Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS KONTRASTIF PADA BAHASA

INDONESIA DAN BAHASA SUNDA

KELOMPOK : AI NURAENI
ANNISA WIRDATUL MUTIAH
DESTIANI SAGITA
RIZKI HIDAYANTI
SELA ASPARINA DINANTI
Pengertian Analisis Kontrastif
 Analisis kontrastif adalah aktivitas atau kegiatan yang mencoba membandingkan struktur B1 dengan
struktur B2 untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan antara kedua bahasa.
 Pendapat Fisiak (1981) analisis kontrastif adalah suatu cabang ilmu linguistik yang mengkaji perbandingan
dua bahasa atau lebih, atau subsistem bahasa, dengan tujuan untuk menemukan perbedaan-perbedaan
dan persamaan-persamaan bahasa-bahasa tersebut.
 Jadi analisis kontrastif adalah cabang ilmu linguistic yang membandingkan antara bahasa yang satu
dengan bahasa yang dua untuk mengetahui apa apa saja perbedaan dan persamaan dari kedua bahasa
tersebut.
Tujuan Analisis Kontrastif
Pateda (1989:20) menjelaskan bahwa analisis kontrastif bertujuan:
1. Menganalisis perbedaan antara Bl (bahasa ibu) dengan B2 (bahasa yang sedang dipelajari) agar
pengajaran bahasa berhasil baik;
2. Menganalisis perbedaan antara Bl dengan B2 agar kesalahan berbahasa siswa dapat diramalkan dan
pengaruh Bl itu dapat diperbaiki;
3. Hasil analisis digunakan untuk memmtaskan keterampilan berbahasa siswa;
4. Membantu siswa untuk menyadari kesalahannya Jalam berbahasa sehingga siswa dapat menguasai
bahasa yang sedang dipelajarinya dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Permasalahan Dalam Analisis
Kontrastif

Persoalan kebahasaan yang dihadapi dalam pengajaran bahasa Indonesia ialah adanya pengaruh Bl (bahasa
daerah atau bahasa ibu) terhadap B2 (bahasa Indonesia atau bahasa yang dipelajari)
Persoalan yang muncul bagaimana seorang guru bahasa dapat memberantas atau mengurangai pengaruh Bl
terhadap bahasa yang sedang dipelajari para siswa? Salah satu cara yang diajukan melalui analisis
kontrastif.
Hipotesis Dan Kritikan Analisis
Kontrastif
 Dalam perkembangannya kita mengenal dua versi hipotesis
anakon, hipotesis bentuk kuat menyatakan bahwa “Semua
kesalahan dalam B2 dapat diramalkan dengan mengidentifikasi
perbedaan antara B1 dan B2 yang dipelajari oleh para siswa.
Sedangkan hipotesis bentuk lemah menyatakan bahwa anakon
hanyalah bersifat diagnostik belaka.
 Kritik yang berasal dari pendapat Brown (1980) bahwa analisis
kontrastif yang popular itu ternyata hanya berhasil meramalkan
kesulitan dalam bidang fonologi. Hal ini dimaklumi karena fonologi
bersifat sikomotoris yang banyak menggantungkan pada aktivitas
otot dalam menghasilkan bunyi. Tetapi pada sintaksis dalam leksikal
interferensi itu sulit diramalkan. Hal ini karena semua itu lebih banyak
dikordinasi oleh faktor kognitif.
Alasan Munculnya Analisis
Kontrastif
 Analisis kontrastif terbatas hanya menganalisis dua bahasa dengan
jalan membandingkannya, yakni membandingkan B2 dengan Bl
atau antara bahasa yang dipelajari dengan bahasa ibu. Hasilnya
terutarna perbandingan unsur kebahasaan yang berbeda akan
membantu guru bahasa untuk meramalkan kesalahan yang
kemungkinan dilakukan siswa dan sekaligus menolong siswa agar
segera menguasai bahasa sasaran (B2).

Ruang Lingkup Analisis Kontrastif

 1. Aspek mikrolinguistik
 2. Aspek Makrolinguistik
Objek Tujuan Analisis Kontrastif

 Objek analisis kontrastif adalah bahasa. Meskipun yang menjadi


objek adalah bahasa, tetapi hasil analisisnya bukan untuk
kepentingan bahasa itu sendiri melainkan untuk kepentingan
pengajaran bahasa.
Prosedur Penerapan Analisis
Kontrastif
Sumber Analisis Kontrastif

 Ada 3 sumber yang digunakan sebagai penguat atau rasional


hipotesis anakon, yaitu sebagai berikut :
 pengalaman praktis guru bahasa asing
 telaah mengenai kontak bahasa didalam situasi kedwibahasaan
 teori belajar.
ANALISIS KONTRASTIF PADA BAHASA
INDONESIA DAN BAHASA SUNDA
 A. Bentuk leksikal BS-BI dengan leksem mirip bentuk sama makna
 B. Bentuk leksikal BS-BI dengan leksem mirip bentuk beda makna

Anda mungkin juga menyukai