09.59 No comments
oleh :
RATNA WIDIANING PUTRI E 0008217
SETIA MARLYNA M E 0007208
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pengadilan merupakan tempat menegakkan keadilan. citra tersebut dinodai
dengan keadaan kusut pemeriksaan persidangan. Diperlukan lompatan di bidang
hukum untuk menguraikannya. Seperti lompatan yang dilakukan Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan penyadapan. Lompatan serupa juga
diperlukan guna menghindari praktek korupsi di Indonesia, salah satunya dengan
metode hipnosis dalam proses penyidikan. Pemanfaatan hipnosis dalam menggali
keterangan saksi/korban adalah sebuah upaya paksa yang menghindarkan
kekerasan, yang acapkali muncul dalam praktik interogasi.1[1]
Hipnosis forensik telah dilegalkan di sebagian Amerika Serikat, dan patut
diaplikasikan di Indonesia. Muncul pro dan kontra berkait pemanfaatan hipnosis
dalam ranah hukum. Pada kubu Sistem Hukum Anglo Saxon, didasarkan
kemutakhiran ilmu pengetahuan dalam pembuktian. Sementara pandangan Sistem
Hukum Islam hipnosis cenderung menyalahi syariat Islam.
Pengkajian dimaksud diharapkan memberikan pertimbangan analitis guna
pembaharuan di dalam hukum, khususnya Hukum Acara Pidana. Beragam
permasalahan inilah yang akan dikaji dalam sebuah penelitian: Kajian Komparasi
Hukum Terhadap Hipnosis Forensik Sebagai Metode Investigasi Progresif dalam
Perspektif Sistem Hukum Anglo Saxon dan Sistem Hukum Islam (Sebuah Kajian
Pembaharuan Hukum Acara Pidana Indonesia).
2. Rumusan Masalah
A. METODE PENELITIAN
B. PEMBAHASAN
Perspektif Sistem Hukum Anglo Saxon dan Sistem Hukum Islam
Mengkonsepsikan Pemanfaatan Hipnosis Forensik Sebagai Sebuah Metode
Investigasi Progresif
Guna melaksanakan Hukum Pidana, diperlukan cara-cara yang harus ditempuh
agar ketertiban hukum dalam masyarakat dapat ditegakkan. Cara-cara itu disebut
sebagai Hukum Acara Pidana yang bertujuan mencari dan mendapatkan kebenaran
hukum material.
Sejalan dengan pemikiran Prof. Satjipto Raharjo, sebagai mahluk yang dibekali
pikiran dan perasaannya sebagai manusia, tentu akan berpikir humanis dan mencari
1. Hipnosis Klasik
Hipnosis klasik ialah kemampuan untuk mempengaruhi pikiran orang lain atau
bahkan diri sendiri dengan berbagai metode yang sarat dengan upacara klenik yang
cenderung syirik kepada Allah SWT.
2. Hipnosis Modern
Hipnosis modern adalah pengembangan fungsi otak para ahli psikologi dengan
mengembangkan teori otak kanan (alam bawah sadar) untuk terapi pasien dan bukan
sihir, karena dikembangkan secara logis dengan penelitian.
Hipnosis Forensik Sebagai Sebuah Metode Investigasi Progresif
Apabila hipnosis forensik diterapkan di Indonesia sebagai sebuah metode
investigasi progresif, diperlukan sinergisitas antara pengaturan tentang perlindungan
saksi/korban dan pengaturan tentang standar internasional penerapan hipnosis
forensik yang benar.
Pada tahap penyidikan saksi dihipnosis untuk menyegarkan memorinya, tahap
ini peran perlindungan saksi diperlukan untuk menjamin keselamatan saksi yang
dihipnosis oleh seorang ahli hipnosis forensik. Menukil dari Orne, Dinges, dan
6[3] Orne, MT, Dinges, DF, & Orne, EC. 1984. National Institute of Justice,
December.
gelombang otak. Gelombang otak diukur dengan alat Electro Encephalograph (EEG)
yang dapat di gambarkan sebagai berikut:
Gelombang Alpha () hingga Theta () merupakan gelombang hipnosis, pada
otak yang dapat dialiri sugesti hingga dihipnosis, karena gelombang itu merupakan
gelombang dimana manusia hanya terfokus pada satu perhatian, sehingga sugesti
mudah masuk, melalui sugesti yang diberikan seseorang dapat melakukan apa yang
disuruh dan mengatakan apa yang diketahui secara jujur, asal ada kemauan dari
pihak yang dihipnosis untuk menerima sugesti. Cara masuk sugesti ke alam bawah
sadar adalah dengan cara memfokuskan pada satu perhatian, sehingga dari
gelombang alpha akan melewati RAS (Reticulate activated system), gerbang antara
pikiran sadar dengan bawah sadar pada gelombang (), tempat kesuksesan metode
hipnotis.
RAS (Reticulate activated system) tersebut dapat diibaratkan sebagai Critical
Factor. Critical Factor adalah bagian dari pikiran yang selalu menganalisis
informasi masuk dan menentukan tindakan rasional. Critical Factor melindungi
pikiran bawah sadar dari ide, informasi, sugesti atau bentuk pikiran lain yang bisa
mengubah program pikiran yang tertanam di bawah sadar. Ketika dalam kondisi
sadar, Critical Factor menghalangi sugesti yang ditanamkan ke pikiran bawah sadar.
Sugesti yang diucapkan dalam kondisi sadar terhalang oleh Critical Factor. Saat
hipnotist melakukan hipnosis, yang terjadi adalah hipnotist mem-by-pass Critical
Factor subjek dan berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar subjek. By-pass di sini
dilakukan dengan suatu teknik yang dinamakan induksi. Induksi bisa dilakukan
dengan membuat pikiran sadar subjek sibuk, lengah, bosan, bingung atau lelah
sehingga pintu gerbang pikiran bawah sadar, yaitu Critical Factor terbuka. Karena
Critical Factor terbuka maka sugesti akan menjangkau pikiran bawah sadar. Critical
Factor menjadi tidak aktif ketika seseorang dalam kondisi trance hipnosis. Maka
dari itu, semua sugesti selama tidak bertentangan dengan sistem kepercayaan akan
diterima oleh pikiran bawah sadar sebagai kebenaran, disimpan sebagai program
pikiran. Program pikiran yang sudah ditanamkan melalui sugesti dalam kondisi
hipnotis, menjadi pemicu perubahan yang seketika dan permanen.
Hipnosis dapat digunakan dengan saksi/korban sebuah tindak kejahatan pidana
hanya dengan persetujuan mereka. Berkaitan dengan penegakan hukum yang
progresif dan pembaharuan Hukum Acara Pidana di Indonesia, kesaksian hipnosis
adalah dibolehkan jika kriteria ketat dipenuhi.
E. PENUTUP
Kesimpulan
1. Berkait kehalalan hipnosis sebagai sebuah cabang ilmu dari psikologi, terurai bahwa
hipnosis forensik yang digunakan dalam menyegarkan memori saksi/korban adalah
diperbolehkan karena terbukti keilmiahannya
2. Pemikiran kekinian tentang hipnosis forensik diperkaya dengan pendekatan
perbandingan hukum dari dua sistem hukum yang berbeda, yaitu Sistem Hukum
Anglo Saxon dan Sistem Hukum Islam. Sebagai upaya menidak-lanjuti pemikiran
tersebut, penerapan Hipnosis Forensik sebagai metode investigasi progresif dalam
perspektif pembaharuan Hukum Acara Pidana Indonesia dimasukkan dalam bagian
batang tubuh penyidikan sebagai tahapan pertama dalam Operasionalisasi Sistem
Peradilan Pidana.
Saran
1. Majelis Ulama Indonesia segera memberikan fatwa terkait penggunaan ilmu
hipnosis pada umumnya dan hipnosis forensik pada khususnya sebagai sebuah
cabang ilmu psikologi yang ilmiah guna menguatkan dasar penerapan hipnosis
forensik dalam Hukum Acara Pidana Indonesia.
2. Pemerintah, selaku legislator membuat rancangan undang-undang yang mengatur
tentang penerapan hipnosis forensik sebagai sebuah metode investigasi progresif
dalam Hukum Acara Pidana Indonesia sebagai wujud tanggung jawab pemerintah
dalam menegakkan keadilan substantif.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Ancok, D. 1995. Nuansa Psikologi Pembangunan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Andi Hamzah. 2006. Hukum Acara Pidana Indonesia. Edisi Revisi. Jakarta: Sinar Grafika.
Bambang Sunggono. 1992. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Penerbit Rajawali Pers.
Bawengan. 1989. Penyidikan Perkara Pidana dan Teknik Interogasi. Edisi Revisi.
Jakarta:Pradnya Paramita.
Costanzo, M. 2004. Psychology Applied to Law. Singapore: Thomson Wadsworth.
Klaus Krippendorff. 2004. Content Analysis An Introduction to Its Methodology.
Pennsylvania : Sage Publications.
Komisi Khusus Bidang Riset Ilmiah dan Fatwa. Fatwa Lajnah Daimah. Saudi Arabia
Lexy J. Moleong. 1993. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: P.T. Remaja Roskarya.
Muhammad Rustamaji, Dewi Gunawati. 2011. Moot Court, Membedah Peradilan Pidana
dalam Kelas Pendidikan Hukum Progresif. Surakarta: Mefi Caraka.
Orne, MT, Dinges, DF, & Orne, EC. 1984. National Institute of Justice, December.
Soerjono Soekanto. 2001. Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat). Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Wasmin Al Risyad. 2011. Hypnoteaching, Pembelajaran Kelas Berbasis Hypnosis. Jakarta:
Trustco Multimedia.
MEDIA MASA
The International Institute for the Advanced Studies. Applied Mental Health
Generated. http://www.psychotherapy.com/. diakses pada tanggal 31 Mei 2011
07:05:49 GMT.
Yuninasir. Hipnotisme Forensik. http://yuninasir.blogspot.com/2010/12/hipnotisme-
forensik.html. diakses pada 18 Februari 2011 05:57:45 GMT.