Anda di halaman 1dari 15

KAJIAN KEBAHASAAN

MENERAPKAN KAIDAH-KAIDAH KEBAHASAAN


UNTUK MENGANALISIS KESALAHAN
PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA BIDANG
FONOLOGIS DAN MORFOLOGIS
Dosen Pengampu: Drs. Sukarir Nuryanto, M.Pd
Kelompok 9
Rombel H

Amel Putri Sabrina (1401422373)


Sri Winarsih (1401422384)
Jati Ridho Hidayat (1401422396)

Halaman 1
apa itu KESALAHAN BERBAHASA?
Kesalahan berbahasa adalah pemakaian suatu bentuk tuturan dari
berbagai unsur kebahasaan meliputi, kata, frasa, klausa, maupun kalimat
yang menyimpang dari kaidah kebahasaan yang telah ditentukan. Johan
dan Yusrawati (2017) mengatakan bahwa kesalahan berbahasa secara
sederhana dimaknai sebagai penggunaan bahasa, baik dilakukan secara
lisan maupun tertulis yang menyimpang dari kaidah kebahasaan.
Perbedaan Kesalahan dan Kekeliruan Berbahasa
Kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa yang
menyimpang dari kaidah bahasa yang berlaku dalam
bahasa itu. Sementara itu, kekeliruan adalah penggunaan
bahasa yang menyimpang dari kaidah bahasa yang berlaku
dalam bahasa itu namun tidak dipandang sebagai suatu
pelanggaran berbahasa. Kekeliruan biasanya terjadi pada
anak (siswa) yang sedang belajar bahasa.
Perbedaan Kesalahan dan Kekeliruan Berbahasa
Untuk membedakan antara kesalahan (error) dan kekeliruan (mistake), menurut Tarigan
(1997) seperti disajikan dalam tabel berikut.
Jenis-Jenis Kesalahan Berbahasa
Burt, Dulay, maupun Krashen (1982) membedakan wilayah (taksonomi)
kesalahan berbahasa menjadi:
1. Taksonomi kategori Linguistik
a) Kesalahan tataran fonologi
b) Kesalahan tataran morfologi dan sintaksis
c) Kesalahan tataran semantik dan kata
d) Kesalahan tataran wacana
2. Taksonomi kategori strategi performasi
Penanggalan (omission), Penambahan (addition), Kesalahbentukan
(misformation), Kesalahurutan (misordering),
3. Taksonomi kategori komparatif
Kesalahan interlingual/interferensi, kesalahan intralingual, kesalahan
ambigu, kesalahan unik
4. Taksonomi kategori efek komunikasi
Kesalahan lokal dan kesalahan global
Contoh Kesalahan Berbahasa bidang Fonologis
Fonologi merupakan sistem bunyi dalam bahasa Indonesia atau dapat juga
dikatakan bahwa fonologi adalah ilmu tentang bunyi bahasa.
Beberapa contoh kesalahan berbahasa Indonesia dalam bidang fonologis yaitu:
a) Kesalahan pengucapan Fonem
Misalnya:
Fonem /a/ diucapkan /e/ -> contoh 'mengupayakan' menjadi
'mengupayaken'
Fonem /i/ diucapkan /e/ -> contoh 'keliru' menjadi 'keleru'
Fonem /z/ diucapkan /j/ -> 'zaman' menjadi 'jaman'
Diftong /au/ diucapkan /o/ -> contoh danau menjadi dano

b) Kesalahan penghilangan Fonem


Misalnya:
Hilang berubah menjadi ilang
Haus berubah menjadi aus
Kesalahan Berbahasa bidang Fonologis
c) Kesalahan penambahan Fonem
Misalnya:
Gaji berubah menjadi 'gajih'
Biji berubah menjadi 'bijih'
d) Kesalahan pemenggalan atas suku kata
Kesalahan Berbahasa Bidang Morfologis
Morfologi adalah ilmu bahasa yang membicarakan morfem dan bagaimana
morfem itu dibentuk menjadi sebuah kata. Beberapa contoh kesalahan
berbahasa dalam tataran morfologi bahasa Indonesia, antara lain:
1. Salah penentuan bentuk asal.
2. Fonem yang luluh, tidak diluluhkan (contoh: mentabrak seharusnya
menabrak, mempahat seharusnya memahat, mempabrik seharusnya
memabrik)
3. Fonem yang tidak luluh, diluluhkan (contoh: memerotes seharusnya
memprotes, memerakarsai seharusnya memprakarsai)
4. Penyingkatan morfem men-, meny-, meng-, dan menge- menjadi n, ny, ng,
dan nge-. (contoh: nangis seharusnya menangis, nyusun seharusnya
menyusun, ngantuk seharusnya mengantuk, ngelap seharusnya mengelap)
5. Perubahan morfem ber-, per-, dan ter- menjadi be-, pe-, dan te-. (contoh:
pedesaan seharusnya perdesaan, pemukiman seharusnya permukiman)
Kesalahan Berbahasa Bidang Morfologis
6. Penulisan morfem yang salah.
7. Pengulangan yang salah. (contoh: kesana-sini seharusnya kesana-
kesini)
8. Kata majemuk yang seharusnya disatukan penulisannya tetapi
dipisahkan. (contoh: anti karat seharusnya antikarat, infra struktur
seharusnya infrastruktur, ekstra kurikuler seharusnya ekstrakurikuler)
9. Kata majemuk yang seharusnya dipisahkan penulisannya tetapi
disatukan. (contoh: kerjabakti seharusnya kerja bakti, obatnyamuk
seharusnya obat nyamuk, kerjasama seharusnya kerja sama)
10. Pemajemukan berafiksasi.
(contoh: bekerjasama seharusnya bekerja sama)
11. Perulangan kata majemuk. (contoh: ngutip-mengutip seharusnya
kutip-mengutip, ngunjung mengunjungi seharusnya kunjung-
mengunjungi)
PENYEBAB KESALAHAN BERBAHASA

1. Ketidaktahuan tata bahasa yang benar


2. Kurangnya pemahaman tentang

kosakata dan arti
kata

3. Pengaruh dari bahasa daerah


4. Kurangnya keterampilan berbicara atau menulis
5. Pengaruh dari bahasa asing
ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “Analisis” merupakan kegiatan
menyelidiki suatu kejadian atau peristiwa, seperti perbuatan, karangan, dan
sebagainya, agar dapat mengetahui keadaan yang sebenarnya, baik duduk
perkaranya, sebab-musabab, dan sebagainya. Artinya, dalam analisis kesalahan
berbahasa kita akan menyelidiki suatu kesalahan berbahasa yang terjadi untuk
mengetahui keadaan, duduk perkara, dan berbagai aspek lain yang ada di
dalamnya.

Setyawati (2017:15) menyatakan bahwa analisis kesalahan berbahasa adalah


suatu prosedur kerja yang biasa digunakan oleh peneliti atau guru bahasa, yang
meliputi: kegiatan mengumpulkan sampel kesalahan, mengidentifikasi kesalahan
yang terdapat dalam sampel, menjelaskan kesalahan tersebut, mengklasifikasikan
kesalahan tersebut, dan mengevaluasi taraf keseriusan kesalahan tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa analisis kesalahan berbahasa adalah prosedur


penyelidikan mengenai kesalahan berbahasa yang dilakukan dengan
mengumpulkan sampel sampel kesalahan, identifikasi kesalahan, pendeskripsian
kesalahan, hingga pengelompokan keseriusan kesalahan-kesalahan tersebut agar
dapat dievaluasi secara seksama.
Langkah-langkah
menganalisis 1. Identifikasi kesalahan
kesalahan berbahasa
dalam bidang Langkah pertama dalam menganalisis kesalahan berbahasa
fonologis dan adalah mengidentifikasi jenis kesalahan yang terjadi.
morfologis Kesalahan dapat terjadi dalam berbagai aspek bahasa,
seperti fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Oleh
karena itu, penting untuk menentukan jenis kesalahan yang
terjadi agar analisis dapat dilakukan dengan lebih spesifik
2. Pemetaan kesalahan
Setelah jenis kesalahan diidentifikasi, langkah berikutnya
adalah memetakan kesalahan pada aspek yang terdampak,
apakah itu pada tingkat fonem, suku kata, atau morfem.
Pemetaan ini dapat membantu untuk melihat pola kesalahan
yang terjadi pada bahasa target dan memudahkan untuk
menentukan jenis kesalahan yang terjadi.
Langkah-langkah
menganalisis
kesalahan berbahasa 3. Analisis kesalahan
dalam bidang Setelah pemetaan dilakukan, langkah selanjutnya adalah
fonologis dan melakukan analisis terhadap kesalahan tersebut. Dalam
morfologis
analisis, perlu dilihat penyebab kesalahan terjadi, apakah
itu karena faktor linguistik atau faktor psikologis yang
mempengaruhi produksi bahasa.
4. Koreksi kesalahan
Setelah analisis dilakukan, langkah terakhir adalah
melakukan koreksi terhadap kesalahan tersebut. Koreksi
dapat dilakukan dengan memberikan umpan balik kepada
pembicara bahasa yang melakukan kesalahan. Umpan balik
yang diberikan haruslah positif dan memberikan solusi yang
memperbaiki kesalahan tanpa mengecilkan rasa percaya
diri pembicara bahasa.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai