at the West Sabu Resort has been
implemented but encountered various
obstacles. Cases that had been mediated
using a restorative justice approach for
the period January 1 2018 to December 31
2018 recorded 18 cases that had been
mediated. Obstacles to the application of
restorative justice in terms of the Chief of
Police Circular Letter No. 8 of 2018
concerning the application of restorative
justice in criminal cases at the Sabu
Raijua Resort.
This study aims to analyze the
settlement of traffic accident cases with a
restorative justice approach and what are
the inhibiting factors for the application of
restorative justice in traffic accident cases
that occurred in the jurisdiction of the
Sabu Raijua Police. The research method
used in this study is an empirical method,
meaning that in analyzing the problem, it
is done by combining legal materials
(which are secondary data) with primary
data obtained in the field. Sources and
legal materials used are primary,
secondary and tertiary legal materials.
The results of the study show that
in resolving traffic violation cases that
occur under the jurisdiction of the Sabu
Raijua Police, the best way is to apply
restorative justice, namely bringing
together perpetrators and victims, and
families to resolve disputes witnessed by
the Polsek West Sabbath. And
investigators consider the need for a
Pendahuluan penal merupakan dimensi baru dikaji dari
suatu bentuk model pendekatan baru dimensi praktik maka mediasi penal akan
restoratif) ini sebenarnya telah digunakan dimana semakain hari terjadi peningkatan
pendekatan kepada pelaku, korban dan bentuk maupun variasinya yang masuk ke
kasus hukum yang terjadi diantara mereka. dalam memeriksa dan memutuskan
hukum baru yang merupakan gabungan cepatdan biaya ringan” tanpa harus
dari teori pemidanaan yang ada, perdamain mengorbankan pencapain tujuan peradilan
antara korban dan pelaku atau pihak yang yaitu kepastian hukum, kemanfaatan dan
dimaksud bertujuan agar keadaan yang harus diajukan dan selesaikan dimuka
antara korban dan pelaku kembali menjadi melalui pola mediasi penal. Pada polarisasi
1
dengan tempat terjadinya
Kepastian Hukum, penjelasan Pasal 76 KUHP,
Pasal 7 ayat (1) Undang-undang Nomor 11 Tahun
2012 Sistem Peradiala Pidana Anak, Pasal 15 ayat peristiwa pidana;
(2) Undang Nomor 42 tahun 1999 tentang Jaminan
Fidusia, Pasal 51 ayat (7) Undang-undang Nomor
21 Tahun 2001 tentang otonomi Khusus Provinsi
Papua.
Keunggulan utama suatu tahun 1981 tentang Hukum Acara
keputusan yang dibangu oleh para pihak penyelidikan dan penyidikan yang
serta kode Etik profesi Kepolisian hukum positif terlebih dahulu yang
4) Pasal 22 ayat (2) huruf b dan c konsep restorative justice dalam praktik
sosial dan keadilan masyarakat yang rusak sementara pelaku didorong untuk
maupun tidak) dari kejehatan yang terjadi meminta maaf, mengembalikan kerugian
dengan mekanisme formal yang berlaku, korban maupun pelaku dan berfokus pada
melainkan ditandai dengan proses yang kebutuhan mereka secara pribadi. Selain
online, dikatakan bahwa restorative justice datang. Hal ini didasarkan pada sebuah
(atau sering juga disebut "reparative teori keadilan yang menganggap kejahatan
justice") atau secara istilah dalam bahasa dan pelanggaran merupakan pelanggaran
3
Afthonul Afif, Pemaafan, Rekonsiliasi & kepuasan korban dan akuntabihtas pelaku.
Restorative Justice; Diskursus Perihal
Pelanggaran Dimasa Lalu Dan Upaya-Upaya
Melampauinya, Pustaka Pelajar Yogyakarta, 2015,
hlm. 328-329.
Restorative justice atau keadilan pertanggungjawaban pelaku tindak pidana.
tindak pidana dengan melibatakan pelaku, mata bertujuan menghukum atau meminta
pidana dengan penekanan pada pemulihan penyebab utama terjadinya kecelakaan lalu
Berdasarkan definisi tersebut dapat atas orang lain sehinggah orang lain
justice merupakan desain peradilan pidana penyebab lain adalah mau untung
jenis data yang terdiri dari dua jenis data. korban dalam proses mediasi dilihat dari
Yang pertama data primer yang di dapat kerugian yang cukup banyak. Namun
langsung dari responden. Data yang berbeda untuk Provinsi Nusa Tenggara
diperoleh secara langsung dari penelitian Timur khususnya kabupaten Sabu Raijua
lapangan (field research) berupa hasil karena adanya Surat Edaran Kapolri
keluarga pelaku serta pihak yang berada di partisipasi bersama antara pelaku, korban,
Polsek Sabu Barat. Dan yang kedua data dan kelompok masyarakat untuk
sekunder diperoleh melalui mencatat data- menyelesaikan suatu peristiwa atau tindak
data yang ada dilokasi penelitian, buku- pidana. Menempatkan pelaku, korban, dan
internet, serta literatur ilmiah lain yang bekerja sama dan langsung berusaha
dilakukan penulis terlihat bahwa dalam kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Sabu
penyelesaiyan kasus kecelakaan lalu lintas Raijua dengan adanya Surat Edaran
terjadi di Wilayah hukum Polres Sabu pelaku yaitu keluarga yang kurang
pelaku dan korban tindak pidana perkara sesuai asas peradilan “sederhana,
kecelakaan lalu lintas (tabrakan) melalui cepat dan biaya ringan” tanpa harus
pelaku tindak pidana baik secara sengaja bersama para pihak (keluarga pelaku dan
lalu lintas (tabrakan) khususnya kendaraan nilai teori pemidanaan yang terdapat dalam
roda dua atau sepeda motor di Kabupaten teori pemidanaan retributif, deterrence,
telapak tangan, tapi dengan adanya Surat memfokuskan pada pemulihan pelaku
perkara pidana. Oleh karena itu keadilan itulah yang saat ini dijadikan landasan
restoratif sangatlah mempermudah dalam hukum dan pedoman bagi penyelidik dan
dalam hal ini kasus kecelakaan lalu lintas penyelidikan/penyidikan, termasuk sebagai
hukum polres Sabu Raijua yang di tangani penyelidikan dan penyidikan tindak pidana
oleh penyidik Polsek Sabu Barat demi mewujudkan kepentingan umum dan
(restorative justice) di lingkungan Polri. sepeda motor jenis Honda Supra-X dengan
pelaksanaan Surat Edaran Kapolri Nomor dikendarai oleh korban, Anavia Dolorosa
8 tahun 2018 tentang Penerapan Wadu Doko (50 tahun) bergerak kearah
Restorative Justice dalam Perkara Pidana Seba dan sampai ke TKP dari arah
di Kepolisian Resort Sabu Barat sudah berlawanan, sepeda motor jenis Yamah
penulis peroleh di Polsek Sabu Barat Djian Adibu Hau Wele (16 tahun) depan
Januari 2018 sampai dengan 31 Desember untuk pertolongan pertama karena korban
2018 tercatat sebanyak 28 perkara yang mengalami patah hidung dan pendarahan
telah dimediasi. Adapun rincian perkara dihidung, kaki patah setelah diperiksa, lalu
Sebagai salah satu contoh dari biaya pengobatan korban, 15 juta biaya
perkara tersebut pada tanggal 04 Oktober kerusakan. Dalam tahap proses mediasi
2018. Adapun uraian singkat kejadian pelaku bersama keluarga pelaku tidak mau
perkara pada hari Kamis tanggal 04 berdamai karena tingginya biaya kerugian
Oktober 2018 sekitar pukul 06:40 Wita yang di alami korban. Setelah penyidik
telah terjadi kecelakaan lalu lintas di jalan menjelaskan kepada pihak keluarga korban
maka sepakat berdamai akan tetapi pihak penerapan keadilan restoratif sebagai
biaya pengobatan korban dan dimana antara kedua belah pihak berarti di
pihak keluarga pelaku Djian Adibu Hau sini jelas pelapor dan terlapor;
korban menerima ganti kerugian itu karena toko masyarakat diketahui oleh
kepada kedua belah pihak, yaitu artinya disini semua perkara yang
restorative justice.
perdamain.
Garner, Bryan A.2004. ed, Black`s Law Pidana Islam, dalam As-Syari`ah, 49,Edisi