Anda di halaman 1dari 8

Nama: Azzahra Nabilla Savinna

Kelas: R2G
NPM: 202221500388

QUIZ MENYIMAK BERBICARA.


 Kerjakanlah di mc. Word
 Jawaban kalian sebagai nilai tugas dan presensi perkuliahan hari ini

1. (Hamid, 2015) Faktor yang mempengaruhi keefektifan kualitas keterampilan menyimak yaitu;
(1) Faktor fisik seorang penyimak merupakan faktor penting yang turut menentukan
keefektifan serta kualitas menyimak, (2) Faktor psikologis juga mempengaruhi proses
menyimak, (3) Faktor pengalaman, kurangnya minat merupakan akibat dari pengalaman
yang kurang atau tidak ada sama sekali pengalaman dalam bidang yang disimak, (4) Faktor
sikap, sikap seseorang akan berpengaruh dalam kegiatan menyimak karena pada dasarnya
manusia memiliki dua sikap yaitu menerima dan menolak, (5) Faktor motivasi, merupakan
salah satu butir penentu keberhasilan seseorang. Jika motivasi kuat, maka dapat dipastikan
orang itu akan berhasil mencapai tujuannya.
Dari pernyataan tersebut Jelaskan kembali dan berikan contoh yang terkait dengan 5 faktor
tersebut !

2. Menurut Henry Guntur Tarigan terdapat 8 tujuan menyimak diantaranya adalah:


a. Menyimak untuk belajar
b. Menyimak untuk menikmati
c. Menyimak untuk mengevaluasi
d. Menyimak untuk mengapresiasi
e. Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide
f. Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi
g. Menyimak untuk memecahkan masalah
h. Menyimak untuk meyakinkan.
Berikanlah contoh penerapan dari ke 8 point tersebut !

3. Bagaimanakah cara kalian ketika menjadi pendidik agar dapat menyampaikan materi secara
efektif kepada peserta didik !

4. Mukti U.S (1993: 17-20) mengemukakan bahwa untuk menjadi pembicara yang baik, harus
menguasai masalah yang sedang dibicarakan dan harus berbicara dengan jelas dan tepat.
Dari kalimat yang diutarakan oleh ahli tersebut, silahkan dicari apa problem yang sering
ditemukan ketika ingin menerepkan kedua hal tersebut !

5. Syarat minimal yang harus dimiliki oleh seorang guru ialah penguasaan materi tentang
keterampilan berbicara serta dapat mengajarkan kepada siswa. Seorang guru hendaknya
jangan tenggelam dalam penyakit lama yaitu mengajar secara rutin, monoton tanpa variasi.
Apa yang kalian lakukan jika dituntut menjadi pendidik yang tidak monoton dalam
pengajaran ?
Jawaban

1. - Faktor Fisik Kita telah maklum bahwa kondisi fisik seseorang penyimak
merupakan faktor penting yang turut menentukan keefektifan serta kualitas
keaktifannya dalam menyimak. Contohnya saja jika seseorang mengalami sakit
pada telinganya maka orang tersebut akan sukar untuk menyimak. Kondisi fisik
juga bisa mempengaruhi seperti kurangnya gisi, kelelahan dan menyidap suatu
penyakit fisik sehingga perhatiannya dangkal, sekilas saja, serta tingkah polahnya
tidak karuan.

- Faktor Psikologis Faktor psikologis merupakan faktor yang melibatkan sikap-sikap dan
sifat- sifat pribadi. Contohnya ini antara lain yaitu : a Prasangka dan kurangnya
simpati terhadap para pembicara dengan aneka sebab dan alasan. Hal ini
menyebabkan seseorang tidak dapat menangkap maksud dari apa yang didengarkan.
b Keegosentrisan dan keasyikan terhadap minat pribadi serta masalah pribadi. c
Kepicikan yang menyebabkan pandangan kurang luas. d Kebosanan dan kejenuhan
yang menyebabkan tiadanya perahatian sama sekali pada pokok pembicaraan. e
Sikap yang tidak layak terhadap sekolah, terhadap guru, terhadap pokok
pembicaraan atau terhadap sang pembicara. Semua faktor tersebut diatas dapat
mempengaruhi kegiatan menyimak kearah yang merugikan yang tidak kita ingini.

- Faktor Pengalaman Pada pembahasan kali ini agaknya tidak perlu disangsikan lagi
bahwa sikap-sikap kita merupakan hasil pertumbuhan, perkembangan pengalaman
kita sendiri. Kurangnya atau tiadanya minat pun agaknya akibat dari kurangnya atau
tiadanya pengalaman yang akan disimak tersebut. Contohnya: Seorang guru menjadi
orang tua kedua. Perencana kegiatan belajar, seseorang yang dituntut pandai
berkomunikasi, berpikir jauh ke depan, mengorganisasi sebuah kelas, ataupun sosok
yang bisa mengayomi. Seseorang yang menjadikan segala sesuatu yang menjadi
urusan siswanya berjalan dengan lancar. Sosok yang bisa memberi kebahagiaan bagi
muridnya, serta menyebarkan kegembiraan dalam proses pembelajaran, Mengapa
terkadang, kita begitu menahan untuk hanya berbagi ilmu pada mereka yang
membutuhkan uluran tangan. Sedikit berbagi pengalaman untuk mengangkat
kecerdasan. Menumbuhkan kebahagiaan dan memunculkan keceriaan pada mereka
yang membutuhkan pengetahuan. Jika pengalaman adalah salah satu guru terbaik,
maka menjadi seorang guru adalah salah satu pengalaman terbaik

- Faktor Sikap Setiap orang akan cenderung menyimak secara saksama pada topik-
topik atau pokok-pokok pembicaraan yang dapat dia setujui tinimbang pada yang
kurang disetujuinya. Contohnya: seyogianya pembicara harus memperhatikan topik
yang tepat dalam pembicaraan, agar penyimak tertarik untuk menyimak dan
mendengarkan.
- Faktor Motivasi Motivasi merupakan salah satu butir penentu keberhasilan
seseorang .

- Faktor Jenis Kelamin Dalam menyimak terdapat perbedaan gaya dalam menyimak.
Ini dijelaskan oleh Julian Silverman dalam Tarigan 1980 : 104 . Dia menemukan fakta
bahwa gaya menyimak seorang pria pada umumnya bersifat objektif, aktif, keras hati,
analitik, keras kepala atau tidak mau mundur, menetralkan, intrusif bersifat
mengganggu , berdikarimandiri, sanggup mencukupi kebutuhan sendiri
swasembada, dapat menguasaimengendalikan emosi ; sedangkan gaya menyimak
wanita cenderung lebih subjektif, ramahsimpatik, pasif, difusif menyebar, sensitif,
mudah dipengaruhi, mudah mengalah, reseptif, bergantung tidak berdikari, dan
emosional.

- Faktor Lingkungan Pada faktor lingkungan dibagi menjadi dua bagian yaitu faktor
lingkungan fisik dan lingkungan sosial. a Lingkungan Fisik Dalam mempertimbangkan
lingkungan fisik ruangan kelas sebagai suatu faktor penting dalam memotivasi
kegiatan menyimak, adalah penting menaruh perhatian pada masalah-masalah dan
sarana-sarana akustik, agar para siswa dapat mendengar dan menyimak dengan baik
tanpa ketegangan dan gangguan. Para guru harus mengatur dan menata letak meja
dan kursi sedemikian rupa sehingga memungkinkan siswa mendapat kesempatan
yang sama untuk menyimak dan disimak. Sarana-sarana kerja juga harus
ditempatkan berdekatan satu sama lain sehingga para siswa dapt berkomunikasi
dengan baik bahkan harus dapat meningkatkan penyimakan yang baik. b Lingkungan
Sosial Suasana yang mendorong anak-anak untuk mengalami, mengekspresikan serta
mengevaluasi ide-ide memang penting sekali kalau keterampilan berkomunikasi dan
seni berbahasa memang dikembangkan dan berkembang. Hal ini harus merupakan
dasar bagi pengalaman- pengalaman dan kegiatan-kegiatan informal yang terencana
yang membutuhkan atau menuntut komunikasi. Jadi, suasana dimana guru
merencanakan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan anak-anak dapat
memanfaatkan situasi ruangan kelas untu meningkatkan keterampilan
berkomunikasi mereka.
Contohnya: kalau motivasi kuat untuk mengerjakan sesuatu maka dapat diharapkan
orang itu akan berhasil mencapai tujuan. Begitu pula halnya dengan menyimak.
Kalau kita sebagai penyimak tidak yakin bahwa kita akan memperoleh sesuatu yang
berharga dan berguna dari suatu penyimakan, maka akan sedikit sekali kemungkinan
bahwa kita akan mau apalagi bergairah menyimak pada sesuatu apabila kita sedang
melamun, mengantuk tau tidur-tiduran. Sehingga dorongan dan tekad sangat
diperlukan dalam menyimak dan menjalankan sesuatu dalam kehidupan ini.

2. - Menyimak untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat
memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara.
- Menyimak untuk memperoleh keindahan audial, yaitu menyimak dengan penekanan
pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang
diperdengarkan atau dipagelarkan (terutama dalam bidang seni).

- Menyimak untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak


dapat menilai apa-apa yang disimak itu (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-
tak logis, dan lain-lain).
- Menyimak untuk mengapresiasi simakan, yaitu menyimak dengan maksud agar si
penyimak dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang disimaknya itu
(pembacaan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, dan
perdebatan).

- Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri, yaitu menyimak dengan


maksud agar si penyimak dapat mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan,
maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.

- Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, yaitu menyimak dengan maksud dan


tujuan agar si penyimak dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat mana bunyi
yang membedakan arti (distingtif) dan mana bunyi yang tidak membedakan arti.
Biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang
asyik mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker).

- Menyimak untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari sang
pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga.

- Menyimak untuk meyakinkan, yaitu menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap


suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan oleh si penyimak ragukan;
dengan perkataan lain, dia menyimak secara persuasif.

Jenis Keterampilan Menyimak Menurut Henry Guntur Tarigan

Menyimak Ekstensif

Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah kegiatan menyimak mengenai hal-hal yang lebih
umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak perlu dibawah bimbingan langsung dari seorang
guru. Pada umumnya menyimak ekstensif dapat dipergunakan untuk dua tujuan yang berbeda.

Beberapa jenis kegiatan menyimak ekstensif

 Menyimak sosial (social listening) yaitu kegiatan menyimak yang dilakukan oleh masyarakat
dalam kehidupan sosial, di pasar, di jalan, dan sebagainya.
 Menyimak sekunder (secondary listening) adalah kegiatan menyimak yang dilakukan secara
kebetulan. Contoh menyimak sekunder yaitu pada saat kita belajar dan tiba-tiba kita
mendengar suara anggota keluarga kita bercanda di ruang tamu, suara radio, televisi, atau
suara-suara lain yang ada disekitar tempat tinggal kita.
 Menyimak estetik (aesthetic listening) ataupun yang disebut menyimak apresiatif adalah
kegiatan menyimak untuk menikmati atau menghayati sesuatu. Misalnya menyimak
pembacaan puisi.
Contohnya: Salah satu contoh menyimak misalnya seorang anak yang mulai belajar
berbahasa. Dia akan mulai menyimak bunyi-bunyi yang didengarnya, lalu akan
menirukan dan mencoba menerapkannya dalam berbicara. Setelah memasuki dunia
pendidikan anak tersebut akan belajar membaca dan mengenal angka, huruf, tanda
baca dan bunyi bahasa yang di ajarkan olah gurunya di sekolah, sampai dia bisa
menirukan dan mengucapkan kalimat, bahasan atau kegiatan menirukan bunyi-bunyi
dari kalimat atau bahasa tersebut. Lalu anak tersebut akan mulai belajar menulis dan
seterusnya sampai dia memahami apa yang sudah di pelajarinya sampai dia mampu
memahami dan mengerti maksud dari pesan atau materi yang di sampaikan oleh
orang lain yang di ungkapkan dengan lisan ataupun tulisan.

Menyimak Intensif

Menyimak intensif adalah menyimak yang dilakukan untuk memahami makna yang dikehendaki.
Beberapa hal yang perlu diketahui dalam menyimak intensif diantaranya yaitu menyimak intensif
pada dasarnya menyimak pemahaman, menyimak intensif memerlukan tingkat konsentrasi
pemikiran dan perasaan yang tinggi, menyimak intensif pada dasarnya memahami bahasa formal
dan menyimak intensif memerlukan produksi materi yang disimak.

Jenis-Jenis yang Termasuk dalam Menyimak Intensif

 Menyimak kritis (critical listening) adalah sejenis kegiatan menyimak berupa pencarian
kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan benar dari ujaran seorang
pembicara dengan alasan-alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat. Pada
umumnya menyimak kritis lebih cenderung meneliti letak kekurangan, kekeliruan, dan
ketidaktelitian yang terdapat dalam ujaran atau pembicaraan seseorang.
 Menyimak konsentratif (concentrative listening) sering juga disebut menyimak sejenis telaah.
Menurut Dawson kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam menyimak konsentratif yaitu: (a)
mengikuti petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam pembicaraan; (b) mencari dan merasakan
hubungan-hubungan, seperti kelas, tempat, kualitas, waktu, urutan, serta sebab-akibat; (c)
mendapatkan atau memperoleh butir-butir informasi tertentu;
 Menyimak kreatif (creative listening) adalah sejenis kegiatan dalam menyimak yang
mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi,
penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atau dirangsang
oleh sesuatu yang disimaknya.

3. – Terapkan Teknik mengajar yang bervariasi


Menerapkan cara cepat memahami pelajaran untuk siswa adalah impian semua
guru. Kegiatan belajar yang sama dan dilakukan secara berulang-ulang/ berturut-turut menjadi
sumber rasa bosan yang menjangkiti siswa dan juga Guru Pintar. Merancang pembelajaran yang
bervariasi akan sangat efektif membantu siswa memahami materi. Kegiatan belajar yang bervariasi
yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan kondisi siswa sangat sesuai dengan pembelajaran
berbasis keterampilan abad 21 yang menganjurkan Guru Pintar untuk membuat non-routine
activity dalam setiap pembelajaran.

Contoh teknik mengajar yang bervariasi misalnya Guru pintar dapat membuat media pembelajaran
yang berbeda untuk setiap materi yang diajarkan atau membuat games-games yang menarik rasa
penasaran dan semangat belajar siswa. Guru Pintar juga dapat mencoba membuat mind map dan
mengajak siswa membuat proyek.

- Jangan abaikan Bahasa tubuh

Cara mengajar guru menjadi kunci penting dalam keberhasilan sebuah pembelajaran. Dalam sistem
pembelajaran yang menjadikan siswa sebagai pusat sekalipun, Guru Pintar tetap memegang peranan
penting supaya target belajar dapat diraih dengan maksimal. Metode mengajar yang baik saat
mengajar salah satunya adalah menggunakan bahasa tubuh.

Bahasa tubuh Guru Pintar saat mengajar di kelas memegang peranan penting dalam membangun
suasana suasana belajar. Jika Guru Pintar duduk terus saat mengajar dan menggunakan nada suara
yang datar, sudah terbayang siswa pasti akan cepat merasa bosan dan tidak tertarik untuk belajar.
Jika hal itu terjadi, apakah tujuan pembelajaran dapat tercapai? Tidak ada salahnya lho, Guru pintar
berjalan mendekati siswa, berbicara dengan penuh ekspresi, dan menggunakan gerak tangan, jangan
lupa untuk mengajak siswa berinteraksi. Dengan demikian dijamin siswa merasa senang belajar dan
lebih mudah paham materi yang diajarkan.

- Ikuti perkembangan zaman

Cara belajar agar cepat paham dan ingat materi yang diajarkan, siswa perlu diberitahu trik-triknya.
Siswa zaman sekarang berbeda dengan zaman ketika Guru Pintar menyandang status sebagai siswa.
Cara mengajar zaman dulu sudah pasti sudah relevan jika diterapkan di masa kini.

Guru harus selalu update dengan karakteristik siswa, apa yang sering dibicarakan siswa, apa yang
siswa sukai, atau lagu apa yang sedang hits di kalangan siswa. Dengan informasi yang detail tentang
siswa, Guru dapat merancang pembelajaran yang disukai siswa sekaligus membuat mereka cepat
mengerti materi yang sedang dipelajari.

- Sesekali adakan pembelajaran di luar

Mengajar yang baik dan benar artinya dapat menjawab masalah dan kebutuhan siswa. Jika ingin
siswa cepat paham konsep pelajaran yang Guru Pintar ajarkan adalah dengan cara membuat
pembelajaran yang bermakna. Sesekali adakan pembelajaran di luar kelas. Ajak siswa mengamati
lingkungan sekitar atau belajar langsung dari ahlinya. Misalnya mengajak siswa ke kantor pemadam
kebakaran, ke kebun binatang, atau mengunjungi narasumber secara langsung.

Pembelajaran di luar kelas harus direncanakan secara matang. Pertimbangkan efektifitas


pembelajaran, tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran, dan juga keamanan siswa. Guru Pintar
dapat melakukan survey terlebih dahulu sebelum mengadakan pembelajaran di luar kelas. Dengan
demikian, segala sesuatu yang tidak diinginkan dapat diantisipasi.

Menjadi guru yang baik tidak cukup hanya dengan menguasai materi pembelajaran. Mengetahui cara
mengajarkannya pada siswa tentu juga sangat penting.
4. Problemnya: Ada perasaan gugup yg dirasa, tidak membangun hubungan dengan
audiens, terlalu bertele-tele, Beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh
pembicara untuk keefektifan berbicara adalah faktor kebahasaan dan non-
kebahasaan. Faktor kebahasaan yang menunjang kefektifan berbicara, ketepatan
ucapan, penempatan tekanan, nada sandi, dan durasi yang sesuai, pilihan kata,
dan ketepatan sasaran. Faktor-faktor nonkebahasaan meliputi: sikap yang wajar,
tenang dan tidak kaku, pandangan harus diarahkan pada lawan berbicara,
kesediaan menghargai pendapat orang lain, gerak-gerik dan mimik yang tepat,
kenyaringan suara, kelancaran, relevansi atau penalaran, dan penguasaan topik.
terdapat sejumlah ciri-ciri pembicara yang baik untuk dikenal, dipahami, dan
dihayati, serta dapat diterapkan dalam berbicara. Ciri-cirinya meliputi: 1)
memilih topik yang tepat, 2) menguasai materi, 3) memahami latar belakang
pendengar, 4) mengetahui situasi, 5) tujuan jelas, 6) kontak dengan pendengar 7)
kemampuan linguistiknya tinggi, 8) menguasai pendengar, 9) memanfaatkan alat
bantu, 10) penampilannya meyakinkan, 11) berencana.
bahwa hambatan yang datangnya dari pembicara sendiri (internal) dan
hambatan yang datang dari luar pembicara (eksternal). Kegiatan berbicara juga
merupakan kegiatan yang membutuhkan berbagai macam pengetahuan yang
sangat kompleks, salah satunya adalah sikap mental. Sikap mental yang harus
dibina oleh seorang pembicara pada saat berbicara, yaitu: 1) rasa komunikasi, 2)
rasa percaya diri, 3) rasa kepemimpinan. rasa kepemimpinan yang berhubungan
dengan kegiatan berbicara adalah rasa percaya diri dari pembicara bahwa dirinya
mampu mengatur, menguasai, dan menjalin suasana akrab dengan
pendengarnya, serta mampu menyampaikan gagasan-gagasannya dengan baik.
Pembicara mempunyai kemampuan dan mental pemimpin akan mampu
mengatur dan mengarahkan pendengar agar konsentrasi terhadap pokok
pembicara yang sedang dibahas. Keberhasilan suatu kegiatan tentu memerlukan
penilaian. Pengajaran keterampilan berbicara merupakan salah satu kegiatan di
dalam pengajaran.

5. Menjadi guru tidak semudah yang dibayangkan. Karena guru dituntut untuk
memiliki keterampilan dalam mengelola kelas, agar kegiatan pembelajaran yang
kita lakukan tidak monoton. Pembelajaran yang monoton memiliki dampak yang
tidak baik untuk perkembangan belajar siswa, karena jika siswa sudah merasa
bosan atau tidak tertarik lagi dengan pembelajaran ia akan semakin malas
dengan pembelajaran.
Ketika rasa bosan dan malas itu sudah mempengaruhi proses belajar mengajar, ada beberapa hal
yang dilakukan siswa. Misalnya ngobrol dengan teman sebangku via memo, seolah-olah siswa
tersebut sedang mecatat hal penting yang disampaikan pendidik. kenyataannya mereka sedang asik
berbincang tentang hal yang lebih menarik (music, film, gossip, bahkan tak jarang membicarakan
pendidik yang sedang mengajar).

Sebagai seorang guru, kita harus bisa mengenali setiap kondisi peserta didik kita, karena setiap
peserta didik memiliki karakter yang berbeda-beda. Jika banyak yang tidak tertarik pada
pembelajaran yang kita lakukan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang kita lakukan ini,
monoton.

Pembelajaran yang seperti ini bisa terjadi karena kita sebagai guru tidak melakukan evaluasi
terhadap pembelajaran yang kita lakukan setiap harinya. karena dengan kita melakukan evaluasi diri,
kita bisa tahu alasan yang membuat pembelajaran itu monoton, baik dalam penyampaian kita saat
belajar, media yang digunakan kurang kreatif, dan kurangnya interaksi dengan siswa.

Agar terhindar dari pembelajaran yang monoton kita sebagai guru harus memiliki rencana tersendiri
sebelum berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Adapun yang harus diperhatikan agar
pembelajaran tidak monoton yaitu: pengkondisian awal belajar yang baik, penggunaan metode
belajar yang tepat, pemilihan media belajar yang cocok untuk materi yang diajarkan, saat
pembelajaran berlangsung hadirkan kegiatan yang menyenangkan seperti tepuk-tepukan, tebak-
tebakan, dan permainan lainnya, pemberian motivasi dan penghargaan pada setiap murid agar
terjalin hubungan yang harmonis.

Anda mungkin juga menyukai