RAGAM BAHASA
Dosen Pembimbing :
Ika Panggih Wahyuningtyas, M.Pd
disusun :
2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum.wr.wb
Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur atas rahmat dan ridho Allah SWT.
Karena tanpa rahmat dan ridhoNya, kita tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan selesai tepat waktu.
Kami ucapkan terima kasih kepada ibu Ika Panggih Wahyuningtyas ,MPd selaku dosen
pengampu yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang selalu setia membantu dalam hal
mengupulkan data-data dalam pembuatan makalah ini. Dalam makalah ini menjelaskan tentang
“Ragam Bahasa”.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui. Maka
dari itu kami mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun dosen pembimbing demi
tercapainya makalah yang sempurna.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................................6
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
3
2.1 Penggunaan Bahasa........................................................................................................................6
2.2 Pengelompokaan Ragam Bahasa.....................................................................................................6
2.3 Keterampilan Berbahasa..................................................................................................................6
2.4 Pengertian Masing-Masing Keterampilan Ragam Berbahasa..........................................................6
2.5 Perbedaan Antar Keterampilan Berbahasa......................................................................................6
PENDAHULUAN
Ragam bahasa merupakan bentuk bentuk bahasa yang bervariasi menurut topik
pembicaraan.Ragam bahasa memiliki jumlah yang sangat banyak karena bahasa sebagai alat
komunikasi tidak terlepas dari latar budaya penuturnya yang berbeda beda.Berdasarkan media
pembicaraan,ragam bahasa terbagi menjadi dua yaitu ragam lisan dan ragam tulis.Dalam ragam
lisan bahasa yang di gunakan dalam kehidupan sehari hari yaitu secara langsung yang keluar dari
mulut ke mulut untuk berkomunikasi seperti saat berpidato ,sedangkan dalam bahasa tulis yaitu
menggunakan bahasa yang memanfaatkan tulisan dan kertas sebagai unsur dasarnya Bahasa
indonesia merupakan bahasa nasional serta bahasa negara bangsa indonesia,bahasa indonesia
perlu dipelajari oleh semua lapisan masyarakat,disini ragam bahsa merupakan variasi bahasa
pemakaiannya berbeda beda.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin penulis capai dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah
a. Untuk mengetahui penggunaan bahasa.
b. Untuk mengetahui pengelompokan ragam bahasa.
c. Untuk mengetahui keterampilan berbahasa.
d. Untuk mengetahui pengertian masing-masing keterampilan ragam berbahasa ( menyimak,
membaca, menulis, dan berbicara).
e. Untuk mengetahui perbedaan antara keterampilan berbahasa.
1.4 Manfaat
a. Mengetahui dan memahami penggunaan bahasa.
b. Mengetahui dan memahami pengelompokan ragam bahasa.
c. Mengetahui dan memahami keterampilan berbahasa.
d. Mengetahui dan memahami pengertian masing-masing keterampilan ragam berbahasa
(menyimak, membaca, menulis, dan berbicara).
e. Mengetahui dan memahami perbedaan antar keterampilan berbahasa.
BAB II
PEMBAHASAN
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar” dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang
serasi dengan sasarannya dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan
“bahasa Indonesia yang baik dan benar” mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi
persyaratan kebaikan dan kebenaran. Bahasa yang diucapkan bahasa yang baku.
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait
dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi
formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa
seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian
bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi,
campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi
resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.
Misalkan dalam pertanyaan sehari-hari dengan menggunakan bahasa yang baku Contoh :
a) Apakah kamu ingin menyapu rumah bagian belakang ?
b) Apa yang kamu lakukan tadi?
Misalkan ketika dalam dialog antara seorang Guru dengan seorang siswa
a) Pak guru : “Rino apakah kamu sudah mengerjakan PR?”
b) Rino : “sudah saya kerjakan pak.”
c) Pak guru : “baiklah kalau begitu, segera dikumpulkan”
d) Rino : “Terimakasih pak”
Terampil sendiri bermakna cakap atau mampu dan cekatan, sebagai kata dasar dari kata
keterampilan. Sedangkan keterampilan, bermakna kecakapan atau kemampuan dan kecekatan.
Keterampilan berbahasa adalah kemampuan dan kecekatan menggunakan bahasa yang meliputi
membaca, berbicara, menulis, dan menyimak. Pada pembelajaran, empat keterampilan berbahasa
tersebut menempati posisi yang vital dan saling terintegrasi.
Dalam kehidupan sehari-hari, topik pembicara dan kode-kode visual dapat membantu kita
mencerna pesan-pesan. Untuk melatih keterampilan berbahasa ini, kita dapat sering-sering
menyimak atau mendengar diskusi dan pembicaraan yang dibawakan oleh orang-orang dengan
latar belakang yang berbeda dengan kita. Semakin fokus kita dalam menyimak dan semakin
beragam latar belakang pembicara, maka keterampilan berbahasa kita dalam menyimak atau
mendengar dapat semakin terasah.
Ketrampilan kedua adalah Berbicara. Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi. Kita
berkomunikasi dengan orang lain, mengekspresikan ide-ide kita, dan juga memahami ide-ide
orang lain. Maka dari itu, alat komunikasi akan berfungsi maksimal ketika faktor-faktor yang
menunjang keterampilan produktifnya dikuasai.
Keterampilan berbicara diperlukan untuk dapat mengungkapkan ide atau gagasan yang ada
pada diri kita. Ide atau gagasan itu tidak hanya disampaikan, tetapi dapat dicerna dengan jelas
oleh si penerima informasi. Bagaimana caranya menyampaikan ide atau gagasan dengan baik?
Kita dapat menggunakan struktur kalimat yang sederhana, serta bersifat efektif dan efisien.
Keterampilan berbahasa ini dapat digunakan dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Dan ketrampilan terakhir adalah Menulis. Salah 1 dari 4 keterampilan berbahasa yang
terakhir adalah menulis. Menulis adalah kegiatan mendokumentasikan informasi ke dalam suatu
sarana tulis. Dengan berkembangnya media sosial, hampir semua orang menuliskan kegiatannya
sebagai bentuk ekspresi diri. Tak salah lagi, keterampilan menulis kini tampak dianggap sebagai
keterampilan berbahasa yang paling perlu dikuasai.
Tulisan yang bagus adalah tulisan yang mudah dicerna melalui penggunaan kalimat-kalimat
yang sederhana, efektif, dan efisien. Ketika seseorang dapat dengan mudah memahami pokok
bahasan suatu tulisan, maka tulisan itu dapat dianggap bagus karena ditulis dengan terampil.
Keterampilan menulis pun tidak dapat tumbuh sendiri tanpa adanya penguasaan keterampilan
berbahasa yang lain.
b) Pengertian Membaca
Membaca merupakan kegiatan sehari-hari yang paling sering dilakukan oleh manusia.
Namun, apakah sebenarnya pengertian dari membaca? Berikut adalah pengertian membaca
menurut para ahli!
c) Pengertian Menulis
Secara umum pengertian menulis adalah menuangkan gagasan, ide dan pendapat dalam
sebuah tulisan. Meskipun menulis dianggap sebagai aktivitas yang menguras konsentrasi, tapi
ternyata banyak juga loh yang ingin menjadi seorang penulis.
Lasa HS
Pengertian menulis menurut Lasa HS dalam bukunya Menulis itu segampang ngomong. Secara
garis besar ia pun menjelaskan bahwa menulis itu sederhana dan simpel. Sesimpel ketika kita
ngomong sehari-hari. Ngomong cas cis cus tanpa harus kesulitan menuangkannya.
Suyitno
Menurut Suyitno, menulis dapat diartikan sebagai upaya menuangkan pikiran, ilmu, ide gagasan
dan pengalaman hidup dari si penulis dalam bahasa tulis. Nah, agar tulisan tersebut mudah
dipahami dan mampu membangkitkan emosi, maka penulis harus menulis secara runtut, enak
dibaca, ekspresif, dan mudah dipahami oleh orang lain.
Abdurrahman dan Sumarmo Markam
Berbeda dengan pendapat Abdurrahman yang mengartikan bahwa menulis sebagai bentuk sistem
komunikasi. Inti dari menulis adalah mampu menuangkan pikiran, perasaan dan ide lewat
lambang bahasa grafis agar mudah dimengerti oleh orang lain.
d) Pengertian Berbicara
Berbicara merupakan kemampuan atau kesanggupan seseorang dalam mengucapkan kata-
kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan gagasan dan perasaannya secara
lisan kepada orang lain.
Menurut Nurgiyantoro, (2010: 399) “ berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang
dilakukan manusia dalam kehidupan bahasa setelah mendengarkan”.
Kegiatan berbicara merupakan kegiatan yang kompleksdan berbeda dari ketiga aspek
keterampilan berbahasa lainnya. Hal ini disebabkan selama kegiatan berbicara seseorang
tidak hanya mengekspresikan, mengungkapkan ide/gagasan dan perasaan kepada orang
lain, tetapi lebih jauh lagi berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang
memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologi, semantik, dan linguistik. Kegiatan berbicara
juga memanfatkan otot dan jaringan tubuh manusia untuk menunjang maksud dan tujuan
berbicara.
Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan, (2008: 16) yang menyatakan berbicara merupakan
suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar ( audible ) dan yang kelihatan ( visible ) yang
memanfaatkan sejumalah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan
gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. Dengan demikian berbicara itu lebih
daripada hanya sekedar mengucapkan bunyi-bunyi atau kata-kata. Berbicara adalah suatu
alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan pendengar atau penyimak.
Dalam kegiatan berbicara tidak hanya suara yang dapat didengar secara lisan oleh
penyimak tetapi dapat pula dilihat penyimak gerakan-gerakan atau mimik si pembicara
yang menunjang pokok pembicaraan, sehingga yang diutarakan pembicara dapat dipahami
pendengar/penyimak. Pemahaman penyimak tentang sesuatu yang dibicarakan merupakan
hal yang sangat diperlukan, karena hal tersebut dapat menimbulkan hubungan timbal balik
antara pembicara dengan penyimak.
Bahasa Reseptif adalah kemampuan untuk memahami bahasa lisan yang didengar atau dibaca. Dalam
tumbuh kembang anak secara umum, anak-anak dapat memahami bahasa sebelum mereka dapat
mengomunikasikannya. Input dulu, Output kemudian: Mendengar -> Berbicara. Bahasa produktif adalah
berbahasa yang diguakan untuk menyampaikan informasi atau gagasan baik secara tertulis maupun lisan. ...
Menulis adalah proses bernalar. Berbicara: kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata
untuk mengekspresikan, mengatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSAKA