Putri 2024 Revisi
Putri 2024 Revisi
PENERAPAN KONSEP
RESTORATIVE JUSTICE
OLEH KEJAKSAAN DALAM
PENYELESAIAN KASUS
TINDAK PIDANA
PENGANIAYAAN
Dengan adanya kewenangan yang dimiliki jaksa untuk menuntut atau tidak
menuntut perkara pidana ke pengadilan, maka dalam tradisi penuntutan
dikenal dengan asas kebijaksanaan, asas kebijaksanaan terbagi menjadi 2
yaitu kewenangan jaksa untuk melakukan penuntutan dan kewenangan jaksa
tidak melakukan penuntutan.
KASUS TINDAK PIDANA
PENGANIAYAAN Gamb
ar.1
LAPORAN KE POLRES
KEJAKSAAN
Kerangka berfikir
MEDIASI
PENERAPAN
RESTORATIVE JUSTICE
RESTORATIVE JUSTICE
Judul Jurnal “Penerapan prinsip Restorative justice dalam sistem peradilan
pidana di Indonesia”. Penulis: Hanafi Arief, Ningrum Ambarsari, 2018.
Pembahasan jurnal ini meliputi Restorative justice dengan maksud dan tujuan
agar permasalahan hukum yang timbul akibat terjadinya perbuatan pidana
tersebut dapat diselesaikan dengan baik dengan tercapainya persetujuan dan
kesepakatan diantara para pihak. Tujuan jangka pendek yang diharapkan dari
penelitian ini adalah mencari akar permasalahan hukum terhadap pengaturan
hukum Restorative justice. Tujuan jangka panjang dari penelitian ini dapat
menjadi kerangka kerja yang tepat dan efektif dalam pelaksanaan Restorative
justice dalam sistem peradilan pidana di Indonesia. Persamaan antara skripsi ini
dengan skripsi penulis adalah sama dalam pembahasan mengenai Restorative
justice perspektif hukum positif yang berlaku di Indonesia. Perbedaan dalam
skripsi penulis adalah karya tulis ini pembahasanya lebih fokus kepada penerapan
Konsep Restorative justice dalam penanganan kasus pidana di Kejaksaan Aceh
Tengah.
METODE YANG DIPAKAI
2024
No. Kegiatan
Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst
1. Tahapan persiapan
penelitian
2. Pengumpulan data
3. Analisis data
4. Tahap penyusunan
laporan
Instrumen Penelitia
1). Peneliti itu sendiri 2). Panduan wawancara 3). Kamera /
HP 4). Alat tulis 5). Buku 6). Dokumentasi.
INFORMAN/NARASUMBER
Adapun informan yang akan peneliti wawancarai yaitu,
Kepala Kejaksaan Aceh Tengah, pelaku dan korban
penganiayaan yang telah menyelesaikan kasus melalui
Restorative Justice
METODE
PENGGUMPULAN DATA
1. Observasi
Teknik yang dilakukan untuk Penerapan Konsep Restorative Justice
Oleh Kejaksaan Dalam Penyelesaian Kasus Tindak Pidana
Penganiayaan (Studi Kasus Kab. Aceh Tengah) yaitu dnegan
mendatangi langsung ke lokasi yaitu Kejaksaan Negeri Aceh
Tengah dan Permukiman Masyarakat, diantaranya melihat ruang
mediasi, ruang sidang, melihat pemanggilan para pihak masuk ke
ruang mediasi dan ruang sidang, melihat lingkungan kantor
Kejaksaan Negeri Aceh Tengah, serta melihat kondisi linggungan
para pihak yang melakukan Restorative Justice.
METODE
PENGGUMPULAN DATA
2. Wawancara
Teknik ini menggunakan wawancara terstruktur sebgai teknik pengumpulan
data apabila peneliti telah menemukan dan mengetahui dengan pasti
tentang informasi yang akan diperoleh oleh peneliti terkait dengan
Penerapan Konsep Restorative Justice Oleh Kejaksaan Dalam Penyelesaian
Kasus Tindak Pidana Penganiayaan. Maka dari itu dalam melaksanakan
wawancara sudah tersedianya instrumen penelitian berupa pertanyaan
tertulis yang akan diajukan kepada subyek penelitian.
Adapun informan yang akan peneliti wawancarai yaitu, Kepala Kejaksaan
Aceh Tengah, pelaku dan korban penganiayaan yang telah menyelesaikan
kasus melalui Restorative Justice.
METODE
PENGGUMPULAN DATA
3. Dokumentasi
Adapun dokumentasi yang peneliti dapatkan diantaranya: laporan
penyelesaian kasus tindak pidana penganiayaan melalui Restorative
Justice januari sampai oktober 2023 dari Japindum kejaksaan
Negeri Kab. Aceh Tengah, berita acara, bukti kehadiharan para
pihak yang terkait, dan foto saat sedang berlangsungnya proses
Restorative Justice.
TEKNIK ANALISIS
DATA
Reduksi Data atau Reduction