Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH TUGAS BAHASA INDONESIA

RAGAM, BENTUK, DAN MAKNA BAHASA

OLEH:
KELOMPOK 2
Defi Yuli Yanis 2210321003 Psikologi
Indah Rizki Nurjanah 2210321004 Psikologi
Faaruq Al Fattah 2210321005 Psikologi
Lukman Hakim 2210322003 Psikologi
Syifa Yoza 2210322020 Psikologi
Zahwa Claresta Taurin 2210322038 Psikologi
Resmia Afitri 2210322042 Psikologi
Zira Ajeng Ervianza 2210322050 Psikologi
Habibilla Ramizah 2210323011 Psikologi
Michael Gultom 2210323052 Ilmu Hukum

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Fajri Usman, M.Hum

UNIVERSITAS ANDALAS
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami anggota kelompok 2 dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul “Ragam,bentuk dan makna bahasa” ini disusun untuk untuk memenuhi
tugas dari dosen pengampu pada Program Studi Psikologi di Universitas Andalas. Kami juga
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak Dr. Fajri Usman, M.Hum.

Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik
dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang
bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan demi melengkapi dan menyempurnakan makalah
ini.

Padang, 6 September 2022

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................... Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI ....................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN .................................... Error! Bookmark not defined.
A. Latar Belakang .................................................. Error! Bookmark not defined.
B. Rumusan Masalah ............................................ Error! Bookmark not defined.
C. Tujuan ................................................................ Error! Bookmark not defined.
D. Manfaat........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 3
A. Pengertian Ragam ........................................................................................... 3
B. Jenis Ragam ..................................................................................................... 3
C. Bentuk dan Kelas Kata ................................................................................... 5
D. Bentuk dan Makna ......................................................................................... 8
E. Perubahan Makna ........................................................................................ 13
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 15
A. Kesimpulan .................................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi paling efektif yang melekat pada manusia. Melalui
bahasa seseorang dapat menyampaikan gagasan, pikiran, maksud dan tujuan kepada orang lain.
Bahasa juga menjadi tolak ukur dalam menilai kesantunan yang dapat menjadi gambaran akhlak
dan budi pekerti seseorang. Namun, masih banyak masyarakat termasuk mahasiswa yang bahkan
belum memahami dan menerapkan konsep dasar bahasa itu sendiri.

Sebagai mahasiswa, haruslah mengerti ragam, bentuk, dan makna bahasa. Bahasa itu sendiri
merupakan alat komunikasi baik lisan maupun tulisan dengan bentuk kata dan makna yang beragam.
Bahasa yang baik haruslah diterapkan mahasiswa selama menjalani proses perkuliahan.

Namun, meskipun bahasa sudah melekat pada kehidupan manusia, masih banyak mahasiswa yang
belum memahami dan menerapkan bahasa yang baik dan sesuai dengan kaidah KBBI. Bahkan banyak
mahasiswa yang menggunakan bahasa nonformal saat menyampaikan sesuatu di acara formal

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan perbedaan ragam bahasa
2. Menjelaskan bentuk kata pada Bahasa Indonesia
3. Menjelaskan pembagian perubahan makna kata
4. Menjelaskan jenis jenis dari ragam

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami perbedaan ragam bahasa
2. Mahasiswa dapat mengetahui bentuk kata pada Bahasa Indonesia
3. Mahasiswa dapat memahami pembagian perubahan makna kata

1
D. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dan
memahami tentang ragam bahasa, bentuk kata, dan perubahan makna kata. Setelah dapat
memahaminya, mahasiswa diharapkan dapat menerapkan konsep tersebut, baik di lingkungan
kampus maupun di luar lingkungan kampus untuk menyelesaikan segala persoalan terkait dengan
masalah penggunaan ragam, bentuk, dan makna bahasa.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ragam
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ragam bahasa diartikan variasi bahasa
menurut pemakaiannya, topik yang dibicarakan hubungan pembicara dan teman bicara, dan
medium pembicaraannya.
Ragam bahasa dalam berkomunikasi perlu memperhatikan beberapa aspek diantranya
yaitu sebagai berikut:
1. Situasi yang dihadapi
2. Permasalahan yang hendak disampaikan,
3. Latar belakang pendengar atau pembaca yang dituju, dan
4. Medium atau sarana bahasa yang digunakan.

a. Pengertian Bentuk Bahasa


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti bentuk bahasa adalah
penampakan atau rupa satuan bahasa.
Bentuk bahasa ada 2 yaitu:
1. Formal ( bahasa baku )
2. informal ( bahasa sehari bari )

b. Pengertian Makna Bahasa


Makna adalah arti atau maksud yang tersimpul dari suatu kata, jadi makna dengan
bendanya sangat bertautan dan saling menyatu. Jika suatu kata tidak bisa
dihubungkan dengan bendanya, peristiwa atau keadaan tertentu maka kita tidak bisa
memperoleh makna dari kata itu (Tjiptadi, 1984:19).

B. Jenis Ragam
Ragam bahasa sastra ditinjau dari segi sarananya dibedakan menjadi ragam lisan dan
ragam tulis (tulisan).

3
1. Ragam bahasa Lisan
Ragam bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap (organ of speech)
dengan fonem sebagai unsur dasar. Dalam ragam lisan, kita berurusan dengan tata
bahasa, kosakata, dan lafal. Pembicara juga dapat memanfaatkan tinggi rendah suara
atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide.

 Ciri-ciri ragam lisan


a. Memerlukan orang kedua/teman bicara;
b. Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
c. Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta
bahasa tubuh.
d. Berlangsung cepat;
e. Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
f. Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
g. Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.

 Kelebihan Ragam Bahasa lisan:


Di dalam ragam lisan unsur-unsur fungsi gramatikal, seperti subjek, predikat,
dan objek tidak selalu dinyatakan. Unsur-unsur itu kadang-kadang dapat ditinggalkan.
Hal ini disebabkan oleh bahasa yang digunakan itu dapat dibantu oleh gerak, mimik,
pandangan, anggukan, atau intonasi.

 Kelemahan Ragam bahasa lisan:


Ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang dan waktu. Apa yang
dibicarakan secara lisan di dalam sebuah ruang kuliah, hanya akan berlaku untuk
waktu itu saja dan belum tentu dapat dimengerti oleh orang yang berada di luar ruang.

2. Ragam bahasa tulis (tulisan)


Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan
dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, terdapat tata cara penulisan
(ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dituntut adanya kelengkapan

4
unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata,
kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.

 Ciri-ciri ragam tulis:


a. Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
b. Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu
c. Harus memperhatikan unsur gramatikal
d. Dilengkapi dengan tanda baca, huruf besar dan huruf miring
e. Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu
dengan tanda baca.

C. Bentuk dan Kelas Kata

1. Bentuk Kata
Ada beberapa macam bentuk kata yang ada pada bahasa Indonesia, yaitu :
a. Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang menjadi dasar bentukan kata yang lebih besar.
Misal kata pergi menjadi dasar bentuk bepergian, lelah menjadi dasar bentuk
kelelahan, dan lain sebagainya.

b. Kata Berimbuhan
Kata berimbuhan adalah bentuk kata yang mendapatkan imbuhan atau afiks
(prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks). Contoh ; prefiks, kata dasar usir ditambah
imbuhan meng menjadi mengusir.

c. Kata Ulang
Kata ulang adalah kata yang terjadi sebagai hasil reduplikasi, seperti pulau-
pulau, lauk-pauk, berapi-api, bebatuan, ketiga-tiganya, dan lain sebagainya.

d. Kata Majemuk

5
Kata majemuk adalah gabungan kata yang membentuk makna baru. Contoh ;
bulutangkis dari kata bulu dan tangkis, rumah sakit dari kata rumah dan sakit,
dan lain sebagainya.

2. Kelas Kata
Ada beberapa jenis kata yang ada di bahasa Indonesia yang paling sering dibahas,
diantaranya :
a. Kata Benda (Nomina)
Dapat diartikan sebagai kelompok kata yang mewakili hal atau perihal
kebendaan meliputi benda-benda abstrak dan konkret, contohnya bantal,
masker, manusia, dll. Kata nomina ini dapat dikenali dengan menambahkan
kata keterangan di depan kata nomina tersebut, kemudian kata ini dapat
dibuktikan dengan menambahkan kata bukan didepan kata nomina contohnya
bukan manusia, bukan meja, bukan pulpen, dll.

b. Kata Kerja (Verba)


Dapat diartikan bahwa kata kata verba memuat unsur tindakan yang dapat
dilakukan oleh manusia atau benda lainnya. Umumnya kata ini terbagi jadi 2
yaitu kata kerja aktif dan kata kerja pasif. Kata kerja dapat dibuktikan dengan
menambahkan kata tidak sebelum kata kerja contohnya tidak kerja, tidak
makan, tidak tidur, dll.

c. Kata Sifat (Adjektiva)


Dapat diartikan sebagai kata yang menggambarkan sifat pada benda atau pada
manusia. Kata sifat dapat membantu untuk memetakan berbagai macam sifat
yang tampak secara langsung, contohnya batu yang keras, orang yang rajin,
dan lain sebagainya. Untuk membuktikan kata ini kita dapat menambahkan
kata berbentuk tingkatan kualitas sifat seperti sangat, paling, lebih.

d. Kata Bilangan (Numeralia)


Artinya adalah kata kata yang dapat menggambarkan atau menunjukkan
jumlah atau hitungan tertentu sehingga jenis kelas kata ini termasuk pada

6
perhitungan angka baik angka dasar hingga angka desimal. Contohnya nol,
satu, dua serta ada kesatu, kedua, ketiga dan seterusnya sebagai angka
tingkatan. Kata bilangan ini dapat dituliskan dengan huruf jika masih dua suku
angka seperti dua belas (12), dua puluh dua (22), dan lain sebagainya, apabila
lebih dari 2 suku angka maka kata bilangan tepat ditulis dengan angka
contohnya “Di Psikologi Universitas Andalas ada 250 Mahasiswa”.

e. Kata Keterangan (Adverbial)


Dapat diartikan sebagai bagian dari kata-kata yang dapat menerangkan jenis
kata lainnya. Jenis kata ini sangat fleksibel untuk memberikan penjelasan
tambahan bagi kelas kata lainnya. Kata-kata yang termasuk dalam kata
keterangan ini juga bagian dari pembahasan preposisi atau kata depan dan
konjungsi atau kata penghubung, contohnya selambat-lambatnya, seketika,
sewaktu, dan lain sebagainya. Kata keterangan ini juga terbagi tiga yaitu kata
yang menggambarkan waktu, tempat dan keadaan.

f. Kata Penunjuk (Demonstrative)


Dapat diartikan sebagai kelas kata yang di dalamnya memberikan fungsi untuk
menunjuk sesuatu. Kelas kata ini memiliki keistimewaan yaitu bisa
ditempatkan sesuai hal yang akan ditunjuknya. Contoh dari kata penunjuk yaitu
sana, sini, di sana, di sini, tersebut, ini, itu, dan lain sebagainya.

g. Kata Ganti Orang (Pronomina)


Dapat diartikan sebagai kumpulan kata-kata yang memberi makna untuk
menggantikan posisi atau kepemilikan barang dari seseorang. Kata ganti orang
diklasifikasikan menjadi 2 yaitu kata ganti jamak (kita, kami, mereka) dan kata
ganti tunggal (saya, aku, engkau), kata ganti orang pertama (aku, saya, kamu)
dan orang ketiga (mereka).

7
D. Bentuk dan Makna
1. Menjelaskan Jenis Makna dan Perubahannya
Makna adalah hubungan antara bentuk bahasa dengan objek atau sesuatu yang
diacunya. Bahasa dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu bentuk dan makna.
Pada semantik, membahas makna bentuk bahasa dalam kaitannya dengan konteks
linguistik. Kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana adalah suatu bentuk bahasa. Bentuk-
bentuk bahasa itu mempunyai makna. Bentuk dari bahasa yang berbeda mempunyai
makna yang berbeda pula. Menurut Ferdinand de Saussure, Makna adalah pengertian
atau konsep yang dimiliki atau terdapat pada suatu tanda linguistik, dalam kamus
linguistik makna dapat dikatakan sebagai maksud pembicara dan pengaruh dari
penerapan bahasa seseorang dalam pemakaian persepsinya. Jadi, Makna dapat diartikan
sebagai arti atau maksud yang tersimpul dari suatu bahasa.

Unsur pembentuk makna


1. Leksikal
Makna leksikal adalah makna yang sebenarnya, yaitu makna yang sesuai
dengan hasil pengamatan indra kita, makna apa adanya dan makna yang ada dalam
kamus. Leksikal adalah bentuk yang diturunkan dari bentuk nomina leksikon
(vokabuler, kosa kata, perbendaharaan kata). Makna leksikal dikatakan adalah
makna yang sesuai dengan referennya, makna yang sesuai dengan hasil observasi
alat indra, atau makna yang sungguh-sungguh nyata adanya dalam kehidupan kita.
Maksud makna di dalam kamus disini adalah makna dasar atau makna yang
konkret. Contohnya kuda dalam KBBI berarti sejenis binatang berkaki empat

2. Garamatikal
Makna gramatikal adalah makna yang terjadi setelah proses gramatikal
(afikasi, reduplikasi, kompositumisasi). Jadi, makna gramatikal adalah makna
baru yang muncul ketika kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat. Contohnya
yaitu dalam kata "saya pergi ke pasar menggunakan kuda" kuda disini dalam
makna gramatikal bisa diartikan sebagai sebuah alat transportasi.

E. Satuan bentuk bahasa

8
1. Fonem
Fonem adalah satuan bunyi bahasa terkecil yang fungsional atau membedakan
makna kata. Untuk menentukan apakah sebuah bunyi itu fonem atau bukan, kita harus
mencari sebuah kata, yang mengandung bunyi tersebut, lalu membandingkannya
dengan kata lain yang mirip. Jika ternyata kedua kata itu berbeda maknanya, maka
bunyi tersebut merupakan sebuah fonem, karena bunyi itu membedakan makna kedua
kata tersebut. Misalnya, kata Indonesia lupa dan rupa. Kedua kata itu mirip. Masing-
masing terdiri dari empat buah bunyi. Yang pertama mempunyai bunyi [l], [u], [p],
dan [a]; dan yang kedua mempunyai bunyi [r], [u], [p], dan [a]. Jika kita bandingkan
[l], [u], [p], [a] dengan [r], [u], [p], [a]. Contoh; pada kata harus dan arus.

2. Morfem
Morfem berasal dari kata morphe yang berarti bentuk kata dan ema yang berarti
membedakan arti. Jadi dapat didefinisikan, morfem adalah satuan terkecil, atau satuan
gramatikal terkecil dari suatu bahasa atau bentuk linguistik terkecil dan unsur bahasa
yang terkecil yang memiliki arti. Contoh; Kata baik dengan kata membaik, kata jadi
dengan kata menjadi, dan sebagainya.
Menurut bentuk dan maknanya, morfem ada dua macam yang terdiri dari:
a. Morfem bebas, yaitu morfem yang dapat berdiri sendiri dari segi makna tanpa
harus dihubungkan dengan morfem lain. Semua kata dasar tergolong sebagai
morfem bebas
b. Morfem terikat, yaitu morfem yang tidak dapat memiliki dari satu maka artinya
tidak bisa berdiri sendiri dari satu makna. Maknanya harus jelas setelah
dihubungkan dengan morfem lain.

3. Kata
Kata adalah unit bahasa yang memiliki serta mengandung arti dari bisa berdiri sendiri.
Dari segi bentuk, kata terdiri dari dua macam;
a. Kata yang bermorfem tunggal (kata dasar), merupakan kata yang belum
mendapatkan imbuhan
b. Kata yang bermorfem banyak, merupakan kata yang sudah mendapat banyak
imbuhan
9
Jenis-jenis kata
a. Kata benda, kata yang mengacu pada suatu benda sebagai subjek, objek,
pelengkap.
b. Kata kerja, merupakan kata yang menyatakan perbuatan dan proses dari keadaan
yang bukan dari sifat berfungsi sebagai predikat dalam kalimat.
c. Kata sifat, yaitu kata yang menerangkan sifat, keadaan, watak individu.
d. Kata keterangan, yaitu kata yang menjelaskan keterangan pada kata benda, kata
sifat ataupun kalimat.
e. Kata partikel, yang merupakan kata tugas dan kumpulan kata dan partikel.
f. Kata artikel, yang merupakan kata tugas (sandang) yang membatasi jumlah orang
atau kata benda.

4. Frasa
Frasa adalah kelompok kata yang tidak memiliki predikat dan belum membentuk
kalimat atau klausa yang berfungsi sebagai subjek, predikat, objek, dan adapun
keterangan di dalam kalimat. Frasa tidak boleh mengandung makna predikat dan tidak
sama dengan idiom.
Ciri-ciri frasa
a. terdiri dari dua kata atau lebih.
b. tidak mengandung predikat
c. memiliki fungsi gramatika dalam kalimat
contoh; jumpa pers berjumpa dengan pers.

5. Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan suatu pokok pikiran yang
dapat berdiri sendiri dan memberikan makna yang lengkap
Contoh kalimat: Sapi adalah hewan berkaki empat.

6. Paragraf/Alinea

10
Paragraf/alinea merupakan bagian wacana yang mengungkapkan satu pikiran yang
lengkap dan satuan bentuk bahasa hasil dari penggabungan beberapa kalimat. Macam-
macam komponen Alinea.
a. Alinea pembuka, merupakan bagian dari sebuah karangan yang paling pertama
dan utama dalam sebuah alinea.
b. Alinea isi, merupakan suatu ide pokok beserta pengembangan dalam sebuah
karangan. Dalam menjelaskannya harus disusun dengan berurutan dan sesuai
dengan asas penalaran yang masuk akal dan logis.
c. Alinea Penutup, merupakan alinea yang mengakhiri atau menutup dari sebuah
karangan.

Syarat sebuah kalimat menjadi alinea;

a. Kesatuan
b. Koherasi (kekompakan dalam kalimat)
c. Perkembangan alinea
d. Efektif

Adapun Pembagian paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya;

a. Paragraf deduktif, yaitu paragraf yang memiliki kalimat utama terletak pada awal
paragraf.
b. Paragraf Induktif, yaitu paragraf yang kalimat utamanya terletak pada akhir
paragraf.
c. Paragraf campuran, yaitu paragraf yang di awali dengan mengungkapkan kalimat
utama, dan dilanjutkan dengan kalimat penjelas, kemudian diakhiri dengan
kesimpulan pada akhir paragraf.

7. Karangan/Wacana
Karangan/wacana adalah rangkaian kalimat pada paragraf yang memberikan ide atau
gagasan pikiran yang utuh.

Jenis-jenis wacana;

11
a. Eksposisi (paparan), yang berisi penjelasan untuk memperluas pengetahuan
pembaca
b. Argumentasi, yang berisi pendapat disertai pembahasan yang logis dan diperkuat
dengan data atau fakta yang dapat diterima kebenarannya.
c. Persuasi, yang berisi ajakan kepada masyarakat disertai penjelasan.
d. Narasi, karangan yang berisi cerita, ada pelaku, peristiwa, konflik, dan
penjelasannya.
e. Deskripsi, Karangan yang berisi pengalaman sesuatu yang dilihat, dirasa,
didengar, dialami sehingga seolah-olah pembaca ikut merasakannya juga.

F. Jenis makna
1. Makna denotatif
 Makna denotatif ialah makna dasar, umum, apa adanya, netral tidak
mencampuri nilai rasa, dan tidak berupa kiasan Maskurun (1984:10).
 Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit maka wajar,
yang berarti sesuai dengan apa adanya, sesuai dengan observasi, hasil
pengukuran dan pembatasan (perera, 1991:69).
 Makna denotatif didasarkan atas penunjukan yang lugas pada sesuatu diluar
bahasa atau didasarkan atas konvensi tertentu (kridalaksana, 1993:40).
 Berdasarkan pendapat diatas, maka penulis simpulkan bahwa makna
denotative adalah makna yang sebenarnya, umum, apa adanya, tidak
mencampuri nilai rasa, dan tidak berupa kiasan.

2. Makna Deskriptif/ kognitif/ referensial


 Makna konotatif adalah makna yang berupa kiasan atau yang disertai nilai rasa,
tambahan-tambahan sikap sosial, sikap pribadi sikap dari suatu zaman, dan
kriteria-kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual.
 Sebuah kata mengandung makna konotatif, bila kata-kata itu mengandung
nilai-nilai emosi tertentu. Dalam berbahasa orang tidak hanya mengungkap
gagasan, pendapat atau isi pikiran. Tetapi juga mengungkap akan emosi-emosi
tertentu.

12
G. Perubahan Makna
Perubahan makna adalah pergeseran, pengembangan, atau penyimpangan makna.
Perubahan makna bisa diartikan sebagai perubahan secara perlahan dalam penggunaan kata
karena kata tidak hanya memiliki satu makna atau satu arti saja. Terkadang perubahan
makna yang terjadi pada kata dapat memiliki arti yang berbeda dari makna aslinya. Seperti
penggunaan kata ember yang kita ketahui merupakan nama benda. Namun, semakin lama
kata ember menjadi bahasa yang digunakan seseorang sebagai perumpamaan dari orang
yang tidak bisa dipercaya.
Beberapa pembagian perubahan makna sebagai berikut.
1. Meluas
Perubahan makna secara meluas adalah perubahan suatu makna yang sempit dari
sebuah kata menjadi makna yang lebih luas. Contohnya seperti kata bapak yang
memiliki arti ayah dari seorang anak memiliki arti lain, yaitu orang yang lebih
dituakan.
2. Menyempit
Perubahan makna secara menyempit adalah perubahan suatu makna yang luas
atau umum ke makna yang lebih khusus. Contohnya seperti kata guru yang dulunya
diartikan sebagai seseorang yang dapat memberikan ilmu dimanapun dan kapanpun
tanpa melihat dari segi usia. Namun, sekarang kata guru diartikan sebagai seorang
pengajar atau tenaga didik di sekolah.
3. Ameliorasi
Perubahan makna secara ameliorasi adalah perubahan suatu makna kata yang
memiliki arti positif atau memiliki arti yang lebih halus. Contohnya seperti kata
pembantu yang dulu menjadi kata yang berati seorang budak. Namun, sekarang kata
pembatu memiliki arti sebagai asisten rumah tangga.
4. Peyorasi
Perubahan makna secara peyorasi adalah perubahan yang membuat sebuah
makna memiliki arti negatif. Contohnya adalah kata monyet yang kita ketahui
sebagai nama hewan. Namun, semakin lama kata monyet menjadi umpatan yang
digunakan seseorang ketika sedang emosi.
5. Sinestesia

13
Perubahan makna secara sinestesia adalah perubahan yang membandingkan atau
adanya pertukaran tanggapan antar dua indra yang berbeda. Sinestesia memiliki dua
makna yang berbeda pada satu kata. Contohnya seperti kata manis yang dirasakan
oleh indra pengecap. Namun, pada indra penglihatan kata manis memiliki arti baru
yaitu terlihat cantik.
6. Asosiasi
Perubahan makna secara asosiasi adalah perubahan makna pada suatu kata
karena adanya persamaan sifat, bergantung pada konteks yang melatarbelakanginya.
Seperti kata amplop yang kita ketahui sebagai tempat menyimpan uang, kini
memiliki makna dalam kata suap.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ragam adalah variasi bahasa menurut pemakaiannya, topik yang dibicarakan
hubungan pembicara dan teman bicara, dan medium pembicaraannya. Ragam bahasa ini
muncul karena variasi bahasa Indonesia. Ragam bahasa sastra ditinjau dari segi sarananya
dibedakan menjadi ragam lisan dan ragam tulis (tulisan).
Makna adalah arti atau maksud yang tersimpul dari suatu kata, jadi makna dengan
bendanya sangat bertautan dan saling menyatu. Jika suatu kata tidak bisa dihubungkan
dengan bendanya, peristiwa atau keadaan tertentu maka kita tidak bisa memperoleh makna
dari kata itu (Tjiptadi, 1984:19).
Bentuk kelas kata terdiri dari kata dasar, kata berimbuhan, kata ulang, dan kata
majemuk. Adapun jenis kata yang ada di bahasa Indonesia, yang paling sering dibahas
diantaranya kata benda, kata kerja, kata sifat, kata bilangan, kata keterangan, kata petunjuk,
dan kata ganti orang. Unsur pembentuk makna yaitu makna leksikal, dimana makna ini
makna sebenarnya yang sesuai dengan hasil pengamatan indra kita dan makna gramatikal
yaitu makna baru yang muncul ketika kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat.
Satuan bahasa merupakan unit (linguistic units) yang mewujudkan bahasa. Secara
umum terdapat 7 satuan bahasa yang terdiri atas fonem, morfem, kata, frasa, kalimat,
paragraf/alinea, dan karangan/wacana. Jenis-jenis makna dalam Bahasa Indonesia terdapat
makna denotatif dan juga makna Deskriptif/ kognitif/ referensial
Perubahan makna adalah pergeseran, pengembangan, atau penyimpangan makna.
Beberapa pembagian perubahan makna di antaranya meluas, menyempit, ameliorasi,
peyorasi, sinestesia, dan asosiasi.

B. Saran
Setelah mempelajari makalah ini, diharapkan terutama mahasiswa untuk dapat
memahami dan meneliti lebih dalam mengenai apa itu ragam dan jenis-jenis bahasa.

15
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta
Arifin, Zaenal dan Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika
Pressindo
Sitorus,Jonter Pandapotan.2019.Mengenal Tata Bahasa Indonesia.Jakarta;Evernity Fisher
Media
Ahmad Iskak DKK.2008.Bahasa Indonesia Tataran Semenjana
Jakarta;Erlangga.Dhanawaty, N.M., Satyawati, M.S., Widarsini, N.P.N. (2017). Pengantar
linguistik umum. Denpasar: Pustaka Larasan
Sakin Aripin, Bentuk dan Makna. diunduh pada 6 September 2022
https://id.scribd.com/document/4999176159/Bentuk-dan-Makna

16

Anda mungkin juga menyukai