100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
1K tayangan5 halaman
Dokumen tersebut membahas empat pendekatan dalam karya sastra menurut M.H. Abrams, yaitu pendekatan objektif, ekspresif, mimetik, dan pragmatik. Pendekatan mimetik berfokus pada karya sastra sebagai refleksi kehidupan nyata melalui tiruan dan imajinasi pengarang terhadap realitas.
Dokumen tersebut membahas empat pendekatan dalam karya sastra menurut M.H. Abrams, yaitu pendekatan objektif, ekspresif, mimetik, dan pragmatik. Pendekatan mimetik berfokus pada karya sastra sebagai refleksi kehidupan nyata melalui tiruan dan imajinasi pengarang terhadap realitas.
Dokumen tersebut membahas empat pendekatan dalam karya sastra menurut M.H. Abrams, yaitu pendekatan objektif, ekspresif, mimetik, dan pragmatik. Pendekatan mimetik berfokus pada karya sastra sebagai refleksi kehidupan nyata melalui tiruan dan imajinasi pengarang terhadap realitas.
ANALISIS PENDEKATAKAN MIMETIK DALAM NASKAH DRAMA “AYAHKU
PULANG” KARYA USMAR ISMAIL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam sastra ada sebuah hubungan yang sangat erat antara apresiasi, kajian dan kritik sastra karena ketiganya merupakan tanggapan terhadap karya sastra. Saat pembaca sudah mampu mengapresiasi sastra, pembaca mempunyai kesempatan untuk mengkaji sastra. Namun, hal ini tak sekadar mengkaji. Karena mengkaji telah menuntut adanya keilmiahan. Yaitu adanya teori atau pengetahuan yang dimiliki tentang sebuah karya. Saat apresiasi merupakan tindakan menggauli karya sastra, maka mengkaji ialah tindakan menganalisis yang membutuhkan ilmu atau teori yang melandasinya. Tentang penjelasan mengkaji seperti yang diungkapkan oleh Aminudin (1995:39) kajian (sastra) adalah kegiatan mempelajari unsur-unsur dan hubungan antar unsur dalam karya sastra dengan bertolak dari pendekatan, teori, dan cara kerja tertentu. Dengan adanya kajian drama inilah, peminat sastra melakukan analisis yaitu membedah karya-karya yang telah dibacanya sehingga unsur-unsur yang membangun drama tersebut dapat diketahui, juga rangkaian hikmah yang ada di dalamnya dapat tergambar dengan jelas. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam menganalisis karya sastra dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan menurut teori Abrams, diantaranya pendekatan objektif, pendekatan ekspresif, pendekatan mimetik, dan pendekatan pragmatik. Dalam makalah ini akan dilakukan pengkajian naskah drama yang berjudul “Ayahku Pulang” karya Usmar Ismail melalui pendekatan mimetik. Namun sebelum melakukan analisis melalui pendekatan mimetik, terlebih dahulu akan menjelaskan tentang pendekatan-pendekatan dalam karya sastra yang dikemukakan oleh Abrams. 1.2 Rumusan Masalah 1) Apa saja pendekatan-pendekatan dalam karya sastra yang dikemukakan oleh Abrams? 2) Bagaimana analisis pendekatan mimetik dari naskah drama “Ayahku Pulang” karya Usmar Ismail? 1.3 Tujuan Penulisan 1) Dapat mengetahui pendekatan-pendekatan dalam teori Abrams. 2) Dapat mengetahui analisis pendekatan mimetik dari naskah drama “Ayahku Pulang” karya Usmar Ismail. BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Teori Abrams Berbicara tentang teori sastra, salah satu tokoh yang sangat berpengaruh adalah M.H. Abrams. Dalam artikelnya yang berjudul Orientation of Critical Theory Abrams mencoba menawarkan satu kerangka berpikir untuk memahami proses penciptaan satu karya. Kerangka tersebut terdiri dari artis/seniman, karya, semesta, dan penikmat seni/audience. Untuk memudahkan analisis tersebut Abrams mengacak keempat elemen tersebut ke pola segitiga di mana karya seni berada di tengah sebagai hal/objek yang akan dijelaskan. Menurut Abrams keempat kordinat ini tidak selalu tetap melainkan berubah, keempat- empatnya sangat penting tergantung dari apa yang kemudian ingin diteliti. Dengan demikian, model Abrams sangat bermanfaat untuk memahami secara lebih baik keanekaragaman teori sastra (Teeuw,1984). 1. Pendekatan Objektif Pendekatan objektik adalah pendekatan yang mendasarkan pada suatu karya sastra secara keseluruhan. Pendekatan yang dilihat dari eksistensi sastra itu sendiri berdasarkan konvensi sastra yang berlaku. Konvensi tersebut misalnya, aspek- aspek intrinsik sastra yang meliputi kebulatan makna, diksi, rima, struktur kalimat, tema, plot, setting, karakter, dan sebagainya. Yang jelas penilaian yang diberikan dilihat dari sejauh mana kekuatan atau nilai karya sastra tersebut berdasarkan keharmonisan semua unsur-unsur pembentuknya. Karena patokan pendekatan objektif sudah jelas, maka sering sekali pendekatan ini di sebut dengan pendekatan struktural. 2. Pendekatan Ekspresif Pendekatan ini dititik beratkan pada eksistensi pengarang sebagai pencipta karya seni. Sejauh manakah keberhasilan pengarang dalam mengekspresikan ide- idenya. Karena itu, tinjauan ekspresif lebih bersifat spesifik. Dasar telaahnya adalah keberhasilan pengarang mengemukakan ide-idenya yang tinggi, ekspresi emosinya yang meluap, dan bagaimana dia mengkomposisi semuanya menjadi satu karya yang bernilai tinggi. Komposisi dan ketepatan peramuan unsur-unsur ekspresif di sini akhirnya menjadi satu unsur sentral dalam penilaian. Karya sastra yang didasari oleh kekayaan penjelmaan jiwa yang kompleks tentunya mempunyai tingkat kerumitan komposisi yang lebih tinggi dibanding dengan karya sastra yang kering dengan dasar jelmaan jiwa. 3. Pendekatan Mimetik Pendekatan ini bertolak dari pemikiran bahwa karya sastra merupakan refleksi kehidupan nyata. Refleksi ini terwujud berkat tiruan dan gabungan imajinasi pengarang terhadap realitas kehidupan atau realitas alam. Hal tersebut didasarkan pandangan bahwa apa yang diungkapkan pengarang dalam karyanya pastilah merupakan refleksi atau potret kehidupan atau alam yang dilihatnya. Potret tersebut bisa berupa pandangan, ilmu pengetahuan, religius yang terkait langsung dengan realitas. Pengarang, melalui karyanya hanyalah mengolah dari apa yang dirasakan dan dilihatnya. Itulah sebabnya ide yang dituangkan dalam karyanya tidak bisa disebut sebagai ide yang original. Semuanya hanyalah tiruan (mimetik) dari unsur-unsur kehidupan nyata yang ada. 4. Pendekatan Pragmatikz Pendekatan pragmatik memberikan perhatian utama terhadap peranan pembaca. Pada tahap tertentu pendekatan pragmatis memiliki hubungan yang cukup dengan sosiologi, yaitu dalam pembicaraan masyarakat pembaca. Pendekatan pragmatis memiliki manfaat terhadap fungsi-fungsi karya sastra dalam masyarakat, perkembangan dan penyebarluasan, sehingga manfaat karya sastra dapat dirasakan. Dengan indikator pembaca dan karya sastra, tujuan pendekatan pragmatis memberikan manfaat terhadap pembaca. Pendekatan pragmatis secara keseluruhan berfungsi untuk menopang teori reseptif, teori sastra yang memungkan pemahaman hakikat karya tanpa batas. Pendekatan pragmatis mempertimbangkan implikasi pembaca melalui berbagai kompetensinya. Dengan mempertimbangkan karya sastra dan pembaca, maka masalah-masalah yang dapat dipecahkan melalui pendekatan pragmatis, diantaranya berbagai tanggapan masyarakat tertentu terhadap sebuah karya sastra, baik dalam kerangka sinkronis maupun diagkronis. Teori-teori postrukturalisme sebagian besar bertumpu pada kompetensi pembaca, sebab semata-mata pembacalah yang berhasil untuk mengevokasi kekayan khazanah kultural bangsa.