TENTANG
“ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA SINTAKSIS”
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 7 :
20 Sesi B
DOSEN PENGAMPU:
Dr. YULIA SRI HARTATI, S.S, M.Pd
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.Penulis mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Dr.Yulia Sri Hartati, S.S, M.Pd. sebagai Dosen Pengampu mata
kuliah Analisis Kesalahan Berbahasa.Mudah-mudahan dengan disusunnya makalah ini,
pembaca dapat mengambil manfaat maupun kegunaan bagi dirinya.
Tugas ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu,penulis memohon maaf
apabila ada kesalahan dalam proses pembuatan makalah. Akhir kata penulis mengucapkan
terimakasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang...........................................................................................................1
B.Rumusan Masalah......................................................................................................1
C.Tujuan.........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan..............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat atau sarana komunikasi yang digunakan antar manusia.
Bahasa dapat mengekspresikan maksud dan tujuan seseorang. Lewat bahasa pula kita dapat
memahami serta berkomunikasi dengan baik sesama manusia. Dengan latar belakang diatas
maka kita dapat mengetahui bahwa sebagian besar penduduk di dunia adalah dwibahasawan,
maksudnya bahwa sebagian manusia di bumi ini menggunakan dua bahasa atau lebih sebagai
alat komunikasi.
Orang yang biasa menggunakan dua bahasa atau lebih secara bergantian untuk tujuan
yang berbeda merupakan agen pergontak dua bahasa.Semakin besar jumlah orang yang
seperti ini, maka semakin intensif pula kontak antara dua bahasa yang mereka gunakan.
Kontak ini menimbulkan saling pengaruh, yang manifestasinya menjelma didalam penerapan
kaidah bahasa pertama (B1) didalam penggunaan bahasa kedua ( B2 ). Keadaan sebaliknya
pun dapat terjadi didalam pemakaian sistem B2, pada saat penggunaan B1. Salah satu
dampak negatif dari praktek penggunaan dua bahasa secara bergantian adalah terjadinya
kekacauan pemakaian bahasa, yang lebih dikenal dengan istilah interferensi (Khairul Matien :
2-3).
Sebagai seorang calon guru khususnya guru Bahasa Indonesia sering kita menjumpai
kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh para siswa. Kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh
para siswa tersebut ternyata dapat dibagi kedalam 2 kategori yaitu kategori kesalahan dalam
bidang keterampilan yang meliputi menyimak, membaca, menulis dan membaca, serta
kesalahan dalam bidang linguistik yang meliputi tata bentuk bunyi (fonologi), tata bentuk
kata (morfoloPengertian dari Analisis Kesalahan Berbahasa itu sendiri adalah suatu teknik
untuk mengidentifikasikan, mengklasifikasikan, dan menginterpretasikan secara sistematis
kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh si terdidik atau siswa yang sedang belajar bahasa asing
atau bahasa kedua dengan menggunakan teori-teori dan prosedur-prosedur berdasarkan
linguistik (Pateda,1989:32).Sementara Pateda (50-66) juga menjelaskan bahwa analisis
kesalahan berbahasa dibagi kedalam daerah-daerah kesalahannya. Menurut pateda daerah
kesalahan berbahasa dibagi menjadi 4 antara lain : (1) Daerah kesalahan fonologi, (2) Daerah
kesalahan morfologi, (3) Daerah kesalahan sintaksis, (4) Daerah kesalahan semantis.
Meskipun daerah kesalahan tersebut sudah diklasifikasikan tetapi antara daerah kesalahan
bahasa satu dengan yang lain saling berhubungan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud analisis kesalahan berbahasa dalam bidang sintaksis?
2. Apa yang dimaksud dengan kesalahan di bidang sintaksis?
3. Apa saja ruang lingkup kesalahan di bidang sintaksis?
4. Apa saja macam-macam kesalahan di bidang sintaksis?
5. Apa perbedaan kesalahan bidang sintaksis dengan morfologi?
6. Apa ciri-ciri kesalahan bidang morfologi dan sintaksis?
7. Klasifikasikanlah kesalahan berbahasa ke dalam bidang morfologi atau sintaksis
1
C.Tujuan Penulisan
Berdasarkan uraian di atas maka tujuan Penulisan makalah ini adalah:
1. Agar kita memahami yang dimaksud dengan analisis kesalahan berbahasa dalam bidang
sintaksis
2. Agar kita memahami yang dimaksud dengan kesalahan di bidang sintaksis
3. Agar kita tau apa saja ruang lingkup kesalahan di bidang sintaksis
4. Agar kita mengetahui macam-macam kesalahan di bidang sintaksis
5. Agar kita mengetahui perbedaan kesalahan bidang sintaksis dengan morfologi
6. Agar kita tau ciri-ciri kesalahan bidang morfologi dan sintaksis
7. Agar kita memahami kesalahan berbahasa di dalam bidang morfologi atau sintaksis
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Arifin (2001: 116) sebuah kalimat hendaknya berisikan suatu gagasan atau
ide. Agar gagasan atau ide sebuah kalimat dapt dipahami pembaca, fungsi bagian kalimat
yang meliputi subjek, predikat, objek, dan keterangan harus tampak dengan jelas (eksplisit).
Di samping unsur eksplisit kalimat harus dirakit secara logis dan teratur.
Pateda (1989 : 58) menyatakan bahwa kesalahan pada daerah sintaksis berhubungan
erat dengan kesalahan pada morfologi, karena kalimat berunsurkan kata-kata itu sebabnya
daerah kesalahan sintaksis berhubungan misalnya dengan kalimat yang berstruktur tidak
baku, kalimat yang ambigu, kalimat yang tidak jelas, diksi yang tidak tepat yang menbentuk
kalimat, kalimat mubazir, kata serapan yang digunakan di dalam kalimat dan logika kalimat.
3
Kesalahan sintaksis ialah kesalahan atau penyimpangan struktur frasa, klausa, atau
kalimat (Junus & Junus, 2010:103). Kesalahan sintaksis
berkaitan dengan fungsi-fungsi sintaksis dalam bahasa, yakni predikat, subjek, objek,
pelengkap,dan keterangan. Seperti yang telah diketahui,
struktur bahasa merupakan pengaturan pola-pola secara sintagmatis, artinya
pengaturan pola antara subjek, predikat, objek, hingga keterangan dan pelengkap. Hubungan
sintagmatis telah menentukan peran dan fungsi gramatikal bentuk-bentuk bahasa. Hal ini
berarti perubahan letak hubungan akan membawa perbedaan dalam peran dan fungsi
gramatikal. Jadi, letaknya tidak boleh ditukar secara sembarangan. Struktur bahasa ini
yang kemudian membangun keutuhan suatu kalimat sehingga menimbulkan makna
yang sesuai.Sehingga apabila terjadi penyimpangan
struktur frasa, klausa, atau kalimat di dalam suatu karangan, dalam hal ini berupa
karangan eksposisi, dapat menyebabkan bahasa tersebut memiliki makna yang rancu dan sulit
dimengerti oleh pembacanya.
2. Intonasi
adalah pola perubahan nada yang dihasilkan pembicara pada waktu mengucapkan
ujaran atau bagian-bagiannya(Kridalaksana 1993:85).Intonasi dapat berupa tekanan,nada,dan
tempo (Chaer 1994:253) Gejala intonasi atau gejala prosodi mempunyai hubungan yang erat
dengan struktur kalimat di samping dengan interelasi kalimat dalam sebuah wacana (Halim
1984:77) Intonasi,yang dalam ejaan atau tulisan dinyatakan secara tidak sempurna terutama
dalam contoh dengan tanda baca dan pemakaian huruf kapital juga dapat menentukan modus
sebuah kalimat.Sebuah kalimat bisa bermodus deklarati,interogati,,imperatif,atau
eksklamatif,bergantung kepada intonasi yang dialamatkan kepadanya,Misalnya:
1. Mas Wahid besok datang ke kampus?
2. Mas Wahid besok datang ke kampus?
3. Mas Wahid,besok datang ke kampus?
4. (Wah)Mas Wahid besok datang ke kampus!
4
3. Bentuk Kata
dilihat dari bentuknya,dalam Bahasa Indonesia terdapat kata dasar dan kata
turunan.Contoh kata dasar ialah muat.Kata turunannya antara lain dimuat dan
memuat..Dalam contoh berikut misalnya,jika kata dimuat diubah menjadi memuat,tentu
makna kalimat tersebut menjad iberbeda dengan kalimat asalnya,bahkan kalimat tersebut
menjadi tidak bermakna atau berterima.
a)Beberapa mahasiswa Unne, artikelnya memuat di Suara Merdeka.Seharusnya
b)Beberapa mahasiswa Unnes,artikelnya dimuat di Suara Merdeka.
b)Satuan-Satuan Sintaksis
2)Frase
adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat non predikatif atau lazim juga di
sebut dengan gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat (Chaer
2003:222) Sama halnya dengan kata,Frase juga berperan sebagai pengisi Fungsi
sintaksis)Untuk lebih memahami tentang Frase,
perhatikan Contoh berikut: haus sangat seharusnya sangat haus
3)Klausa
adalah satuan sintaksis yang berupa runtunan kata-kata yang berkontruksi predikatif
(Chaer:1994)Artinya,di dalam konstruksi tersebut,terdapat komponen kata atau frase yang
berfungsi sebagai subjek,predikat,objek, dan keterangan) Di dalam sebuah klausa,minimal
harus mengandung subjek dan predikat,sedangkan objek dan keterangan bersifat fakultatif
atau tidak wajib ada.Untuk mempermudah pemahaman tentang klausa perhatikan contoh
konstruksi berikut ini.
Seharusnya
Ima menyiram bunga melati setiap pagi
S P O Ket
4) Kalimat
5
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang merupakan kesatuan pikiran
(Widjono:1946) Berikut contohnya:
Anak kecil di sekolah itu dan bermain kelereng seharusnya Anak kecil di sekolah itu
bermain kelereng
6
g. Penggunaan bentuk resiprokal yang salah
Bentuk Tidak Baku: Sesama pengemudi dilarang saling dahulu- mendahului
Bentuk Baku: Sesama pengemudi dilarang saling mendahului
2. Kesalahan dalam Bidang Kalimat
a. Kalimat tidak bersubjek
b. Kalimat tidak berpredikat
c. Kalimat tidak bersubjek dan tidak berpredikat (kalimat buntung)
d. Penggandaan subjek
e. Antara predikat danobjek yang tersisipi
f. Kalimat yang tidak logis
g. Kalimat ambiguitas
h. Penghilangan konjungsi
i. Penggunaan konjungsi yang berlebihan
j. Urutan yang tidak paralel
k. Penggunaan istilah asing
l. Penggunaan kata tanya yang tidak perlu.
Kesalahan berbahasa dalam tataran sintaksis, antara lain adalah sebagai berikut.
1.Penggunaan kata perangkai, dari, pada, daripada, kepada, dan untuk.
2.Pembentukan kalimat tidak baku, antara lain: Kalimat tidak efektif,Kalimat tidak
normative, Kalimat tidak logis, Kalimat rancu, Kalimat ambigu, Kalimat pengaruh struktur
bahasa asing.
Kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi bahasa Indonesia,antara lain:
1. Salah penentuan bentuk asal.
2. Fonem yang luluh tidak diluluhkan.
3. Fonem yang tidak luluh diluluhkan.
4. Penyingkatan morfem men-, meny-, meng-, dan menge- menjadi n, ny, ng, dan nge-.
5. Perubahan morfem ber-, per-, dan ter- menjadi be-, pe-, dan te-.
6. Penulisan morfem yang salah.
7. Pengulangan yang salah.
8. Penulisan kata majemuk serangkai.
9. Pemajemukan berafiksasi.
10. Pemajemukan dengan afiks dan sufiks.
11. Perulangan kata majemuk.
7
6. CIRI KESALAHAN BIDANG MORFOLOGI DAN SINTAKSIS
Ciri Kesalahan Bidang Morfologi
1. Kesalahan Berbahasa Dalam Tataran Afiksasi
a.Kesalahan berbahasa karena salah menentukan bentuk asal.
b.Fonem yang seharusnya luluh dalam proses afiksasi tidak diluluhkan.
c.Fonem yang seharusnya tidak luluh dalam proses afiksasi justru diluluhkan.
d.Penulisan klitik, kata depan, dan partikel yang tidak tepat.
Penggunaan kata dari yang menyatakan milik dapat berhubungan langsung dengan
sesuatu yang dimiliknya. Akan tetapi, dalam kalimat
“Ayah dari ibu sudah sangat tau” tidak dapat dihilangkan karena akan menguburkan makna
kalimat tersebut.
8
3)Bersama-sama dengan kata tertentu membentuk suatu ungkapan dengan arti
menurut
4)Dipakai bersama-sama dengan kata bergantung.
Pemakaian kata pada sering bertukar tempat dengan kata depan di.
9
Terdapat 15% atau 47 kesalahan dalam penggunaan number pada tulisan
bahasa Inggris mahasiswa, 33 diantaranya merupakan kesalahan karena
pensubtitusian kata benda jamak oleh kata benda tunggal dan 14 kesalahan merupakan
kebalikannya, yaitu pensubtitusian kata benda tunggal oleh kata benda jamak.
c. Kesalahan kata ganti
Kesalahan penggunaan kata ganti ditemukan 31 kesalahan ditemukan pada
beberapa kategori yaitu penghilangan relative pronoun, pensubtitusian relative
pronoun, pensubtitusian pronoun subject,dan pensubtitusian pronoun object. Jumlah
keseluruhan kesalahan dalam penggunaan pronoun adalah 10% dari total keseluruhan 314
kesalahan.
d. Kesalahan dalam penggunaan preposisi
Dari hasil penelitian ditemukan hanya 5% dariseluruh kesalahan terdapat tiga jenis
kesalahan yang berhubungan dengan penggunaan preposisi, yaitu penghilangan preposisi,
penambahan preposisi, dan pensubtitusian preposisi. Jumlah total kesalahan Yulia
Ramadhiyanti 285
dalam penggunaan preposisi adalah sekitar 16 kesalahan, diantaranya “...understand
to the others ideas...” menjadi “...understand the others ideas...”
e. Kesalahan dalam pengunaan kata benda
Kata benda yang berdiri sendiri dapat pula dikategorikan sebagai frase kata
benda.Kesalahan penggunaan kata benda yang dilakukan oleh mahasiswa berupa subtitusi
pemilihan kata berjumlah 16 kesalahan atau 5%. Contohnya, dalam bahasa Inggris kata
cantik adalah beautiful yang merupakan kata sifat, sedangkan kata bendanya adalah beauty.
Dilihat dari temuan-temuan kesalahan pada kategori frase kata benda, faktor yang
menyebabkan kesalahan adalah interfensi. Sesuai dengan teori analisis kesalahan berbahasa
yang menggunakan metode perban-dingan bahasa (Corder, 1981: 17). Alasan mengapa
interferensi yang menjadi faktor penyebabnya adalah karena pembentukan struktur frase kata
benda dalam bahasa Indonesia berbeda dengan bahasa Inggris.Dalam Bahasa Inggris terdapat
poin-poin sintaksis yang tidak ada dalam bahasa Indonesia atau
kalaupun ada, berbeda kondisi penggunaanya. Oleh karenanya, seperti yang dikatakan
oleh Selinker (1972) kesalahan tersebut dapat dikarenakan transfer negatif bahasa sumber
pada bahasa target atau disebut juga interferensi.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesalahan sintaksis adalah kesalahan atau penyimpangan struktur frasa, klausa, atau
kalimat, serta ketidaktepatan pemakaian partikel. Analisis kesalahan dalam bidang tata
kalimat menyangkut urutan kata, kepaduan, susunan frase, kepaduan kalimat, dan logika
kalimat. Kalimat adalah serangkaian kata yang tersusun secara bersistem sesuai dengan
kaidah yang berlaku untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan yang relatif
lengkap. Sbuah kalimat hendaknya berisikan suatu gagasan atau ide. Agar gagasan atau ide
sebuah kalimat dapt dipahami pembaca, fungsi bagian kalimat yang meliputi subjek, predikat,
objek, dan keterangan harus tampak dengan jelas (eksplisit).
Sintaksis adalah salah satu cabang dari tata bahasa yang membicarakan struktur-struktur
frasa, klausa, dan kalimat.Sejalan dengan itu,Dola(2010:2)mengungkapkan bahwa sintaksis
mempersoalkan hubungan antara kata dengan satuan-satuan yang lebih besar, membentuk
suatu konstruksi yang disebut kalimat.Dalam hal ini,dijelaskan bahwa sintaksis mempelajari
unsurunsur yang terdapat di dalam kata-kata yang saling berkaitan. Namun, dalam
merangkaikan unsur-unsur kalimat biasanya terdapat penyimpangan struktur dan
penyimpangan ini disebut kesalahan sintaksis.
11
DAFTAR PUSTAKA
Setyawati, nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia. Surakarta: Yuma Pustaka
Hastuti, SRI. 1989. Sekitar Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: PT Mitra
Gama Widya.
Angkasa.
12