Anda di halaman 1dari 7

MERENCANAKAN AUDIT ATAS SIKLUS PRODUKSI DAN PERSONALIA

1. Merencanakan audit atas siklus produksi

Siklus produksi meliputi perencanaan serta pengendalian produksi dari jenis-jenis


dan kuantitas barang yang akan diproduksi, tingkat persediaan yang akan dipertahankan,
serta transaksi dan peristiwa yang berkaitan dengan proses pabrikasi. Transaksi yang terjadi
dalam siklus ini dimulai pada saat bahan baku diminta untuk produksi, dan berakhir ketika
barang yang diproduksi ditransfer ke barang jadi. Siklus produksi saling berkaitan dengan 3
siklus lainnya seperti (1) siklus pengeluaran dalam pembelian bahan baku dan pembayaran
berbagai biaya overhead, (2) siklus jasa personalia dalam pembayaran biaya tenaga kerja
pabrik, dan (3) siklus pendapatan dalam penjualan barang jadi.

2. Merencanakan audit siklus jasa personalia

Siklus personalia suatu perusahaan meliputi kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan


yang bersangkutan dengan pemberian kompensasi kepada pimpinan dan pegawai
perusahaan. Jenis-jenis konpensasi meliputi gaji, upah, (per jam, per hari atau per unit
pekerjaan), komisi, bonus, tunjangan, opsi membeli saham, berbagai kesejahteraaan
(benefit) yang diberikan kepada pegawai (misalnya asuransi kesehatan). Kelompok transaksi
utama dalam siklus ini adalah transaksi-transaksi penggajian/ pengupahan. Siklus jasa
personalia berkaitan dengan dua siklus lain. Pembayaran kompensasi kepada karyawan dan
pembayaran pajak penghasilan karyawan yang dipotong perusahaan dari penghasilan
karyawan yang berhubungan dengan transaksi pengeluaran kas dalam siklus pengeluaran.

TUJUAN AUDIT

Dua kelompok tujuan audit adalah (1) tujuan audit atas kelompok transaksi yang
berkaitan dengan transaksi pabrikasi, dan (2) tujuan audit atas saldo akun yang berkaitan
dengan saldo persediaan serta harga pokok penjualan. Ada beberapa kategori asersi untuk
menentukan tujuan audit atas kelompok transaksi dan tujuan audit atas saldo akun seperti
asersi keberadaan atau keterjadian, asersi kelengkapan, asersi hak dan kewajiban, asersi
penilaian atau alokasi, asersi penyajian dan pengungkapan.

MENGGUNAKAN PEMAHAMAN TENTANG BISNIS DAN INDUSTRI UNTUK


MENGEMBANGKAN STRATEGI AUDIT

Bagi banyak perusahaan persediaan pabrikasi merupakan proses inti dan


kemampuan entitas itu untuk menghasilkan laba tergantung pada seberapa baik proses
pabrikasi ini dikelola. Setiap industri memiliki sifat yang unik, sehingga sangat penting untuk
memahami keadaan klien dan menemukan bukti yang cukup guna mendukung pendapat
mengenai kewajaran penyajian laporan keuangan. Pada saat mengevaluasi kewajaran
penyajian laporan keuangan,, auditor biasanya akan mengevaluasi harga pokok penjualan
dan marjin kotor ketika mengaudit persediaan. Auditor harus menyadari bahwa jika
persediaan ditetapkan terlalu tinggi, maka harga pokok penjualan akan ditetapkan terlalu
rendah dan marjin kotor ditetapkan terlalu tinggi.

MATERIALITAS, RISIKO INHERN, DAN PROSEDUR ANALITIS

1. Materialitas

Pertimbangan utama dalam mengevaluasi alokasi materialitas adalah penentuan


besarnya salah saji yang akan mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan yang
berakal sehat. Pertimbangan sekunder adalah hubungannya dengan biaya untuk
mendeteksi kesalahan. Umumnya audit atas persediaan, termasuk mengamati
keberadaan persediaan dan mengaudit ketepatan penilaian persediaan, memerlukan
banyak biaya. Akibatnya, auditor biasanya akan mengalokasikan suatu jumlah yang
signifikan dan keseluruhan materialitas ke audit persediaan, tanpa melebihi jumlah yang
ia anggap akan mempengaruhi analisis pemakai laporan keuangan.

2. Risiko Inhern

Risiko inheren dari terjadinya salah saji dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh
transaksi persediaan pada jaringan hotel atau distrik sekolah relatif rendah, karena
persediaan bukan merupakan bagian yang material dan proses inti entitas itu. Namun,
untuk pabrikan, pedagang grosir, atau pedagang eceran, persediaan dapat dinilai sebesar
atau mendekati maksimum karena alasan-alasan berikut ini:

a. Volume transaksi pembelian, pabrikasi, dan penjualan yang mempengaruhi akun-akun


ini biasanya tinggi, sehingga meningkatkan peluang terjadinya salah saji.

b. Seringkali terjadi masalah yang diperdebatkan seputar identifikasi, pengukuran, dan


alokasi biaya-biaya yang dapat dimasukkan dalam persediaan seperti bahan, tenaga
kerja, dan overhead pabrik tak langsung, biaya produk gabungan, dan disposisi
varians biaya, akuntansi untuk bahan sisa dari proses produksi, dan masalah
akuntansi biaya lainnya.

c. Sangat beragamnya jenis persediaan kadang mengharuskan digunakannya prosedur


khusus untuk menentukan kuantitas persediaan, seperti volume geometrik
timbunan persediaan, fotografi dari udara, dan estimasi kuantitas oleh seorang
pakar.

d. Persediaan seringkali disimpan di berbagai lokasi, sehingga menambah kesulitan yang


berhubungan dengan penyelenggaraan pengendalian fisik terhadap pencurian dan
kerusakan, serta akuntansi yang tepat untuk barang dalam perjalanan di antara
lokasi-lokasi itu.

e. Sangat beragamnya jenis persediaan mungkin saja menimbulkan masalah khusus


dalam menentukan kualitas dan nilai pasarnya.
f. Persediaan sangat rentan terhadap pembusukan, keusangan, dan faktor-faktor lain
seperti kondisi ekonomi umum yang dapat mempengaruhi permintaan serta
kemampuan menjual, dan dengan demikian mempengaruhi ketepatan penilaian
persediaan itu.

g. Persediaan mungkin dijual dengan perjanjian retur atau pembelian kembali.

3. Prosedur Analitis

Prosedur analitis adalah prosedur yang murah dari segi biaya dan dapat membuat
auditor waspada terhadap potensi terjadinya salah saji. Seperti disebutkan di atas, jika
laporan keuangan yang disajikan untuk audit memperlihatkan kecenderungan naiknya
marjin laba yang disertai dengan naiknya jumlah hari perputaran persediaan, maka
persediaan mungkin telah ditetapkan terlalu tinggi. Ini akan memperingatkan auditor
agar memperhatikan secara seksama keberadaan dan penilaian persediaan. Auditor
mungkin juga diperingatkan akan masalah pisah-batas yang dapat menyebabkan
persediaan ditetapkan terlalu tinggi.

PERTIMBANGAN KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL

Kelima komponen pengendalian internal dianggap relevan dengan siklus jasa


personalia. Beberapa faktor lingkungan pengendalian mempunyai relevansi yang bersifat
langsung. Keseluruhan tanggung jawab atas masalah personalia seringkali diserahkan kepada
wakil direktur hubungan industrial atau tenaga kerja, atau kepada manajer sumber daya
manusia/personalia.

Manajemen juga harus menilai risiko dan konsekuensi yang berkaitan dengan kesalahan
atau kecurangan dalam pemrosesan gaji dan upah. Hal ini dapat menyangkut masalah-
masalah seperti pembayaran yang tidak semestinya atau berlebih., penanganan SPT pajak gaji
dan upah yang tidak tepat, serta distribusi biaya tenaga kerja pabrikasi yang tidak tepat.
Pemahaman atas komponen informasi dan komunikasi mengharuskan auditor untuk
mengenal dengan baik metode-metode pengorganisasian data dan pemrosesan data yang
berhubungan dengan transaksi penggajian.

Aktivitas pemantauan yang dapat diterapkan atas penggajian mencakup umpan balik dari
karyawan mengenai masalah pembayaran, umpan balik dari badan pemerintah mengenai
masalah pelaporan serta pembayaran pajak gaji dan upah, penilaian efektivitas pengendalian
gaji dan upah oleh auditor internal, dan pengawasan kompensasi eksekutif oleh komite audit.

AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PABRIKASI

Komponen aktivitas pengendalian dalam pengendalian internal terdiri atas empat


kategori aktivitas : (1) pemisahan tugas, pengendalian umum, dan pengendalian aplikasi, (2)
pengendalian pemrosesan informasi yang mencakup otorisasi yang tepat, (3) pengendalian
fisik, serta (4) penelaahan kinerja dan akuntabilitas. Adapun fungsi-fungsi dan pengendalian
terkait dengan pabrikasi yaitu :
1. Memulai produksi :

 Merencanakan dan mengendalikan produksi.

 Mengeluarkan bahan baku.

2. Memindahkan barang :

 Memroses barang dalam produksi.

 Memindahkan pekerjaan yang sudah selesei ke barang jadi.

 Melindungi persediaan.

3. Mencatat transaksi pabrikasi dan persediaan :

 Menentukan dan mencatat biaya-biaya pabrikasi.

 Menjaga kebenaran saldo-saldo persediaan.

AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PENGGAJIAN

Aktivitas pengendalian dalam transaksi ini akan mengidentifikasi dan menjelaskan


beberapa dokumen dan catatan yang lazim digunakan dalam pemrosesan transaksi
penggajian. Dokumen dan catatan yang umum dalam melaksanakan serta mencatat transaksi
penggajian tersebut adalah :

a. Otorisasi personalia, adalah memo yang dikeluarkan oleh departemen personalia yang
menunjukkan pengangkatan seorang karyawan dan setiap perubahan selanjutnya atas
status karyawan itu untuk tujuan penggajian.

b. Kartu absen, adalah formulir yang digunakan oleh setiap karyawan untuk mencatat
jumlah jam kerja yang dilakukan setiap harinya selama satu periode pembayaran.

c. Tiket waktu, adalah formulir yang digunakan untuk mencatat waktu kerja seorang
karyawan atas pekerjaan tertentu.

d. Register penggajian, adalah laporan yang menunjukkan nama, penghasilan kotor,


potongan gaji dan upah, serta pembayaran bersih setiap karyawan selama satu periode
pembayaran.

e. Rekening bank untuk penggajian imprest, adalah rekening yang menampung setoran
sebesar total gaji dan upah bersih yang dilakukan selama setiap periode pembayaran.

f. Cek gaji, adalah perintah penarikan kepada bank untuk membayar karyawan.
g. Ikhtisar distribusi biaya tenaga kerja, adalah laporan yang menunjukkan klasifikasi akun
untuk penghasilan pabrik kotor selama setiap periode pembayaran.

h. SPT pajak gaji dan upah, adalah formulir yang ditetapkan oleh otoritas pajak untuk
diserahkan bersama dengan pembayaran pajak yang dipotong dari karyawan serta pajak
gaji dan upah pemberi kerja untuk jaminan sosial serta pengangguran federal dan
negara bagian.

i. File personalia karyawan, adalah file yang memuat data mengenai ikatan kerja setiap
karyawan dan memuat semua otorisasi personalia yang dikeluarkan untuk karyawan
tersebut, evaluasi kerja, serta tindakan disipliner, jika ada.

j. File induk data personalia, adalah file komputer yang berisi data terkini mengenai
karyawan yang diperlukan untuk menghitung gaji dan upah.

k. File induk penghasilan karyawan, adalah file komputer yang berisi penghasilan kotor,
potongan gaji dan upah, serta pembayraan bersih setiap karyawan selama tahun
berjalan.

Adapun fungsi-fungsi dan pengendalian terkait dengan transaksi penggajian adalah :

1. Memulai transaksi :

 Mengangkat karyawan.

 Mengotorisasi perubahan gaji dan upah.

2. Penerimaan jasa :

 Menyiapkan data kehadiran dan pencatatan waktu.

3. Pencatatan transaksi penggajian :

 Menyiapkan daftar serta mencatat gaji dan upah.

4. Pembayaran gaji dan upah :

 Membayar gaji dan upah serta menjaga upah yang belum diambil.

 Menyerahkan SPT pajak gaji dan upah.

PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO PERSEDIAAN

Bagian ini berhubungan dengan pengujian substantif atas persediaan barang dagang
yang dibeli dan disimpan oleh pedagang grosir serta eceran dan juga persediaan bahan baku,
barang dalam proses, serta barang jadi yang dimiliki pabrik. Dalam hal ini juga perlu
dipastikan bahwa pemeriksaan audit atas saldo persediaan harus cukup efisien dan efektif
dalam mendapatkan bukti kompeten yang mencukupi dan harus dipertimbangkan secara
cermat penentuan tingkat risiko deteksi yang dapat diterima dan perancangan pengujian
substantif yang sesuai untuk asersi-asersi persediaan.

1. Menentukan risiko deteksi untuk pengujian rincian

Spesifikasi auditor mengenai tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk
pengujian rincian atas asersi-asersi persediaan akan mencerminkan suatu hubungan
terbalik dengan penilaian risiko inheren, risiko pengendalian, dan risiko prosedur analitis
yang relevan yang berkaitan dengan asersi-asersi itu. Sebagai contoh dalam menilai risiko
pengendalian untuk asersi eksistensi keberadaan pada persediaan barang dagang, auditor
akan memperhitungkan penilaian risiko pengendaliannya untuk asersi tersebut bagi
transaksi pembelian yang memperbesar saldo persediaan, sedangkan asersi kelengkapan
untuk transaksi penjualan yang memperkecil saldo persediaan.
2. Merancang pengujian substantif
a. Prosedur Awal
Salah satu prosedur awal yang penting adalah menyangkut usaha untuk
mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industri suatu entitas guna mcnetapkan
konteks untuk mengevaluasi prosedur analitis dan pengujian rincian. jika klien adalah
pabrikan, maka penting untuk memahami bauran biaya tetap dan biaya variabel yang
terlibat dalam proses pabrikasi. Dan jika klien itu mcrupakan pengecer, maka penting
untuk memahami sumber pasokan produk serta peran yang dimainkan klien dalam mata
rantai distribusi ini. Prosedur awal juga menyangkut penentuan bahwa skedul
persediaan perpetual yang terinci atau skedul persediaan lainnya telah sesuai dengan
saldo buku besar umum.
b. Prosedur Analitis
Hal yang sangat penting dilakukan ketika mengembangkan ekspektasi yang akan
digunakan dalam mengevaluasi data analitis bagi klien adalah penelaahan atas
pengalaman dan kecenderungan industri klien. Karena adanya hubungan timbal balik
antara persediaan dan harga pokok penjualan, maka prosedur ini dapat memberikan
bukti yang berguna dalam menentukan kewajaran asersi-asersi manajemen yang
berkaitan dengan kedua akun tersebut.
3. Pengujian rincian transaksi
Pengujian ini melibatkan prosedur pemeriksaan dokumen pendukung dan penelusuran
untuk mendapatkan bukti tentang pemrosesan setiap transaksi yang mempengaruhi saldo
persediaan. Perhatian khusus harus diberikan pada penentuan ketepatan pisah batas
transaksi persediaan pada akhir periode akuntansi.

4. Pengujian rincian saldo


Pengujian persediaan ini bersifat ekstensif, terutama karena diwajibkannya prosedur
pengamatan persediaan fisik klien dan pengujian yang berkaitan.

PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO GAJI DAN UPAH

1. Menentukan risiko deteksi


Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya risiko inheren untuk asersi eksistensi atau
kejadian serta penilaian atau alokasi yang berkaitan dengan transaksi penggajian. Akan
tetapi, bukti tentang keefektifan pengendalian atas risiko-risiko ini dalam penilaian risiko
pengendalian akan rendah, sehingga menghasilkan tingkat risiko deteksi yang sedang atau
tinggi untuk sebagian atau seluruh asersi gaji dan upah.
2. Merancang pengujian substantif
Penjelasan tentang pengujian substantif yang spesifik atas saldo-saldo gaji dan upah
dibatasi pada prosedur-prosedur berikut ini :
 Menghitung kembali jumlah-jumlah akrual.
 Mengaudit tunjangan karyawan dan program pensiun.
 Mengaudit opsi saham dan hak apresiasi saham.
 Memverifikasi kompensasi pejabat.

JASA BERNILAI TAMBAH DALAM SIKLUS JASA PERSONALIA


Manajemen personalia merupakan prosen inti bagi banyak perusahaan. Pada saat
melakukan audit, banyak akuntan publik yang memantau statistik ini dan mengevaluasi
kinerjanya bila dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri sejenis. Akuntan publik
yang memahami industri ini seringkali dapat membantu klien mengidentifikasi peluang-
peluang guna meningkatkan pendapatan per karyawan. Pada saat mengaudit beban dan
profitabilitas seorang akuntan publik sering mengevaluasi statistik produktivitas karyawan.
Apabila karyawan bisa lebih produktif, maka perusahaan akan mencapai profitabilitas yang
lebih baik dalam industri. Bagi organisasi jasa, sangat penting untuk memiliki cara
mengevaluasi produktivitas karyawan. Para akuntan publik biasanya memiliki keterampilan
dalam mengembangkan cara agar pusat-pusat pertanggungjawaban bertanggung jawab atas
penggunaan sumber daya mereka (sumber daya gaji dan upah). Akuntan publik dapat
membantu klien dengan (1) menyarankan ukuran produktivitas karyawan yang tepat atau
dengan (2) mengidentifikasi langkah-langkah yang dapat diambil klien untuk meningkatkan
produktivitas karyawan.

Anda mungkin juga menyukai