Anda di halaman 1dari 24

Tutor : Umi Kalsum, S.E., MSi .,Ak,, CA.

AUDITING 2
EKSI 4310
( 3 SKS )
Penulis : Sumiyana dkk.
MODUL 5
KEGIATAN BELAJAR 1
AUDIT SIKLUS PENGELUARAN
SIKLUS PENGELUARAN

• Siklus pengeluaran terdiri atas aktivitas-aktivitas terkait dengan pembelian dan pembayaran atas
barang dan jasa. Aktivitas-aktivitas inti siklus pengeluaran sebagai berikut:
1. pembelian barang dan jasa—transaksi pembelian,
2. melakukan pembayaran—transaksi pengeluaran kas, dan
3. penyesuaian pembelian (retur pembelian dan penyesuaian harga).

• Pembelian dan pengeluaran kas memiliki dampak yang luas terhadap laporan keuangan
sebagaimana disajikan dalam gambar berikut. Siklus ini tidak mempengaruhi transaksi
penggajian.
PEMAHAMAN BISNIS DAN
INDUSTRI
• Aspek perencanaan audit yang penting meliputi pemahaman entitas dan lingkungannya, kekuatan
pasar eksternal yang menggerakkan sektor bisnis, dan bagaimana kekuatan tersebut memengaruhi
siklus pengeluaran entitas. Setiap bisnis menghadapi kekuatan pasar yang memberikan tuntutan
yang berbeda terhadap arus kas perusahaan. Siklus operasi bersih mewakili waktu dari
penggunaan kas untuk membeli barang atau jasa hingga penagihan kas dari penjualan barang atau
jasa. Untuk perusahaan manufaktur, siklus operasi kotor diestimasikan dengan rata-rata jumlah
hari yang diperlukan untuk mengeluarkan sediaan dan menagih piutang. Siklus operasi bersih
mewakili siklus operasi kotor dikurangi hari perputaran utang usaha, serta jumlah waktu yang
diberikan oleh pemasok untuk menggunakan kredit perdagangan sebelum meminta pembayaran
atas barang dan jasa. Memahami faktor pendorong ekonomi biasanya sangat penting untuk audit
perusahaan manufaktur, perdagangan, pengecer, dan beberapa perusahaan jasa.
RISIKO BAWAAN TERMASUK
RISIKO KECURANGAN
• Dalam menaksir risiko bawaan untuk asersi siklus pengeluaran, auditor harus
mempertimbangkan faktor-faktor yang berdampak luas terhadap laporan keuangan dan juga
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap asersi tertentu dalam siklus pengeluaran. Faktor-faktor
yang berdampak luas dapat memotivasi manajemen untuk membuat salah saji asersi siklus
pengeluaran. Yang termasuk hal tersebut sebagai berikut :
1. Tekanan untuk melakukan kurang saji biaya-biaya agar melaporkan pencapaian target
profitabilitas atau norma industri yang sebenarnya tidak tercapai karena faktor-faktor, seperti
kondisi global, nasional, atau regional yang memengaruhi kos operasi, dampak perkembangan
teknologi terhadap produktivitas entitas, atau manajemen yang buruk.
2. Tekanan untuk melakukan kurang saji utang usaha agar melaporkan modal kerja yang lebih
tinggi ketika entitas mengalami masalah likuiditas atau keraguan keberlanjutan usaha.
3. Pemasok dapat terlambat mengirimkan faktur yang menimbulkan masalah pisah batas dalam
pencatatan utang.
• Faktor lain yang menyumbang salah saji dalam asersi siklus pengeluaran meliputi hal berikut:
1. transaksi yang biasanya bervolume tinggi;
2. pembelian dan pengeluaran kas yang tidak terotorisasi;
3. penggelapan aset yang dibeli;
4. duplikasi pembayaran faktur pemasok;
5. isu akuntansi yang kontroversial tentang masalah-masalah seperti apakah biaya harus
dikapitalisasi atau dibiayakan (misalnya biaya perbaikan dan pemeliharaan atau klasifikasi sewa
beli sebagai sewa beli operasi atau modal).
PROSEDUR ANALITIS
• Uji analitis merupakan alat yang efektif secara kos untuk mengidentifikasi rekening-rekening
dalam siklus pengeluaran yang disalahsajikan. Risiko prosedur analitis adalah unsur risiko
deteksi bahwa prosedur analitis akan gagal mendeteksi kesalahan material.
• Banyak prosedur analitis berfokus pada hubungan antara pembelian dan utang usaha. Jika sedang
tumbuh, perusahaan biasanya mengharapkan pembelian, sediaan, dan utang tumbuh secara
konsisten. Pengetahuan auditor tentang volume pembelian digabungkan dengan pengalaman
sebelumnya dalam masalah hari perputaran utang usaha (rata-rata jumlah hari yang diperlukan
untuk melunasi utang) dan bermanfaat dalam mengestimasi utang tahun berjalan. Sementara itu,
rasio-rasio lain, seperti rasio lancar, mudah dihitung, tetapi berfluktuasi karena pengaruh dari
siklus lain, seperti penjualan atau investasi.
PERTIMBANGAN KOMPONEN
PENGENDALIAN INTERNAL
• Auditor harus memahami pengendalian internal yang dapat diterapkan untuk siklus pengeluaran sampai seluruh
kelima komponen pengendalian internal.
• Komponen pengendalian internal :
1. Lingkungan pengendalian
Siklus pengeluaran menawarkan banyak kesempatan kepada pegawai untuk kecurangan dalam memproses
transaksi pembelian dan pengeluaran kas. Pelaku pembelian biasanya menjadi sasaran pemasok yang menawarkan
imbal balik jika bersedia bertransaksi lebih banyak. Pemimpin yang kuat serta lingkungan pengendalian yang
menekankan integritas dan nilai-nilai etika sangat penting dalam siklus pengeluaran.
Komitmen manajemen terhadap kompetensi harus dicerminkan dalam penerimaan, penugasan, dan pelatihan
personel yang menangani transaksi pembelian dan pengeluaran kas, penjagaan aset yang dibeli, serta pelaporan aktivitas
siklus pengeluaran. Manajemen juga dapat mengharuskan personel yang menangani transaksi pembelian dan
pengeluaran kas atau penjagaan aset yang dibeli untuk diikat.
Struktur organisasi klien dan penugasan kewenangan dan tanggung jawab atas aktivitas siklus pengeluaran
harus dikomunikasikan dengan jelas dan memberikan jalur kewenangan, tanggung jawab, dan pelaporan yang jelas.
Manajemen yang dianggap terlalu kaku dalam memberikan target laba dapat memberikan insentif untuk melakukan
salah saji laporan keuangan melalui manajemen pisah batas atau langkah lain yang mengakibatkan utang yang tidak
tercatat. Sebaliknya, manajemen yang tidak dianggap akuntabel dalam penggunaan sumber daya perusahaan
mengakibatkan personel tidak menanggapi pengendalian internal dengan serius.
PERTIMBANGAN KOMPONEN
PENGENDALIAN INTERNAL
Jika manajemen dianggap akuntabel, harus ditentukan hal berikut:
a. laporan yang digunakan manajemen untuk mengevaluasi tinjauan kinerja entitas;
b. seberapa sering dan seberapa cepat laporan manajemen ditinjau;
c. keputusan yang didasarkan pada laporan tersebut;
d. kebijakan entitas untuk menindaklanjuti masalah yang ditimbulkan oleh laporan kunci.

2. Penaksiran risiko
Manajemen penaksiran risiko terkait aktivitas siklus pengeluaran meliputi pertimbangan atas masalah seperti
berikut:
e. risiko timbal balik pembelian,
f. risiko kecurangan karyawan melalui pembelian atau pengeluaran kas yang curang,
g. kemampuan entitas untuk memenuhi keharusan arus kas untuk transaksi pembelian,
h. kerugian kontingensi terkait komitmen pembelian,
i. keberlanjutan ketersediaan pasokan penting dan stabilitas pemasok penting,
j. dampak kenaikan kos terhadap entitas,
k. risiko terkait penggunaan pertukaran data elektronik dan sistem pemrosesan gambar.
Jika manajemen membuktikan pertimbangan yang tepat atas risiko-risiko tersebut, bersama dengan
menyeimbangkan aktivitas pengendalian yang dapat mengurangi risiko tersebut, kemungkinan salah saji dapat
berkurang.
PERTIMBANGAN KOMPONEN
PENGENDALIAN INTERNAL
3. Informasi dan komunikasi
Pemahaman sistem akuntansi memerlukan pengetahuan tentang metode pemrosesan data,
dokumen, dan catatan kunci yang digunakan untuk pemrosesan transaksi siklus pengeluaran. Sangat
penting untuk memahami alur transaksi sejak inisiasi hingga pencatatan dalam buku besar dan
akhirnya diikhtisarkan dalam laporan keuangan. Informasi kunci yang harus dipahami auditor
meliputi hal berikut:
a. pemulaian (inisiasi) pembelian, pembayaran, dan retur;
b. posting transaksi pembelian ketika barang dan jasa diterima atau diretur;
c. catatan, dokumen, rekening, dan file komputer akuntansi yang digunakan akuntansi untuk
berbagai fase transaksi siklus pembelian;
d. proses inisiasi pembayaran barang dan jasa.
Variasi dalam sistem akuntansi meliputi penggunaan jurnal pembelian dan register voucher
untuk pencatatan pembelian. Catatan akuntansi kunci yang muncul dalam bagan alir adalah register
voucher untuk mencatat pembelian dari pemasok dan jurnal pengeluaran kas atau register cek untuk
mencatat pembayaran kepada pemasok.
PERTIMBANGAN KOMPONEN
PENGENDALIAN INTERNAL
4. Pemantauan
Beberapa jenis aktivitas pemantauan terus-menerus dan periodik dapat memberi manajemen
informasi tentang efektivitas komponen pengendalian internal dalam mengurangi risiko salah saji.
Aktivitas pemantauan yang harus dipahami auditor meliputi hal berikut:
a. umpan balik dari pemasok tentang setiap masalah pembayaran atau masalah pengiriman di masa
mendatang,
b. komunikasi dari auditor eksternal tentang kondisi yang dapat dilaporkan atau kelemahan
material dalam pengendalian internal yang ditemukan selama audit sebelumnya, dan
c. penaksiran periodik oleh auditor internal terhadap kebijakan dan prosedur pengendalian terkait
siklus pengeluaran.
AKTIVITAS PENGENDALIAN—
TRANSAKSI PEMBELIAN
• Aktivitas pengendalian yang relevan dengan tujuan audit khusus untuk transaksi pembelian. Pembahasan dimulai
dengan mengidentifikasi dokumen dan catatan kunci yang digunakan untuk memproses pembelian. Kemudian,
diidentifikasi dan dijelaskan fungsi utama yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencatatan pembelian barang dan
jasa. Pembahasan tentang fungsi meliputi bagaimana pengendalian diterapkan untuk mengurangi risiko salah saji
dalam asersi laporan keuangan yang dipengaruhi pembelian. Di antara aktivitas pengendalian yang dipertimbangkan
adalah pemisahan tugas, pengendalian fisik, pengendalian manajemen, dan pengendalian aplikasi komputer.
• Hampir setiap perusahaan sudah mempunyai sistem akuntansi terkomputerisasi. Oleh karena itu, pembahasan ini
berfokus pada bagaimana manajemen mengimplementasikan aktivitas pengendalian menggunakan prosedur
pengendalian terprogram. Terdapat dua jenis pengendalian komputer sebagai berikut:
1. Pengendalian umum yang berhubungan dengan lingkungan pengendalian dan berdampak luas terhadap aplikasi
komputer;
2. Pengendalian aplikasi yang berhubungan dengan masing-masing aplikasi akuntansi terkomputerisasi, misalnya
siklus pengeluaran.
• Jika pengendalian umum efektif, jarang sekali harus mengandalkan pengendalian aplikasi.
CONTOH SISTEM TRANSAKSI
PEMBELIAN
• Contoh sistem pemrosesan transaksi pembelian mengenai informasi yang penting untuk
mendokumentasi pemahaman auditor tentang pengendalian internal sebagai berikut:
1. fungsi kunci,
2. jejak audit dokumenter,
3. laporan kunci yang dihasilkan sistem, dan 4. program dan file komputer yang digunakan dalam
sistem.
• Tidak semua salinan dokumen ditunjukkan dalam bagan alir karena auditor hanya perlu
memahami secukupnya yang diperlukan untuk perencanaan audit. Auditor harus
mendokumentasikan aktivitas atau prosedur pengendalian penting dalam ikhtisar singkat dan
tertulis.
MODUL 5
KEGIATAN BELAJAR 2
AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI
PENGELUARAN KAS
DOKUMEN DAN CATATAN YANG
LAZIM
• Dokumen dan catatan penting yang lazim digunakan dalam pemrosesan transaksi pengeluaran
kas meliputi hal berikut :
1. Cek: perintah formal kepada bank untuk melakukan pembayaran sejumlah yang ditunjukkan
dalam perintah tersebut.
2. Ikhtisar cek: laporan semua cek yang diterbitkan dalam batch atau selama sehari.
3. File transaksi pengeluaran kas: informasi pembayaran dengan cek kepada pemasok atau yang
lain. Digunakan untuk posting ke file induk utang usaha dan buku besar.
4. Jurnal pengeluaran kas atau register cek: catatan akuntansi formal atas penerbitan cek kepada
pemasok dan yang lain.
FUNGSI DAN AKTIVITAS
PENGENDALIAN
• Fungsi pengeluaran kas merupakan proses yang digunakan oleh perusahaan untuk memberikan
pertimbangan penerimaan barang dan jasa. Fungsi pengeluaran kas biasanya secara simultan
melibatkan pembayaran utang dan pencatatan pengeluaran kas.
• Pembayaran Utang dan Pencatatan Pengeluaran Biasanya, fungsi bendahara atau manajemen kas
bertanggung jawab atas pemrosesan voucher yang belum lunas pada tanggal jatuh tempo. Semua
pembayaran harus diperiksa. Komputer dapat diprogram untuk menampilkan voucher yang jatuh
tempo setiap hari dari file induk utang usaha dan laporan ini diperiksa untuk menentukan utang
yang harus dibayar dengan mempertimbangkan posisi kas perusahaan. Setelah voucher
diidentifikasi untuk pembayaran, komputer mencocokkan informasi cek dengan informasi
pendukung, melakukan pengendalian aplikasi terprogram, mengatur tanda yang mengidentifikasi
voucher sudah lunas (untuk mencegah duplikasi pembayaran), dan mencatat pembayaran. Cek di
bawah nilai nominal tertentu dapat ditandatangani dengan mesin, sedangkan cek yang bernilai
nominal lebih besar harus ditandatangani secara manual oleh orang yang berwenang.
• Pengendalian atas penerbitan dan penandatanganan cek dan tujuan audit khusus meliputi hal
beriku :
a. Personel bagian perbendaharaan yang berwenang bertanggung jawab menandatangani cek
bernilai besar (EO2).
b. Pengendalian terprogram memeriksa untuk menentukan bahwa tiap cek dicocokkan dengan
voucher terkait yang sudah terotorisasi dan bahwa nama penerima pembayaran dan nilai cek
cocok dengan voucher (EO2, VA2).
c. Pengendalian terprogram membatalkan nomor voucher setelah dibayar dan meninjau file
voucher yang sudah lunas untuk memastikan bahwa voucher tidak dibayar dua kali (EO2).
d. Untuk mengurangi risiko pencurian atau penggelapan, bagian yang mengendalikan penerbitan
cek harus mengeposkan cek tersebut (EO2).
e. Tidak boleh ada cek yang dapat diuangkan oleh pembawa dan tidak boleh diterbitkan cek
kosong (EO2, VA2, PD2).
f. Hanya boleh dipergunakan cek bernomor urut (C2).
g. Akses terhadap blangko cek dan stempel tanda tangan harus dibatasi kepada personel yang
berwenang (C2).
• File transaksi pengeluaran kas yang dibuat ketika cek diterbitkan digunakan untuk memperbarui
file induk utang usaha dan rekening buku besar. Program pembaruan juga membuat jurnal
pengeluaran kas dan ikhtisar buku besar yang diteruskan ke bagian akuntansi. Pengendalian atas
pengeluaran kas meliputi hal berikut:
a. total berjalan yang membandingkan saldo awal file pengeluaran ditambah transaksi dengan
harapan saldo akhir dari file transaksi pengeluaran kas dan file induk utang usaha yang sudah
diperbarui;
b. pemeriksaan terpisah atas kecocokan total cek yang dikeluarkan (biasanya dilaporkan pada
ikhtisar cek) dengan total batch voucher yang diproses untuk pembayaran (EO2, C2, VA2);
c. pemeriksaan terpisah oleh pengawas akuntansi atas kecocokan nilai yang dijurnal dan di-posting
ke utang usaha dengan ikhtisar cek yang diterima dari bendahara (EO2, C2, VA2);
d. rekonsiliasi bank independen (EO2, C2, VA2).
• Cek pengeluaran biasanya meliputi bonggol cek yang mengidentifikasi nomor faktur pemasok
dan faktur yang dibayar. Salinan tiap cek harus diarsip dengan voucher pendukung dalam arsip
voucher lunas.
PENGENDALIAN AKTIVITAS UNTUK TRANSAKS
PENYESUAIAN PEMBELIAN DAN PENGENDALIAN
LAIN
1. Dokumen dan Catatan yang Lazim Dokumen dan catatan penting yang dipergunakan dalam
pemrosesan penyesuaian penjualan meliputi hal berikut :
a. Otorisasi retur pembelian Formulir yang menunjukkan deskripsi, kuantitas, dan data lain terkait
dengan barang yang telah disetujui oleh pemasok untuk diretur. Dokumen ini berfungsi sebagai
dasar inisiasi retur pembelian.
b. Laporan pengiriman Laporan yang dibuat ketika pengiriman barang ke pemasok yang
menampilkan jenis dan kuantitas barang yang dikirimkan.
c. Memo debit Formulir yang menyatakan debit ke utang usaha, termasuk item yang diretur, harga,
dan nilai yang didebitkan. Dokumen ini menjadi dasar pencatatan retur pembelian.
PENGENDALIAN AKTIVITAS UNTUK TRANSAKS
PENYESUAIAN PEMBELIAN DAN PENGENDALIAN
LAIN
2. Fungsi dan Aktivitas Pengendalian Transaksi penyesuaian pembelian meliputi pencatatan retur pembelian dan
cadangan. Terkadang barang yang diterima dari pemasok dalam keadaan cacat dan bisa terjadi hal berikut:
a. pemasok menurunkan harga barang ketimbang diretur atau
b. pemasok membayar biaya penyimpanan selama periode tertentu.
3. Pengendalian Lain dalam Siklus Pengeluaran Saldo utama siklus pengeluaran adalah utang usaha.
Jika terdapat pengendalian yang baik atas pembelian, pengeluaran kas, dan penyesuaian pembelian, utang
usaha seharusnya terkendali. Kebanyakan perusahaan mengendalikan kelengkapan (C4), keberadaan (EO4), dan
penilaian utang pada kos historis (VA4) dengan merekonsiliasi buku pembantu utang usaha dengan laporan pemasok.
Pengendalian atas asersi hak dan kewajiban berhubungan dengan apakah utang usaha merupakan kewajiban perusahaan.
Hal ini biasanya dikendalikan
Umumnya, transaksi tersebut tidak material. Namun, salah saji dapat saja terjadi sehingga mencapai nilai material.
ketika utang dicatat dengan mencocokkan informasi voucher dengan data pendukung (RO1).
Akhirnya, manajemen harus menerapkan pengendalian atas keterjadian serta hak dan kewajiban pengungkapan
(PD4), kelengkapan pengungkapan (PD5) kemudahan pemahaman (PD6), serta akurasi dan penilaian informasi yang
dimasukkan dalam pengungkapan (PD7). Perusahaan publik biasanya melakukannya melalui komite pengungkapan
yang beranggotakan orangorang yang memahami prinsip akuntansi dan transaksi serta pengungkapan yang relevan
dengan siklus pengeluaran.
PENGENDALIAN AKTIVITAS UNTUK TRANSAKS
PENYESUAIAN PEMBELIAN DAN PENGENDALIAN
LAIN
4. Uji Pengendalian Banyak auditor merencanakan uji pengendalian dalam siklus pengeluaran
karena tingginya volume transaksi. Auditor perusahaan publik menguji pengendalian untuk
mendukung opini atas pengendalian internal. Auditor perusahaan privat menguji pengendalian yang
tampak efektif karena strategi ini menghasilkan efisiensi audit. Jika direncanakan menaksir risiko
pengendalian berlevel rendah untuk asersi siklus pengeluaran, auditor harus melakukan hal berikut:
a. menguji efektivitas pengendalian umum;
b. menggunakan teknik audit berbantuan komputer untuk menguji efektivitas pengendalian
terprogram;
c. menguji efektivitas prosedur tindak lanjut atas pengecualian yang diidentifikasi oleh
pengendalian terprogram.
Auditor dapat menggunakan perangkat lunak audit atau program utilitas untuk melakukan
pemeriksaan urutan dan mencetak daftar order pembelian, dokumen penerimaan, atau voucher yang
nilainya hilang dari file komputer yang menyimpannya.
UJI SUBSTANTIF SALDO
UTANG USAHA
• Utang usaha biasanya merupakan saldo terbesar dalam utang lancar di neraca dan faktor yang
penting dalam mengevaluasi solvabilitas jangka pendek. Dibandingkan dengan audit saldo aset,
audit utang usaha relatif lebih menekankan pada asersi kelengkapan daripada asersi keberadaan
dan keterjadian. Alasannya adalah jika manajemen termotivasi untuk melakukan salah saji utang,
biasanya dengan kurang saji untuk melaporkan posisi keuangan yang lebih baik. Di samping itu,
terdapat risiko bawaan bahwa faktur pemasok dapat tidak diperiksa dengan tepat waktu dan utang
dicatat pada periode setelah penerimaan barang dan jasa.
1. Menentukan Risiko Deteksi untuk Uji Detail
2. Merancang Uji Substantif
JASA PENUGASAN YANG LAIN
• Standar audit tidak mengharuskan auditor untuk melakukan jasa penugasan yang lain. Akan
tetapi, auditor dapat mengembangkan spesialisasi industri sehingga mampu memahami
kecenderungan industri dan dengan lebih baik mengidentifikasi risiko terkait dengan laporan
keuangan yang tidak menyajikan posisi keuangan, hasil operasi, atau arus kas yang wajar.
• Dengan berbekal pengetahuan yang dikembangkannya, auditor dapat memberikan jasa bernilai
tinggi bagi klien audit. Misalnya, mengidentifikasi masalah arus kas atau membantu klien
mengembangkan visi bagaimana membuat arus kas yang positif.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai