TUJUAN AUDIT
Dua kelompok tujuan audit adalah (1) tujuan audit atas kelompok transaksi yang
berkaitan dengan transaksi pabrikasi, dan (2) tujuan audit atas saldo akun yang berkaitan
dengan saldo persediaan serta harga pokok penjualan. Ada beberapa kategori asersi untuk
menentukan tujuan audit atas kelompok transaksi dan tujuan audit atas saldo akun seperti
asersi keberadaan atau keterjadian, asersi kelengkapan, asersi hak dan kewajiban, asersi
penilaian atau alokasi, asersi penyajian dan pengungkapan.
1. Materialitas
2. Risiko Inhern
Risiko inheren dari terjadinya salah saji dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh
transaksi persediaan pada jaringan hotel atau distrik sekolah relatif rendah, karena
persediaan bukan merupakan bagian yang material dan proses inti entitas itu. Namun,
untuk pabrikan, pedagang grosir, atau pedagang eceran, persediaan dapat dinilai sebesar
atau mendekati maksimum karena alasan-alasan berikut ini:
3. Prosedur Analitis
Prosedur analitis adalah prosedur yang murah dari segi biaya dan dapat membuat
auditor waspada terhadap potensi terjadinya salah saji. Seperti disebutkan di atas, jika
laporan keuangan yang disajikan untuk audit memperlihatkan kecenderungan naiknya
marjin laba yang disertai dengan naiknya jumlah hari perputaran persediaan, maka
persediaan mungkin telah ditetapkan terlalu tinggi. Ini akan memperingatkan auditor
agar memperhatikan secara seksama keberadaan dan penilaian persediaan. Auditor
mungkin juga diperingatkan akan masalah pisah-batas yang dapat menyebabkan
persediaan ditetapkan terlalu tinggi.
Manajemen juga harus menilai risiko dan konsekuensi yang berkaitan dengan kesalahan
atau kecurangan dalam pemrosesan gaji dan upah. Hal ini dapat menyangkut masalah-
masalah seperti pembayaran yang tidak semestinya atau berlebih., penanganan SPT pajak gaji
dan upah yang tidak tepat, serta distribusi biaya tenaga kerja pabrikasi yang tidak tepat.
Pemahaman atas komponen informasi dan komunikasi mengharuskan auditor untuk
mengenal dengan baik metode-metode pengorganisasian data dan pemrosesan data yang
berhubungan dengan transaksi penggajian.
Aktivitas pemantauan yang dapat diterapkan atas penggajian mencakup umpan balik dari
karyawan mengenai masalah pembayaran, umpan balik dari badan pemerintah mengenai
masalah pelaporan serta pembayaran pajak gaji dan upah, penilaian efektivitas pengendalian
gaji dan upah oleh auditor internal, dan pengawasan kompensasi eksekutif oleh komite audit.
2. Memindahkan barang :
Melindungi persediaan.
a. Otorisasi personalia, adalah memo yang dikeluarkan oleh departemen personalia yang
menunjukkan pengangkatan seorang karyawan dan setiap perubahan selanjutnya atas
status karyawan itu untuk tujuan penggajian.
b. Kartu absen, adalah formulir yang digunakan oleh setiap karyawan untuk mencatat
jumlah jam kerja yang dilakukan setiap harinya selama satu periode pembayaran.
c. Tiket waktu, adalah formulir yang digunakan untuk mencatat waktu kerja seorang
karyawan atas pekerjaan tertentu.
e. Rekening bank untuk penggajian imprest, adalah rekening yang menampung setoran
sebesar total gaji dan upah bersih yang dilakukan selama setiap periode pembayaran.
f. Cek gaji, adalah perintah penarikan kepada bank untuk membayar karyawan.
g. Ikhtisar distribusi biaya tenaga kerja, adalah laporan yang menunjukkan klasifikasi akun
untuk penghasilan pabrik kotor selama setiap periode pembayaran.
h. SPT pajak gaji dan upah, adalah formulir yang ditetapkan oleh otoritas pajak untuk
diserahkan bersama dengan pembayaran pajak yang dipotong dari karyawan serta pajak
gaji dan upah pemberi kerja untuk jaminan sosial serta pengangguran federal dan
negara bagian.
i. File personalia karyawan, adalah file yang memuat data mengenai ikatan kerja setiap
karyawan dan memuat semua otorisasi personalia yang dikeluarkan untuk karyawan
tersebut, evaluasi kerja, serta tindakan disipliner, jika ada.
j. File induk data personalia, adalah file komputer yang berisi data terkini mengenai
karyawan yang diperlukan untuk menghitung gaji dan upah.
k. File induk penghasilan karyawan, adalah file komputer yang berisi penghasilan kotor,
potongan gaji dan upah, serta pembayraan bersih setiap karyawan selama tahun
berjalan.
1. Memulai transaksi :
Mengangkat karyawan.
2. Penerimaan jasa :
Membayar gaji dan upah serta menjaga upah yang belum diambil.
Bagian ini berhubungan dengan pengujian substantif atas persediaan barang dagang
yang dibeli dan disimpan oleh pedagang grosir serta eceran dan juga persediaan bahan baku,
barang dalam proses, serta barang jadi yang dimiliki pabrik. Dalam hal ini juga perlu
dipastikan bahwa pemeriksaan audit atas saldo persediaan harus cukup efisien dan efektif
dalam mendapatkan bukti kompeten yang mencukupi dan harus dipertimbangkan secara
cermat penentuan tingkat risiko deteksi yang dapat diterima dan perancangan pengujian
substantif yang sesuai untuk asersi-asersi persediaan.
Spesifikasi auditor mengenai tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk
pengujian rincian atas asersi-asersi persediaan akan mencerminkan suatu hubungan
terbalik dengan penilaian risiko inheren, risiko pengendalian, dan risiko prosedur analitis
yang relevan yang berkaitan dengan asersi-asersi itu. Sebagai contoh dalam menilai risiko
pengendalian untuk asersi eksistensi keberadaan pada persediaan barang dagang, auditor
akan memperhitungkan penilaian risiko pengendaliannya untuk asersi tersebut bagi
transaksi pembelian yang memperbesar saldo persediaan, sedangkan asersi kelengkapan
untuk transaksi penjualan yang memperkecil saldo persediaan.
2. Merancang pengujian substantif
a. Prosedur Awal
Salah satu prosedur awal yang penting adalah menyangkut usaha untuk
mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industri suatu entitas guna mcnetapkan
konteks untuk mengevaluasi prosedur analitis dan pengujian rincian. jika klien adalah
pabrikan, maka penting untuk memahami bauran biaya tetap dan biaya variabel yang
terlibat dalam proses pabrikasi. Dan jika klien itu mcrupakan pengecer, maka penting
untuk memahami sumber pasokan produk serta peran yang dimainkan klien dalam mata
rantai distribusi ini. Prosedur awal juga menyangkut penentuan bahwa skedul
persediaan perpetual yang terinci atau skedul persediaan lainnya telah sesuai dengan
saldo buku besar umum.
b. Prosedur Analitis
Hal yang sangat penting dilakukan ketika mengembangkan ekspektasi yang akan
digunakan dalam mengevaluasi data analitis bagi klien adalah penelaahan atas
pengalaman dan kecenderungan industri klien. Karena adanya hubungan timbal balik
antara persediaan dan harga pokok penjualan, maka prosedur ini dapat memberikan
bukti yang berguna dalam menentukan kewajaran asersi-asersi manajemen yang
berkaitan dengan kedua akun tersebut.
3. Pengujian rincian transaksi
Pengujian ini melibatkan prosedur pemeriksaan dokumen pendukung dan penelusuran
untuk mendapatkan bukti tentang pemrosesan setiap transaksi yang mempengaruhi saldo
persediaan. Perhatian khusus harus diberikan pada penentuan ketepatan pisah batas
transaksi persediaan pada akhir periode akuntansi.