Anda di halaman 1dari 5

1.

Sifat- Sifat Siklus Produksi-Persediaan


Siklus ini secara garis besar mencakup berbagai fungsi dan kegiatan perusahaan yang
berkaitan dengan konversi bahan baku ke barang jadi. Fungsi dan kegiatan tersebut
meliputi:
a. Perencanaan produksi,
b. Pengendalian jenis dan jumlah produk,
c. Pengendalian tingkat persediaan,
d. Berbagai transaksi maupun kejadian yang berhubungan dengan proses produksi
seperti pembebanan biaya ke harga pokok produksi.
Transaksi siklus ini disebut juga transaksi pemanufakturan. Siklus ini berkaitan dengan
siklus pengeuaran, jasa ketenagakerjaan, dan pendapatan. Siklus produksi mnggunakan
bahan baku, bahan pembantu, bahan habis pakai dan suku cadang yang dibeli dari
pemasok melalui siklus pengeluaran.

2. Persediaan
Siklus produksi sangat berkaitan erat dengan persediaan. Produksi dimulai dengan
perencanaan produksi. Berdasar perencanaan produksi, perusahaan menaksir kebutuhan
persediaan bahan baku dan bahan pembantu. Setelah itu, bila produksi dijalankan terjadi
pengurangan persediaan bahan baku dan pembantu yang menyebabkan adanya jenis
persediaan baru, yaitu persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi.
Perbedaan jenis usaha akan menimbulkan perbedaan karakteristik persediaan
setiap jenis usaha. Misal pada perusahaan manufaktur, persediaan yang ada adalah
persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, persediaan suku cadang,
persediaan bahan habis pakai, dan persediaan produk jadi.
Persediaan sangat kompleks dan merupakan bagian yang menyita banyak waktu
auditor. Alasan yang mendukung hal ini, antara lain:
a. Pada sebagian perusahaan, persediaan merupakan item utama dalam neraca.
b. Persediaan pada umumnya juga merupakan item utama yang mempengaruhi
rekening-rekening yang membentuk laporan laba rugi.
c. Berbagi jenis persediaan yang ada mengakibatkan auditor sering asing dengan
persediaan tersebut, misalnya permata, emas, bahan kimia. Hal ini menimbulkan
problem observasi dan penilaian persediaan.
d. Persediaan kadang terletak pada berbagai tempat atau lokasinya yang berjauhan. Hal
ini menimbulkan problem pengendalian fisik dan perhitungan.
e. Penilaian persediaan sulit ketika estimasi dari persediaan kadaluarsa yang dibutuhkan
dan ketika biaya manufaktur harus dialokasikan ke persediaan.
f. Terdapat sejumlah metode penilaian persediaan dan beberapa perusahaan lebih
memilih menggunakan metode penilaian yang berbeda untuk jenis persediaan yang
berbeda pula yang sesuai dengan standar akuntansi.
Rekening-rekening yang terkait dengan siklus produksi dan persediaan, antara lain
sebagai berikut:

Persediaan bahan baku


Persediaan bahan pembantu
Persediaan barang dalam proses
Persediaan barang jadi
Biaya tenaga kerja langsung
Biaya overhead pabrik
Biaya reparasi dan perbaikan
Biaya bahan bakar atau listrik
Harga pokok produksi harga pokok pnjualan
Utang dagang
Biaya dibayar dimuka
Biaya depresiasi mesin dan peralatan pabrik
Biaya depresiasi persediaan
Akumulasi depresiasi mesindan peralatan pabrik
Akumulasi depresiasi persediaan

3. Tujuan Audit Siklus Produksi-Persediaan


Tujuan audit siklus produksi adalah untuk memperoleh bukti mengenai masingmasing asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus produksi.
Tujuan audit ditentukan berdasar atas 5 kategori asersi laporan keuangan yang dinyatakan
oleh manajemen.
Asersi
Keberadaan
atas
Keterjadian
Kelengkapan

Tujuan Audit atas Transaksi Siklus


Produksi
Harga pokok produksi yang tercatat
menggambarkan berbagai biaya produksi
yang benar- benar terjadi selama periode
yang bersangkutan

Tujuan Audit atas Saldo Siklus


Produksi
Persediaan yang tercatat pada neraca
apakah secara fisik benar- benar ada.

Semua biaya produksi yang terjadi dalam


satu periode telah dicatat dan disajikan
dalam laporan laba rugi sebagai harga
pokok produksi.

Persediaan mencakup semua bahan,


produk dan perlengkapan yang ada di
tangan, masih dalam perjalanan dari
pemasok, dan yang ada di lokasi luar
perusahaan seperti di distributor
penjualan dipastikan sudah tercatat
dan diungkapkan dalam neraca.

Hak
dan Hak atas persediaan yang berasal dari Hak milik atas persediaan pada
Kewajiban
transaki siklus produksi yang dicatat.
tanggal neraca.

Penilaian atau Transaksi siklus produksi telah disajikana. Persediaan telah dinyatakan dengan
Alokasi
dalam laporan keuangan pada jumlah tepat pada harga yang terendah antara
yang tepat.
harga pokok dan harga pasar.
b. Unsur persediaan yang rusak
dimasukkan ke dalam persediaan
telah diidentifikasikan.
c.
Bila terjadi penurunan nilai
persediaan harus dikurangi ke harga
pokok pengganti/ nilai bersih yang
dapat direalisasikan
Penyajian dan Rincian transaksi pabrikasi mendukung Persediaan
dan
harga
pokok
pengungkapan penyajian dalam laporan keuangan penjualan telah diidentifikasi dan
termasuk
klasifikasi
dan diklasifikasikan secara tepat dalam
pengungkapannya.
laporan keuangan.
4. Materialitas
Persediaan adalah unsur yang material dan audit atas persediaan merupakan hal
yang penting untuk mencapai pendapat tentang kewajaran penyajian laporan keuangan
secara keseluruhan. Pertimbangan utama dalam mengevaluasi alokasi materialitas adalah
penentuan besarnya salah saji yang akan mempengaruhi keputusan pemakai laporan
adalah pemakai yang berakal sehat. Pertimbangan sekunder adalah hubungannya dengan
biaya untuk mendeteksi kesalahan. Akibatnya, auditor biasanya akan mengalokasikan
suatu jumlah yang signifikan dari keseluruhan materialitas audit persediaan, tanpa
melebihi yang ia anggap akan mempengaruhi analisis pemakaian laporan keuangan.
5. Risiko Bawaan-Persediaan
Risiko siklus produksi-persediaan pada banyak perusahaan adalah tinggi. Volume
transaksi siklus produksi dan persediaan yang tinggi merupakan salah satu factor yang
menyebabkan tingginya risiko bawaan siklus produksi. Tingginya volume transaksi akan
memperbesar kemungkinan terjadinya salah saji. Semakin tinggi volume transaksi
semakin tinggi kemngkinan pencatatan transaksi tersebut. Secara spesifik faktor-faaktor
yang membuat tingginya risiko bawaan siklus produksi-persediaan adalah sebagai
berikut:
Volume pembelian, produksi dan transaksi penjualan sangat tinggi sehingga
meningkatkan kemungkinan terjadinya kesalahan.
Selalu muncul permasalahan berkaitan dengan identifikasi dan pengukuran biayabiaya persediaan seperti bahan pembantu, tenaga kerja, overhead pabrik, biaya
bersama, disposisi variance biaya, akuntansi untuk barang rusak da isu-isu akuntansi
biaya.
Berbagai jenis persediaan sering menuntut penggunaan prosedur khusus untuk
menentukan kuantitas persediaan.

Lokasi penempatan persediaan belum tentu disatu tempat. Perbedaan lokasi ini
memperumit pengendalian fisik persediaan terhadap pencurian, kerusakan dan
perlakuan barang yang ada dalam transit antara dua lokasi.
Diversitas persediaan membuat masalah untuk penentuan kualitas dan harga
pasarnya.
Persediaan terpengaruh juga oleh kondisi perekonomian umum terutama berkaitan
dengan trend yang mempengaruhi laku tidaknya barang sehingga memerlukan
pertimbangan khusus dalam penentuan harganya.

Masalah lain adalah adanya alternative penilaian persediaan. Perusahaan dapat


menggunakan metode LIFO (Last in first out), FIFO (first in first out), atau LCOM (the
lowest cost or market). Ketiga metode tersebut menuntut ketelitian personel akntansi
perusahaan yang tinggi dalam mencatat dalam setiap transaksi persediaan.

6. Strategi Audit Persediaan


Adalah prosedur yang murah dari segi biaya dan dapat membuat auditor waspada
terhadap potensi terjadinya salah saji. Jika laporan keuangan yang disajikan untuk
memperlihatkan kecenderungan naiknya margin laba yang disertai dengan naiknya
jumlah hari perputaran persediaan, maka persediaan mungkin telah ditetapkan terlalu
tinggi. Jika persediaan bersifat material bagi audit laporan keuangan, maka auditor tidak
boleh menganggap bahwa prosedur analitis merupakan pengganti untuk pengujian rincian
lainnya, tetapi prosedur ini bisa sangat efektif dalam memuaskan perhatian audit dimana
salah saji mungkin terjadi.
7. Pertimbangan Struktur Pengendalian Intern Siklus Produksi-Persediaan
Akuntan harus memperoleh pemahaman struktur pengendalian intern yang meliputi:
1. Lingkungan pengendalian
Meliputi beberapa faktor lingkungan pengendalian, yaitu
a. Pertanggung jawaban urusan produksi ada pada direktur operasional,
pemanufakturan atau direktur produksi.
b. Metode pengendalian manajemen termasuk penggunaan biaya standar dan
anggaran serta perhitungan varians.
c. Adanya internal auditor.
d. Praktik dan kebijakan ketenagakerjaan, meliputi pemilihan tenaga kerja
pabrik(produksi) yang memenuhi kualifikasi tertentu.
2. Penaksiran risiko
Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang proses penaksiran
resiko entitas untuk memahami bagaimana manajemen mempertimbangkan resiko
yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan dan memutuskan tentang tindakan
yang ditujukan ke resiko tersebut.
3. Informasi dan komunikasi (system akuntansi)

Sistem informasi akuntansi produksi perusahaan manufaktur termasuk pengendalian


atas rekening dan dokumen pendukung untuk bahan baku, barang dalam proses dan
persediaan barang jadi. Sistem informasi akuntansi siklus produksi- persediaan suatu
perusahaan harus dapat menyediakan adanya jejak audit yang lengkap atas setiap
transaksi.
4. Pemantauan
Mencakup umpan balik dari para konsumen misalnya informasi mengenai kualitas
dan ketepatan waktu pengiriman dan penilaian terhadap efektifitas pengendalian
biaya, ketelitian data biaya, serta pengawasan fisik terhadap persediaan.
5. Aktivitas pengendalian
Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit atas system produksi dapat
digolongkan menjadi beberapa kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan:
a. Review kinerja
b. Pengolahan informasi
c. Pengendalian fisik
d. Pemisahan tugas
Dokumen dan catatan yang digunakan:
a. Order produksi, yaitu dokumen yang digunakan untuk menyatakan kuantitas dan
pesanan (job order) atau produksi massal.
b. Laporan permintaan material, yaitu dokumen yang digunakan untuk
menyatakan permintaan bagian produksi kepada bagian gudang untuk
memberikan material yang diperlukan.
c. Slip pengeluaran material, yaitu dokumen yang digunakan departemen produksi
untuk meminta bagian gudang bahan baku mengeluarkan dan memberikan
material yang dimaksud.
d. Time ticket, yaitu formulir atau kartu yang digunakan oleh tenaga kerja untuk
mencatat waktu yang dipakai atas pekerjaan yang dimaksud.
e. Move ticket, yaitu suatu formulir untuk mengotorisasi dan mencatat perpindahan
barang dalam proses antar berbagai departemen produksi, dan perpindahan barang
dalam proseskeproduk jadi.
f. Laporan aktivitas produksi harian, yaitu laporan yang berisi keterangan
mengenai bahan bahan baku dan tenaga kerja yang dipakai dalam proses produksi
selama suatu hari.
g. Laporan produksi yang dislesaikan, yaitu laporan yang menyatakan bahwa
suatu pekerjaan telah diselesaikan atas suatu order produksi.
h. Buku pembantu persediaan atau file master persediaan (system PDE), yang
berisi informasi mengenai jumlah unit dan harga pokok setiap penambahan dan
pengurangan rekening persediaan.

Anda mungkin juga menyukai