123
ABSTRAK
Pencak silat adalah seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia. Pada dasarnya nenek moyang
bangsa Indonesia memiliki cara pembelaan diri untuk melindungi dan mempertahankan kehidupannya dari
tantangan alam. Mereka menciptakan bela diri dengan menirukan gerakan binatang yang ada disekitar. Asal
mula ilmu bela diri berkembang juga dari keterampilan suku asli Indonesia dalam berburu dan berperang seperti
dalam tradisi suku Nias. Pencak Silat berkembang dan menjadi kompetisi dinaungi Persilat (Persekutuan Pencak
Silat Antara Bangsa). Terdapat kompetisi nasional seperti PORPROV, PON, POMNAS dan beberapa
pertandingan resmi. Kontingen pencak silat di suatu kejuaraan diseleksi dengan cara dipertandingkan. Namun
banyak pesilat yang lolos mengalami cidera setelah melalui seleksi. Terlebih kurangnya pemahaman dari pihak
penyelenggara seleksi dalam hal perwasitan dan penjurian yang dapat mempengaruhi mental pesilat, dan
menimbulkan perselisihan pihak lain karena perbedaan persepsi saat seleksi. Sistem sebelumnya untuk
mempermudah seleksi atlet pencak silat menggunakan metode (SAW) didapati akurasi 80%. Sama seperti
sistem sebelumnya, sistem ini mengimplementasikan metode (AHP-TOPSIS) terdapat 14 kriteria untuk seleksi
atlet pencak silat. Bobot untuk metode AHP didapatkan dari algoritma Random Search. Hasil pengujian akurasi
sistem sebesar 83% yang menunjukkan bahwa sistem dengan metode AHP-TOPSIS dapat memberikan akurasi
lebih baik dibanding dengan metode SAW.
Kata Kunci: Analytical Hierarchy Process (AHP), Technique For Order Preference By Similarity To Ideal
Solution (TOPSIS), Pemilihan
ABSTRACT
Pencak silat is a traditional martial art from Indonesia. A long time ago Indonesian people have a way to
protect and defend life from natural challenges. They create the martial by imitating the movement of animals in
natural surroundings. Pencak silat the martial art evolved also from Indonesia people skills in hunting and
battle as in the tradition of Nias tribe. Pencak Silat widespread and into competition under the rules Persilat
(The International Pencak Silat Federation). There are national competitions such as PORPROV, PON,
POMNAS and some official Games. Pencak silat athletes should be selected to enter the competition, the
selection is to get the best athletes with fighting. But many fighters who won injured, and the mistakes referee in
scoring, can affect mental athletes even riots between pencak silat academy. In a trial match, usually one of the
side does not accept if their athletes defeated because it is embarrass their academy. The previous system to
simplify the selection of martial arts athletes using Simple Addictive weighting method (SAW) with 80%
accuracy resultan. Just like the previous system, this system implements the method of Analytical Hierarchy
Process - Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (AHP-TOPSIS) there are 14 criteria
for selection of martial arts athletes. Weights for AHP obtained from the algorithm Random Search. the
accuracy test System results is 83%, which indicates that the system with AHP-TOPSIS method can provide
better accuracy compared with SAW method.
.Keywords: Analytical Hierarchy Process (AHP), Technique For Order Preference By Similarity To Ideal
Solution (TOPSIS), Selection
1.1.
Latar Belakang
Pencak silat atau silat adalah suatu seni
bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia.
Pada dasarnya nenek moyang bangsa Indonesia
memiliki cara pembelaan diri yang ditujukan untuk
melindungi dan mempertahankan kehidupannya
atau kelompoknya dari tantangan alam. Mereka
menciptakan bela diri dengan menirukan gerakan
binatang yang ada di alam sekitarnya, seperti
gerakan kera, harimau, ular, atau burung elang.
Rumusan Masalah
Batasan Masalah
2.
2.1
2.2
7.
Prosedur TOPSIS
Secara garis besar prosedur TOPSIS
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut [LES11]:
1.
Menentukan matriks keputusan yang
ternormalisasi
TOPSIS membutuhkan ranking kriteria
kelayakan setiap calon atlet pada setiap kriteria
atau subkriteria yang ternomalisasi. Persamaan
matriks ternomalisasi dapat dilihat pada
persamaan (2.3).
rij
xij
= Normalisasi matrik
= Nilai data pada baris ke i dan kolom
ke j
= Akar dari jumlah ke i kolom ke j di
kuadratkan
2.
Menghitung matriks keputusan yang
ternormalisasi terbobot
Persamaan (2.4) digunakan untuk menghitung
matriks ternormalisasi terbobot, maka harus
ditemukan terlebih dahulu nilai bobot yang
merepresentasikan preferensi absolut dari
pengambil keputusan. Nilai bobot preferensi
menunjukan tingkat kepentingan relatif setiap
kriteria atau subkriteria. Perhitungan perkalian
bobot preferensi dengan matriks ternomalisasi
dapat dilihat pada persamaan matriks keputusan
ternormalisasi terbobot (2.5).
w = bobot prioritas
yij = Matrik ternormalisasi terbobot
wij
= Bobot prioritas ke i
rij = Matrik ternormalisasi
4.
Menghitung jarak antara nilai setiap
alternatif dengan matriks solusi ideal positif dan
matriks solusi ideal negatif. Perhitungan jarak
antar alternatif dengan solusi ideal positif
terdapat pada persamaan 2.8 dan jarak antar
alternatif solusi ideal negatif terdapat pada
persamaan 2.9.
Perhitungan jarak antara alternatif dengan solusi
ideal positif (Separasi Positif) dirumuskan pada
persamaan 2.8.
2.
3.
Implementasi
Implementasi sistem menerapkan metode
AHP-TOPSIS yang sudah dijelaskan sebelumnya
dengan antarmuka berikut diantaranya antarmuka
halaman random bobot, load data latih manual,
antarmuka load data latih otomatis
4.1 Antar Muka Halaman Random Bobot
Pada halaman random bobot terdapat kolom
iterasi berfungsi untuk menentukan jumlah iterasi
yang diinginkan untuk mendapatkan perbandingan
kriteria berpasangan. Implementasi antarmuka
halaman random bobot ditunjukkan pada Gambar
4.1. Untuk perbandingan kriteria berpasangan hasil
random bobot ditunjukkan pada pada Gambar 4.2
dan hasil akurasi random bobot ditunjukkan pada
Gambar 4.3.
4.3
Antar Muka Halaman Proses AHPTOPSIS
Pada halaman ini menampilkan seluruh
proses perhitungan AHP TOPSIS. Pembatas
antara metode AHP dan metode TOPSIS terletak
pada bagian atas yang terdapat menu pilihan AHP
atau TOPSIS. Apabila salah satu dipilih maka akan
menampilkan sub proses perhitungan dari metode
tersebut. Untuk proses perhitungan AHP
ditunjukkan pada Gambar 4.5 dan Gambar 4.6
untuk proses perhitungan TOPSIS
5.
Penutup
Kesimpulan
Saran
[KAH-08]
Kahraman, C.B.T.G. (2008).
Fuzzy Multy Criteria Decision Makiing Springer.
New York.