2. Persediaan
Siklus produksi sangat berkaitan erat dengan persediaan. Produksi dimulai dengan
perencanaan produksi. Berdasar perencanaan produksi, perusahaan menaksir kebutuhan
persediaan bahan baku dan bahan pembantu. Setelah itu, bila produksi dijalankan terjadi
pengurangan persediaan bahan baku dan pembantu yang menyebabkan adanya jenis
persediaan baru, yaitu persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi.
Perbedaan jenis usaha akan menimbulkan perbedaan karakteristik persediaan
setiap jenis usaha. Misal pada perusahaan manufaktur, persediaan yang ada adalah
persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, persediaan suku cadang,
persediaan bahan habis pakai, dan persediaan produk jadi.
Persediaan sangat kompleks dan merupakan bagian yang menyita banyak waktu
auditor. Alasan yang mendukung hal ini, antara lain:
a. Pada sebagian perusahaan, persediaan merupakan item utama dalam neraca.
b. Persediaan pada umumnya juga merupakan item utama yang mempengaruhi
rekening-rekening yang membentuk laporan laba rugi.
c. Berbagi jenis persediaan yang ada mengakibatkan auditor sering asing dengan
persediaan tersebut, misalnya permata, emas, bahan kimia. Hal ini menimbulkan
problem observasi dan penilaian persediaan.
d. Persediaan kadang terletak pada berbagai tempat atau lokasinya yang berjauhan. Hal
ini menimbulkan problem pengendalian fisik dan perhitungan.
e. Penilaian persediaan sulit ketika estimasi dari persediaan kadaluarsa yang dibutuhkan
dan ketika biaya manufaktur harus dialokasikan ke persediaan.
f. Terdapat sejumlah metode penilaian persediaan dan beberapa perusahaan lebih
memilih menggunakan metode penilaian yang berbeda untuk jenis persediaan yang
berbeda pula yang sesuai dengan standar akuntansi.
Rekening-rekening yang terkait dengan siklus produksi dan persediaan, antara lain
sebagai berikut:
Hak
dan Hak atas persediaan yang berasal dari Hak milik atas persediaan pada
Kewajiban
transaki siklus produksi yang dicatat.
tanggal neraca.
Penilaian atau Transaksi siklus produksi telah disajikana. Persediaan telah dinyatakan dengan
Alokasi
dalam laporan keuangan pada jumlah tepat pada harga yang terendah antara
yang tepat.
harga pokok dan harga pasar.
b. Unsur persediaan yang rusak
dimasukkan ke dalam persediaan
telah diidentifikasikan.
c.
Bila terjadi penurunan nilai
persediaan harus dikurangi ke harga
pokok pengganti/ nilai bersih yang
dapat direalisasikan
Penyajian dan Rincian transaksi pabrikasi mendukung Persediaan
dan
harga
pokok
pengungkapan penyajian dalam laporan keuangan penjualan telah diidentifikasi dan
termasuk
klasifikasi
dan diklasifikasikan secara tepat dalam
pengungkapannya.
laporan keuangan.
4. Materialitas
Persediaan adalah unsur yang material dan audit atas persediaan merupakan hal
yang penting untuk mencapai pendapat tentang kewajaran penyajian laporan keuangan
secara keseluruhan. Pertimbangan utama dalam mengevaluasi alokasi materialitas adalah
penentuan besarnya salah saji yang akan mempengaruhi keputusan pemakai laporan
adalah pemakai yang berakal sehat. Pertimbangan sekunder adalah hubungannya dengan
biaya untuk mendeteksi kesalahan. Akibatnya, auditor biasanya akan mengalokasikan
suatu jumlah yang signifikan dari keseluruhan materialitas audit persediaan, tanpa
melebihi yang ia anggap akan mempengaruhi analisis pemakaian laporan keuangan.
5. Risiko Bawaan-Persediaan
Risiko siklus produksi-persediaan pada banyak perusahaan adalah tinggi. Volume
transaksi siklus produksi dan persediaan yang tinggi merupakan salah satu factor yang
menyebabkan tingginya risiko bawaan siklus produksi. Tingginya volume transaksi akan
memperbesar kemungkinan terjadinya salah saji. Semakin tinggi volume transaksi
semakin tinggi kemngkinan pencatatan transaksi tersebut. Secara spesifik faktor-faaktor
yang membuat tingginya risiko bawaan siklus produksi-persediaan adalah sebagai
berikut:
Volume pembelian, produksi dan transaksi penjualan sangat tinggi sehingga
meningkatkan kemungkinan terjadinya kesalahan.
Selalu muncul permasalahan berkaitan dengan identifikasi dan pengukuran biayabiaya persediaan seperti bahan pembantu, tenaga kerja, overhead pabrik, biaya
bersama, disposisi variance biaya, akuntansi untuk barang rusak da isu-isu akuntansi
biaya.
Berbagai jenis persediaan sering menuntut penggunaan prosedur khusus untuk
menentukan kuantitas persediaan.
Lokasi penempatan persediaan belum tentu disatu tempat. Perbedaan lokasi ini
memperumit pengendalian fisik persediaan terhadap pencurian, kerusakan dan
perlakuan barang yang ada dalam transit antara dua lokasi.
Diversitas persediaan membuat masalah untuk penentuan kualitas dan harga
pasarnya.
Persediaan terpengaruh juga oleh kondisi perekonomian umum terutama berkaitan
dengan trend yang mempengaruhi laku tidaknya barang sehingga memerlukan
pertimbangan khusus dalam penentuan harganya.