Anda di halaman 1dari 14

MERENCANAKAN AUDIT ATAS SIKLUS PRODUKSI

Siklus produksi berhubungan dnegan konversi bahan baku menjadi barang jadi. Siklus ini
meliputi perencanaan serta pengendalian produksi dan jenis-jenis dan kualitas barang yang akan
diproduksi, tingkat persediaan yang akan dipertahankan, serta transaksi dan peristiwa yang
berkaitan dengan proses pabrikasi. Transaksi yang terjadi dalam siklus ini diminta untuk
produksi, dan berakhir ketika barang yang diproduksi ditransfer ke barang jadi. Transaksi yang
terjadi dalam siklus ini disebut sebagai transaksi pabrikasi (manufacturing transactions).
Siklus produksi saling berkaitan dengan tiga siklus lain berikut ini:
1) Siklus pengeluaran dalam pembelian bahan baku dan pembayaran berbagai biaya
overhead,
2) Siklus jasa personalia dalam pembayaran biaya tenaga kerja pabrik,
3) Diklus pendapatan dalam penjualan barang jadi.
Interaksi diantara siklus-siklus ini dan akun-akun utama yang dipengaruhi oleh transaksi
pabrikasi diperhatikan Gambar 16-1. Disini harus diperhatikan bahwa pengkreditan ke bahan
baku, tenaga kerja langsung, overhead pabrikasi, pendapatan kepersediaan barang dalam proses,
dan ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat perpindahan biaya produksi yang sudah selesai dari
barang dalam proses ke barang jadi, berasal dari transaksi pabrikasi pada siklus produksi.
Terakhir, walaupun biasanya dianggap sebagai transaksi siklus pendapatan, namun pemindahan
biaya dari bang jadi yan diproduksi keharga pokok penjualan didasarkan atas data biaya yang
terakumulasikan dalam siklus produksi.
TUJUAN AUDIT
Dua kelompok tujuan audit akan dibahas dalam bagiaan ini:
1) Tujuan audit atas kelompok transaksi yang berkaitan dengan transaksi pabrikasi,
2) Tujuan audit atas saldo akun yang berkaitan dengan saldo persediaan serta harga pokok
penjualan.
Tujuan audit tertentu dalam setiap kelompok ini diperhatikan dalam Gambar 16-2.
Untuk menghindari tumpang tindih, maka pembahasan mengenai tujuan audit atas saldo akun
dan p rosedur audit yang berkaitan dengan persediaan yang dibeli telah ditangguhkan
kesiklus pengeluaran agar bias dibahas bersama dalam bab ini dengan persediaan yang
diproduksi. Demikian pula, pembahasan mengenai tujuan audit dan prosedur audit yang
berkaitan dengan harga pokok penjualan telah ditangguhkan ke bab siklus pendapatan,
menunggu pembahasan tentang asal mula biaya-biaya semacam itu melalui transaksi
pembelian dalam bab siklus pengeluaran dan transaksi pablikasi dalam bab ini. Jadi, sebagian
penjualan yang masing-masing telah dibahas dalam bab 15 dan 14, adalah relevan untuk
memenuhi tujuan audit atas saldo akun yang disajikan dalam Gambar 16-2. Beberapa contoh
spesifik akan disajikan dalam bagian- bagian berikut.

GAMBAR

MENGGUNAKAN PEMAHAMAN TENTANG BISNIS DAN INDUSTRI UNTUK


MENGEMBANGKAN AUDT
Pemahaman tentang bisnis dan instri klien akan membantu auditor dalam merancang
program audit yang efektif dan efisien. Bagi perusahaan persediaan pabrikasi merupakan
proses inti, dan kemampuan etitas itu untuk menghasilkan laba serta arus kas akan tergantung
pada seberapa baik proses pabrikasi ini dikelola. Bagi banyak perusahaan distribusi dan
eceran, manajemen persediaan merupakan hal yang penting untuk mencapai keberhasilan.
Pada saat mengaudit sebuah perusahaan pablikasi, auditor biasanya ingin memahami
intensivitas modal dari proses pabrikasi, disamping bauran bahan baku dan tenaga kerja yang
diperlukan dalam proses pabrikasi itu. Suatu proses yang terutama bersifat padat modal,
seperti penyulingan minyak, biasanya mempunyai jumlah biaya tetap yang
GAMBAR

Signifikan yang memerlukan volume yang cukup besar untuk menjamin profitabilitas.
Pemahaman ini merupakan hal yang penting dalam mengevaluasai kelayakan hasil-hasil
keuangan yang dilaporkan, terutama pada saat mengevaluasi tujuan audit seperti keberadaan
persediaan, menilai persediaan baik pada biaya historis maupun nilai realisasi bersih, apakah
klien memegang hak kepemilikan atas persediaan serta masalah penyajian dan
pengungkapan.
Sepanjang bagian 4 buku ini kita telah mengamati lima industri dan pentingnya setiap
siklus bagi industri tersebut.persediaan sebenarnya tidak material bagi industri-industri
seperti industri hotel dan sekolah.kedua industri ini merupakan industri jasa, dan audit atas
persediaan biasanya bias signifikan terhadap keseluruhan strategi auditdalam kedua hal
industri tersebut. Akan tetapi, dalam mengaudit took eceran, pabrikan peralatan rumah
tangga, dan pabrikan computer, audit atas persediaaan merupakan proses inti yang material
dan sangaat penting bagi keberhasilan entitas bersangkutan. Gambar 16-3 mengikhtisarkan
beberapa data kunci yang yang penting bagi industri ini.
Dalam setiap kasus, unsure persediaan merupakan hal yang material terhadap neraca
suatu entitas atau perusahaan. Walaupun demikian, setiap industri memiliki sifat yang unik
dalam hal jumlah hari yang diperlukannya untuk memutar persediaan. Selain itu, dalam
setiap kasus, jumlah hari perputaran persediaan juga sangat bervariasi diantara untuk
industri-industri tersebut, sehingga sangat penting untuk memahami keadaan klien dan
menemukan bukti yang mencukupi guna mendukung pendapat mengenai kewajaran
penyajian laporan keuangan. Pada saat mengevaluasi kewajaran penyajian laporan keuangan,
auditor biasanya akan mengevaluasi harga pokok penjualan dan marjin kotor ketika
mengaudit persediaan. Auditor harus menyadari bahwa jika persediaan ditetapkan terlalu
tinggi, maka harga pokok penjualan akan ditetapkan terlalu rendah dan marjin kotor ditetapak
terlalu tinggi. Salah saji yang sama yang tidak menetapkan harga pokok penjualan terlalu
rendah dan menetapkan persediaan terlalu tinggi akan menetapkan julmah hari perputaran
persediaan terlalu tinggi seta membuatnya terlihat memerlukan waktu yang lebih lama untuk
memutar persediaan dari pada sebenarnya.
Karena pentingnya persediaan bagi kewajaran penyajian bagi sebagian besar pabrikan,
pedagang grosir, dan pedagang eceran, maka auditor dapat menggunakan prosedur analisis
untuk mengidentifikasi bidang-bidang yang bermasalah. Karena signifikannya jumlah
transaksi persediaan yang dilakukan oleh entitas-entitas ini, maka auditor akan sering
menekankan pada pendekatan penilaian tingkat resiko pengendalian yang lebih rendah
dakam situasi-situasi tersebut

MATERIALITAS, RESIKO INHEREN, DAN PROSEDUR ANALISIS


Materialitas
Gambar 16-3 mengilustrasikan pentingnya persediaan bagi pabrikan dan pedagang
eceran. Bagi entitas-entitas ini persediaan adalah unsure yang material dan audit atas
persediaan merupakan hal yang penting untuk mencapai pendapat tentang kewajaran
penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
Alikaso materialisasi kea kun-akun yang dipengaruhi oleh transaksi dalam siklus ini akan
bervariasi menurut pertimbangan yang telah dijelaskan dalam bab 8 (jilid 1). Pertimbangan
utama dalam mengevaluasi alokasi materialitas adalah penentuan besarnya salah saji yang
akan mempengaruhi keputusan pemakaian laporan keuangan yang sehat. Pertimbangan
sekunder adalah hubungannya dengan biaya untuk mendetekksi kesalahan. Umumnya audit
atas persediaan, termasuk mengamati keberadaan persediaan dan mengaudit ketetapan
penilaian persediaan, memerlukan banyak biaya. Akibatnya, auditor biasanya akan
mengalokasikan suatu jumlah yang signifikan dari keseluruhan materialitas ke audit
persediaan, tanpa melebihi jumlah yang ia anggap akan mempengaruhi analisis pemakaian
laporan keuangan.
Resiko Inheren
Resiko inheren dari terjadinya salah saji dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh
transaksi persediaan pada jaringan hotel atau distrik sekolah relatif rendah, karena persediaan
bukan merupakan bagian yang material dari proses inti entitas itu. Namun, untuk pabrikan,
pedagang grosir, atau pedagang eceran, persediaan dapat dinilai sebesar atau mendekati
maksimum karena alasan-alasan berikut ini :
 Volume transaksi pembelian, pabrikasi, dan penjualan yang mempengaruhi akun-akun
ini biasanya tinggi, sehingga meningkatkan peluang terjanya salah saji.
 Sering kali terjadi masalah yang diperdebatkan seputar identifikasi, pengukuran, dan
alokasi biaya –biaya yang dapat dimasukan dalam persediaan seperti bahan, tenaga
kerja, dan overhead pabrik tak langsung, biaya produk gabungan, dan disposisi
varians biaya, akuntansi untuk bahan sisa dari proses produksi, dan masalah akuntansi
biaya lainya.
 Sangat beragamnya jenis persediaan kadang-kadang mengharuskan digunakan
prosedur khusus untuk menentukan kualitas persediaan, seperti volume geometrik
timbunan persediaan, fotografi dari udara, dan estimasi kuantitas oleh seorang pakar.
 Persediaan sering kali disimpan diberbagai lokasi, sehingga menambah kesulitan
yang berhubungan dengan penyelenggaraan pengendalian fisik terhadap pencariaan
dan kerusakan, serta akuntansi yang tepat untuk barang dalam perjalanan diantara
lokasi-lokasi itu.
 Sangat beragamnya jenis persediaan mungkin saja menimbulkan masalah khusus
dalam menentukan kualitas dan nilai pasarnya.
 Persediaan sangat rentan terhadap pembusukan, keusangan, dan factor-faktor lain
seperti kondisi ekonomi umum yang dapat mempengaruhi permintaan serta
kemampuan penilaian persediaan itu.
 Persediaan mungkin dijual dengan perjanjian retur atau pembelian kembali.
Prosedur Analisis
Prosedur analitis adalah prosedur yang murah dari segi biaya dan dapat membuat auditor
waspada terhadap potensi terjadinya salah saji. Seperti disebutkan diatas, jika laporan keuangan
yang disajikan untuk audit memperlihatkan kecenderungan naiknya marjin laba yang disesuaikan
dengan naiknya jumlah hari perputaran persediaan, maka persediaan mungkin telah ditetapkan
terlalu tinggi. Ini akan memperingatkan auditor agar memperhatikan secara saksama keberadaan
dan nilai persediaan. Auditor mungkin juga diperingatkan akan masalah pisah batas yang dapat
menyebabkan persediaan ditetapkan terlalu tinggi. Gambar 16-4 menyajikan beberapa contoh
prosedur analitis beserta penjelasan mengenai masalah yang dapat diidentifikasi. Jika persediaan
bersifat material bagi audit laporan keuangan, maka auditor tidak boleh menganggap bahwa
prosedur analitis merupakan pengganti untuk menguji rincian lainyan, tetapi prosedur ini bias
sangat efektif dalam memusatkan perhatian audit dimana salah saji mungkin terjadi.

PERTIMBANGAN KOPETEN PENGENDALIAN INTERNAL


Seperti dalam kasus siklus pendapatan dan pengeluaran, aspek-aspek dari kelima
komponen sistem pengendalian internal suatu entitas dapat diterapkan pada transaksi pabrikasi
dalam siklus produksi. Misalnya, dalam komponen lingkungan pengendalian, struktur organisasi
harus mencakup pejabat yang bertanggung jawab atas produksi secara keseluruhan.Dengan
menduduki jabatan seperti wakil direktur operasi, pabrikasi, atau produksi, orang ini biasanya
mempunyai wewenang atas departemen perencanaan serta pengendalian produksi dan setiap
departemen pabrikasi. Filosofi dan gaya operasi manajemen juga mencangkup pendekatan
terhadap pengambilan serta pemantauan resiko bisnis yang berhubungan dengan keputusan
produksi dan tingkat persediaan. Sementara itu, kebijakan serta praktik sumber daya manusia
entitas tersebut berkaitan dengan para kariawan departemen produksi dapat secara signifikan
mempengaruhi paenggunaan, dan pertanggungjawaban atas, factor-faktor produksi.
Sebagai bagian dari penelitian resiko, manajemen harus memperhatikan resiko yang dibahas
dalam bagian terdahulu mengenai resiko inheren dan merancang pengendalian yang sesuai.
Sebagai contoh, jika emas digunakan dalam proses pabrikasi, maka emas itu harus dikendalikan
secara cermat dan sering dihitung mengingat nilai bahan baku tersebut.
Sistem akuntansi untuk persediaan mencakup penggunaan akun pengendalian dan catatan
pendukung seperti file produk atau file induk. Untuk perusahaan pabrikasi, ada catatan terpisah
untuk persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Sistem yang digunakan oleh
suatu entitas dapat mencakup sistem biaya pesanan serta proses, dan baik biaya actual maupun
standar mungkun dicatat. Dalam sistem biaya pesanan, biaya pabrikasi diakumulasi menurut
pesanan dan akun barang dalam proses didukung oleh setiap catatan biaya pesanan. Dalam
sistem biaya proses, biaya diakumulasi menurut departemen atau proses.dokumen, catatan, dan
file komputer khusus yang biasanya ditemukan dalam sistem-sistem ini akan dibahas pada
bagian berikutnya.
Berbagai aktivitas pengendalian yang berkaitan dengan transaksi pabrikasi, termasuk
penggunaan anggaran dan review kinerja, akan dibahas dalam bagian selanjtnya dari bab ini.
Pemantauan pengendalian oleh manajemen dalam siklus produksi meliputi umpan balik dari
pelanggan tentang kualitas produk dan ketepatan waktu pengiriman, serta penggunaan auditor
internal untuk menilai efektifitas pengendalian biaya, akurasi data biaya, dan pengendalian fisik
atas persediaan.

AKTIVITAS PENGENDALIAN – TRANSAKSI PABRIKASI


Ingat kembali bahwa komponen aktivitas pengendalian dalam pengendalian internal terditi atas
empat kategori aktivitas:
1. Pemisahan tugas, pengan dalian umum, dan pengendalian aplikasi,
2. Pengendalian pemrosesan informasi yang mencakup otorisasi yang tepat,
3. Pengendalian fisik,dan
4. Penelaahan kinerja dan akuntabilitas.
Bagian selanjutnya akan mengidentifikasi dokumen dan catatan yang lazim digunakan dalam
memproses transaksi pabrikasi. Bagian berikut ini menjelaskan bagai mana keempat kategori
aktivitas pengendalian itu menghubungkan dengan fungsi-fungsi yang dilaksanakan dalam siklus
produksi.
DOKUMEN DAN CATATAN YANG UMUM
Berikut ini disajikan beberapa dokumen, catatan dan file computer yang lazim digunakan dalam
memproses transaksi pabrikasi:
 Perintah produksi (production order). Format yang menunjukkan kuantitas dan jenis
barang yang akan dibuat. Suatu perintah produksi mungkin berkaitan dengan suatu
pesanan atau proses yang berkelanjutan.
 Laporan kebutuhan bahan (material requirement report). Berisi daftar bahan baku dan
komponen yang diperlukan untuk memenuhi perintah produksi.
 Slip pengeluaran bahan (materials issue slip). Otorisasi tertulis dari departemen produksi
kepada gudang penyimpanan untuk mengeluarkan bahan untuk digunakan berdasarkan
perintah produksi yang sudah disetujui.
 Tiket waktu (time ticket). Catatan waktu kerja karyawan atas pekerjaan tertentu.
 Tiket perpindahan (move ticket).pemberitahuan yang mengotorisasi perpindahan fisik
barangdalam proses diantara departemen produksi, dan diantara barang dalam prosesserta
barang jadi.
 Laporan aktivitas produksi harian (daily production activity report). Laporan yang
pemperlihatkan barang baku dan tenaga kerja yang digunakan di hari itu.
 Laporan produksi yang sudah selesai (completed production report). Laporan yang
menunjukan bahwa pekerjaan atas sebuah perintah produksi sudah selesai.
 Buku besar pembantu atau file induk persediaan ( catatan persediaan perpetual). Catatan
yang diselenggarakan terpisah untuk bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.
Catatan ini berisi informasi tentang unit dan biaya yang ditambahan dan dikurangkan dari
masing-masing akun persediaan, serta unit yang ada ditangan dan biaya terkait yang
membentuk saldo persediaan pada suatu titik waktu.
 File induk biaya standar (standard cost master file). File computer yang berisi biaya-
biaya standar.
 File induk persediaan bahan baku (raw materials inventory master file). File computer
yang berisi kuantitas persediaan bahan baku yang ada di tangan.
 File induk persediaan barang dalam proses (work-in-proses inventorymaster file). File
komputeer yang memuat jumlah biaya actual barang dalam proses. File ini digunakan
untuk menyusun laporan produksi harian.
 File induk persediaan barang jadi (finished goods inventory master file). File komputer
yang berisi jumlah total biaya-biaya produksi. File ini dapat digunakan sebagai
persediaan perpetual untuk barang jadi.

FUNGSI-FUNGSI DAN PENGENDALIAN TERKAIT


Pelaksanaan dan pencatatan transaksi pabrikasi serta pengamanan persediaan melibatkan funfsi-
fungsi pabrikasi berikut ini:
 Memulai produksi
 Merencanakan dan mengendalikan produksi.
 Mengeluarkan bahan baku
 Memindahkan Barang
 Memroses barang dalam produksi
 Memindahan pekerjaan yang sudah selesai ke barang jadi
 Melindungi persediaan
 Mencatat transaksi pabrikasi dan persediaan:
 Menentukan dan mencatat biaya-biaya pabrikasi
 Menjaga kebenaran saldo-saldo persediaan.
Pelaksanaan fungsi-fungsi ini melibatkan beberapa departemen seperti perencanaan dan
pengendalian produksi, bagian pembelian (bahan baku), departemen produksi, pencatatan waktu,
barang jadi, TI, akuntansi biaya, dan akuntansi umum. Seperti halnya dengan setiap kelompok
transaksi lainnya, harus ada pemisahan tugas antara pelaksanaan dan pencatatan transaksi
pabrikasi serta penyimpanan persediaan pabrikasi. Pengendalian yang berkaitan dengan melalui
produksi dan perpindahan barang adalah relevan dalam menilai resiko pengendalian untuk asersi
eksistensi atau kejadian dan kelengkapan untuk transaksi pabrikasi serta persediaan terkait.
Pengendalian yang berhubungan dengan pencatatan transaksi prsediaan adalah penting dalam
menilai resiko pengendalian untuk asersi hak dan kewajiban, penilaian atau alokasi, serta
penyajian dan pengungkapan untuk transaksi dan persediaan pabrikasi. Gambar 16-5
mengikhtisarkan contoh prosedur pengendalian yang berhubungan dengan setiap fungsi tersebut.
Memulai Produksi
MEREBCANAKAN DAN MENGENDALIKA PRODUKSI
Otirisasi produksi dibuat dalam departemen perencanaan dan pengendalian produksi berdasarkan
pesanan yang diterima dari pelanggan atau analisis pengamalan penjualan serta kebutuhan
persediaan. Pendokumentasian otorisasi ini dilakukan dengan menerbitkan perintah produksi
bernomor urut. Teknologi, infornasi, atau cara lain, haraus digunakan untuk
mempertanggungjawabkan seluruh perintah produksi yang dikeluarkan dan pecatatan akhirnya
tentang biaya pabrikasi. Sebuah laporan kebutuhan bahan juga disiapakan yang menujukan
bahan dan komponen yang diperlukan serta yang ada ditangan. Apabila pesanan harus dilakukan
kepada pemasok, maka salinan laporan ini akan dikirimkan kebagiaan pembelian.
Departemen perencanaan dan pengendalian produksi juga bertanggungjawab untuk
memantau penggunaan bahan dan tenaga kerja, serta memantau kemajuan perintah produksi
sampai diselesaikan dan dipindahak kebarang jadi. Penelaahan atas laporan aktifitas produksi
harian dan laporan produksi yang sudah selesai sangat penting dalam memenuhi tanggungjawab
ini.

MENGELUARAKAN BARANG BAKU.


Gudang akan menyerahkan bahan baku kebagian produksi setelah menerima slip pengeluaran
bahan (permintaan) yang dibuat oleh departemen produksi.slip itu menjnjukan kuantitas dan
jenis bahan yang dininta serta nomen perintah produksi yang harus dibebani. Setiap slip harus
ditandatangani oleh penyeliya atau pekerja produksi yang berwenang. Teknologi infornasi, atau
cara lain, harus digunakan untuk mencocokan slip pengeluaraan bahan dengan perintah produksi
dan pencatatan akhirnya tentang biaya pabrikasi. Sebuah ikhtisar harian mengenai penggunaan
bahan biasanya disiapkan sebagai salah satu komponen laporan aktifitas produsi harian yang
digunakan dalam perencanaan dan pengendalian produksi.
Perbindahan Barang
MEMPROSES BARANG DALAM PRODUKSI.
Tenaga kerja yang digunakan untuk mengerjakan perintah produksi tertentu dicatat dalam tiket
waktu; fungsi pencatatan waktu ini juga bias dilakukan dengan mengharuskan karyawan
memasukan tanda pengenal mereka kedalam terminal computer, kemudian mengetikkan nomer
perintah produksi setiap kali mereka memulai atau berhenti mengerjakan suatu pesanaan. Dalam
kedua cara itu, suatu ikhtisar harian mengenai penggunaan tenaga kerja biasanya disiapka dari
data catatan waktu sebagai komponen laporan aktivitas produksi harian.
Ketika pekerjaan atas suatu perintah produksi sudah selesai dalam satu departemen dan
barangnya sudah lilus inspeksi, maka pemindahan barang inti ke departemen berikutnya akan
diotorisasai dengan sebuat tiket perpindahan yang harus ditandatanganni oleh departemen yang
menerima barang itu. Teknologi informasi, atau cara lain, harus mencocokan tiket waktu dan
tiket perpindahan dengan pencatatan akhirnya tentang biaya pabrikasi.
MEMINDAHAN PEKERJAAN YANG SUDAH SELESAI KEBARANG JADI
Apabila pembuatan suatu pesanan sudah selesai dan barangnya sudah lulus inspeksi
akhir, makan disususnlah sebuah laporan produksi yang sudah sellesai. Barang itu kemudiaan
dikirimkan kegudang barang jadi, yang menerima tanggungjawab atas barang itu dengan
menandatangani tiket perpindahan akhir.
MELINDUNGI PERSEDIAAN
Persediaan pabrikasi sangat rentan terhadap pencurian dan kerusakan. Penyimpanan persediaan
bahan baku dan barang jadi dalam ruang terkunci dengan akses yang terbatas pada orang-orang
yang diberi otorisasi merupakan hal yang penting dalam melindungi aktiva ini. Proteksi terhadap
barang dalam proses dapat dilakukan dengan mengawasi daerah produksi oleh penyelia dan
petugas keamanan pabrik, pemberian lebel pada barang, dan penggunaan tiket perpindahan
bernomor urut untuk mengendalikan perpindahan barang dam proses disekitar pabrik.
Mencatat Transaksi Pabrikasi dan Persediaan
MENENTUKAN DAN MENCATAT BIAYA PABRIKASI.
Fungsi ini menyangkut hal-hal berikut ini:
 Membebankan bahan langsung dan tenaga kerja langsung ke barang dalam proses.
 Mengenakan overhead pabrikasi kebarang dalam proses
 Memindahan biaya diantara departemen produksi (menurut biaya proses)
 Memindahan biaya produsi yang sudah selesai kebarang jadi.
Untuk memastika bahwa biaya pabrikasi telah dicatat dengan tepat, bagan akun harus
menyediakan sejumlah akuan yang diperlukan untuk mengklasifikasikan dan memantau biaya-
biaya semacam itu secara layak. Selain itu, pelaporan data biaya yang tepat waktu untuk
digunakan dalam menelaah kinerja menajemen mengenai aktifitas produksi dan pengendalian
biaya juga merupakan alat yang berguna untuk mendeteksi kesalahan klasifikasi ketika mencatat
biaya pabrikasi. Laporan semacam itu biasanya mencakup pembandingan antara data akutual dan
yang dianggarkan menurut berbagai klasifikasi biaya.
Biaya pabrikasi dapat dikenakan pada barang dalam proses berdasarak biaya actual atau
biaya standar. Apabila biaya standar yang digunakan, maka biaya standar itu harus disetujui oleh
manajemen, dan harus ada pelaporan varian yang tepat waktu dari jumlah actual atau yang
dianggarkan untuk diselidiki dan ditindaklanjuti sebagai bagian dari penelaahan kinerja periodik
oleh manajemen. Pengendalian tambahan terhadap pencatatan biaya pabrikasi:
 Pengecekan independen atas kesesuaian ayat jurnal untuk pengalokasian biaya
pabrikasi kebarang dalam proses dengan data mengenai penggunaan bahan dan
tenaga kerja xalam laporan aktivitas produksi harian.
 Pengecekan independen atas kesesuaian ayat jurnal untuk transfer barang dalam
proses ke barang jadi dengan data yang ada dalam laporan produksi yang sudah
selesai.
Pengecekan independeng sering kali dicapai melalui pengendalian yang terprogram dan
tindak lanjut independen terhadap pengecualian/penyimpangan.
MEMPERTAHANKAN KEBENARAN SALDO-SALDO PERSEDIAAN
Mempertahankankebenaran saldo-saldo persediaan melibatakan tiga aktivitas. Pertama,
harus dilakukan pertimbangan periodik yang idependen terhadap persediaan yang ada ditangan
dan pembandingan dengan kuantitas yang dicatat menurut catatan persediaan perpetual.
Perbandingan ini dapat mengungkapkan kuantitas yang dicatat tetapi sudah tidak ada lagi,
catatan kuantitas ditangan yang tidak lengkap, atau jenis-jenis persediaan yang salah
diklasifikasikan dalam catatan. Akan tetapi, aktifitas ini dapat dilakukan sekali setahun dalam
kaitanya dengan audit tahunan, dimana pengendalian yang kuat akan menyebakan dilakukanya
perhitungan persediaan dalam siklus yang lebih sering sepanjang tahun. Kedua, harus dilakukan
pengecekan periodik yang independen terhadap kesesuaian anatar jumlah dolar yang tercatat
dalam file induk persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi dengan masing-
masing akun pengendali buku besar umum. Ketiga, melalui inspesi periodik terhadap kondisi
persediaan dan penelaahan manajemen atas laporan aktivitas persediaan, penyesuaian untuk
menurunkan milai tercatat persediaan kenilai pasar harus dilakukan bila diperlukan.
Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen sering kali digunakan untuk memantau setiap fungsi yang telah
diuraikan diatas. Apabila manajemen ditetapkan sebagai pihak yang bertanggungjawab atas
penggunaan sumber daya pada setiap tahapan produksi, maka kemungkinan terjadinya kesaahan
yang tidak doisengaja akan diperkecil. Seperti uraian diatas, manajemen biasanya akan dengan
cermat memantau perintah produksi, tenaga kerja dan bahan yang digunakan, total akumulasi
biaya produksi, eksistensi persedian, dan persetujuan terhadap biaya standar.
SISTEM ILUSTRATIF UNTUK PEMROSESAN TRANSAKSI PABRIKASI
Gambar 16-6 menyajikan bagan arus menyeluruh atas sebuah sistem komputer on-line
untuk memroses transaksi pabrikasi. Sistem ini mengilustrasikan sejumlah besar pengendalian
pemrosesan yang telah dibahas dalam bagian-bagian terdahulu, seperti pemisahan tugas diantara
departemen-departemen serta dokiumen, catatan, file, dan laporan produksi utama yang
digunakan.
MEMPEROLEH PEMAHAMAN DAN MENILAI RESIKO PENGENDALIAN
Dalam memperoleh dan mendokumentasika pemahaman tentang bagian-bagian dari
komponen pengendalian internal yang relevan dengan transaksi pabrikasi, auditor menggunakan
prosedur yang sama seperti pada kelompok transaksi lainya. Prosedur ini meliputi review atas
pengalaman sebelumnya dengan klien bersangkutan, jika ada, pengajuan pertanyaan kepada
manajemen serta personil produksi lainya, pemeriksaan dokumen dan catatan produksi, serta
pengamatan atas aktivitas dan kondisi produksi. Prosedur ini juga mencakup kuisioner
pengendalian internal, bagan arus, dan memorandum narative.
Demikian pula proses tiga langkah yang sudah dikenal untuk menidentifikasi potensi
salah saji, pengendalian yang diperlukan, dan pengujian pengendalian juga berkaitan dengan
penilain resiko pengendalian atas transaksi-transaksi atas siklus produksi. Contoh-contoh potensi
salah saji dan pro[sedur pengendalian yang diperlukan untuk mencegah atau mendeteksi potensi
salah saji yang berkaitan dengan siklus produksi telah disajikan dalam gambar 16-5, yang juga
mereferensi-silang tujuan audit terkait atas setiap kategori asersi. Daridaftar pengendalian yang
diperlukan, auditormemilih pengendalian yang akan digunakan untuk mencari bukti lebih lanjut
guna mendukung penilaian resiko pengendalian yang lebih rendah dan melakukan pengujian
pengendalian. Ingat kembali bahwa auditor merencanakan untuk menilai resiko pengendalian
pada tingkat yang rendah berdasarkan p]rosedur pengendalian yang sudah terprogram, ia harus
langsung menguji pengendalian terprogram itu ( misalnya, dengan menggunakan data
pengujian), menguji pengendalian umum komputer, dan menguji prosedur tindak lanjut manual.
Auditor biasanya akan menguji pengendalian manual melalui kombinasi antara pengajuan
pertanyaan, observasi terhadap individu individu yang sedang melaksanakan tugasnya,
pemerikasaan dokumen dan laporan, serta pelaksanaan kembali beberapa aktivitas pengendalian
oleh auditor sendiri. Hasil dari setiap pengujian pengendalian ini harus didokumentasikan untuk
membentuk dasar bagi penilaian resiko pengendalian akhir atas asersi signifikan yang berkaitan
dengan transaksi pabrikasi.

160-161
Pengujian Pisah-Batas Transaksi Pembelian, Pabrikasi, dan Penjualan
Tujuan dan sifat dari pengujian pisah-batas penjualan serta pembelian masing-masing telah
dijelaskan di bab 14 dan 15, yaitu dalam hubungannya dengan audit atas saldo piutang usaha dan
hutang usaha. Kedua pengujian itu merupakan hal yang penting untuk memastikan bahwa
transaksi yang terjadi menjelang akhir tahun telah dicatat dalam periode akuntansi yang benar.
Dalam sebuah perusahaan pabrikasi, juga harus dipastikan bahwa ayat jurnal telah dicatat dalam
periode yang tepat untuk transfer biaya barang yang bergerak di antara
1. Gudang dan departemen produksi,
2. Departemen produksi yang satu dengan yang lain, atau
3. Departemen barang dan barang jadi.
Dalam setiap kasus, auditor harus memastikan melalui inspeksi dokumen dan observasi fisik
bahwa pisah-batas pekerjaan administrasi dan pisah-batas fisik atas perhitungan persediaan telah
dikoordinasikan. Misalnya, jika auditor menetapkan suatu ayat jurnal yang mentransfer biaya lot
terakhir produksi yang sudah selesai selama periode berjalan ke barang jadi sudah dicatat, maka
ia harus menentukan bahwa barang itu, sekalipun masih dalam perjalanan, hanya dimasukkan
dalam perhitungan fisik persediaan barang jadi saja yaitu, barang itu tidak dihitung sebagai
bagian dari barang dalam proses, atau dihitung dua kali, atau sama sekali tidak dihitung. Bukti
yang diperoleh dari pengujian pisah batas ini berhubungan baik dengan asersi
eksistensi/keberadaan maupun keterjadian serta kelengkapan untuk saldo persediaan.
PENGUJIAN RINCIAN SALDO
Sebagaimana telah diperlihatkan pada gambar 16-7, pengujian persediaan ini bersifat ekstensif,
terutama diwajibkannya prosedur pengamatan persediaan fisik klien dan pengujian yang
berkaitan.
Mengamati Perhitungan Persedian Fisik Klien
Pengamatan perhitungan persediaan sudah menjadi prosedur auditing yang diterima umum
selama lebih dari 50 tahun, prosedur ini diwajibkan apabila persediaan merupakan hal yang
material bagi laporan keuangan sebuah perusahaan serta praktis dan layak dilaksanakan,
pengamatan perhitungan persediaan ini bisa saja merepotkan, menghabiskan banyak waktu, dan
sulit bagi auditor, tetapi hal itu biasanya jarang terjadi.
Dalam melakukan prosedur auditing ini, klien memikul tanggung jawab untuk menghitung
persediaan. SAS 1 (AU 331.09), Piutang dan Persediaan, menyatakan bahwa dari pengujian
substantif ini, auditor akan memperoleh pengetahuan langsung mengenai efektivitas perhitungan
persediaan klien serta tingkat keandalan yang dapat diberikan atas asersi manajemen sehubungan
dengan kuantitas dan kondisi fisik persediaan. Dalam beberapa kasus, spesialis persediaan dari
luar perusahaan mungkin dipekerjakan oleh klien untuk menghitung persediaan. Apabila hal ini
terjadi, maka auditor juga harus hadir untuk mengamati perhitungan yang mereka lakukan karena
dari sudut pandang auditing, para spesialis itu pada dasarnya sama dengan karyawan perusahaan.
Pertimbangan audit pertama yang dapat diterapkan pada prosedur yang diwajibkan ini akan
dijelaskan dalam subbagian-subbagian berikut ini.
PENETAPAN WAKTU DAN LUAS PENGUJIAN
Penetapan waktu pengamatan persediaan tergantung pada sistem persediaan yang dianut
klien dan efektivitas pengendalian internal. Dalam sistem persediaan periodik, kuantitas
ditentukan melalui perhitungan fisik, dan semua perhitungan telah dilakukan pada tanggal
tertentu. Tanggal itu harus ditetapkan pada atau mendekati tanggal neraca, dan auditor biasanya
harus hadir pada penetapan tanggal itu.
Dalam sistem persediaan perpetual dengan pengendalian internal yang efektif, perhitungan fisik
dapat dilakukan dan dibandingkan dengan catatan persediaan pada tanggal interim. Apabila
catatan perpetual telah diselenggarakan dengan baik dan perbandingan dengan perhitungan fisik
telah dilakukan secara periodik oleh klien, maka auditor harus hadir untuk mengamati sampel
representatif dari perhitungan semacam itu. Dalam kasus seperti itu, prosedur ini dapat dilakukan
selama atau setelah akhir periode yang diaudit. Dalam perusahaan yang memiliki persediaan.

Anda mungkin juga menyukai