Anda di halaman 1dari 10

SIKLUS PRODUKSI PERSEDIAAN

PENGAUDITAN 2

Akuntansi H Malam

Oleh :

Kelompok 05

1. Ni Putu Muspita Sari (1902622010394/ 05)


2. Adek Ayu Suastari Milenia (1902622010414/ 25)
3. Ni Made Novita Artha Wiranti (1902622010418/ 29)

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PRODI AKUNTANSI

2019

1
1. Sifat Siklus Produksi Persediaan

Persediaan Fungsi dan kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan konversi bahan baku ke
barang jadi adalah:

a. Perencanaan produksi.
b. Pengendalian jenis dan jumlah produk.
c. Pengendalian tingkat persediaan.
d. Berbagai transaksi maupun kejadian yang berhubungan dengan proses produksi seperti
pembebanan biaya ke harga pokok produksi.

Produksi dimulai dengan perencanaan produksi. Berdasarkan perencanaan produksi,


perusahaan dapat menaksir kebutuhan persediaan bahan baku dan bahan baku pembantu.
Dalam proses produksi menyebabkan adanya jernis persediaan baru, yaitu persediaan barang
dalam proses dan barang jadi.

2. Persediaan

Siklus produksi sangat berkaitan erat dengan persediaan. Produksi dimulai dengan
perencanaan produksi. Berdasar perencanaan produksi, perusahaan menaksir kebutuhan
persediaan bahan baku dan bahan pembantu.

Alasan yang mendukung hal ini, antara lain:

a. Pada sebagian perusahaan, persediaan merupakan item utama dalam neraca.


b. Persediaan pada umumnya juga merupakan item utama yang mempengaruhi
rekening-rekening yang membentuk laporan laba rugi.
c. Berbagai jenis persediaan yang ada mengakibatkan auditor sering asing dengan
persediaan tersebut, misalnya permata, emas, bahan kimia. Hal ini
menimbulkan problem observasi dan penilaian persediaan.
d. Persediaan kadang terletak pada berbagai tempat atau lokasinya yang berjauhan.
Hal ini menimbulkan problem pengendalian fisik dan perhitungan.
e. Penilaian persediaan sulit ketika estimasi dari persediaan kadaluarsa yang
dibutuhkandan ketika biaya manufaktur harus dialokasikan ke persediaan.
f. Terdapat sejumlah metode penilaian persediaan dan beberapa perusahaan
lebihmemilih menggunakan metode penilaian yang berbeda untuk jenis
persediaan yang berbeda pula yang sesuai dengan standar akuntansi.

2
Rekening – rekening yang terkait dengan siklus produksi dan persediaan, antara lain sebagai
berikut:

Persediaan bahan baku, Persediaan bahan pembantu, Persediaan barang dalam proses,
Persediaan barang jadi, Biaya tenaga kerja langsung, Biaya overhead pabrik, dll.

3. Tujuan Audit Siklus Produksi Persediaan

Persediaan Tujuan audit siklus produksi adalah untuk memperoleh bukti mengenai
masing-masing asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus produksi.
Tujuan Audit ditentukan Berdasarkan lima kategori asersi laporan keuangan yaitu asersi
keberadaan atau keterjadian, asersi kelengkapan, asersi hak dan kewajiban, asersi penilaian dan
pengalokasian dan asersi pelaporan dan pengungkapan Materialitas Rekening individual yang
berkaitan dengan siklus yang material sepertii biaya tenaga kerja langsung, bahan bakar atau
pabrikasi, reparasi dan perbaikan, perlengkapan kerja, biaya overhead pabrik.

4. Materialitas

Pertimbangan utama dalam mengevaluasi alokasi materialitas adalah penentuan besarnya


salah saji yang akan mempengaruhi keputusan pemakai laporan adalah pemakai yang berakal
sehat. Pertimbangan sekunder adalah hubungannya dengan biaya untuk mendeteksi kesalahan.

5. Risiko Bawaan-Persediaan

Persediaan adalah merupakan bagian yang material dari proses entitas itu. Volume
transaksi pembelian yang tinggi, lokasi penyimpanan persediaan di berbagai lokasi, keragaman
jenis persediaan dan kemungkinan adanya alternatif penilaian persediaan adalah beberapa
karakteristik mengapa persediaan sangat penting bagi perusahaan pabrikan dan perdagangan.

6. Strategi Audit-Persediaan

Strategi Audit-Persediaan merupakan prosedur yang murah dari segi biaya dan dapat
membuat auditor waspada terhadap potensi terjadinya salah saji. Jika laporan keuangan yang
disajikan untuk memperlihatkan kecenderungan naiknya margin laba yang disertai dengan
naiknya jumlah hari perputaran persediaan, maka persediaan mungkin telah ditetapkan terlalu
tinggi. Jika persediaan bersifat material bagi audit laporan keuangan, maka auditor tidak boleh
menganggap bahwa prosedur analitis merupakan pengganti untuk pengujian rincian lainnya,
tetapi prosedur ini bisa sangat efektif dalam memuaskan perhatian audit dimana salah saji
mungkin terjadi.

3
7. Pertimbangan Struktur pengendalian Intern

Akuntan harus memperoleh pemahaman struktur pengendalian intern yang meliputi

a. Lingkungan pengendalian

Pertanggungjawaban urusan produksi ada pada direktur operasional, pemanufakturan atau


direktur produksi.

− Metode pengendalian manajemen termasuk penggunaan biaya standar dan anggaran


serta perhitungan varians.
− Adanya internal auditor.
− Praktik dan kebijakan ketenagakerjaan, meliputi pemilihan tenaga kerja
pabrik(produksi) yang memenuhi kualifikasi tertentu.
b. Penaksiran Resiko

Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang proses penaksiran resiko entitas
untuk memahami bagaimana manajemen mempertimbangkan resiko yang relevan dengan
tujuan pelaporan keuangan dan memutuskan tentang tindakan yang ditujukan ke resiko
tersebut.

c. Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)

Sistem informasi akuntansi produksi perusahaan manufaktur termasuk pengendalian atas


rekening dan dokumen pendukung untuk bahan baku, barang dalam proses dan persediaan
barang jadi.

d. Pemantauan

Mencakup umpan balik dari para konsumen misalnya informasi mengenai kualitas dan
ketepatan waktu pengiriman dan penilaian terhadap efektifitas pengendalian biaya, ketelitian
data biaya, serta pengawasan fisik terhadap persediaan.

e. Aktivitas Pengendalian
• Digolongkan menjadi beberapa kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan :

Review tenaga kerja, Pengolahan informasi, Pengendalian fisik, Pemisahan tugas

• Dokumen dan Catatan yang digunakan:

4
Order produksi, Laporan permintaan material, Slip pengeluaran material, Time ticket
Move ticket, Laporan aktivitas produksi harian, Laporan produksi yang diselesaikan, dll.

8. Penghimpunan dan Pendokumentasian Pemahaman

Penghimpunan pemahaman dapat dilakukan dengan cara mengajukan wawancara,


observasi, menelaah dokumen dsb. Dokumentasi pemahaman dapat dilakukan dengan
kuesioner, flowchart, atau memo naratif (uraian tertulis).

a. Review Pendahuluan

Tujuannya adalah menentukan apakah pemahaman terhadap struktur pengendalian intern


memungkinkan pembatasan pada pengujian substantif.

b. Dokumentasi system

Pengendalian persediaan perusahaan dan prosedur akuntansi persediaan perusahaan dapat


didokumentasikan dalam bentuk flowchart, kuesioner dan naratif.

c. Menganalisa Alur Transaksi

Untuk menguatkan pemahaman atas sistem, auditor dapat melakukan tracing transfer yang
material dari bahan mentah ke barang dalam proses dan barang jadi dan menganalisa
penjurnalan dan posting biaya, persediaan.

9. Penetapan Risiko Pengendalian

Penetapan risiko pengendalian adalah proses penilaian tentang efektivitas rancangan dan
pengoperasian kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern suatu perushaan dalam
mencegah dan mendeteksi salah saji material dalam laporan keuangan. Risiko pengendalian
ditetapkan untuk masing – masing asersi laporan keuangan, tetapi mengingat bahwa sistem
akuntansi difokuskan pada pengolahan transaksi, dan karena banyak kegiatan pengendalian
berkaitan dengan jenis – jenis transaksi tertentu, maka auditor biasanya memulai dengan
menetapkan risiko untuk asersi – asersi kelompok transaksi seperti asersi keberadaan atau
keterjadiaan, kelengkapan, dan penilaian atau pengalokasian untuk transaksi – transaksi
penerimaan kas dan pengeluaran kas. Hasil penetapan resiko tersebut kemudian digabungkan
sedemikian rupa sehingga dapat ditetapkan risiko pengendalian untuk asersi – asersi saldo
rekening yang bersangkutan yang dipengaruhi oleh kelompok – kelompok transaksi tersebut.

10. Pengujian Pengendalian Persediaan

5
Prosedur pengujian pengendalian yang dapat diterapkan untuk siklus persediaan terdiri atas:

a. Pengujian pengendalian catatan perpetual


Difokuskan pada transfer persediaan ke dan dari bahan baku, barang dalam
proses dan barang jadi.
b. Pengujian pengendalian pembebanan biaya ke barang dalam proses
Difokuskan pada akumulasi biaya tenaga kerja dan overhead untuk barang
dalam proses.
11. Pengujian Substantif Saldo Persediaan

Diterapkan atas ketiga jenis persediaan, yaitu:

a. Persediaan bahan baku

Mencakup persediaan bahan baku dan pembantu yang masih dalam perjalanan dari pemasok.

b. Persediaan barang dalam proses


c. Persediaan barang jadi

Meliputi persediaan barang jadi di gudang perusahaan dan di pihak ketiga seperti agen atau
distributor

12. Penetapan Risiko Deteksi

Risiko deteksi (detection risk) merupakan risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi
salah satu saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi tergantung atas
penerapan auditor terhadap risiko audit, risiko bawaan dan risiko pengendalian. Semakin besar
risiko audit, semakin besar pula risiko deteksi. Pertimbangan dari program audit.

13. Pertimbangan Program Audit


a. Prosedur Inisial

Meliputi penelaahan saldo awal persediaan, menentukan penyesuaian audit berkaitan


dengan catatan periode tahun lalu, data- data yang ada dalam buku besar hendaknya diteliti
untuk menentukan adanya transaksi yang tidak biasa yang menuntut prosedur khusus dan juga
menentukan apakah skedul persediaan sesuai dengan saldo yang ada dalam buku besar.

b. Penerapan Prosedur Analitis

Rasio yang dapat dipergunakan dalam prosedur analitis ini antara lain:

6
− Rate of gross profit
− Merchandise inventory turnover
− Number of sales in inventory
− Rasio persediaan per aktiva lancar
c. Pengujian Detail Transaksi

Meliputi prosedur untuk menelusuri dan mengusut data- data persediaan untuk mendapatkan
bukti mengenai pemrosesan transaksi individual yang mempengaruhi saldo persediaan.

d. Observasi Perhitungan Persediaan Klien

Prosedur ini terutama digunakan bila:

− Persediaan sangat material bagi laporan keuangan perusahaan klien.


− Prosedur ini memang dapat diterpkan secara efektif dan efisien untuk audit perusahaan
tersebut.
e. Vouching Pembelian Tercatat dengan Dokumen Pendukung

Prosedur pengujian ini dilakukan dengan cara melihat ke buku pembantu persediaan. Auditor
kemudian memilih sampel transaksi pembelian yang akan ditelusuri buktinya. Setelah itu,
auditor memeriksa keberadaan dokumen pendukungnya.

f. Mempertimbangkan Bukti dari Tes Pisah Batas Penjualan dan Pembelian Pengujian ini
meliputi:
− Pengujian dokumen pengiriman beberapa hari sebelum atau sesudah tanggal pisah
batas.
− Mencocokkan dokumen pengiriman ke catatan persediaan dan penjualan untuk
membuktikan penjurnalan dilakukan pada periode akuntansi yang tepat.
− Memeriksa bukti untuk memastikan validitas dan ketepatan pemahaman dan
penjurnalan terkait.
− Wawancara manajemen tentang pengiriman melalui pihak ketiga dan penjurnalannya.
g. Pengujian Detail Saldo
− Observasi Perhitungan Persediaan Fisik Klien

Observasi persediaan menjadi prosedur yang diwajibkan karena persediaan bersifat material
bagi perusahaan. Dalam beberapa kasus, perusahaan klien menyewa spesialis untuk
menghitung banyaknya persediaan yang dimiliki oleh perusahaan.

7
− Waktu dan Luas Pengujian

Waktu penghitungan persediaan tergantung pada sistem persediaan klien dan efektifitas
pengendalian internal.

− Perencanaan Perhitungan Persediaan

Biasanya, auditor diminta untuk membantu menyusun perencanaan penghitungan oleh klien.
Auditor biasanya bertanggung jawab untuk merencanakan prosedur, menentukan banyaknya
tenaga kerja yang dibutuhkan, dan menunjuk anggota tim audit untuk lokasi tertentu.

− Melakukan Pengujian

Luasnya perhitungan yang dilakukan oleh auditor bergantung pada kehati- hatian yang
diterapkan oleh pekerja yang melakukan perhitungan, sifat dan komposisi persediaan, dan
efektifitas yang berkaitan dengan penjagaan fisik persediaan dan pemeliharaan catatan
perpetual. Kesimpulan berisi penyimpangan dari rencana perhitungan, luas penghitungan,
kesimpulan pada keakuratan penghitungan dan kondisi umum persediaan.

− Mengajukan Pertanyaan pada Manajemen Mengenai Kepemilikan

Manajemen harus memisahkan persediaan milik pelanggan. Sehingga bila dilakukan


perhitungan fisik, persediaan tersebut tidak ikut dihitung. Oleh karena itu, auditor perlu
mengajukan pertanyaan kepada manajemen mengenai kepemilikan persediaan.

− Menelaah Data Mengenai Kualitas Persediaan

Auditor perlu menentukan apakah persediaan klien yang tercantum dalam neraca benar- benar
dalam kondisi baik, dan siap untuk dijual dan dikonsumsi.

h. Pengujian Penetapan Harga Persediaan


 Pengujian ini terdiri atas 2 langkah, yaitu:

Menentukan ketepatan dan konsistensi penentuan harga persediaan

Membandingkan harga pokok per unit yang digunakan klien ke dokumen pendukungnya

 Pengujian Keakuratan Klerikal

Pengujian ini meliputi perhitungan kembali keseluruhan item yang ada di dalam daftar
persediaan dan memverifikasi keakuratannya.

8
 Pengujian Harga

Prosedur ini meliputi pengujian dokumen pendukung baik untuk cost dan harga pasar dari
persediaan.

 Pengujian biaya pembelian persediaan

Untuk menelaah baik nilai cost maupun nilai pasar persediaan

 Pengujian biaya persediaan hasil produksi

Ditelaah untuk menentukan keakuratan dan konsistensinya

 Konfirmasi Persediaan yang Ada di Gudang Umum

Jika persediaan tersebut merupakan jumlah yang signifikan dalam total aktiva, maka auditor
perlu melaksanakan prosedur sebagai berikut:

− Menguji prosedur penyelidikan yang digunakan pemilik gudang atas penjaga gudang
dan penilaian kinerja penjaga gudang.
− Melakukan pengamatan terhadap perhitungan fisik persediaan di gudang umum, jika
dapatdilaksanakan.
i. Menelaah Penyajian dan Pengungkapan Persediaan dalam Laporan Keuangan

Auditor harus memahami persyaratan penyajian dan pengungkapan persediaan dan harga
pokok produksi serta harga pokok penjualan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima
umum.

9
Daftar Pustaka
http://wisudarini.blogspot.com/2015/01/audit-siklus-produksi-persediaan.html
https://www.scribd.com/doc/284548811/Sifat
https://www.slideshare.net/DinaNurmariyani/pengauditan-siklus-produksi-persediaan
https://dokumen.tips/documents/penetapan-risiko-pengendalian-dan-pengujian-
pengendalian.html

10

Anda mungkin juga menyukai