Anda di halaman 1dari 7

Tugas

ANALISIS KENDALA DAN KARAKTERISTIK MENYIMAK

Dosen Pengampu: Muh. Taufiq, M. Pd.

Semester & Kelas: 4G

Oleh:
MISNAWATI
NPM: 210102274

Esai di Susun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Keterampilan Berbahasa Indonesia

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN (FIP)
UNIVERSITAS HAMZANWADI
2023
A. ANALISIS KENDALA DAN KARAKTERISTIK MENYIMAK

Menyimak adalah sutau proses mendengarkan lambang-lambang lisan


dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk
memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna
komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau
bahasa lisan. Menyimak merupakan hal yang penting dalam berkomunikasi.
Dalam berkomunikasi jika tidak dapat menyimak dengan baik maka
komunikasi yang berlangsung pun tidak dapat berlangsung dengan baik.
Dalam menyimak kita diharuskan mendengar sekaligus memahami dan
memperhatikan apa yang pembicara atau lawan bicara kita hal itu agar
komunikasi dapat berjalan dengan baik.
Tujuan pembelajaran menyimak misalnya di kelas awal sekolah dasar
adalah untuk memperkaya kosakata anak sehingga hal tersebut dapat
membantu siswa ketika belajar membaca dan menulis. Berdasarkan hal
tersebut, dapat dipahami bahwa pengajaran menyimak perlu diajarkan karena
tanpa kemampuan menyimak tidak akan mungkin diperoleh keterampilan
yang lain. Menyimak pada dasarnya adalah keterampilan dasar yang
mendasari keterampilan yang lain (membaca, menulis, berbicara).
Dalam mengajarkan keterampilan menyimak, baik guru maupun siswa
mungkin saja mengalami beberapa kendala. Kendala-kendala tersebut dapat
berupa kendala gangguan fisik, gangguan pikiran, kurangnya konsentrasi,
perbedaan bahasa dan budaya, kecepatan berbicara, atau prasangka dan
pendapat tertentu.
B. Kendala-Kendala Menyimak
Dalam proses menyimak, terdapat beberapa kendala yang dapat
mempengaruhi pemahaman dan interpretasi kita terhadap pesan yang
disampaikan. Berikut adalah beberapa kendala yang sering muncul:
1. Gangguan fisik
Gangguan fisik penyimak yang tidak siap untuk menyimak,
misalnya, lelah, mengantuk, sakit, tidak enak badan, sedang mabuk, dan
sebagainya. Hal tersebut membuat si penyimak larut dengan gangguan
fisik dalam menyimak, dapat mempengaruhi kemampuan menyimak
seseorang.
2. Gangguan Pikiran
Gangguann pikiran, kejiwaan penyimak yang juga tidak kondusif
untuk menyimak, misalnya, sedang banyak pikiran atau masalah, baik
masalah di rumah, di kantor, di sekolah, di masyarakat, atau di mana
saja dan dengan siapa saja. Hal ini akan membuat si penyimak larut
dengan pikiran-pikirannya sehingga ia tidak konsentrasi pada sumber
simakan. Orang-orang seperti ini sering terlihat dalam kondisi melamun
atau seolah-olah seperti orang menyimak. Dengan kata lain, mereka ini
hanya berpura-pura menyimak, padahal mereka sedang tidak menyimak
itu akan dapat mempengaruhi kemampuan menyimak seseorang.
3. Kurangnya Konsentrasi
Kurangnya konsentrasi dalam inhibisi, yakni segala bentuk
gangguan yang berupa suara, cahaya, udara, dan sebagainya yang
diterima tubuh atau indra manusia dalam takaran yang tidak normal.
Contohnya adalah suara bising, cahaya lampu yang terlalu terang atau
gelap dan menyilaukan mata, cuaca panas atau dingin, dan sebagainya.
Hal-hal tersebut dapat menjadi kendala bagi penyimak untuk
berkonsentrasi ketika menyimak pembicara atau sumber simakan yang
dihadapinya itu akan dapat mempengaruhi kemampuan menyimak
seseorang.
4. Perbedaan Bahasa dan Budaya
Perbedaan bahasa dan budaya dengan orang, maka itu akan menjadi
kendala dalam proses menyimak. Hal tersebut akan membuat seorang
penyimak tidak fokus dalam meyimak maka dapat mempengaruhi
kemampuan menyimak seseorang.
5. Kecepatan Berbicara atau Prasangka dan Pendapat
Kecepatan berbicara atau prasangka dan pendapat juga dapat
menjadi salah satu kendala bagi penyimak dalam menyerap informasi.

2
Beberapa hal di antaranya sebagai berikut. Cara dan gaya bicara
seorang pembicara yang tidak sesuai dengan keinginan penyimak.
Contohnya adalah ketika berbicara, gerak-gerik pembicara monoton,
tidak variatif, selalu menggerak-gerakkan tangan kanan, menyentuh
atau menggaruk-garuk bagian tubuh tertentu, seperti pinggang,
belakang kepala, hidung, dagu, kerah baju, atau telinga. Hal tersebut
akan membuat seorang penyimak tidak fokus dalam meyimak maka
dapat mempengaruhi kemampuan menyimak seseorang.
Karakteristik yang mempengaruhi kemampuan menyimak peserta didik
dengan individu satu dengan yang lain, dengan adanya karakteristik tersebut
dapat berupa konsentrasi, empati, kesabaran, analisis, responsif, fleksibilitas,
daya ingat, atau kesadaran diri. Ini adalah karakteristik-karakteristik yang
mempengaruhi kemampuan menyimak.
C. Karakteristik Menyimak
Karakteristik juga Mempengaruhi Kemampuan Menyimak, Selain
kendala-kendala tersebut, karakteristik individu juga berperan penting dalam
menyimak yang efektif. Berikut adalah beberapa karakteristik yang dapat
mempengaruhi kemampuan menyimak:
1. Konsentrasi dan Fokus
Konsentrasi adalah pemusatan fungsi jiwa terhadap suatu objek
seperti konsentrasi pikiran, perhatian dan sebagainya untuk memandang
pembicara saat pembicara berbicara, Bertanya kepada pembicara untuk
menerangkan apa yang pembicara katakan, agar si penyimak paham dan
konsentrasi apa yang akan disampaikan oleh menyimak.
2. Empati
Empati adalah ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.
Contoh empati yaitu mendengarkan dan memperhatikan dengan
seksama ketika seseorang berbicara kepada kita. Karakteristik
seseorang yang memiliki sikap empati ini bisa dilihat dari kepedulian
yang tinggi dan kebaikan terhadap orang lain, agar si penyimak
menghargai apa yang kita sapaikan dan dapat dimengerti.
3. Kesabaran
Sabar adalah tindakan menahan diri dari hal-hal yang ingin
dilakukan, menahan diri dari emosi, dan berkontribusi terhadap
kemampuan menyimak yang efektif.
4. Analisis
Analisis merupakan upaya yang dilakukan untuk mengamati sesuatu
secara mendalam dan mendetail melalui proses penguraian berbagai
komponen pembentuknya atau juga penyusunan kompenen tersebut
untuk dipelajari atau diselidiki lebih lanjut. Agar apa yang kita analisis
dapat dimengerti dan dapat di pahami.
5. Responsif
Perilaku responsif itu tercermin saat proaktif dalam memberikan
pelayanan, menampilkan sikap empati dan mendengarkan keluhan atau
permasalahan yang sedang dihadapi oleh mitra ataupun rekan kerja,
memberikan solusi terhadap permasalahannya, aktif dalam memberikan
ide serta melayani dengan hati.
6. Fleksibel dan Daya Ingat
Daya ingat adalah kemampuan individu untuk menyimpan,
memproses dan memunculkan kembali pengalaman, data, informasi
yang telah didapatkan pada masa lalu untuk masa yang akan datang
dengan mempertimbangkan situasi dan kondisinya sendiri. Dengan
adanya daya inget maka kita harus mengulangi beberapa hal yang
pembicara katakan, Tidak mendorong-dorong pembicara untuk lebih
cepat berbicara, Bersikap tenang dan emosinya terkendali untuk
berkontribusi terhadap kemampuan menyimak yang baik dan efektif
untuk diri sendiri dan orang lain.
Kesimpulan berdasarkan analisis mengenai kendala dan karakteristik
menyimak. Kegiatan menyimak tidak hanya perlu dipahami pengertiannya
saja, tetapi kita juga memperhatikan kendala-kendala yang mempengaruhi
menyimak seperti: gangguan fisik, gangguan pikiran, kurangnya konsentrasi,
perbedaan bahasa dan budaya, kecepatan berbicara, atau prasangka dan

4
pendapat tertentu. Apabila kita sudah mengerti dan memahami faktor-faktor
tersebut maka kita bisa menjadi penyimak yang kritis yang tidak hanya
mendengarkan saja, tetapi dapat meniru serta mempraktekkan materi/ bahan
yang telah disimak. Pentingnya untuk menyadari kendala-kendala tersebut
dan mengembangkan karakteristik-karakteristik yang mempengaruhi
kemampuan menyimak.
DAFTAR PUSTAKA

Chaniago, Sam Mukhtar. (2003). Buku Ajar Keterampilan Menyimak. Jakarta:


Universitas Negeri Jakarta.
Loban, Walter [et all]. (1969). Teaching Language and Literature. New York:
Harcourt Brace Jovanovich. Inc.
Logan, Lilian M [et all]. (1972). Creative Communication: Teaching the
Language Arts. Toronto: Mc. Graw- Hill Ryerson Ltd.
Mulyati, Yeti dan Isah Cahyani. (2015). Keterampilan Berbahasa Indonesia di
SD. Tangerang: Universitas Terbuka.
Tarigan, Henry Guntur. (2008). Menyimak sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai