Anda di halaman 1dari 4

I Gede Bagus Krisna Mahardika

2017051020
4A
Pengauditan Siklus Produksi – Persediaan (2)
Pertimbangan Struktur Pengendalian Internal

Risiko dapat timbul atau berubah karena keadaan yang berhubungan dengan
siklus produksi. Maka perlu dipertimbangkan pemahaman terkait struktur pengendalian
internal klien yang terdiri dari lima komponen, yaitu :

1. Lingkungan Pengendalian, yakni salah satunya dengan pemberian wewenang


dan tanggung jawab serta ada tidaknya anggaran sebagai alat motivasi kinerja.
2. Penaksiran risiko, yang salah satunya dengan memahami pertimbangan pada
risiko yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan serta pemutusan
tindakan untuk risiko tersebut.
3. Informasi dan komunikasi, yaitu memahami sistem akuntansi dan kompetensi
karyawan di bagian akuntansi atau EDP.
4. Pemantauan/pengawasan, yakni memahami pemonitoran yang dilakukan oleh
manajemen dalam siklus produksi yang salah satunya meliputi, penerimaan
umpan balik dari para konsumen.
5. Aktivitas pengendalian, seperti melakukan review kinerja, pengolahan informasi,
pengendalian fisik, dan pemisahan tugas.

Dokumen dan catatan yang diperlukan dalam memahami siklus produksi,


diantaranya:

 Order produksi  Move ticket


 Laporan permintaan material  Laporan aktivitas produksi harian
 Slip pengeluaran material  Laporan produksi yang
 Time ticket diselesaikan
 Buku pembantu persediaan
Fungsi-fungsi yang terlibat di dalam siklus produksi, yaitu :

a) Fungsi perencanaan dan pengendalian produksi


b) Fungsi pengeluaran bahan baku
c) Fungsi pengolahan bahan baku menjadi produk jadi
d) Fungsi perlindungan persedian pemanufakturan
e) Fungsi penentuan dan pencatatan biaya atau harga pokok produksi
f) Penjagaan ketepatan saldo persediaan

Penghimpunan dan Pendokumentasian Pemahaman


Penghimpunan pemahaman dapat dilakukan dengan cara mengajukan
pertanyaan atau wawancara, observasi, menelaah dokumen, atau menelaah kembali
pengalaman auditor pada audit periode sebelumnya dengan klien tersebut. Sedangkan,
dokumentasi pemahaman dapat dilakukan dengan kuesioner, flowchart, atau memo
naratif (uraian tertulis).

Penetapan Risiko Pengendalian

Penetapan risiko pengendalian merupakan proses pengevaluasian efektivitas


kebijakan dan prosedur pengendalian intern dalam mencegah dan mendeteksi salah saji
material dalam laporan keuangan. Langkag ini dilakukan dengan menelaah pengalaman
dengan klien pada tahun-tahun sebelumnya, dan jika perlu dilakukan penelitian terhadap
manajemen dan personel produksi, menginspeksi dokumen produksi, dan
pengobservasi aktivitas produksi.

Pengujian Pengendalian Persediaan

Prosedur Pengujian pengendalian yang dapat diterapkan untuk siklus


persediaan dibedakan atas:

1. Pengujian pengendalian catatan perpetual


a) Pilih sampel random pembelian bahan baku
b) Bandingkan kuantitas dan harga per uni dari faktur pemasok dengan catatan
perpetual
c) Menelaah setiap perpindahan persediaan
d) Melacak dokumen pengiriman dan memeriksa kuantitas serta harga per unit
e) Mendokumentasikan setiap temuan yang menyimpang
2. Pengujian pengendalian pembebanan biaya ke barang dalam proses
a) Menghimpun ringkasan pembebanan ke persediaan dalam proses
b) Menguji pembebanan biaya
c) Menelaah dasar penentuan tarif overhead dan tentukan kewajarannya
d) Mendokumentasikan setiap temuan yang menyimpang

Pengujian Substantif Saldo Persediaan

Pengujian substantif saldo persediaan diterapkan atas ketiga jenis persediaan,


yaitu:

 Persediaan bahan baku,


 Persediaan barang dalam proses, dan
 Persediaan barang jadi.

Penetapan Risiko Deteksi

Penentuan jenis prosedur, luas pengujian, dan penentuan waktu pelaksanan


sangat tergantung pada besar kecilnya risiko deteksi. Penetapan besarnya risiko deteksi
ini dipengaruhi risiko bawaan dan risiko pengendalian berbagai transaksi yang
mempengaruhi saldo persediaan, serta tingkat risiko audit yang dapat diterima.

Pertimbangan Program Audit

Ada pun prosedur pengujian substantif yang dapat digunakan dalam


pertimbangan program audit antara lain sebagai berikut:

1. Prosedur Inisial Dalam menelaah saldo awal persediaan, auditor hendaknya


menentukan bahwa penyesuaian audit berkaitan dengan catatan periode tahun
lalu.
2. Penerapan Prosedur Analisis
Rasio yang dapat dipergunakan dalam prosedur analitis ini, antara lain:
a) rate of gross profit,
b) Merchandise infentory turnover,
c) Number of sales in inventory,
d) Rasio persediaan per aktiva lancar.
3. Pengujian Detail Transaksi
Pengujian ini meliputi prosedur untuk menelusuri dan mengusut data-data
persediaan untuk mendapatkan bukti mengenai pemrosesan transaksi individual
yang mempengaruhi saldo persediaan.
4. Observasi Perhitungan Persediaan Klien
Prosedur pengamatan persediaan klien merupakan prosedur auditing yang
diterimaumum. Prosedur ini sangat menyita banyak waktu dan biaya.
5. Vouching Pembelian Tercatat dengan Dokumen Pendukung
Dokumen yang digunakan dalam transaksi pembelian meliputi order pembelian,
laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok.
6. Mempertimbangkan Bukti dari Tes Pisah Batas Penjualan dan pembelian
7. Pengujian Detil Saldo
Dalam pengujian ini ada beberapa prosedur yang digunakan antara lain:
a) Observasi penghitungan persediaan fisik klien
b) Waktu dan luas pengujianPerencanan penghitungan persediaan
c) Melakukan pengujian
d) Mengajukan pertanyaan pada manajemen mengenai kepemilikan
e) Menelaah data mengenai kualitas persediaan
8. Pengujian Penetapan Harga Persediaan
Pengujian ini terdiri atas dua langkah yaitu:
a) Menentukan ketepatan dan konsistensi penentuan harga persediaan
b) Membandingkan harga pokok per unit yang digunakan klien ke dokumen
pendukungnya.
9. Menelah Penyajian dan Pengungkapan Persediaan dalam Laporan Keuangan
Prosedur pengujian ini berkaitan erat dengan asersi penyajian dan
pengungkapan. Auditor harus memahami persyaratan penyajian dan
pengungkapan persediaan dan harga pokok produksi serta harga
pokok penjualan sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum.

Anda mungkin juga menyukai