Anda di halaman 1dari 74

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA

BEASISWA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS


(STUDI KASUS: FMIPA USU)



SKRIPSI


PANGERAN MANURUNG
061401077

















PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010
Universitas Sumatera Utara
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA
BEASISWA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS
(STUDI KASUS: FMIPA USU)


SKRIPSI


Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Komputer


PANGERAN MANURUNG
061401077







PROGRAM STUDI SARJ ANA ILMU KOMPUTER
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010


Universitas Sumatera Utara
PERSETUJUAN




Judul : SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI
PENERIMAAN BEASISWA DENGAN METODE
AHP DAN TOPSIS (STUDI KASUS: FMIPA USU)
Kategori : SKRIPSI
Nama : PANGERAN MANURUNG
Nomor Induk Mahasiswa : 061401077
Program Studi : SARJ ANA (S1) ILMU KOMPUTER
Departemen : ILMU KOMPUTER
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA

Diluluskan di
Medan, Juli 2010

Komisi Pembimbing :


Pembimbing 2 Pembimbing 1




M. Andri Budiman, ST, M.CompSc, MEM Drs. Partano Siagian, M. Sc
NIP. 197510082008011011 NIP. 130 877 994


Diketahui/Disetujui oleh
Program Studi S1 Ilmu Komputer
Ketua,




Prof. Dr. Muhammad Zarlis
NIP. 195707011986011003









Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN



SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA BEASISWA
DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS (STUDI KASUS: FMIPA USU)


SKRIPSI




Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.



Medan, Desember 2010




Pangeran Manurung
061401077
























Universitas Sumatera Utara
PENGHARGAAN




Puji dan syukur hanya bagi Tuhan Yang Maha Esa yang mengizinkan penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Sebab kasihNya yang besar dan kesetiaanNya yang tak
pernah berkesudahan.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Drs. Partano Siagian, M. Sc
dan M. Andri B, ST, MCompSc, MEM selaku pembimbing pada penyelesaian skripsi
ini yang telah memberikan panduan dan penuh kepercayaan kepada penulis untuk
menyempurnakan kajian ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Drs.
James P. Marbun, M. Komp dan Dian Rahmawaty, S.Si, M.Kom selaku dosen
penguji. Panduan ringkas, padat, dan profesional telah diberikan kepada penulis agar
dapat menyelesaikan tugas ini. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Ketua dan
Sekretaris Departemen Ilmu Komputer, Prof. Dr. Muhammad Zarlis dan Syahriol
Sitorus, S.Si, MIT, Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, semua dosen pada Departemen Ilmu
Komputer FMIPA USU, dan pegawai di Ilmu Komputer FMIPA USU.

Akhirnya, tidak terlupakan penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
Ayahanda P. Manurung dan Ibunda R. Butar-butar, Kakanda Mangasi Manurung,
J ispen Manurung, Nurlela Manurung, Karnadi Manurung, Rommel Manurung dan
Adinda tercinta Hermanto Manurung, yang selalu memberikan cinta kasihnya dan
dukunganya baik material dan spiritual serta seluruh sahabat dan kerabat yang
berjasama memberikan dorongan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi dan
kepada Kelompok Kecil Netanya Bang Ray Donal Hutauruk, Morinta Manullang,
Meinar Lumban Batu, teman-teman Beastook Community : Ferry Antonius, Friendly
Purba,Kadar Eratosthenes Sitepu, Handy Theorema, Evin Wendro Naibaho, Rain
Hutagaol, Nurinda Lumban Gaol, Irmayanti Sigiro ,terima kasih untuk doa-doa
kalian semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan limpahan karunia kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan, perhatian dan dukungan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.















Universitas Sumatera Utara
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA
BEASISWA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS
(STUDI KASUS: FMIPA USU)


ABSTRAK




Sesuai dengan peraturan yang sudah ditentukan oleh pihak pendonor beasiswa untuk
memperoleh beasiswa, maka diperlukan kriteria-kriteria untuk menentukan siapa yang
akan terpilih untuk menerima beasiswa. Pembagian beasiswa dilakukan oleh beberapa
lembaga untuk membantu seseorang yang kurang mampu ataupun berprestasi selama
menempuh studinya. Untuk membantu penentuan dalam menetapkan seseorang yang
layak menerima beasiswa maka dibutuhkan sebuah sistem pendukung keputusan.
Metode yang dapat digunakan untuk Sistem Pendukung Keputusan adalah dengan
menggunakan Analitical Hierarcy Process (AHP) dan Technique Order Preference by
Similarity To Ideal Solution (TOPSIS). Pada penelitian ini akan diangkat suatu kasus
yaitu mencari alternative terbaik berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan
dengan mengggunakan metode AHP kemudian mencari solusi dengan metode
TOPSIS. Metode ini dipilih karena mampu menyeleksi alternatif
terbaik dari sejumlah alternatif, dalam hal ini alternatif yang dimaksudkan yaitu yang
berhak menerima beasiswa berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan. Penelitian
dilakukan dengan mencari nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilakukan proses
pengurutan kandidat yang akan menentukan alternatif yang optimal, yaitu mahasiswa
terbaik.






















Universitas Sumatera Utara
DECISION SUPPORT SYSTEM SCHOLARSHIP SELECTION
USING AHP AND TOPSIS METHOD
(CASE STUDY : FMIPA USU)


ABSTRAC




Scholarship is a help provided by certain institutions for students who have good
achievement academics or for those who are financially underprivilege. To determine
who deserves the scholarship, it is important to use Decision Support System(DSS).
The method used on this DSS is Analitical Hierarcy Process(AHP) and Technique
Order Preference by Similarity To Ideal Solution(TOPSIS). On this research, there
will be a case to find the best alternative based on criterias that already determined
using AHP method, then find the solution using TOPSIS method. This method was
chosen because it is able to select the best alternative among some alternatives, in this
case the intended alternative is the one who deserve the scholarship based on certain
criterias. The research is done by searching the weight that will determine optimal
alternative, which is the best student.




























Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI




Halaman

Persetujuan ii
Pernyataan iii
Penghargaan iv
Abstrak v
Abstract vi
Daftar Isi vii
Daftar Tabel ix
Daftar Gambar x

Bab 1 Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Tujuan 3
1.5 Manfaat 3
1.6 Metodologi Penelitian 3
1.7 Sistematika Penulisan 4

Bab 2 Landasan Teori 6
2.1 Sistem Pendukung Keputusan 6
2.2.1 Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan 7
2.2.2 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan 7
2.2.3 Karakteristik dan Kemampuan SPK 8
2.2.4 Komponen-Komponen SPK 10
2.2.4.1 Subsistem Manajemen Basis Data 11
2.2.4.2 Subsistem Manajemen Basis Model 11
2.2.4.3 Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog 12
2.2 Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk 13
2.2.1 Analytical Hierarchy Process (AHP) 15
2.2.1.1 Prinsip Dasar Analytical Hierarchy Process 15
2.2.1.2 Prosedur Analytical Hierarchy Process 17
2.2.2 Technique For Order Preference by Similarity to Ideal Solution
(TOPSIS) 19
2.2.2.1 Procedure TOPSIS 19
2.3 Beasiswa FMIPA 21
2.3.1 Persyaratan Beasiswa 22
2.3.1.1 Syarat Umum 22
2.3.1.2 Syarat Khusus 23



Universitas Sumatera Utara

Bab 3 Analisis dan Perancangan Sistem 29
3.1 Analisis Sistem
3.1.1 Analisis Data Sistem 29
3.1.2 Analisis Komponen Sistem 29
3.1.2.1 Subsistem Manajenem Basis Data 30
3.1.2.1.1 Diagram Aliran Data 30
3.1.2.1.2 DFD Level 1 31
3.1.2.1.3 DFD Level 2 32
3.1.2.1.4 DFD Level 3 33
3.1.2.1.5 Kamus Data 35
3.1.2.2. Subsistem Manajemen Basis Model 37
3.1.2.3. Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog 38
3.2 Perancangan Sistem 38
3.2.1 Disain Interface 38
3.2.2 Perancangan Algoritma 44

Bab 4 Implementasi dan Pengujian Sistem 48
4.1 Implementasi Sistem 48
4.1.1 Lingkungan Implementasi 48
4.1.2 Implementasi Antarmuka Sistem 49
4.1.2.1 Form Utama 49
4.1.2.2 Form Mahasiswa 49
4.1.2.3 Form Kriteria 50
4.1.2.4 Form Metode AHP 51
4.1.2.5 Form Metode TOPSIS 52
4.1.2.6 Laporan 53
4.2 Pengujian Sistem 54
4.2.1 Pengujian AHP 54
4.2.2 Pengujian TOPSIS 56

Bab 5 Kesimpulan dan Saran 60
5.1 Kesimpulan 60
5.2 Saran 60

Daftar Pustaka 61













Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL




Halaman

Tabel 2.1 Skala Penilaian Perbandingan Pasangan 16
Tabel 2.2 Ratio index 19
Tabel 2.3 Jenis dan Syarat Beasiswa 23
Tabel 3.1 Kamus Data 35
Tabel 3.2 Tabel Skor Kriteria 37
Tabel 3.3 Tabel Bagian-bagian dari Flowchart 45
Tabel 4.1 Tabel Konversi Data 57



































Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR




Halaman

Gambar 2.1 Hierarki 3 level AHP 16
Gambar 3.1 Komponen Sistem Pendukung Keputusan 30
Gambar 3.2 DFD Level 0 SPK Seleksi Penerimaan Beasiswa dengan Metode AHP
dan TOPSIS 31
Gambar 3.3 DFD Level 1 31
Gambar 3.4 DFD Level 2 Proses 1 Input Data Mahasiswa 32
Gambar 3.5 DFD Level 2 Proses 2 Input Data Kriteria 32
Gambar 3.6 DFD Level 2 Proses 3 Seleksi Beasiswa 33
Gambar 3.7 DFD Level 3 Proses 1 Perhitungan AHP 33
Gambar 3.8 DFD Level 3 Proses 2 Perhitungan TOPSIS 34
Gambar 3.9 Tampilan Utama Sistem 38
Gambar 3.10 Tampilan Input Data Mahasiswa 39
Gambar 3.11 Tampilan Input Kriteria 40
Gambar 3.12 Tampilan Input Bobot Perbandingan Kriteria 40
Gambar 3.13 Tampilan Bobot Prioritas Metode AHP 41
Gambar 3.14 Tampilan Proses Metode TOPSIS I 42
Gambar 3.15 Tampilan Proses Metode TOPSIS I 43
Gambar 3.16 Tampilan Hasil Akhir Seleksi 44
Gambar 3.17 Flowchart Prioritas Kriteria AHP 46
Gambar 3.18 Flowchart Metode TOPSIS 57
Gambar 4.1 Tampilan Implementasi Antarmuka Form Utama 49
Gambar 4.2 Tampilan Implementasi Antarmuka Form Mahasiswa 50
Gambar 4.3 Tampilan Implementasi Antarmuka Form Kriteria 50
Gambar 4.4 Tampilan Implementasi Antarmuka AHP 51
Gambar 4.5 Tampilan Implementasi Antarmuka AHP 2 51
Gambar 4.6 Antarmuka Metode TOPSIS 52
Gambar 4.7 Antarmuka Matrik Ternormalisasi TOPSIS 52
Gambar 4.8 Antarmuka Solusi Ideal dan Separation Measure TOPSIS 53
Gambar 4.9 Gambar Antarmuka Laporan 53
Gambar 4.10 Gambar Pengujian Data Mahasiswa 54
Gambar 4.11 Gambar Pengujian Perbandingan Kriteria 55
Gambar 4.12 Gambar Pengujian Bobot Prioritas 55
Gambar 4.13 Gambar Pengujian Metode TOPSIS 56
Gambar 4.14 Gambar Matrik Ternormalisasi TOPSIS 58
Gambar 4.15 Gambar Pengujian Solusi Ideal dan Separation Measure TOPSIS 58
Gambar 4.16 Gambar Pengujian Hasil Seleksi 59






Universitas Sumatera Utara
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA
BEASISWA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS
(STUDI KASUS: FMIPA USU)


ABSTRAK




Sesuai dengan peraturan yang sudah ditentukan oleh pihak pendonor beasiswa untuk
memperoleh beasiswa, maka diperlukan kriteria-kriteria untuk menentukan siapa yang
akan terpilih untuk menerima beasiswa. Pembagian beasiswa dilakukan oleh beberapa
lembaga untuk membantu seseorang yang kurang mampu ataupun berprestasi selama
menempuh studinya. Untuk membantu penentuan dalam menetapkan seseorang yang
layak menerima beasiswa maka dibutuhkan sebuah sistem pendukung keputusan.
Metode yang dapat digunakan untuk Sistem Pendukung Keputusan adalah dengan
menggunakan Analitical Hierarcy Process (AHP) dan Technique Order Preference by
Similarity To Ideal Solution (TOPSIS). Pada penelitian ini akan diangkat suatu kasus
yaitu mencari alternative terbaik berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan
dengan mengggunakan metode AHP kemudian mencari solusi dengan metode
TOPSIS. Metode ini dipilih karena mampu menyeleksi alternatif
terbaik dari sejumlah alternatif, dalam hal ini alternatif yang dimaksudkan yaitu yang
berhak menerima beasiswa berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan. Penelitian
dilakukan dengan mencari nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilakukan proses
pengurutan kandidat yang akan menentukan alternatif yang optimal, yaitu mahasiswa
terbaik.






















Universitas Sumatera Utara
DECISION SUPPORT SYSTEM SCHOLARSHIP SELECTION
USING AHP AND TOPSIS METHOD
(CASE STUDY : FMIPA USU)


ABSTRAC




Scholarship is a help provided by certain institutions for students who have good
achievement academics or for those who are financially underprivilege. To determine
who deserves the scholarship, it is important to use Decision Support System(DSS).
The method used on this DSS is Analitical Hierarcy Process(AHP) and Technique
Order Preference by Similarity To Ideal Solution(TOPSIS). On this research, there
will be a case to find the best alternative based on criterias that already determined
using AHP method, then find the solution using TOPSIS method. This method was
chosen because it is able to select the best alternative among some alternatives, in this
case the intended alternative is the one who deserve the scholarship based on certain
criterias. The research is done by searching the weight that will determine optimal
alternative, which is the best student.




























Universitas Sumatera Utara


BAB 1

PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Salah satu hak azasi manusia yang paling mendasar adalah memperoleh
pendidikan yang layak seperti tercantum dalam UUD 1945. Ketika seseorang
memperoleh pendidikan yang baik, akan terbuka baginya untuk mendapatkan
kehidupan yang lebih baik. Menyadari bahwa pendidikan sangat penting, negara
sangat mendukung setiap warga negaranya untuk meraih pendidikan setinggi-
tingginya. Beberapa di antaranya melakukan program pendidikan gratis dan
program beasiswa.

Beasiswa dapat dikatakan sebagai pembiayaan yang tidak bersumber dari
pendanaan sendiri atau orang tua, akan tetapi diberikan oleh pemerintah,
perusahaan swasta, kedutaan, universitas, serta lembaga pendidik atau peneliti,
atau juga dari kantor tempat bekerja yang karena prestasi seorang karyawan dapat
diberikan kesempatan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusianya
melalui pendidikan. Biaya tersebut diberikan kepada yang berhak menerima,
terutama berdasarkan klasifikasi, kualitas, dan kompetensi si penerima beasiswa.
(Gafur, Abdul, 2008).

Demikian halnya dengan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara (FMIPA USU) yang telah memiliki program
pemberian beasiswa terhadap mahasiswa. Oleh karena itu beasiswa harus
diberikan kepada penerima yang layak dan pantas untuk mendapatkannya. Akan
tetapi, dalam melakukan seleksi beasiswa tersebut tentu akan mengalami
kesulitan karena banyaknya pelamar beasiswa dan banyaknya kriteria yang
digunakan untuk menentukan keputusan penerima beasiswa yang sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
yang diharapkan. Untuk itu diperlukan suatu Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
yang dapat memperhitungkan segala kriteria yang mendukung pengambilan
keputusan guna membantu, mempercepat dan mempermudah proses pengambilan
keputusan. (Suryadi, Kadarsah, dkk, 1998).

Metode yang dipakai dalam pengambilan keputusan seleksi beasiswa adalah
Analitical Hierarchy Process (AHP) dan Technique For Order Preference by
Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). Kedua metode tersebut dipilih karena
metode AHP merupakan suatu bentuk model pendukung keputusan dimana
peralatan utamanya adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya
persepsi manusia, yakni dalam hal ini adalah orang yang ahli dalam masalah
beasiswa atau orang yang mengerti permasalahan beasiswa. Sedangkan metode
TOPSIS merupakan suatu bentuk metode pendukung keputusan yang didasarkan
pada konsep bahwa alternatif yang terbaik tidak hanya memiliki jarak terpendek
dari solusi ideal positif tetapi juga memiliki jarak terpanjang dari solusi ideal
negatif yang dalam hal ini akan memberikan rekomendasi penerima beasiswa
yang sesuai dengan yang diharapkan.


1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana merancang dan membangun suatu SPK dalam pemilihan
beasiswa di FMIPA USU.
2. Bagaimana penerapan dua metode yaitu metode AHP dan TOPSIS pada
penyeleksian penerima beasiswa di FMIPA USU.


1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Aplikasi SPK ini dibuat dengan ruang lingkup seleksi beasiswa di FMIPA
USU yang hanya bertujuan untuk memberikan rekomendasi pemenang
beasiswa.
2. Kriteria yang digunakan adalah semester, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK),
penghasilan orang tua, status orang tua, jumlah tanggungan orang tua dan
kriteria lainnya yang akan ditentukan setelah penelitian.
3. Tidak Membahas mengenai perbedaan metode AHP dan TOPSIS dengan
metode SPK lainnya.
4. Sistem akan dirancang dengan bahasa pemrograman Delphi 2010 Database
Management System MSQL Xampp 1.6.6a dan mysql connector ODBC
5.1.1.


1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Merancang SPK yang berguna untuk menyeleleksi penerima beasiswa di
FMIPA USU.
2. Penerapan gabungan dua metode yaitu metode AHP dan TOPSIS sebagai
metode SPK.


1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai salah satu alternatif untuk membantu penyeleksian beasiswa di
FMIPA USU.
2. Menambah pengetahuan penulis dalam merancang SPK dengan metode
AHP dan TOPSIS.



Universitas Sumatera Utara
1.6 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan beberapa penerapan metode untuk
menyelesaikan permasalahan. metode penelitian yang dilakukan adalah dengan
cara:

1. Studi Literatur
Pada tahap ini dilakukan dengan mempelajari buku-buku referensi atau
sumber-sumber yang berkaitan dengan skripsi ini, baik dari text book
maupun internet.
2. Analisis dan Pengumpulan Data
Pada tahap ini, akan dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh
data secara langsung dari FMIPA USU bagian Kemahasiswaan.
a. Pengumpulan sampel dokumentasi yang berhubungan dengan masalah
beasiswa pada FMIPA USU.
b. Mewawancara pihak yang berkompeten dalam masalah beasiswa pada
FMIPA USU.
3. Implementasi Program (Coding)
Pada tahap ini dilakukan pengkodean program untuk mengimplementasikan
perancangan sistem pendukung keputusan menggunakan bahasa
pemrograman Delphi 2010.
4. Pengujian (Testing)
Pada tahap ini dilakukan pengujian sistem untuk mengetahui apakah sistem
sudah sesuai dengan kebetuhan.
5. Pembuatan Laporan
Pembuatan laporan skripsi bertujsssuan untuk dijadikan sebagai
dokumentasi hasil peneliti


1.7 Sistematika Penulisan

Universitas Sumatera Utara
Sistematika penulisan dari skripsi ini terdiri dari beberapa bagian utama sebagai
berikut:
BAB 1: PENDAHULUAN
Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang pemilihan judul skripsi
Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Beasiswa dengan Metode
AHP dan TOPSIS , rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2: LANDASAN TEORI
Bab ini akan membahas teori-teori yang berkaitan dengan sistem pendukung
keputusan, beasiswa, sistem pendukung keputusan dengan metode Analytical
Hierarchy Process (AHP) dan Technique For Order Preference by Similarity to
Ideal Solution (TOPSIS).

BAB 3: ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini akan menjabarkan tentang tujuan dari perancangan sistem, kriteria dan
pilihan kesimpulan dalam menyeleksi beasiswa pada FMIPA USU dan juga
tahapan dalam merancang sistem pendukung keputusan untuk menyeleksi pelamar
beasiswa dengan metode AHP dan TOPSIS.

BAB 4: IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
Bab ini akan membahas bentuk perangkat lunak yang dibuat yaitu perancangan
antarmuka, algoritma-algoritma dan bentuk sistem yang digunakan dalam
penyusunan fungsi dan prosedur yang membangun program serta tampilan
program sistem pendukung keputusan untuk menyeleksi pelamar beasiswa dengan
metode AHP dan TOPSIS.

BAB 5: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab terakhir akan memuat kesimpulan isi dari keseluruhan uraian bab-bab
sebelumnya dan saran-saran dari hasil yang diperoleh dan diharapkan dapat
bermanfaat dalam pengembangan selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara




BAB 2

LANDASAN TEORI



2.1 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Pada dasarnya SPK merupakan pengembangan lebih lanjut dari Sistem Informasi
Manajemen terkomputerisasi yang dirancang sedemikian rupa sehingga bersifat
interaktif dengan pemakainya. Interaktif dengan tujuan untuk memudahkan
integrasi antara berbagai komponen dalam proses pengambilan keputusan seperti
prosedur, kebijakan, analisis, pengalaman dan wawasan manajer untuk
mengambil keputusan yangn lebih baik.

SPK adalah sistem yang dibangun untuk menyelesaikan berbagai masalah yang
bersifat manajerial atau organisasi perusahaan yang dirancang untuk
mengembangkan efektivitas dan produktivitas para manajer untuk menyelesaikan
masalah dengan bantuan teknologi komputer. Hal lainnya yang perlu dipahami
adalah bahwa SPK bukan untuk menggantikan tugas manajer akan tetapi hanya
sebagai bahan pertimbangan bagi manajer untuk menentukan keputusan akhir.

Dalam menentukan suatu keputusan banyak faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan seorang pengambil keputusan, sehingga dipandang perlu
untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang penting dan mempertimbangkan
tingkat pengaruh suatu faktor dengan faktor yang lainnya sebelum mengambil
keputusan akhir, oleh karena itu secara spesifik penulis akan membahas salah satu
permasalahan pada seleksi penerimaan beasiswa dengan langkah demi langkah
Universitas Sumatera Utara
dengan menggunakan metode SPK untuk menghasilkan keputusan akhir yang
disebut solusi dari suatu masalah.

2.1.1 Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan

Konsep SPK pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an oleh Scott
Morton. Scott Morton mendefenisikan SPK sebagai sistem berbasis komputer
interaktif, yang membantu para pengambil keputusan untuk menggunakan data
dan berbagai model untuk memecahkan masalah-masalah tidak terstruktur. SPK
dirancang untuk menunjang seluruh tahapan pembuatan keputusan yang dimulai
dari tahap mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, menentukan
pendekatan yang digunakan dalam proses pembuatan keputusan, sampai pada
kegiatan mengevaluasi pemilihan alternatif.

2.1.2 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan

Definisi SPK secara sederhana adalah sebuah sistem yang digunakan
sebagai alat bantu menyelesaikan masalah untuk membantu pengambil keputusan
(manajer) dalam menentukan keputusan tetapi tidak untuk menggantikan
kapasitas manajer hanya memberikan pertimbangan. SPK ditujukan untuk
keputusan-keputusan yang memerlukan penilaian atau pada keputusan-keputusan
yang sama sekali tidak dapat didukung oleh algoritma(Turban, 2005). Definisi ini
belum memberikan gambaran secara spesifik bahwa SPK berbasis komputer dan
akan beroperasi online interakif oleh karena dengan muncul berbagai definisi
seperti dibawah ini.

Kemudian Little (1970) mendefenisikan SPK sebagai sekumpulan
prosedur berbasis model untuk data pemrosesan dan penilaian guna membantu
para namajer mengambil keputusan. Dia menyatakan bahwa untuk sukses, sistem
tersebut haruslah sederhana, cepat, mudah dikontrol, adaftif, lengkap dengan isu-
isu penting, dan mudah berkomunikasi.

Universitas Sumatera Utara
Bonczek, dan kawan kawan., (1980) mendefenisikan SPK sebagai sistem
berbasis komputer yang terdiri dari tiga komponen yang saling berinteraksi:
sistem bahasa (mekanisme untuk memberikan komunikasi antara pengguna dan
komponen SPK lain), sitem pengetahuan (repositori pengetahuan domain masalah
yang ada pada SPK baik sebagai data atau sebagai prosedur), dan sistem
pemrosesan masalah (hubungan antara dua komponen lainnya, terdiri dari satu
atau lebih kapabilitas manipulasi masalah umum yang diperlukan untuk
pengambilan keputusan). Konsep-konsep yang diberikan oleh defenisi tersebut
sangat penting untuk memahami hubungan antara SPK dan pengetahuan.

Keen (1980) menerapkan istilah SPK untuk situasi dimana sistem final
dapat dikembangkan hanya melalui sutau proses pembelajaran dan evolusi yang
adaftif. Jadi, ia mendefinisikan SPK sebagai suatu produk dari proses
pengembangan dimana pengguna SPK, pembangun SPK, dan SPK itu sendiri
mampu mempengaruhi satu dengan yang lainnya, dan menghasilkan evolusi
sistem dan pola-pola penggunaan.

Definisi formal tentang SPK tidak memberikan fokus yang konsisten
karena masing-masing defenisi berusaha mempersempit populasi secara berbeda-
beda (Turban, 2005).

2.1.3 Karakteristik dan Kemampuan SPK

Sehubungan banyaknya definisi yang dikemukakan mengenai pengertian dan
penerapan dari sebuah SPK, sehingga menyebabkan terdapat banyak sekali
pandangan mengenai sistem tersebut. SPK memiliki karakteristik dan kemampuan
adalah sebagai berikut:
1. Mendukung seluruh kegiatan organisasi
2. Mendukung beberapa keputusan yang saling berinteraksi
3. Dapat digunakan berulang kali dan bersifat konstan
4. Terdapat dua komponen utama, yaitu data dan model
5. Menggunakan baik data eksternal dan internal
Universitas Sumatera Utara
6. Memiliki kemampuan what-if analysis dan goal seeking analysis
7. Menggunakan beberapa model kuantitatif (Kosasi, 2002).

Dengan berbagai karakter khusus seperti dikemukakan di atas, sistem
pendukung pendukung keputusan dapat memberikan berbagai manfaat atau
keuntungan bagi pemakai (Kosasi, 2002). Kemampuan dimaksud di antaranya
meliputi:
1. Sistem pendukung keputusan dapat menunjang pembuatan keputusan
manajemen dalam menangani masalah semi terstruktur dan tidak
terstruktur.
2. Sistem pendukung keputusan dapat membantu manajer pada berbagai
tingkatan manajemen, mulai dari manajemen tingkat atas sampai
manajemen tingkat bawah.
3. Sistem pendukung keputusan memiliki kemampuan pemodelan dan
analisis pembuatan keputusan.
4. Sistem pendukung keputusan dapat menunjang pembuatan keputusan yang
saling bergantungan dan berurutan baik secara kelompok maupun
perorangan.
5. Sistem pendukung keputusan menunjang berbagai bentuk proses
pembuatan keputusan dan jenis keputusan.
6. Sistem pendukung keputusan dapat melakukan adaptasi setiap saat dan
bersifat fleksibel.
7. Sistem pendukung keputusan mudah melakukan interaksi sistem dan
mudah dikembangkan oleh pemakai akhir.
8. Sistem pendukung keputusan dapat meningkatkan efektivitas dalam
pembuatan keputusan daripada efisiensi.
9. Sistem pendukung keputusan mudah melakukan pengaksesan berbagai
sumber dan format data.

Di samping berbagai keuntungan dan manfaat seperti dikemukakan sebelumnya,
SPK juga memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak
dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya
mencerminkan persoalan sebenarnya.
2. Kemampuan suatu SPK terbatas pada pembendaharaan pengetahuan yang
dimilikinya (pengetahuan dasar serta model dasar).
3. Proses-proses yang dapat dilakukan oleh SPK biasanya tergantung juga
pada kemampuan perangkat lunak yang digunakannya.
4. SPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki oleh
manusia, karena walau bagaimana pun canggihnya suatu SPK, hanyalah
sautu kumpulan perangkat keras, perangakat lunak dan sistem operasi
yang tidak dilengkapi dengan kemampuan berpikir.

Bagaimanapun juga harus diingat bahwa SPK tidak ditekankan untuk
membuat keputusan. Dengan sekumpulan kemampuan untuk mengolah
informasi/data yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan, sistem
hanya berfungsi sebagai alat bantu manajemen. Jadi sistem ini tidak dimaksudkan
untuk menggantikan fungsi pengambil keputusan dalam membuat keputusan.
Sistem ini dirancang hanyalah untuk membantu pengambil keputusan dalam
melaksanakan tugasnya (Umar Daihani, 2001).

Secara luas, dapat dikatakan bahwa SPK dirancang untuk menghasilkan
berbagai alternatif yang ditawarkan kepada para pengambil keputusan dalam
melaksanakan tugasnya.

2.1.4 Komponen-Komponen SPK

SPK dapat terdiri dari tiga subsistem utama yang menentukan kapabilitas teknis
SPK (Suryadi dan Ramdhani, 1998), yaitu:
1. Subsistem Manajemen Basis Data (Data Base Management Subsystem)
2. Subsistem Manajemen Basis Model (Model Base Management Subsystem)
3. Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog (Dialog Generation
and Management Software)
Universitas Sumatera Utara





2.1.4.1 Subsistem Manajemen Basis Data

Ada beberapa perbedaan antara data base untuk SPK dan non-SPK. Pertama,
sumber data untuk SPK lebih kaya dari pada non-SPK dimana data harus
berasal dari luar dan dari dalam karena proses pengambilan keputusan.

Perbedaan lain adalah proses pengambilan dan ekstraksi data dari sumber
data yang sangat besar. SPK membutuhkan proses ekstraksi dan DBMS
(Database Management System) yang dalam pengelolaannya harus cukup
fleksibel untuk memungkinkan penambahan dan pengurangan secara cepat.
Dalam hal ini, kemampuan yang dibutuhkan dari manajemen data base dapat
diringkas, sebagai berikut:
1. Kemampuan untuk mengkombinasikan berbagai variasi data melalui
pengambilan dan ekstraksi data.
2. Kemampuan untuk menambahkan sumber data secara cepat dan mudah.
3. Kemampuan untuk menggambarkan struktur data logikal sesuai dengan
pengertian pamakai sehingga pemakai mengetahui apa yang tersedia dan
dapat menentukan kebutuhan penambahan dan pengurangan.
4. Kemampuan untuk menangani data secara personil sehingga pemakai
dapat mencoba berbagai alternatif pertimbangan personil.
5. Kemampuan untuk mengelola berbagai variasi data.

2.1.4.2 Subsistem Manajemen Basis Model

Salah satu keunggulan SPK adalah kemampuan untuk mengintegrasikan akses
data dan model-model keputusan. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan
model-model keputusan ke dalam sistem informasi yang menggunakan database
Universitas Sumatera Utara
sebagai mekanisme integrasi dan komunikasi di antara model-model.
Karakteristik ini menyatukan kekuatan pencarian dan pelaporan data.

Salah satu persoalan yang berkaitan dengan model adalah bahwa
penyusunan model seringkali terikat pada struktur model yang mengasumsikan
adanya masukan yang benar dan cara keluaran yang tepat. Sementara itu, model
cenderung tidak mencukupi karena adanya kesulitan dalam mengembangkan
model yang terintegrasi untuk menangani sekumpulan keputusan yang saling
bergantungan. Cara untuk menangani persoalan ini dengan menggunakan koleksi
berbagai model yang terpisah, dimana setiap model digunakan untuk menangani
bagian yang berbeda dari masalah yang dihadapi. Komunikasi antara berbagai
model digunakan untuk menangani bagian yang berbeda dari masalah tersebut.
Komunikasi antara berbagai model yang saling berhubungan diserahkan kepada
pengambil keputusan sebagai proses intelektual dan manual.

Salah satu pandangan yang lebih optimis, berharap untuk bisa
menambahkan model-model ke dalam sistem informasi dengan database sebagai
mekanisme integrasi dan komunikasi di antara mereka.
Kemampuan yang dimiliki subsistem basis model meliputi:
1. Kemampuan untuk menciptakan model-model baru secara cepat dan
mudah.
2. Kemampuan untuk mengakses dan mengintegrasikan model-model
keputusan.
3. Kemampuan untuk mengelola basis model dengan fungsi manajemen yang
analog dan manajemen data base (seperti mekanisme untuk meyimpan,
membuat dialog, menghubungkan, dan mengakses model).

2.1.4.3 Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog

Fleksibilitas dan kekuatan karakteristik SPK timbul dari kemampuan interaksi
antara sistem dan pemakai, yang dinamakan subsitem dialog. Bennet
mendefinisikan pemakai, terminal, dan sistem perangkat lunak sebagai
Universitas Sumatera Utara
komponen-komponen dari sistem dialog. Ia membagi sub sitem dialog menjadi
tiga bagian yaitu:
1. Bahasa aksi, meliputi apa yang dapat digunakan oleh pemakai dalam
berkomunikasi dengan sistem. Hal ini meliputi pemilihan-pemilihan
seperti papan ketik (key board), panel-panel sentuh, joystick, perintah
suara dan sebagainya.
2. Bahasa tampilan dan presentasi, meliputi apa yang harus diketahui oleh
pemakai. Bahasa tampilan meliputi pilihan-pilihan seperti printer, layar
tampilan, grafik, warna, plotter, keluaran suara, dan sebagainya.
3. Basis pengetahuan, meliputi apa yang harus diketahui oleh pemakai agar
pemakaian sistem bisa efektif. Basis pengetahuan bisa berada dalam
pikiran pemakai, pada kartu referensi atau petunjuk, dalam buku manual,
dan sebagainya.
Kombinasi dari kemampuan-kemampuan tersebut terdiri dari apa yang
disebut gaya dialog, misalnya, pendekatan tanya jawab, bahasa perintah, menu-
menu, dan mengisi tempat kosong.

Kemampuan yang harus dimiliki oleh SPK untuk mendukung dialog
pemakai/sistem meliputi:
1. Kemampuan untuk menangani berbagai variasi dialog, bahkan jika
mungkin untuk mengkombinasikan berbagai gaya dialog sesuai dengan
pilihan pemakai.
2. Kemampuan untuk mengakomodasikan tindakan pemakai dengan berbagai
peralatan masukan.
3. Kemampuan untuk menampilkan data dengan berbagai variasi format dan
peralatan keluaran.
4. Kemampuan untuk memberikan dukungan yang fleksibel untuk
mengetahui basis pengetahuan pemakai.


2.2 Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk

Universitas Sumatera Utara
Proses analisis kebijakan membutuhkan adanya kriteria sebelum memutuskan
pilihan dan berbagai alternatif yang ada. Kriteria menunjukkan definisi masalah
dalam bentuk yang konkret dan kadang-kadang dianggap sebagai sasaran yang
akan dicapai (Sawicki, 1992). Analisis atas kriteria penilaian dilakukan untuk
memperoleh seperangkat standar pengukuran, untuk kemudian dijadikan sebagai
alat dalam membandingkan berbagai alternatif.

Pada saat pembuatan kriteria, pengambil keputusan harus mencoba untuk
menggambarkan dalam bentuk kuantitatif, jika hal ini memungkinkan. Hal itu
karena akan selalu ada beberapa faktor yang tidak dapat dikuantifikasikan yang
juga tidak dapat diabaikan sehingga mengakibatkan semakin sulitnya membuat
perbandingan. Kenyataan bahwa kriteria yang tidak bisa dikuantifikasikan itu
sukar untuk diperkirakan dan diperbandingkan hendaknya tidak menyebabkan
pengambil keputusan untuk tidak menggunakan kriteria tersebut, karena kriteria
ini dapat saja relevan dengan masalah utama di dalam setiap analisis.

Sifat-sifat yang harus diperhatikan dalam memilih kriteria pada setiap
persoalan pengambilan keputusan (Suryadi dan Ramdhani, 1998) adalah sebagai
berikut:
1. Lengkap, sehingga dapat mencakup seluruh aspek penting dalam persoalan
tersebut. Suatu set kriteria disebut lengkap apabila set ini dapat
menunjukkan seberapa jauh seluruh tujuan dapat dicapai.
2. Operasional, sehingga dapat digunakan dalam analisis. Sifat operasional ini
mencakup beberapa pengertian, antara lain adalah bahwa kumpulan kriteria
ini harus mempunyai arti bagi pengambil keputusan, sehingga ia dapat
benar-benar menghayati implikasinya terhadap alternatif yang ada. Selain
itu, jika tujuan pengambilan keputusan ini harus dapat digunakan sebagai
sarana untuk meyakinkan pihak lain, maka kumpulan kriteria ini harus dapat
digunakan sebagai sarana untuk memberikan penjelasan atau untuk
berkomunikasi. Operasional ini juga mencakup sifat dapat diukur. Pada
dasarnya sifat dapat diukur ini adalah untuk:
Universitas Sumatera Utara
a. Memperoleh distribusi kemungkinan dari tingkat pencapaian kriteria
yang mungkin diperoleh (untuk keputusan dalam ketikdakpastian).
b. Mengungkapkan preferensi pengambil keputusan atas pencapaian
kriteria.
3. Tidak berlebihan, sehingga menghindarkan perhitungan berulang. Dalam
menentukan set kriteria, jangan sampai terdapat kriteria yang pada dasarnya
mengandung pengertian yang sama.
4. Minimum, agar lebih mengkomprehensifkan persoalan. Dalam menentukan
sejumlah kriteria perlu sedapat mungkin mengusahakan agar jumlah
kriterianya sesedikit mungkin. Karena semakin banyak kriteria maka
semakin sukar pula untuk dapat menghayati persoalan dengan baik, dan
jumlah perhitungan yang diperlukan dalam analisis akan meningkat dengan
cepat.

Beberapa model pengambilan keputusan pada dasarnya mengambil konsep
pengukuran kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif pada dasarnya
merupakan upaya penggambaran dunia nyata.

2.2.1. Analytical Hierarchy Process (AHP)

AHP adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya persepsi
manusia. Dengan hierarki, suatu masalah kompleks dan tidak terstruktur
dipecahkan ke dalam kelompok-kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk
hierarki. Model AHP memakai persepsi manusia yang dianggap pakar sebagai
input utamanya. Kriteria pakar disini bukan berarti bahwa orang tersebut
haruslah jenius, pintar, bergelar doktor dan sebagainya tetapi lebih mengacu pada
orang yang mengerti benar permasalahan yang diajukan, merasakan akibat suatu
masalah atau punya kepentingan terhadap masalah tersebut. (Suryadi, 1988)

2.2.1.1 Prinsip Dasar Analytical Hierarchy Process

Universitas Sumatera Utara
Dalam menyelesaikan permasalahan dengan AHP ada beberapa prinsip yang
harus dipahami, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Decomposition (membuat hierarki)
Sistem yang kompleks bisa dipahami dengan memecahkannya menjadi
elemen-elemen yang lebih kecil dan mudah dipahami.


Gambar 2.1 Hierarki 3 level AHP

2. Comparative judgment (penilaian kriteria dan alternatif)
Kriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan.
Menurut Saaty (1988), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah
skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat
kualitatif dari skala perbandingan Saaty dapat diukur menggunakan tabel
analisis seperti tabel dibawah ini.

Tabel 2.1 Skala Penilaian Perbandingan Pasangan
Intensitas
Kepentingan
Keterangan
1 Kedua elemen sama pentingnya
3 Elemen yang satu sedikit lebih penting
daripada elemen yang lainnya
5 Elemen yang satu lebih penting daripada
yang lainnya
7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting
daripada elemen lainnya
Universitas Sumatera Utara
9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen
lainnya
2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-
pertimbangan yang berdekatan

3. Synthesis of priority (Menentukan Prioritas)
Menentukan prioritas dari elemen-elemen kriteria dapat dipandang sebagai
bobot/kontribusi elemen tersebut terhadap tujuan pengambilan keputusan.
AHP melakukan analisis prioritas elemen dengan metode perbandingan
berpasangan antar dua elemen sehingga semua elemen yang ada tercakup.
Prioritas ini ditentukan berdasarkan pandangan para pakar dan pihak-pihak
yang berkepentingan terhadap pengambilan keputusan, baik secara
langsung (diskusi) maupun secara tidak langsung (kuisioner).

4. Logical Consistency (konsistensi logis)
Konsistensi memiliki dua makna. Pertama, objek-objek yang serupa bisa
dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua,
menyangkut tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria
tertentu. (Kosasi, Sandy. 2002)

2.2.1.2 Prosedur Analytical Hierarchy Process

Secara umum langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menggunakan AHP
untuk pemecahan suatu masalah adalah sebagai berikut:
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu
menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi.
2. Menentukan prioritas elemen
a. Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah
membuat perbandingan pasangan, yaitu membandingkan elemen
secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan.
Universitas Sumatera Utara
b. Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan untuk
merepresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap
elemen yang lainnya.
3. Sintesis
Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis
untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang dilakukan dalam
langkah ini adalah:
a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks
b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang
bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks.
c. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan
jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata.
4. Mengukur Konsistensi
Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik
konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan
berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal-hal yang
dilakukan dalam langkah ini adalah sebagai berikut:
a. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif
elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif
elemen kedua dan seterusnya.
b. Jumlahkan setiap baris
c. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif
yang bersangkutan
d. Jumlahkan hasil bagi di atas dengan banyaknya elemen yang ada,
hasilnya disebut maks
5. Hitung Consistency Index (CI) dengan rumus:
CI = (
max
n) /n
Dimana n = banyaknya elemen.
6. Hitung Rasio Konsistensi/Consistency Ratio (CR) dengan rumus:
CR= CI/RC
Dimana CR = Consistency Ratio
CI = Consistency Index
Universitas Sumatera Utara
IR = Indeks Random Consistency
7. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka
penilaian data judgment harus diperbaiki. Namun jika Rasio Konsistensi
(CI/CR) kurang atau sama dengan 0,1, maka hasil perhitungan bisa
dinyatakan benar. (Kusrini. 2007)

Dimana RI : random index yang nilainya dapat dilihat pada table di bawah
ini.
Tabel 2.2 Ratio index


2.2.2.Technique For Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS)

TOPSIS adalah salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria yang
pertama kali diperkenalkan oleh Yonn dan Hwang (1981). Dengan ide dasarnya
adalah bahwa alternatif yang dipilih memiliki jarak terdekat dengan solusi ideal
positif dan memiliki jarak terjauh dari solusi ideal negatif. Berikut ini adalah
contoh sebuah matriks dengan alternatif dan kriteria


Dimana:
D = matriks
m = alternatif
n = kriteria

2.2.2.1 Procedure TOPSIS

1. Normalisasi matriks keputusan
N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
RI 0 0 0.58 0.90 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49
Universitas Sumatera Utara
Setiap elemen pada matriks D dinormalisasikan untuk mendapatkan
matriks normalisasi R. Setiap normalisasi dari nilai r
ij
dapat dilakukan
dengan perhitungan sebagai berikut:

Untuk i=1,2,3,,m;
j=1,2,3,,n

2. Pembobotan pada matriks yang telah dinormalisasikan
Diberikan bobot W = (w1,w2,,wn), sehingga weighted normalized
matrix V dapat dihasilkan sebagai berikut:



Dengan i=1,2,3,,m dan j=1,2,3,n

3. Menentukan solusi ideal positif dan solusi ideal negative
Solusi ideal positif dinotasikan dengan A
+
dan solusi ideal negatife
dinotasikan dengan A
-
, sebagi berikut :
Menentukan Solusi Ideal (+) & (-)

( )( ) { } { }
( )( ) { } { }

+ + + +
= = =
= = =
m ij ij
m ij ij
v v v m i J j v J j v A
v v v m i J j v J j v A
,... , ,... 3 , 2 , 1 , | min | max
,... , ,... 3 , 2 , 1 , | min | max
2 1
'
2 1
'

Dimana :
v
ij
= elemen matriks V baris ke-i dan kolom ke- j
J ={j=1,2,3,,n dan j berhubung dengan benefit criteria}
J ={j=1,2,3,,n dan j berhubung dengan cost criteria}

4. Menghitung Separation Measure
Universitas Sumatera Utara
Separation measure ini merupakan pengukuran jarak dari suatu alternatif
ke solusi ideal positif dan solusi ideal negatif. Perhitungan matematisnya
adalah sebagai berikut:
Separation measure untuk solusi ideal positif

=
+ +
=
n
j
j ij i
v v S
1
2
) ( , dengan i=1,2,3,,n

Separation measure untuk solusi ideal positif

=
n
j
j ij i
v v S
1
2 _
) ( , dengan i=1,2,3,,n

5. Menghitung kedekatan relative dengan ideal positif
Kedekatan relative dari alternatif A+ dengan solusi ideal A-
direpresentasikan dengan:

+

+
=
i i
i
i
S S
S
C , dengan 0< 1 <
i
C dan i=1,2,3,,m

6. Mengurutkan Pilihan
Alternatif dapat dirangking berdasarkan urutan
i
C . Maka dari itu,
alternatif terbaik adalah salah satu yang berjarak

terpendek terhadap solusi
ideal dan berjarak terjauh dengan solusi ideal negatif.

2.3 Beasiswa FMIPA

Beasiswa dapat dikatakan sebagai pembiayaan yang tidak bersumber dari
pendanaan sendiri atau orang tua, akan tetapi diberikan oleh pemerintah,
perusahaan swasta, kedutaan, universitas, serta lembaga pendidik atau peneliti,
atau juga dari kantor tempat bekerja yang karena prestasi seorang karyawan dapat
diberikan kesempatan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusianya
melalui pendidikan. Biaya tersebut diberikan kepada yang berhak menerima,
Universitas Sumatera Utara
terutama berdasarkan klasifikasi, kualitas, dan kompetensi si penerima beasiswa.
(Gafur, Abdul, 2008).

Demikian halnya dengan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Sumatera Utara (FMIPA USU) yang telah memiliki program
pemberian beasiswa terhadap mahasiswa. Oleh karena itu beasiswa harus
diberikan kepada penerima yang layak dan pantas untuk mendapatkannya. Akan
tetapi, dalam melakukan seleksi beasiswa tersebut tentu akan mengalami
kesulitan karena banyaknya pelamar beasiswa dan banyaknya kriteria yang
digunakan untuk menentukan keputusan penerima beasiswa yang sesuai dengan
yang diharapkan.

Pemberian beasiswa kepada mahasiswa di Perguruan Tinggi merupakan
wujud dari partisipasi masyarakan, instansi, pemerintah, perusahaan-perusahaaan
swasta dalam ikut serta membangun bangsa khususnya dalam bidang pendidikan.
Pada Universitas Sumatera utara terdapat beberapa instansi pemerintah (BUMN)
dan perusahaan swasta yang menyalurkan bantuan beasiswa kepada USU.
Mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dari berbagai macam beasiswa yang
disalurkan melalui Biro Administrasi Kemahasiswaan USU.

2.3.1 Persyaratan Beasiswa
Untuk dapat memperoleh beasiswa harus memenuhi syarat sebagai berikut:

2.3.1.1 Syarat Umum

Adapaun syarat-syarat umum untuk mendapatkan beasiswa adalah:
1. Terdaftar sebagai mahasiswa USU
2. Kondisi orang tua kurang mampu
3. Tidak menerima beasiswa/tunjangan pendidikan lain
4. Belum bekerja dan belum berkeluarga
5. Aktif dalam kegiatan kemahasiswaan (ekstrakurikuler)
Universitas Sumatera Utara
6. Tidak akan mengambil PKA (Penundaan Kegiatan Akademik) selama
menerima beasiswa
7. Patuh pada peraturan yang ditetapkan oleh Universitas/Fakultas
8. Mempunyai No. Rekening pada PT Bank Negara Indonesia Tbk cabang
USU



2.3.1.2 Syarat Khusus

Persyaratan khusus Penerima Beasiswa pada Universitas Sumatera Utara
disesuaikan dengan jenis beasiswa yang ditawarkan. Adapun jenis dan syarat
beasiswa adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3 Jenis dan Syarat Beasiswa
No. Jenis Beasiswa Persyaratan Khusus
1. Beasiswa Bantuan
Belajar Mahasiswa
(BBM)
1. Terdaftar sebagai mahasiswa Program Diploma
dan S1
2. Minimal telah duduk di semester II (dua)
3. Indeks Prestasi Kumultaif (IPK) minimal 2.50.
2. Beasiswa
Peningkatan Prestasi
Akademik (PPA)
1. Terdaftar sebagai mahasiswa Progam S1
(Mahasiswa baru dan lama)
2. Indeks Prestasi/Indeks Prestasi Kumulatif
(IP/IPK) minimal 3.00 untuk mahasiswa lama.
3. Nilai rata-rata STTB minimal 6,50 untuk
mahasiswa baru
3. Beasiswa Yayasan
Supersemar
1. Terdaftar sebagai mahasiswa Program S1
2. Minimal telah duduk di semester III (tiga)
3. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2,50
Universitas Sumatera Utara
4. Mengisi formulir beasiswa Yayasan
Supersemar serta ditandatangani oleh Pudek III
Fakultas dan Pimpinan Perguruan Tinggi
bidang Kemahasiswaan.
4. Beasiswa
Technological and
Professional Skills
Development Sector
Project (TPSDP)
1. Terdaftar sebagai mahasiswa Program S1
a. Fakultas Teknik (Program studi Kimia,
Sipil, Elektro dan Mesin)
b. Fakultas MIPA (Program studi Biologi,
Kimia, Matematika, Fisika dan
Infomatika / Ilmu Komputer.
c. Fakultas Pertanian (Program studi
Teknik Pertanian, Pemuliaan Tanaman.
Hortikultura, Teknologi Pengelolaan
Hasil Pertanian, Teknologi Pengelolaan
Hasil Perikanan, Teknologi Pengelolaan
Hasil Ternak, Pemanfaatan Sumber
Daya Kelautan).
2. Penghasilan perbulan orangtua <Rp.2.000.000
(dua juta rupiah)
3. Mengisi formulir pengajuan beasiswa
5. Beasiswa
Konsorsium Pen
didikan BPMIGAS -
KKKS (Badan
Pelaksana Minyak
dan Gas -
Kontraktor Kontrak
Kerja Sama
1. Terdaftar sebagai mahasiswa Program Diploma
(D3) dan S1
2. Minimal telah duduk di semester III (tiga)
3. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2,75
4. Telah menyelesaikan 25% dari jumlah kridit
yang disyaratkan untuk program S1 atau D3
yang diambil
5. Berusia maksimal 25 tahun
6. Menyerahkan 2 (dua) lembar pasfoto hitam
Tabel 2.3 Jenis dan Syarat Beasiswa(Lanjutan)

Universitas Sumatera Utara
putih 4 x 6
7. Mengisi formulir khusus yang diberikan oleh
pihak Konsorsium Pendidikan BPMIGAS
KKKS
6. Beasiswa Yayasan
Jepang
1. Terdaftar sebagai mahasiswa Program S1
2. Minimal telah duduk di semester VII (tujuh)
3. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2,76
4. Memiliki Surat Keterangan Sehat dari Dokter
5. Mengisi formulir riwayat hidup.
7. Beasiswa Yayasan
Salim
1. Terdaftar sebagai mahasiswa Program S1
2. Mahasiswa semester I s/d semester VII
3. Nilai minimum :
a. Untuk mahasiswa semester I nilai rata-
rata Ujian Nasional dan Rapor kelas
terakhir di SMU sederajat minimum 7,6
b. Untuk mahasiswa semester III ke atas,
rata-rata Indeks Prstasi Semester (IPS)
dua semester terakhir minimum 2,80,
bukan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).
4. Mengisi formulir permohonan beasiswa
Yayasan Salim
5. Menyerahkan fotokopi Kartu Penduduk dan
pasfoto 4 x 6 sebanyak 2 (dua) lembar
8. Beasiswa Society of
Petroleum (SPE)
1. Terdaftar sebagai mahasiswa Program S1
FakultasTeknik, Jurusan Teknik Kimia / Mesin
/ Elektro
2. Sedang menjalani semester III (tiga)
(minimum) hingga semester VII (maksimum)
Tabel 2.3 Jenis dan Syarat Beasiswa(Lanjutan)

Universitas Sumatera Utara
3. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) > 3,00
4. Menyerahkan fotokopi Kartu Penduduk.
9. Beasiswa Bank
Indonesia (BI)
1. Terdaftar sebagai mahasiswa Program S1
2. Minimal telah duduk di semester V dan telah
menempuh 90 SKS
3. Indeks Prestasi Kumulatif minimal 3,00
4. Usia Maksimal 25 tahun
10. Beasiswa PT.
Gudang Garam
1. Terdaftar sebagai mahasiswa Program S1
2. .Minimal telah duduk di semester III (tiga)
3. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2,50
11. Beasiswa Yayasan
Toyota Astra
1. Terdaftar sebagai mahasiswa Program S1
a. Fakultas Teknik
b. Fakultas Pertanian
c. Fakultas M I P A
2. Berada di semester V (lima) atau VII (tujuh)
3. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2,80
4. Mengisi formulir pendaftaran beasiswa
Yayasan Astra serta ditandatangani oleh Pudek
III Fakultas dan Pimpinan Perguruan Tinggi
bidang Kemahasiswaan
5. Menyerahkan pasfoto ukuran 3 x 4 sebanyak 3
(tiga) lembar dan Surat Keterangan Dokter.
12. Beasiswa PT.
Djarum
1. Terdaftar sebagai mahasiswa Program S1
2. Berada di semester V (lima)
3. Indek Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 3.00
4. Mengikuti Psikotes yang diadakan oleh PT.
Djarum
Tabel 2.3 Jenis dan Syarat Beasiswa(Lanjutan)

Universitas Sumatera Utara
13. PT. Bank Rakyat
Indonesia (BRI)
Persero Tbk
1. Terdaftar sebagai mahasiswa Program S1
2. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2,50
3. Minimal telah duduk di semester III (tiga)
4. Usia tidak lebih dari 23 tahun pada saat
mengajukan Permohonan
14. YKPP (Yayasan
Kesejahteraan
Pegawai Pertamina)
1. Terdaftar sebagai mahasiswa Program S1
2. Telah duduk di semester II dan IV
3. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 3.00
4. Mengikuti Wawancara yang diadakan oleh
YKPP
15. TJIPTA SARJANA 1. Terdaftar sebagai mahasiswa baru USU
Program S1
2. Berprestasi di Sekolah (SMA)
3. Mengisi formulir pendaftaran Program Tjipta
Sarjana
4. Menyerahkan 2 (dua) lembar pasfoto berwarna
4 x 6
5. Mengikuti Wawancara yang diadakan oleh Eka
Tjipta Foundation
16. TANOTO
FUONDATION
1. Terdaftar sebagai mahasiswa Program S1
2. Usia maksimum 21 tahun
3. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 3,00
4. Mengisi Formulir Pendaftaran Beasiswa
Tanoto Foundation
5. Mengikuti Psikotest yang diadakan oleh Tanoto
Foundation
17. PT. SUN LIFE
FINANCIAL
1. Terdaftar sebagai mahasiswa Fak. MIPA
Jurusan Matematika Fak ISIP, dan Fak
Tabel 2.3 Jenis dan Syarat Beasiswa(Lanjutan)

Tabel 2.3 Jenis dan Syarat Beasiswa(lanjutan)

Universitas Sumatera Utara
INDONESIA Kesehatan Masyarakat USU
2. Telah duduk di semester IV
3. Indeks Prestas Kumulatif (IPK) minimal 3,50
18. Peningkatan Prestasi
Ekstrakurikuler
(PPE)
1. Terdaftar sebagai mahasiswa Program Diploma
dan S1
2. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2,50
3. Mempunyai prestasi tinggi atau baik sesuai
dengan kegiatannya yang dibuktikan dengan
Sertifikat atau Piagam Penghargaan yang
diterbitkan oleh Panitia Penyelenggara atau
pihak yang berwenang
4. Bukti Prestasi yang diusulkan mahasiswa
bersangkutan sudah menjadi mahasiswa USU
dan tidak boleh lebih 3 (tiga) tahun sejak bulan
Januari pada tahun mengusulkan.
(www.usu.ac.id/beasiswa)














Universitas Sumatera Utara
BAB 3

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM



3.1 Analisis Sistem

Analisis sistem terdiri dari dua bagian yaitu analisis data sistem dan analisis
komponen sistem.

3.1.1 Analisis Data Sistem

Dalam merancang sistem pendukung keputusan diperlukan data pendukung antara
lain:
a. Data mahasiswa meliputi nim sebagai kode mahasiswa , nama mahasiswa,
IPK( Indeks Prestasi Kumilatfi), jumlah penghasilan orang tua, jumlah
tanggungan orang tua, semester, status beasiswa.
b. Data kriteria, meliputi kode kriteria, nama kriteria.

3.1.2 Analisis Komponen Sistem

Sistem yang akan dibuat memiliki tiga komponen, yaitu : Subsistem Manajenem
Basis Data (Data Base Management Subsystem), Subsistem Manajemen Basis
Model (Model Base Management Subsystem), Subsistem Perangkat Lunak
Penyelenggara Dialog (Dialog Generation and Management Software).





Relasi dari ketiga komponen tersebut adalah:








Universitas Sumatera Utara












Gambar 3.1 Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Gambar 3.1 di atas menjelaskan bahwa ketiga komponen sistem saling
terhubung dalam satu kesatuan yaitu dalam piranti lunak.

3.1.2.1 Subsistem Manajenem Basis Data

Subsistem manajemen basis data digambarkan dalam Diagram Aliran Data.

3.1.2.1.1 Diagram Aliran Data
Diagram Aliran Data/Data Flow Diagram (DFD) adalah sebuah teknis grafis yang
menggambarkan aliran informasi dan transformasi yang diaplikasikan pada saat
data bergerak dari input menjadi output.






3.1.2.1.1 DFD Level 0

Basis Data Basis Model
Manajemen
Basis Data
Manajemen
Basis Model
Manajemen Penyelenggara
Dialog
Pengguna
Universitas Sumatera Utara
DFD dari sistem yang dibuat adalah:
0
SPK Seleksi
Penerimaan
Beasiswa
Mahasiswa
Penyeleksi
Beasiswa
data_mahasiswa
hasil_seleksi
Kriteria
data_kriteria

Gambar 3.2 DFD Level 0 SPK Seleksi Penerimaan Beasiswa dengan Metode
AHP dan TOPSIS

DFD level 0 merepresentasikan seluruh elemen SPK Seleksi Penerimaan
Beasiswa dengan metode AHP dan TOPSIS sebagai sebuah proses dengan data
input adalah data pengguna dan output adalah data keputusan dalam bentuk
laporan yang dinyatakan oleh anak panah yang masuk dan keluar.

3.1.2.1.2 DFD level 1

Pada gambar diatas pada DFD Level 1 memiliki tiga proses yaitu proses
Input data mahasiswa, input data kriteria, proses seleksi yang berguna untuk
pengelolaan data master, proses seleksi beasiswa yang menggambarkan langkah-
langkah penyeleksian.

Mahasiswa
P.1
Input data
mahasiswa
P.2
Input Data
Kriteria
P.3
Seleksi
data_mahasiswa
data_kriteria
Mahasiswa
Kriteria
Penyeleks
beasiswa
data_mahasiswa
data_mahasiswa
data_kriteria
Kriteria

Gambar 3.3 DFD Level 1
3.1.2.1.3 DFD Level 2

Universitas Sumatera Utara
Data Flow Diagram pada level 2 proses input data mahasiswa
menggambarkan proses input dan simpan data kedalam database mahasiswa.

Mahasiswa
P.1.1
Input data
Mahasiswa
data_mahasiswa
data_mahasiswa
P.1.2
Simpan data
d
a
t
a
_
m
a
h
a
s
i
s
w
a

Gambar 3.4 DFD Level 2 Proses 1 Input Data Mahasiswa

Data Flow Diagram pada level 2 proses input data kriteria menggambarkan
proses input dan simpan data kriteria database kriteria.

Kriteria
P.2.1
Input kriteria
Kriteria
data_kriteria
data_kriteria
P.2.2
Simpan data
D
a
t
a
_
k
r
it
e
r
ia

Gambar 3.5 DFD Level 2 Proses 2 Input Data Kriteria

Data Flow Diagram level 2 proses seleksi beasiswa terdiri dari 2 proses yaitu
perhitungan AHP dan perhitungan TOPSIS.


Penyeleksi
beasiswa
P.2.1
Perhitungan
AHP
P.2.2
Perhitungan
TOPSIS
Bobot prioritas
Kriteria
Mahasiswa
Data Mahasiwa
Bobot prioritas
Bobot prioritas
hasil_seleksi

Gambar 3.6 DFD Level 2 Proses 3 Seleksi Beasiswa

Universitas Sumatera Utara
3.1.2.1.4 DFD Level 3

Gambar ini menjelaska bahwa DFD level 3 proses perhitungan AHP terdiri atas
tiga proses yaitu penstrukturan hirarki, perbandingan preferensi antar kriteria dan
normalisasi matriks.

P.3.1
Penstrukturan
Hierarki
P.3.2
Perbandingan
Prefensi
Antar Kriteria
P.3.3
Normalisasi
Matriks
Kriteria
Bobot prioritas
kriteria
Nilai matrik perbandingan
berpasangan
struktur kriteria
bobot_prioritas

Gambar 3.7 DFD Level 3 Proses 1 Perhitungan AHP












Pada gambar dibawah ini akan menjelaskan diagram alir data level 3 yakni
proses seleksi dengan metode TOPSIS.

Universitas Sumatera Utara
Penyeleksi
Beasiswa
2.2.1
Pemilihan
Alternatif
mahasiswa
2.2.2
Normalisasi
matruk
keputusan
2.2.3
Pembobotan
matrik
2.2.5
Menghitung
separation
measure
2.2.4
Menentukan
solusi ideal
positif dan
negatif
2.2.6
Hitung
kedekatan
relatif dengan
solusi ideal
Mahasiswa
Kriteria
Bobot preferensi
mahasiswa
kriteria
Data alternatif
Nilai matrik
ternormalisasi
Bobot prioritas
Nilai perkalian matrik ternormalisasi dengan bobot prioritas
Nilai solusi ideal positif dan negatif
2.2.7
Mengurutkan
pilihan
Nilai separatian measure untuk setiap alternatif
Nilai kedekatan setiap alternatif terhadap solusi ideal
Hasil_seleksi
Data mahasiswa


Gambar 3.8 DFD Level 3 Proses 2 Perhitungan TOPSIS

DFD level 3 ini merupakan proses perhitungan dengan menggunakan
metode TOPSIS. DFD level ini memiliki 7 proses meliputi pemilihan alternatif
mahasiswa, normalisasi matrik keputusan, pembobotan matrik, menentukan
Universitas Sumatera Utara
solusi ideal positif dan solusi ideal negatif, menghitung separation measure,
menghitung kedekatan relatif dengan solusi ideal dan mengurutkan pilihan,
dimana tiap prosesnya menggambarkan perhitungan TOPSIS terhadap kriteria dan
kandidat.

3.1.2.1.5 Kamus Data

Kamus data merupakan sebuah daftar yang mengatur semua komponen data yang
berhubungan terhadap sistem dengan definisi singkat dan sejelas-jelasnya
sehingga pengguna dan analisis sistem dapat sama-sama mengerti tentang data
masukan, keluaran, komponen penyimpanan, dan kalkulasi lanjutan (Pressman,
2001).
Tabel 3.1 Kamus Data
NO Data Field Type Deskripsi
1 Data_
Mahasisw
a
NIM varchar(9) Nim mahasiswa
Nama varchar(25) Nama mahasiswa
IPK Double Indeks Prestasi Kumulatif
Jlh_Penghasilan int(9) Jumlah penghasilan oran
tua
Jlh_Tanggungan int(2) Jumlah tanggungan orang
tua
Semester int(2) Semester
Status_Bea int(2) Status beasiswa
IPK_conv int(1) Konverter IPK
Jlh_Tanggungan
_conv
int(1) Konverter jumlah
tanggungan
Jlh_Penghasilan
_conv
int(1) Konverter Penghasilan
Semester_conv int(1) Konverter semester
Stat_Bea_conv int(1) Konverter status beasiswa
IPK_norm Double Normalisasi IPK
Jlh_Penghasilan
_norm
Double Normalisasi jumlah
penghasilan
Jlh_Tanggungan
_norm
Double Normalisasi tanggungan
Semester_norm Double Normalisasi
Stat_Bea_norm Double Normalisasi status beasiswa
IPK_norm_bobo
t
Double Bobot prioritas IPK
Jlh_Penghasilan
_norm_bobot
Double Bobot prioritas jumlah
penghasilan
Universitas Sumatera Utara
Jlh_Tanggungan
_norm_bobot
Double Bobot prioritas jumlah
tanggungan
Semester_norm_
bobot
Double Bobot prioritas semester
Stat_Bea_norm_
bobot
Double Bobot prioritas status
beasiswa
amax_ipk Double Solusi ideal positif IPK
amin_ipk Double Solusi ideal negatif IPK
amax_jlh_pengh
asilan
Double Solusi ideal positif jumlah
penghasilan
amin_jlh_pengh
asilan
Double Solusi ideal negatif jumlah
penghasilan
amax_jlh_tangg
ungan
Double Solusi ideal positif jumlah
tanggungan
amin_jlh_tanggu
ngan
Double Solusi ideal negative jumlah
tanggungan
amax_semester Double Solusi ideal positif semester
amin_semester Double Solusi ideal negatif
semester
amax_stat_bea Double Solusi ideal positif status
beasiswa s
amin_stat_bea Double Solusi ideal negative status
beasiswa
dmax Double Separation measure positif
dmin Double Separation measure negatif
v Double Solusi
2 Data_krite
ria
kriteria_ket varchar(8) Keterangan kriteria
kriteria_ipk double Kriteria IPK
kriteria_jlh_pen
ghasilan
double Kriteria jumlah penghasilan
kriteria_jlh_tang
gungan
double Kriteria jumlah tanggungan
kriteria_semeste
r
double Kriteria semester
kriteria_stat_bea double Kriteria status beasiswa





3.1.2.2 Subsistem Manajemen Basis Model

Tabel 3.1 Kamus Data(Lanjutan)
Universitas Sumatera Utara
Model yang dipakai dalam Perancangan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan
Penerimaan Beasiswa adalah Analytical Hierarchy Process dan Top Order
Preference by Similarity To Ideal Solution.
Dalam pengambilan keputusan dengan metode AHP langkah-langkah
kegiatan yang dilakukan:
1. Dekomposisi dari masalah
Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah menentukan kriteria yang
digunakan dalam penerimaan beasiswa dan menentukan alternatif siapa yang
berhak mendapkan beasiswa.
2. Menentukan Kriteria dan Nilai Skor
Dari wawancara dengan petugas penyeleksi beasiswa Fakultas MIPA USU maka
dapat diambil beberapa kriteria:
a. IPK(Indeks Prestasi Kumulatif)
b. Jumlah penghasilan orang tua
c. Jumlah tanggungan orang tua
d. Semester
e. Status beasiswa.
Tabel 3.2 Tabel Skor Kriteria

Kriteria
Data
awal
Data
Konversi

IPK

2.75-3.00 1
3.10-3.50 3
3.51-4.0 5
Jumlah penghasilan


>4 jt 1
2.1 jt- 4jt 3
0-2 jt 3
Jumlah tanggungan


0-2 1
3-5 3
>5 5
Semester


>6 1
4-6 3
0-3 3
Status Beasiswa


>4 1
2-4 3
0-2 5

3.1.2.3 Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog
Universitas Sumatera Utara

3.2 Perancangan Sistem
3.2.1 Disain Interface

Antarmuka pemakai (user interface) adalah aspek sistem komputer atau program
yang dapat dilihat, didengar, atau dipersepsikan oleh pengguna manusia, dan
perintah-perintah atau mekanisme yang digunakan pemakai untuk mengendalikan
operasi dan memasukkan data. Antarmuka sistem pendukung keputusan beasiswa
FMIPA USU dengan Metode AHP dan TOPSIS dapat dilihat dalam tampilan
utama.


Gambar 3.9 Tampilan Utama Sistem





Metode Laporan Data
Mahasiswa
Kriteria
Ahp
Topsis
Laporan
Seleksi Penerimaan Beasiswa FMIPA USU dengan
Metode AHP dan TOPSIS
Universitas Sumatera Utara

Gambar 3.10 Input Data Mahasiswa

INPUT DATA MAHASISWA

Nim :
Nama :
IPK :
Jumlah Penghasilan :
Jumlah Tanggungan :
Semester :
Status Beasiswa :
Batal Tambah
Nim Nama Ipk Jlh_peng Jlh_tang Sem Stat_bea
Nim1 Nama1 Ipk1 Jlh_peng1 Jlh_tang1 Sem1 Stat_bea1
Nim2 Nama2 Ipk1 Jlh_peng2 Jlh_tang2 Sem2 Stat_bea2
Nim3 Nama3 Ipk1 Jlh_peng3 Jlh_tang3 Sem3 Stat_bea3

Nim n Nama n Ipk n Jlh_peng n Jlh_tang n Sem n Stat_bea n

Baru Edit Hapus Keluar
Hapus semua data mahasiswa
Universitas Sumatera Utara

Gambar 3.14 Tampilan Inpit Kriteria


Gambar 3.11 Tampilan Input Data Kriteria


Gambar 3.15 Tampilan Input Bobot Perbandingan Kriteria


Gambar 3.12 Tampilan Metode AHP

Lanjut Keluar
Metode AHP I
Perbandingan kriteria matrik

Kriteria1 Kriteria2 Kriteria3 Kiteria n
Kriteria1 1 Nilai bobot Nilai bobot Nilai bobot
Kriteria2 Nilai bobot 1 Nilai bobot Nilai bobot
Kriteria3 Nilai bobot Nilai bobot 1 Nilai bobot
Nilai bobot Nilai bobot Nilai bobot 1 Nilai bobot
Kiteria n Nilai bobot Nilai bobot Nilai bobot 1
Jumlah Nilai bobot Nilai bobot Nilai bobot Nilai bobot


INPUT DATA KRITERIA

Kode Kriteria
Nama Kriteria

Batal Tambah
Baru Edit Hapus Keluar
Hapus semua data kriteria
Kode_kriteria Nama_kriteria
Kode_kriteria1 Nama_kriteria1
Kode_kriteria2 Nama_kriteria2
Kode_kriteria3 Nama_kriteria3
... ...
Kode_kriteria n Nama_kriteria n

Universitas Sumatera Utara



Gambar 3.13 Tampilan Metode AHP 2






Proses
Keluar
METODE AHP II
Normalisasi Matrik = setiap elemen / jumlah kolom

Kriteria1 Kriteria2 Kriteria3 Kiteria n Jumlah
Kriteria1 Nilai bobot Nilai bobot Nilai bobot Nilai bobot Nilai bobot
Kriteria2 Nilai bobot Nilai bobot Nilai bobot Nilai bobot Nilai bobot
Kriteria3 Nilai bobot Nilai bobot Nilai bobot Nilai bobot Nilai bobot

Kiteria n Nilai bobot Nilai bobot Nilai bobot Nilai bobot Nilai bobot

Bobot prioritas kiteria = jumlah kolom/jumlah kriteria
Bobot Prioritas (Matrik W)

Kriteria Bobot prioritas
Kriteria1 Bobot prioritas
Kriteria2 Bobot prioritas
Kriteria3 Bobot prioritas
.. ..
Criteria n Bobot prioritas n

Lanjut
Universitas Sumatera Utara



Gambar 3.17 Tampilan Proses Metode TOPSIS I











Gambar 3.14 Tampilan Metode TOPSIS I


Keluar
METODE TOPSIS I
Matrik

Kriteria1 Kriteria2 Kriteria3 Kiteria n
Kandidat1 Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria
Kandidat2 Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria
Kandidat3 Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria
. Bobot kriteria
Kandidat n Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria

Lanjut
Normalisasi Matrik (R) =
Lanjut
Kriteria1 Kriteria2 Kriteria3 Kiteria n
Kandidat1 Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria
Kandidat2 Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria
Kandidat3 Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria
Bobot kriteria
Kandidat n Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria

Universitas Sumatera Utara


Gambar 3 .15 Tampilan Proses Metode TOPSIS II



METODE TOPSIS II
Matrik V = matrik normalisasi x bobot prioritas (Matrik R x W)

Kriteria1 Kriteria2 Kriteria3 Kiteria n
Kandidat1 Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria
Kandidat2 Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria
Kandidat3 Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria
Bobot kriteria
Kandidat n Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria Bobot kriteria

Menentukan Solusi Ideal Positif dan Negatif =
Lanjut


Menentukan Separation Measure =



Universitas Sumatera Utara


Gambar 3.16 Tampilan Hasil Akhir


3.2.2 Perancangan Algoritma

Algoritma adalah urutan dari barisan langkah-langkah atau instruksi guna
meyelesaikan suatu masalah. Kriteria algoritma yang baik adalah mempunyai
output efektif, jumlah langkah berhingga, terstruktur dan punya akhir. Salah satu
cara penyajian dengan algoritma yaitu dalam bentuk flowchart. Flowchart adalah
gambaran dalam bentuk diagram alir dari algoritma dalam suatu program yang
menyatakan arah alur program dalam menyelesaikan suatu masalah. Adapun
algoritma sistem seleksi beasiswa adalah:
Beberapa simbol yang digunakan dalam menggambar suatu flowchart,
dapat dilihat pada Tabel 3.3.



Keluar
METODE TOPSIS II
Menghitung kedekatan relative dengan ideal positif


Ci*
Kandidat1 total
Kandidat2 total
Kandidat3 total

Kandidat n Total

Saran untuk seleksi beasiswa adalah
nilai Ci* dari yang terbesar sesuai dengan kebutuhan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.3 Tabel Bagian-bagian dari Flowchart
SIMBOL NAMA FUNGSI


TERMINATOR

Permulaan/ akhir program.

GARIS ALIR
(FLOW LINE)

Arah alir program.


PREPARATION
Proses inisialisasi/pemberian
harga awal


PROSES
Proses penghitungan/proses
pengolahan data.

INPUT/OUTPUT
DATA
Proses input/output data,
parameter. Informasi.

DECISION
Perbandingan pernyataan,
penyeleksian data yang
memberikan pilihan untuk
langkah selanjutnya.

ON PAGE
CONNECTOR
Penghubung bagian-bagian
flowchart yang berada pada satu
halaman.



OFF PAGE
CONNECTOR
Penghubung bagian-bagian
flowchart yang berada pada
halaman berbeda.

Untuk membangun sistem pendukung keputusan seleksi beasiswa dengan
metode Analytical Hierarchy Process terdapat dua flowchart yaitu flowchart
AHP dan flowchart TOPSIS. Berikut flowchart AHP pada gambar 3.2 berikut:





Universitas Sumatera Utara
Mulai
Membuat matriks berpasangan nXn
Baca
input
Jumlahkan setiap elemen kolom dari matriks
berpasangan nxn
Bagikan nilai setiap elemen kolom matriks
berpasangan nxn dengan hasil penjumlahan
kolom
Matriks normalisasi nxn
Jumlahkan setiap elemen baris dari matriks
normalisasi nxn
Bagikan hasil penjumlahan baris dengan n
Matriks Prioritas nx1
Selesai

Gambar 3.17 Flowchart Prioritas Kriteria AHP


















Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.18 dibawah ini menggambarkan flowchart metode TOPSIS.


Mulai
Membuat matrik mahasiswa dengan kriteria
masing-masing
Baca input
Konversikan nilai elemen setiap matrik
Normalisasikan matrik
Mencari solusi ideal positif dan negatif
Mencari nilai separation measure
Urutan Kandidat
hasil seleksi
Selesai

Gambar 3.18 Flowchart Metode TOPSIS











Universitas Sumatera Utara


BAB 4

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM



4.1. Implementasi Sistem

Tahap implementasi sistem merupakan proses pengubahan spesifikasi sistem
menjadi sistem yang dapat dijalankan. Implementasi dari analisis dan perancangan
sistem ini menggunakan Delphi 7.0.

4.1.1. Lingkungan Implementasi

Lingkungan implementasi yang akan dijelaskan merupakan lingkungan perangkat
keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan dalam penulisan
skripsi ini.
Program ini dapat dijalankan dengan konfigurasi komputer sebagai berikut:
1. Prosesor 486 DX 66 Mhz
2. RAM 16 Mb untuk Windows 95 dan 32 Mb untuk Windows NT 4.0 dan
Windows 2000
3. Operating Sistem Windows 95/98, NT 4.0 (dengan SP 3), Windows
2000, Windows ME, Windows XP, Windows Vista.
4. VGA Card 256 color, 640x480 pixel
5. Mouse
6. Keyboard
7. Hard disk 5 GB






Universitas Sumatera Utara
4.1.2. Implementasi Antarmuka Sistem
4.1.2.1. FormUtama

Form Utama merupakan tampilan antarmuka yang pertama muncul ketika sistem
ini dijalankan. Pada form Utama ini terdapat satu menu yaitu menu Data dengan
submenu Mahasiswa, Kriteria, dan. Menu Metode dengan submenu AHP,
TOPSIS . Menu Laporan. Berikut gambar tampilan utama.


Gambar 4.1 Tampilan Implementasi Antarmuka FormUtama

4.1.2.2. Form Mahasiswa

Form Mahasiswa merupakan tampilan antarmuka untuk menginput data
mahasiswa yang akan diseleksi. Berikut adalah gambar hasil implementasi dari
rancangan antarmuka Mahasiswa.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.2 Tampilan Implementasi Antarmuka Form Mahasiswa

4.1.2.3. Form Kriteria

Form Kriteria merupakan tampilan antarmuka untuk menginput data kriteria.
Berikut adalah gambar hasil implementasi dari rancangan antarmuka form
kriteria.

Gambar 4.3 Tampilan Implementasi Antarmuka FormKriteria
Universitas Sumatera Utara
4.1.2.4. FormMetode AHP
Form Metode merupakan tampilan antarmuka tempat melakukan proses
penyeleksian mahasiswa. Form ini menjadi tempat kerja utama untuk melakukan
langkah-langkah penyeleksian dengan metode AHP. Berikut tampilan antarmuka
dari AHP.

Gambar 4.4 Tampilan Implementasi Antarmuka AHP


Gambar 4.5 Tampilan Implementasi Antarmuka AHP 2
Universitas Sumatera Utara
4.1.2.5. Form Metode TOPSIS
Gambar form dibawah ini akan menunjukkan langkah-langkah metode AHP
sesuai dengan prosedur.

Gambar 4.6 Antarmuka Metode TOPSIS


Gambar 4.7 Antarmuka Matriks Ternormalisasi TOPSIS
Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.8 Antarmuka Solusi Ideal dan Separation Measure TOPSIS

4.1.2.6. Laporan
Form berikut ini menunjukkan hasil akhir dari proses seleksi beasiswa.


Gambar 4.9 Gambar Antarmuka Laporan
Universitas Sumatera Utara
4.2. Pengujian Sistem

Setelah melakukan proses implementasi proses selanjutnya adalah uji coba
dengan tujuan untuk mengetahui bahwa aplikasi yang telah dibuat sesusai dengan
kebutuhan.

4.2.1 Pengujian AHP


Gambar 4.10 Gambar Pengujian Data Mahasiswa



DaData Mahasiswa yang

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.11 Gambar Pengujian Perbandingan Kriteria

Pada gambar diatas terlihat perbandingan antar criteria sehingga membentuk
matriks, itu dapat dihitung dari:


Langkah kedua menormalisasikan matriks A dengan rumus:

Gambar 4.12 Gambar Pengujian Bobot Prioritas
Universitas Sumatera Utara
Menormalisasikan matriks dengan cara:




Langkah ketiga mencari bobot prioritas(Matriks W):



4.2.2 Pengujian TOPSIS
Data awal mahasiswa yang dipilih sebagai kandidat pada form seleksi beasiswa
tampak pada gambar dibawah ini.


Gambar 4.13 Gambar Pengujian Metode TOPSIS
Data Awal
Data hasil
konversi
Universitas Sumatera Utara
Tampak nilai awal kandidat(mahasiswa) pada grid atas gambar diatas
menunjukkan data mahasiswa dikonversi dari nilai awal menjadi nilai angka.
Tabel 4.1 Tabel Konversi Data

Kriteria
Data
awal
Data
Konversi

IPK

2.75-3.00 1
3.10-3.50 3
3.51-4.0 5
Jumlah penghasilan


>4 jt 1
2.1 jt- 4jt 3
0-2 jt 5
Jumlah tanggungan


0-2 1
3-5 3
>5 5
Semester


>6 1
4-6 3
0-3 5
Status Beasiswa


>4 1
2-4 3
0-2 5

Kemudian data matriks yang sudah dikonversi dinormalisasikan:





Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.14 Gambar Matriks Ternormalisasi TOPSIS

Mencari solusi ideal positif dan negatif yaitu dengan cara mencari nilai yang
paling maksimum dan minimum.
IPK (0,148 0,148 0,049 0,248 ) maka solusi ideal positif adalah 0,248.
IPK (0,148 0,148 0,049 0,248 ) maka solusi ideal negatif adalah 0,049.

Gambar 4.15 Gambar Pengujian Solusi Ideal dan Separation Measure
TOPSIS
Bobot prioritas x
matriks
ternormalisasi
Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.16 Gambar Pengujian Hasil Seleksi




Maka hasil seleksi diurutkan dari yang terbesar sampai yang terkecil.











Hasil diurutkan dari yang
terkecil hingga terbesar
Universitas Sumatera Utara


BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan evaluasi dari bab terdahulu, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Metode AHP dan TOPSIS dapat digunakan untuk memecahkan masalah
penyeleksian beasiswa dengan perhitungan du metode tersebut didapatkan
bahwa kriteria yang paling diprioritaskan adalah IPK(Indeks Prestasi
Kumulatif) dibandingkan dengan keempat kriteria lainnya seperti jumlah
penghasilan, jumlah tanggungan, semester, dan status beasiswa.
2. Aplikasi sistem seleksi beasiswa ini dapat digunakan sebagai alat bantu bagi
pengambil keputusan dengan tetap berbasis pada sistem pendukung
keputusan.

5.2 Saran

Berikut adalah beberapa saran untuk pengembangan lebih lanjut terhadap
penelitian skripsi ini:
1. Dapat ditambahkan data lain yang mendukung penyeleksian beasiswa,
misalnya penambahan kriteria.
2. Sistem dapat dikembangkan dalam bentuk website dimana pihak pengelola
website dapat bekerjasama dengan instansi pendonor beasiswa dan universitas
penerima beasiswa agar penyeleksian dapat terlaksana secara efesien dan
efektif.
3. Dalam memecahkan masalah multikriteria metode AHP dan TOPSIS bukan
satu-satunya penggabungan metode pengambilan keputusan yang dapat
digunakan, alangkah lebih baik dicoba untuk menggunakan metode
penggabungan yang lain untuk mengdukung keputusan yang lebih efektif.
Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA


Gafur, Abdul. 2008. Cara Mudah Mendapatkan Beasiswa. Jakarta: Penebar Plus
Daihani, Dadan Umar. 2001. Komputerisasi Pengambilan Keputusan.
Jakarta: Elex Media Komputindo

Kosasi, Sandy. 2002. Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System).
Pontianak.

Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Kepautusan. Yogayakarta:
Andi

Rika yunitarini. TOPSIS (Technique For Others Reference by Similarity to Ideal
Solution). www. liyantanto.files.wordpress.com/2009/09/ahp-dan-
topsis1.ppt. Diakses tanggal 2 Maret, 2010

Serkan Ball dan Serdar Korukolu.2009.Operating System Selection Using
Fuzzy AHP And TOPSIS Methods. www.asr.org.tr/pdf/Vol14No2p119.pdf.
Diakses Tanggal 5 April 2010

S. Mahmoodzadeh, dkk.2007. Project Selection by Using Fuzzy AHP and TOPSIS
Technique. www.waset.org/journals/waset/v30/v30-64.pdf. Diakses
Tanggal 5 April 2010

Suryadi, Kadarsah dan Rahmadhani. 1998. Sistem Pendukung Keputusan.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya








Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai