NPM : 10020221048
Kelas :C
1. Berbicara efektif
Berbicara efektif artinya tidak bertele-tele, tidak berputar-putar buat memberikan suatu poin
pembicaraan. Cepat, sempurna, lugas serta dapat dimengerti sang lawan bicara kita. Berbicara
efektif membuat versus bicara kita akan penekanan di setiap hal yg kita sampaikan serta bisa
menghipnotis langsung ke dalam pikirannya
Komunikasi yg terjalin serta hingga pada lawan bicaraharuslah yang bersifat mendorong. Hal ini
terlebih waktu yang berbicara adalah orang yg memiliki jabatan lebih tinggi daripada versus
bicaranya, mirip bos kepada anak buahnya. Motivasi yang dimaksud ialah adanya
dorongan/penyemangat dalam kata–istilah yg diucapkan agar lawan bicara tergerak buat
melakukan sesuatu dengan baik dan sungguh–benar-benar sesuai pengarahan yg telah diberikan.
Pembicaraan yang membosankan serta bertele-tele tentu akan menghasilkan versus bicara atau
pendengar mengabaikan kata–kata kita. dalam teknik berkomunikasi/bicara perlu diperhatikan
tema/materi yang akan kita sampaikan di lawan bicara supaya menghasilkan mereka tetap focus
dengan kita. ada baiknya buat memperhatikan siapa versus bicara kita supaya materi yang kita
sampaikan tepat sasaran, selain itu sebaiknya penyampaiannya dilakukan menggunakan gaya
yang menarik. Temukan materi yang belum pernah pendengar tahu serta selipkan hal-hal unik
buat menarik perhatian lawan bicara
supaya tema/materi yg kita sampaikan meninggalkan bekas pada pikiran versus bicara maka kita
mampu menguatkan komunikasi kita dengan ekspresi indera yang meyakinkan. gerak tangan,
tatapan mata, senyuman, atau kernyitan dahi akan menambah kesan perihal tema yang kita
sampaikan. Hal ini jua supaya versus bicara mengerti bahwa tema yg kita bicarakan artinya hal
yang penting dan patut buat didengar.
Secara umum, menurut Wilbur Schramm, tujuan komunikasi dapat dilihat dari dua perspektif
kepentingan yaitu: kepentingan sumber/pengirim/komunikator, dan kepentingan
penerima/komunikan. Dengan demikian maka tujuan komunikasi yang ingin dicapai dapat
digambarkan sebagai berikut:
1. Supaya yang kita sampaikan dapat mengerti, sebagai komunikator kita harus menjelaskan
kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat
mengerti dan mengakui apa yang kita maksud.
2. Memahami orang lain. Kita sebagai komunikator harus mengerti benar aspirasi masyarakat
tentang apa yang diinginkan kemauannya.
3. Supaya gagasan dapat diterima orang lain. Kita berusaha agar gagasan kita dapat diterima
orang lain dengan pendekatan persuasive bukan memaksakan kehendak.
4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, menggerakan sesuatu itu dapat
bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan. Kegiatan dimaksud di sini adalah kegiatan yang
lebih banyak mendorong, namun yang penting harus diingat adalah bagaimana cara baik untuk
melakukan.
a. Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi
dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional sehingga
mempengaruhi motivasi, yaitu mendorong seseorang untuk bertindak sesuai keinginan,
kebutuhan atau kepentingan.
b. Hambatan dalam penyandian/simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan
tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang digunakan antara si pengirim
dengan si penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
c. Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaaan media komunikasi,
misalnya gangguan suara radio sehingga tidak dapat mendengarkan pesan dengan jelas.
d. Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima.
Sumber https://repository.uin-suska.ac.id/13786/7/7.%20BAB%20II_2018142PSI.pdf
Sumber : https://ilmukomunikasi.uma.ac.id/2022/01/04/teknik-berkomunikasi-yg-baik/
Sumber : https://www.e-jurnal.com/2013/12/tujuan-tujuan-komunikasi.html