Anda di halaman 1dari 16

Komponen Linguistik Analisis Kontrastif

Mata Kuliah Analisis Kesalahan Bahasa Mandarin

Dosen Pengampu :
Susi Andriani, M.TCSOL.
Aprilia Ruby Wikarti, M.A.

Kelompok 2 :

1. Avita Aurlentine / 1213617004


2. Kristi Julian / 1213617008
3. Siti Handayani / 1213617010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA MANDARIN


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2020
KOMPONEN LINGUISTIK ANAKON

Menurut Tarigan dalam bukunya yang berjudul Pengajaran Analisis


Kontrastif Bahasa (2009: 1) dijelaskan bahwa Analisis Kontrastif adalah kegiatan
yang mencoba membandingkan struktur B1 dan struktur B2 untuk
mengidentifikasikan perbedaan kedua bahasa itu. Dalam mempelajari Analisis
Kontrastif, kita juga harus mengetahui dan memahami komponen-komponen
linguistik yang terdapat dalam analisis kontrastif. Komponen linguistik Anakon
terdiri dari:

1. Tingkat-tingkat Bahasa
2. Kategori Tata Bahasa
3. Model Bahasa bagi Anakon pada Tingkat Gramatikal

Berikut adalah pembahasan lebih lanjut mengenai komponen linguistik


analisis kontrastif.

A. Tingkat-tingkat Bahasa
Tingkat-tingkat bahasa dalam komponen linguistik anakon sudah pasti
berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan dengan ilmu linguistik. Carl
James menyusun empat tingkat bahasa yang mencakup:
1) Fonologi : Sistem bunyi bahasa;
2) Leksikon : Komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang

makna dan pemakaian kata dalam bahasa;

3) Morfologi : Aspek pembentukan kata dalam bahasa;


4) Sintaksis : Pengaturan kata-kata menjadi klausa dan kalimat dalam
bahasa.

Berdasarkan buku pengajaran analisis kontrastif bahasa di dalamnya


terdapat contoh kasus terkait dengan tingkat-tingkat bahasa, yaitu jika ada
seseorang yang menggunakan bahasa tertentu dan ia sudah berusia lanjut,
misalnya 80 tahun. Kemudian, kita bertemu dengannya di tengah hutan
terpencil, sebagai seorang linguis, kita mempunyai kewajiban untuk
melindungi dan melestarikan bahasa diwujudkan melalui pengamatan bahasa
oleh seorang linguis tersebut. Yang kemudian dideskripsikan secara total
berdasarkan tingkatan bahasa yang sudah dijelaskan sebelumnya, yakni
fonologi, leksikon, morfologi dan sintaksis. Dengan begitu dapat diketahui
struktur bahasa maupun keunikan dari bahasa tersebut. Maka akan menjadi
lebih mudah untuk digunakan khalayak banyak. Sehingga bahasa tersebut
dapat terus terlestarikan dan tidak hilang begitu saja.
Semakin banyak hal yang dapat dikerjakan maka semakin banyak dan
semakin lengkap pula deskripsi bahasa tersebut. Dengan kata lain, deskripsi-
deskripsi linguistik diadakan dan didekati dengan memakai prinsip
“pembagian tugas” yang terarah pada keempat tingkat di atas (Tarigan, 2009:
91). Berikut adalah gambar tingkat-tingkat bahasa.

Gambar 1. Tingkat-tingkat bahasa


Sumber gambar: Buku Pengajaran Analisis Kontrastif (Tarigan, 2009: 92)

Mengenai pengamatan terhadap tingkat-tingkat bahasa yang


dideskripsikan tersebut, masih ada dua hal lain yang harus dilakukan. Yang
pertama adalah “orientasi prosedural” tradisional yang mengutarakan bahwa
dalam pembuatan deskripsi total suatu bahasa, fonologi dideskripsikan
mendahului morfologi, morfologi dideskripsikan dua hal, yaitu persepsi linguis
mengenai fisibilitas dan suatu keyakinan bahwa fonologi bahasa mendapat
prioritas utama dalam pendeskripsian. Ide fisibilitas diturunkan dari fakta
bahwa sistem bunyi (fonologi) bahasa lebih terbatas dan merupakan suatu
sistem tertutup apabila dibandingkan dengan sistem leksikon atau sistem tata
bahasa. Karenanya, sistem bunyi dideskripsikan terlebih dahulu secara lengkap
dan terperinci.
Kedua, tidak ada satu orang pun yang dapat mengetahui secara pasti
berapa banyak pola sintaksis atau berapa banyak leksikon yang ada di dalam
suatu bahasa tertentu. Fonologi memang lebih “mendasar” namun, tidak mudah
dibenarkan dan diterima begitu saja, setiap ucapan dalam suatu bahasa harus
menggunakan bagian-bagian fonologi yang sesuai jika ujaran itu harus
dipahami. Sebuah fonem tertentu lebih besar kemungkinan terjadinya dalam
ujaran daripada sebuah fonem tertentu, tetapi pernyataan ini belum merupakan
suatu petunjuk mengenai betapa “mendasarnya” konsep fonem tersebut.
Fonologi yang harus pertama-tama dideskripsikan ini telah diamati oleh para
pakar linguistik struktural atau linguistik deskriptif dan ternyata seringkali
mereka menolak jenis atau tingkatan deskripsi lainnya.
Akibat atau reaksi kedua yang berasal dari pengamatan terhadap
tingkat-tingkat deskripsi bahasa adalah keputusan bahwa deskripsi bahasa
adalah keputusan bahwa deskripsi tingkat-tingkat bahasa tidak boleh dicampur,
misalnya, tidak boleh dilakukan dengan mengacu kepada tingkat-tingkat
bahasa lainnya seperti morfologi atau sintaksis. Harus mengikuti prosedur yang
tertera pada gambar 1.
Menggunakan penjelasan antara tingkat-tingkat bahasa untuk
mempermudah serta memperlancar deskripsi fonologi bahasa tertentu, ataupun
sebaliknya, dianggap tidak sah karena melanggar aturan. Tetapi kini campuran
pemerian tingkat-tingkat bahasa bahkan diizinkan dan terkadang dianggap
perlu untuk menjelaskan suatu bahasa. Contohnya adalah faktor-faktor
fonologi diperlukan untuk menjelaskan suatu kalimat termasuk gramatikal atau
tidak.
Dua tahap anakon dalam mengamati prinsip tingkat-tingkat bahasa:

1) Tahap deskripsi, ketika masing-masing dari kedua bahasa tersebut (B1 dan
B2) dideskripsikan pada tataran atau tingkat yang sesuai.
2) Tahap penyejajaran, untuk komparasi atau perbandingan.

Pada tahap pertama, pengamatan tingkat-tingkat bahasa dapat


diikutsertakan, tetapi akan lebih diperlukan pada tahap komparasi untuk
membuat persilangan pada tingkat-tingkat bahasa. Penyilangan tingkat-tingkat
bahasa dalam tahap komparasi merupakan ukuran yang berguna untuk
mengetahui taraf kontras atau keterkaitan interlingual antara B1 dan B2.

Contoh:

1) 他正在做饭。 Dia sedang masak.


他正在吃饭。 Dia sedang makan.

Pada kalimat 1, terdapat contoh perbedaan leksikal dalam bahasa


Mandarin yang dinyatakan melalui kontras morfologis dalam bahasa
Indonesia.

2) 他‘ 说不下去了。 Dia tidak mampu melanjutkan perkataannya.


他说‘ 不下去了。 Dia berkata, tidak mampu melanjutkannya.
Pada kalimat 2, dua kalimat bahasa Mandarin yang sama,
dibedakan melalui intonasi sehingga membedakan arti, sebaliknya dalam
bahasa Indonesia, digunakan dua unsur leksikon yang berbeda untuk
menjelaskan perbedaan arti tersebut.
3) 你吃饭了吗 : Kamu sudah makan
你吃饭了吗? : Kamu sudah makan?

Pada kalimat 3, intonasi final membedakan kalimat afirmatif dan


kalimat tanya dalam bahasa Indonesia; sebaliknya dalam bahasa Mandarin
perlu dibubuhkan partikel tanya seperti 吗 pada kalimat tanya. Berikut
adalah tabel jaringan perubahan tingkat bahasa, berdasarkan contoh kalimat
di atas.

B
1 fonologi leksikon gramatika
B2

(2) (3)
fonologi

(2) (1)
leksikon

(3) (1)
gramatika

Tabel 1. Jaringan perubahan tingkat bahasa


B. Kategori Tata Bahasa
Halliday dalam Tarigan (2009: 95) mengemukakan adanya 4 jenis kategori
tata bahasa, yaitu unit, struktur, kelas dan sistem. Keempat kategori ini
bersifat universal, bersifat kesemestaan dan semuanya dianggap penting dan
dapat dipakai sebagai dasar untuk mengadakan pemerian suatu bahasa.
Dalam buku pengajaran analisis kontrastif, Halliday juga pernah berkata:
“Karena bahasa memang seperti itu, karena keempat kategori tersebut dan
tidak ada yang lainnya, yang diperlukan untuk mempertanggungjawabkan
serta menerangkan data: yaitu menjelaskan semua pola-pola gramatikal yang
muncul dengan generalisasi dari data”. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut
mengenai keempat kategori tata bahasa.
1. Unit
Unit dalam tata bahasa merupakan suatu hierarki yang skalanya
berurutan dari yang terbesar sampai yang terkecil, yaitu kalimat,
klausa, frasa dan morfem. Hierarki ini disebut dengan rank scale atau
skala tingkat. Agar lebih jelas lagi, silakan perhatikan gambar skala di
bawah ini.

Gambar 2. Skala Tingkat Unit Tata Bahasa


Sumber gambar: Buku Pengajaran Analisis Kontrastif (Tarigan, 2009: 96)

Berdasarkan buku Pengajaran Analisis Kontrastif dijelaskan bahwa


satu kalimat dalam B1 akan selalu berhubungan dengan satu kalimat
lainnya dalam B2, dan itu berdasarkan prinsip 1:1 ( satu banding
satu). Akan tetapi ada beberapa bahasa tertentu yang lebih eksplisit
dari pada bahasa-bahasa lainnya. Di bawah ini adalah contohnya:
Bahasa Inggris:
The pupil who has fallen asleep is Peter.
Dalam Bahasa Inggris, kalimat tersebut memiliki dua klausa, yaitu:

ð    The pupil is Peter.


ð    Who has fallen asleep is Peter.

Bahasa Jerman:
Der eingeschlafene Schuler ist Peter.
Dalam Bahasa Jerman, kalimat tersebut hanya memiliki satu klausa.

Berdasarkan contoh di atas, kalimat tersebut memiliki


perbandingan 2:1. Hubungan 2:1 ini disebut “interlingual rank shift”
atau “perubahan tingkat antarbahasa”. Tentu saja, perbandingan yang
lebih kompleks pun ada; misalnya antara bahasa Inggris dan bahasa
Rusia pada contoh berikut ini:

Bahasa Rusia
Oma docitala etu knigu
Dalam bahasa Rusia, kalimat tersebut terdiri dari satu klausa.
Bahasa Inggris
She has finished reading this book
Dalam bahasa Inggris, kalimat tersebut terdiri dari satu klausa.

Dalam hal unit, kedua contoh kalimat di atas sama (isomorfis)


karena kalimat dan klausanya sama, yaitu 1:1 dan frasanya juga sama,
yaitu 2:2. Perbedaanya terletakk pada jumlah kata, yaitu 4:6 dan
jumlah morfemnya, yaitu 10:8. Berikut penjelasan lebih rincinya:
1. Bahasa Rusia
Oma docitala etu knigu :
on/a/do/cita/l/a/et/u/knig/u = 10
2. Bahasa Inggris
She has finished reading this book :
she/has/fin ish/ed/read/in g/this/book = 8
Berikut adalah tabel perbandingan unit satu kalimat Rusia dan satu kalimat
Inggris.

Kalimat Klausa Frasa Kata Morfem


Bahasa
1 1 2 4 10
Rusia
Bahasa
1 1 2 6 8
Inggris

Tabel 2. Tabel perbandingan unit satu kalimat Rusia dan satu kalimat Inggris.
Sumber tabel : Buku Pengajaran Analisis Kontrastif (Tarigan, 2009: 97)

Berikut adalah contoh perbandingan unit dalam bahasa Mandarin


dan bahasa Indonesia.
1. Bahasa Mandarin
妈妈在看书 :妈妈/在/看/书 = 4
2. Bahasa Indonesia

Kalimat Klausa Frasa Kata Morfem


Bahasa
1 1 2 4 4
Mandarin
Bahasa
1 1 2 4 9
Indonesia

Mama sedang membaca buku: ma/ma/se/dang/mem-/ba/ca/bu/ku= 9

Berikut adalah tabel perbandingan unit satu kalimat Mandarin dan


satu kalimat Indonesia.
Tabel 3. Tabel perbandingan unit satu kalimat Mandarin dan satu kalimat Indonesia.

2. Struktur
Menurut Halliday dalam Tarigan (2009: 97) Struktur adalah
penataan unsur-unsur menurut tempatnya. Unsur-unsur yang dimaksud
adalah susunan kata pada kalimat dan bermakna gramatika.
Contoh :

Bahasa Indonesia :

Saya membaca buku di perpustakaan. (SPOK)

Bahasa Mandarin :

我在图书馆看书。(SKPO)

Analisis kontrastif itu berfokus pada struktur kategori. Misalnya


pada contoh di bawah ini.

Bahasa Indonesia :

Saya membaca buku di perpustakaan.

Bahasa Mandarin :

我看书在图书馆。

Kedua kalimat di atas ditulis menggunakan susunan atau struktur


kategori yang sama. Namun hasilnya justru menimbulkan kesalahan
dalam Bahasa Mandarin. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
bahasa yang berbeda, memiliki struktur kategori yang berbeda pula.

3. Kelas
Berdasarkan buku Pengajaran Analisis Kontrastif dijelaskan bahwa
terdapat pembatasan-pembatasan tertentu yang memungkinkan unit-
unit dapat beroperasi pada tempat-tempat tertentu dalam struktur. Ada
satu kelas unit frasa yang dapat mengisi tempat predikat dalam klausa
yang disebut frasa verbs, ada pula yang disebut frasa adverbial.
Bahasa yang berbeda tentu memiliki ciri khas yang berbeda dalam
hal frasa ini. Kedudukannya tidak bisa disamakan antara bahasa yang
satu dengan bahasa yang lainnya. Misalnya dalam bahasa Rusia, frasa
preposisi yang menunjukkan tempat atau frasa preposisi lokatif dapat
menduduki posisi subjek.
Contoh:

V Londone tumano.

Kata V Londone merupakan frasa preposisi lokatif yang posisinya


dapat menduduki subjek, sehingga dalam bahasa Rusia kata tersebut
dapat diletakkan di awal.
Berbeda dengan bahasa Inggris, dalam bahasa Inggris frasa
preposisi lokatif tidak dapat menggantikan posisi subjek, sehingga kita
tidak dapat mengatakan In London is foggy, tetapi London is Foggy.

4. Sistem
  Menurut Muir dalam Tarigan (2009: 99) Setiap bahasa memberi
kesempatan kepada para penuturnya untuk “memilih” dari perangkat
unsur-unsurnya yang “tidak” ditentukan oleh tempat yang diduduki
unsur tersebut di dalam unsur itu. Yang dimaksud dengan “pilihan” di
sini adalah “penyeleksian satu istilah tertentu pada satu tempat tertentu
pada rangkaian itu yang ternyata paling serasi dalam istilah lain yang
juga mungkin ada di tempat itu”. Sebagai contoh, kita harus
menggunakan frasa kelas nominal untuk mengisi tempat subjek dalam
klausa, tetapi kita bebas memilih antara frasa nominal tunggal atau
jamak. Dengan demikianlah, kita mengenal adanya sistem kalimat,
sistem klausa, sistem frasa, sistem kata dan sistem morfem. 
Selain itu, setiap bahasa mempunyai sistem penjamakkan sendiri
yang berbeda dengan bahasa yang lainnya. Menurut Bidwell dalam
Tarigan (2009: 99), dalam bahasa Rusia terdapat enam sistem
penjamakkan, yaitu nominative, akusatif, instrumental, preposisional,
genetif dan datif. Dalam bahasa Inggris, sistem penjamakkan hanya
cukup dengan menambahkan s/es di akhir katanya. Berbeda dengan
bahasa Rusia dan Inggris, dalam bahasa Mandarin sistem penjamakkan
dapat dibentuk dengan sufiks – 们 –, misalnya:

ð 人们 :orang-orang
ð 老师们 :para guru
C. Model Bahasa bagi Anakon pada Tingkat Gramatikal
Dwi, dkk dalam penulisan tugas akhir mengenai Komponen Linguistik
dalam Analisis Kontrastif mengatakan bahwa melalui analisis dari data bahasa
yang sama dapat menghasilkan level dan kategori bahasa yang berbeda. Hal
ini disebabkan oleh penggunaan model bahasa yang berbeda ketika melakukan
analisis pada data bahasa yang sama tersebut. Dalam analisis kontrastif
terdapat empat model bahasa pada tingkat gramatikal. Yakni:
1. Tata Bahasa Struktural/Taksonomi
Ahli bahasa struktural Fries dan Lado menekuni analisis kontrastif
secara mendalam. Bloomfield dan Harris menguraikan secara rinci
mengenai model strukturalis. Model ini merupakan alat pengukur
perbedaan pada struktur gramatikal dan memperlihatkan apa perbedaan
yang paling besar dari antara dua sistem bahasa.
Teknik analisis yang dikembangkan pada model bahasa ini adalah
Immediate Constituent (Analisis konstituen langsung). Pada teknik ini
konstruksi gramatikal (yang tidak sederhana) dapat dibagi ke dalam
beberapa konstituen (unsur). Untuk menemukan unsur langsung (satuan-
satuan yang bermakna) dari bentuk yang kompleks.
Contoh :

Penjelasan: “Anak itu menimba air” kalimat ini diturunkan menjadi “anak
itu” dan “menimba air”, kemudian diturunkan kembali menjadi “anak” dan
“itu” kemudian “menimba” dan “air”.

 我们 班 都 是留学生。
主 谓

定 中 状 中

动 宾
2. Tata Bahasa Generatif Transformasional (Chomsky)
Tarigan dalam bukunya yang berjudul Pengajaran Analisis
Kontrastif (2009: 105) menuliskan konsep model tata bahasa ini, yang
diuraikan oleh Chomsky dalam karyanya Syntatic Structers (1957) dan
Aspeck of the Theory of Syntax (1965). Ciri-ciri yang menonjol dalam tata
bahasa ini adalah bahwa tata bahasa ini mengenal tingkat struktur
permukaan yang merupakan bagian dari suatu kalimat dan dapat dipecah-
pecah. Kemudian struktur dalam yang merupakan makna dasar sebuah
struktur dan peraturan-peraturan transformasional.. Kedua tingkat struktur
ini dihubungkan oleh perangkat-perangkat transformasi.
Secara umum, transformasi generatif merupakan proses perubahan
dari struktur dalam, menjadi struktur permukaan. Yaitu, dengan
menambah, mengurangi(penghilangan, permutasi, maupun pergantian.
Menurut Keraf dalam buku Tata Bahasa Indonesia (1980: 153)
“transformasi adalah suatu proses merubah bentuk bahasa menjadi bentuk-
bentuk lain, baik dari bentuk sederhana ke bentuk yang kompleks maupun
dari bentuk kompleks ke bentuk yang sederhana”.
Tata bahasa ini disebut projektif, karena ternyata dapat menetapkan
bukan hanya kalimat-kalimat yang aktual, melainkan juga kalimat-kalimat
yang potensial. Transformasi mendefinisikan batas-batas gramatikal
bahasa yang dipertanyakan dalam hubungannya dengan hubungan-
hubungan transformasional antara kalimat-kalimat dalam bahasa yang
dipertanyakan tersebut.
Selain itu, tata bahasa ini juga disebut eksplisit. Yakni, melakukan
spesifikasi kalimat. Jadi secara definisi, menghilangkan kalimat yang
nongramatikal dari tata bahasa ini. Tata bahasa ini digunakan di dalam
analisis kontrastif karena keeksplisitannya.
Contohnya:
 I have an apple + The apple is red (struktur dalam)
I have an apple which is red (struktur dalam)
I have red apple (struktur permukaan)
 我有一个橘子+橙色的橘子 (struktur luar)
我有一个橘子是橙色的橘子 (struktur luar)
我有一个橙色的橘子 (struktur permukaan)

3. Tata Bahasa Generatif Kontrastif


Dalam analisis kontrastif terdapat dua tahap, yaitu:
a. Tahap pemerian bebas;
b. Tahap perbandingan atau komparasi.

Tarigan dalam buku Pengajaran Analisis Kontrastif (2009: 112) tata


bahasa generatif komparatif bersifat “vertikal” dan mempunyai dua ciri
definisi, yaitu:
1. Tata bahasa ini tidak berdasarkan pertemuan dua tata bahasa
monolingual seperti yang terjadi dalam anakon klasik, tetapi
berdasarkan suatu tata bahasa bilingual. Fungsi analisis kontrastif
menurut Krzeszowski adalah mengadakan tinjauan mengenai  intuisi-
intuisi seorang dwibahasawan yang ideal berkaitan dengan kedua
bahasanya.
2. Tata bahasa ini terlihat dalam deviasi-deviasinya mengikuti serta
meneruskannya dari masukan-masukan semantik universal menuju ke
keluaran-keluaran struktur permukaan tertentu dalam lima tahap,
yaitu :
a) Tahap 1: tingkat masukan (input) kategori netral, tingkat masukan
konseptual atau semantik universal yang terdiri atas konfigurasi-
konfigurasi paham-paham elementer yang primitif. Misalnya
pelaku, penderita, lokasi (tempat dan waktu) dan lain-lain.
Penekanan diletakkan pada kenetralan bahasa.
b) Tahap 2: Setiap bahasa mengkategorisasikan konfigurasi-
konfiguraasi yang tersebut dalam tahap 1. Ada kategori yang
universal, adapula yang unik.
c) Tahap 3: Sintaksis menata kategori-kategori sesuai dengan
susunannya yang benar dalam kalimat-kalimat aktual.
d) Tahap 4: Karena ada kemungkinan-kemungkinan keunikan atau
yang spesifik dalam bahasa, maka kata-kata pokok dari dalam
kamus diselipkan ke dalam kerangka-kerangka sintaksis yang telah
dispesifikasi pada tahap 3. Ini merupakan “leksikalisasi utama”.
e) Tahap 5: Di sini, diterapkanlah pasca-leksikal ataupun
transformasi-transformasi “kosmetik” yang menghasilkan keluaran
dengan infleksi-infleksi dan penanda-penanda batas kata.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, dapat diketahuin
bahwa tata bahasa generatif kontrastif membahas mengenai
penambahan dan penyerasian dalam pembuatan kalimat. Sehingga
dalam prosesnya akan ada penyederhanaan, maupun perluasan-ulang.

4. Tata Bahasa Kasus


Tata bahasa kasus adalah suatu pendekatan terhadap tata bahasa
yang menekankan hubungan-hubungan semantik dalam suatu kalimat.
Tata bahasa ini dikembangkan oleh Fillmore. Dalam tata bahasa kasus
verba dianggap sebagai bagian kalimat yang paling penting dan
mempunyai sejumlah hubungan semantik dengan berbagai frasa nomina.
Hubungan-hubungan itulah yang disebut “kasus”. Menurut Tarigan dalam
buku Pengajaran Analisis Kontrastif (2009: 117)
Contoh:
Polisi menembak penjahat itu dengan pistol.
Pistol ini menembak penjahat itu.
Berdasarkan kalimat tersebut dapat terlihat bahwa “dengan pistol” dan
“pistol ini” mempunyai fungsi sintaksis yang berbeda tetapi memiliki
hubungan semantik yang sama. Yakni menggunakan pistol untuk
menembak penjahat tersebut. Kalimat yang memiliki konsep tata bahasa
kasus, terdiri atas preposisi dan modalitasnya. Preposisi adalah isi kalimat.
Yaitu yang terdiri dari verba leksikal dan nomia. Sedangkan modalitas
adalah negasi, kala, suasana hati, aspek dan sikap pembicara.
DAFTAR PUSTAKA

_____________. Kamus Besar Bahasa Indonesia [Online]. Tersedia di


https://kbbi.kemdikbud.go.id/. Diakses 18 Maret 2020.

Departemen Pendidikan Nasional. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:


Balai Pustaka.
Dwi, dkk. 2015. Komponen Linguistik Analisis Kontrastif (tugas akhir). Jakarta:
Pascasarjana UNJ
James, Carl. 1980. Contrastive Analysis. London & New York: Longman Group

Keraf, G. 1980. Tata Bahasa Indonesia. Ende Flores: Nusa Indah


Lado, R. 1966. Linguistics Across Culture. Ann Arbor: The Univ. of Michigan
Pross.
Pateda, Mansoer. (1989). Analisis Kesalahan Bahasa. Ende: Nusa Indah.
Tarigan, Hendry Guntur. 2009. Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa. Bandung:
Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai