Oleh:
Kelompok 4
A_4
ANDRI SETIAWAN (C2057201001)
SISKA (C2057201013)
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
ii
4.8 Nilai jarak antara nilai terbobot setiap alternatif terhadap solusi ideal positif Sᵢ⁺ dan
terhadap solusi ideal negatif Sᵢ⁻: ................................................................................... 12
4.9 Kedekatan setiap alternatif terhadap solusi ideal dihitung sebagai berikut: ........... 13
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sistem Pendukung Keputusan berbasis Komputer merupakan suatu sistem
yang dirancang guna meningkatkan efektivitas pengambilan dalam memecahkan
masalah. Sistem Pendukung Keputusan merupakan sistem berbasis computer
dengan antarmuka antara mesin/computer dan pengguna. Sistem ini secara umum
didefinisikan sebagai sistem yang mampu menghasilkan pemecahan maupun
penanganan masalah .
Perguruan tinggi wajib menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan visi, misi, tujuan, tugas, dan
kewenangannya. Ketua program studi sebagai salah satu unsur penyelenggara
pendidikan tinggi merupakan elemen penting dan strategis dalam manajemen
penyelenggaraan Pendidikan di perguruan tinggi. Ketua program studi bertugas
memimpin dan melaksanakan fungsi manajerial seperti membuat perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian proses kegiatan akademik serta pengadministrasian
kegiatan pendukungnya. Ketua program studi sebagai elemen dalam manajemen
perguruan tinggi untuk merealisasikan visi, misi dan tujuan dari program studi yang
relevan dengan visi, misi dan tujuan lembaga secara keseluruhan. Sistem
penghargaan merupakan salah satu penting dan sebagai unsur motivasi ke arah
kinerja terbaik serta berperan dalam menumbuhkan suasana akademik, yang pada
akhirnya dapat mempererat perkembangan masyarakat ilmiah masa kini dan masa
depan sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam pemilihan Ketua Program Studi Sistem Informasi ditentukan
kriteria-kriteria yang sangat mendukung kinerja dari seorang ketua program studi
ini. Untuk pemilihan Ketua Program Studi Sistem Informasi, pimpinan
membutuhkan suatu sistem yang dapat membantu proses pemilihan tersebut.
Menentukan ketua program studi selain dibutuhkan suatu sistem pendukung
keputusan, dibutuhkan juga suatu metode yang dapat menentukan ketua program
studi melalui perangkingan. Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam
membangun sistem pendukung keputusan salah satunya adalah metode Technique
for Order Preference By Similarity To Ideal Solution yang lebih dikenal dengan
sebutan metode TOPSIS.
Penelitian ini pada dasarnya sama-sama dibangun berdasarkan sistem
pendukung keputusan, namun yang membedakannya adalah dari metode dan
analisa yang digunakan. Peneliti pertama sistem yang dibangun menggunakan
metode TOPSIS, dan dipakai oleh bagian PPIC (Planning Production Inventory
Control) untuk melakukan pemilihan pengesub terbaik. Penelitian ini, untuk
mendapatkan solusi pengambilan keputusan pemilihan calon ketua program studi
perlu disusun beberapa kriteria yang berdasarkan buku pedoman pemilihan ketua
prodi, serta diperlukan alternatif rekomendasi keputusan. Untuk membantu proses
pemilihan calon ketua program studi maka dibuat sebuah sistem pendukung
keputusan pemilihan calon ketua program studi dengan menggunakan metode
Technique for Order Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS)
sehingga akan membantu proses komputasi TOPSIS, selain itu sistem pendukung
keputusan berguna untuk mengolah data-data pemilihan calon ketua program studi
tingkat perguruan tinggi (akademik).
Berdasarkan hal tersebut, maka dibuatlah sistem pendukung keputusan
calon ketua program studi menggunakan metode Technique for Order Preference
By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS). Komponen penilaian system pendukung
keputusan ini dibuat berdasarkan desk evaluation, komponen karya inovasi dan
kepribadian untuk memberikan motivasi kepada kepala program studi agar dapat
memberikan kinerja yang lebih baik lagi, serta berperan dalam menumbuhkan
suasana akademik, yang pada akhirnya dapat mempercepat perkembangan
masyarakat ilmiah masa kini dan masa depan sesuai dengan yang diharapkan.
1.2 Rumusan Masalah
Melihat dari latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan suatu
permasalahan “Bagaimana membuat Sistem Pendukung Keputusan untuk
pemilihan Ketua Program Studi Sistem Informasi di STMIK Palangka Raya? “.
1.3 Batasan Masalah
Untuk menghindari kemungkinan meluasnya pembahasan dari seharusnya,
perlu kiranya dilakukan batasan permasalahan sebagai berikut: yaitu, yang dimana
sistem pendaftaran dan voting yang masih dilakukan secara manual.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Untuk menjawab pokok permasalahan seperti yang telah disebutkan
sebelumnya, maka pembuatan penelitian ini dititik beratkan pada pencapaian tujuan
yaitu membuat Sistem Pendukung Keputusan untuk pemilihan Ketua Program
Studi Sistem Informasi di STMIK Palangka Raya.
b. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan diatas penelitian ini berguna untuk membantu
mempermudah dalam menentukan calon ketua program studi sistem informasi di
STMIK Palangka Raya.
2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Sistem Pendukung Keputusan
Definisi Sistem Pendukung Keputusan yang dikemukakan para ahli
dijelaskan sebagai berikut:
1. Menurut Nofriansyah dan Sarjon (2017), Sistem Pendukung Keputusan
adalah suatu sistem informasi spesifik yang ditunjukan untuk membantu
manajemen dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan persoalan
yang bersifat semi terstruktur.
2. Menurut Mann dan Watson, Sistem Pendukung Keputusan adalah system
yang interaktif, membantu pengambilan keputusan melalui penggunaan
data dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah-masalah
yang sifatnya semi terstruktur dan tidak terstruktur.
3. Secara umum, Sistem Pendukung Keputusan merupakan bagian dari
sistem informasi berbasis computer (termasuk berbasi pengetahuan) yang
dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi
atau perusahaan.
Manfaat dari penerapan Sistem Pendukung Keputusan adalah untuk meningkatkan
kemampuan pengambil keputusan dengan memberikan alternatif keputusan yang
lebih baik sehingga dapat membantu untuk menetapkan sebuah keputusan.
Menurut Dicky Nofriansyah, S.Kom, M.Kom (2014), Kriteria atau ciri-ciri dari
Sistem Pendukung Keputusan adalah sebagai berikut:
1. banyak pilihan/alternatif.
2. ada kendala atau surat.
3. mengikuti suatu pola atau model tingkah laku, baik yang terstruktur
maupun tidak terstruktur.
4. Banyak input/Variabel.
5. Ada faktor resiko, dibutuhkan kecepatan, ketepatan dan keakuratan.
Ada 3 fase dalam pengambilan keputusan yaitu:
1. Inteligence
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari ruang
lingkup problematika secara proses pengenalan masalah. Data masukan
diperoleh dan diuji dalam rangka mengidentifikasi masalah.
2. Design
Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan dan
menganalisis alternatif Tindakan yang bisa dilakukan. Tahap melakukan
pengujian kelayakan solusi.
3
3. Choice
Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif
Tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian
diimplementasikan kedalam proses pengambilan keputusan.
Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Secara garis besar sistem pendukung keputusan dibangun oleh tiga komponen
utama yaitu:
1. Sub Sistem Data (Database)
Sub sistem data merupakan komponen sistem pendukung keputusan yang
berguna sebagai penyedia data bagi sistem. Data tersebut disimpan untuk
diorganisasikan dalam sebuah basis data yang diorganisasikan oleh suatu
sistem yang disebut dengan Sistem Manajemen Basis Data.
2. Sub Sistem Model
Model adalah suatu tiruan dari alam nyata. Kendala yang sering dihadapi
dalam merancang model adalah bawah model yang dirancang tidak
mampu mencerminkan seluruh variable alam nyata, sehingga keputusan
yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan.
3. Sub Sistem Dialog
Sub system dialog adalah fasilitas yang mampu mengintegrasikan system
yang terpasang dengan pengguna secara interaktif, yang dikenal dengan
sub system dialog. Melalui sub system ini diimplementasikan sehingga
pengguna dapat berkomunikasi dengan system yang dibuat.
2.2 Metode TOPSIS
Menurut Olson (2006), TOPSIS adalah salah satu metode pengambilan
keputusan multikriteria yang pertama kali diperkenalkan oleh Yoon dan Hwang
tahun 1981. TOPSIS didasarkan pada konsep dimana alternatif yang terpilih atau
terbaik tidak hanya mempunyai jarak terdekat dari solusi ideal positif, namun juga
memiliki jarak terjauh dari solusi ideal positif, namun juga memiliki jarak terjauh
dari solusi ideal negatif dari sudut pandang geometris dengan menggunakan jarak
Euclidean untuk menentukan kedekatan relative dari suatu alternatif dengan solusi
optimal. Solusi ideal positif didefinisikan sebagai jumlah dari seluruh nilai terbaik
yang dapat dicapai untuk setiap atribut, sedangkan solusi negatif ideal terdiri dari
seluruh nilai terburuk yang dicapai untuk setiap atribut.
Tahapan dalam Metode TOPSIS:
Ada beberapa tahapan dalam Metode TOPSIS, yaitu:
1. Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi
2. Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi terbobot
3. Membuat matriks solusi ideal positif dan matriks solusi ideal negatif
4. Menentukan jarak antara nilai setiap alternatif dengan matriks solusi ideal
positif dan matriks solusi ideal negatif.
5. Menentukan nilai preferensi untuk setiap alternatif.
4
- Decision Matriks D mengacu terhadap m alternatif yang akan dievaluasi
berdasarkan kriteria yang didefinsikan.
- Dengan Xij menyatakan performansi dari perhitungan untuk alternatif
ke-I terhadap atribut ke-j.
Langkah dan Rumus Penyelesaian Metode TOPSIS
1. Membangun normalized decision matrix
Elemen Rij hasil dari normalisasi decision matrix R dengan metode
Euclidean length of a vector adalah:
Dengan i= 1, 2, 3, … m; dan j= 1, 2, 3, .. m.
4. Menentukan jarak antara nilai setiap alternatif dengan matriks solusi ideal
positif dan matriks ideal negatif.
Jarak antara alternatif Ai dengan solusi ideal positif dirumuskan sebagai:
5
5. Menentukan nilai preferensi untuk setiap alternatif
Kedekatan setiap alternatif terhadap solusi ideal dihitung berdasarkan
rumus:
6
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan
Komputer (STMIK) Palangka Raya Jalan. G. Obos No. 114.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian
ini adalah wawancara. Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari buku
pedoman. Unsur-unsur yang dinilai serta bobot penilaian umum pemilihan Calon
Ketua Program Studi Sistem Informasi.
3.3 Metode Sistem Pendukung Keputusan
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk membangun sistem
pendukung keputusan ini adalah metode TOPSIS. Berikut ini Langkah-langkah
penyelesaian dan perhitungan metode TOPSIS.
3.3.1 Langkah-langkah Penyelesaian
Dalam penelitian ini menggunakan metode TOPSIS dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membangun sebuah matriks keputusan.
b. Membuat normalisasi matriks keputusan (R)
c. Normalisasi Bobot.
d. Menentukan matriks solusi ideal Positif (A⁺) dan matrik solusi ideal
negatif (A⁻).
e. Menentukan jarak antara nilai setiap alternatif dengan matrik solusi
ideal positif dan matrik solusi ideal negatif.
f. Menentukan nilai preferensi untuk setiap alternatif (Aᵢ).
7
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Studi Kasus:
Di STMIK Palangka Raya sedang mengadakan Pemilihan Calon Ketua Program
Studi yang baru. Pengambil keputusan memberikan kasus ini kepada setiap
program studi yang bersangkutan untuk pelaksanaan pemilihan tersebut. Disini
kami diberikan oleh pengambil keputusan untuk memproses Pemilihan Calon
Ketua Program Studi Sistem Informasi yang baru menggunakan Sistem Pendukung
Keputusan yang dapat membantu dalam melakukan penilaian calon ketua Program
Studi yang bersangkutan.
4.1 Menentukan Kriteria-kriteria (Cn)yang akan dijadikan acuan dalam
pengambilan keputusan.
Kriteria (Cj) yang digunakan untuk pemilihan Calon Ketua Prodi SI sebagai
berikut:
1. Disiplin dan Berdedikasi Tinggi (C₁)
2. Visi, Misi dan Program Kerja (C₂)
3. Jumlah Suara (C₃)
4.2 Tingkat kepentingan masing-masing kriteria (bobot keputusan) atau dapat
ditulis sebagai W.
Pada pemilihan Calon Ketua Prodi ini, pengambil keputusan memberikan tingkat
kepentingan masing-masing kriteria yang dinilai dengan angka 1 sampai 5, yang
nanti digunakan sebagai W adalah sebagai berikut:
1 = (Rendah)
2 = (Kurang)
3 = (Cukup)
4 = (Tinggi)
5 = (Sangat Tinggi)
4.3 Menentukan alternatif pada pemilihan Calon Ketua Program Studi Sistem
Informasi.
Beberapa peserta yang ikut Calon Ketua Program Studi Sistem Informasi yang
menjadi alternatif (Aᵢ)adalah:
1. Pasangan Calon I (A₁)
2. Pasangan Calon II (A₂)
3. Pasangan Calon III (A₃)
8
4.4 Menentukan bobot kecocokan (rating kecocokan) setiap alternatif pada
kriteria, dengan menggunakan data riil (data lapangan).
KRITERIA SIFAT KRITERIA ALASAN
Disiplin dan Berdedikasi Benefit/Keuntungan Karena menjadi titik
Tinggi pusat adanya perubahan
signifikan dan
keberhasilan dalam suatu
program studi.
Visi, Misi dan Program Benefit/Keuntungan Karena hal yang penting,
Kerja yang dimana ketiganya
akan menjadi dasar dan
acuan untuk mencapai
tujuan yang mutlak dan
penting juga dalam
pertimbangan sistem
pendukung keputusan.
Jumlah Suara Benefit/Keuntungan Karena pemilihan calon
ketua prodi dilakukan
melalui pemungutan
suara dalam secara
langsung, bebas dan
rahasia yang menentukan
siapa calon yang berhak
menjadi ketua dan
sekretaris prodi SI.
9
Sangat
5 Sangat Baik 20 𝑂𝑟𝑎𝑛𝑔
Baik
Tabel
Rating Kecocokan dari setiap alternatif pada setiap kriteria
Alternatif Kriteria (Cn)
(Ai) C₁ C₂ C₃
Pasangan Calon I Sangat 20
Baik
Baik Orang
Pasangan Calon II 10
Baik Sangat Baik
Orang
Pasangan Calon III 16
Baik Cukup Baik
Orang
| x₁ | = √52 + 42 + 42 = 7,5498
𝑥₁₁ 5
r₁₁ = 𝑥₁
= 7,5498
= 0,6623
10
𝑥₂₁ 4
r₂₁ = 𝑥₁
= 7,5498
= 0,5298
𝑥₃₁ 4
r₃₁ = 𝑥₁
= 7,5498
= 0,5298
Perhitungan untuk X₂ :
| x₂ | = √42 + 52 + 32 = 7,071
𝑥₁₂ 4
r₁₂ = 𝑥₂
= 7,071
= 0,5657
𝑥₂₂ 5
r₂₂ = 𝑥₂
= 7,071
= 0,7071
𝑥₃₂ 3
r₃₂ = 𝑥₂
= 7,071
= 0,4243
Perhitungan untuk X₃ :
| x₃ | = √52 + 32 + 42 = 7,071
𝑥₁₃ 5
r₁₃ = 𝑥₃
= 7,071
= 0,7071
𝑥₂₃ 3
r₂₃ = 𝑥₃
= 7,071
= 0,4243
𝑥₃₃ 4
r₃₃ = 𝑥₃
= 7,071
= 0,5657
11
Perkalian Baris pertama matriks (A₂) terhadap W = [5, 4, 5]
y₂₁ = W₁R₂₁ = (5) (0,5298) = 2,649
y₂₂ = W₂R₂₂ = (4) (0,7071) = 2,8284
y₂₃ = W₃R₂₃ = (5) (0,4243) = 2,1215
Perkalian Baris pertama matriks (A₃) terhadap W = [5, 4, 5]
y₃₁ = W₁R₃₁ = (5) (0,5298) = 2,649
y₃₂ = W₂R₃₂ = (4) (0,4243) = 1,6972
y₃₃ = W₃R₃₃ = (5) (0,5657) = 2,8285
Sehingga menghasilkan matriks Y:
3,3115 2,2528 3,5355
Y = [ 2,649 2,8284 2,1215]
2,649 1,6972 2,8285
4.7 Matrik solusi ideal positif dan matrik solusi ideal negatif
a. solusi ideal positif (A⁺) dihitung sebagai berikut:
y₁⁺ = max {3,3115; 2,649; 2,649} = 3,3115
y₂⁺ = max {2,2528; 2,8284; 1,6972} = 2,8284
y₃⁺ = max {3,5355; 2,1215; 2,8285} = 3,5355
A⁺ = {3,3115; 2,8284; 3,5355}
b. solusi ideal negatif (A⁻) dihtung sebagai berikut:
y₁⁻ = min {3,3115; 2,649; 2,649} = 2,649
y₂⁻ = min {2,2528; 2,8284; 1,6972} = 1,6972
y₃⁻ = min {3,5355; 2,1215; 2,8285} = 2,1215
A⁻ = {2,649; 1,6972; 2,1215}
4.8 Nilai jarak antara nilai terbobot setiap alternatif terhadap solusi ideal positif
Sᵢ⁺ dan terhadap solusi ideal negatif Sᵢ⁻:
a. nilai jarak antara nilai terbobot setiap alternatif terhadap solusi ideal positif
Sᵢ⁺
12
D₃⁺ = √(2,649 − 3,3115)2 + (1,6972 − 2,8284)2 + (2,8285 – 3,5355)2
= 1,4894
b. nilai jarak antara nilai terbobot setiap alternatif terhadap solusi ideal
negative Sᵢ⁻ :
1,1312 1,1312
V₂ = 1,6642+1,1312 = = 0,4047
2,7954
0,707 0,707
V₃ = 1,4894+0,707 = = 0,3219
2,1964
13
BAB V KESIMPULAN
14
LAMPIRAN
15