Oleh Kelompok 2:
1. Fitri Dhea Yunita (2007110683)
2. Retta Emelda (2007110685)
3. M. Hisna Sayyidhani (2007113910)
4. Hafzura Muharani VA (2007113925)
KELAS A
PRODI TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang diberikan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Ragam Bahasa dan
Karakteristiknya”. Shalawat serta salam senantiasa kita curahkan kepada junjungan
besar Nabi Muhammad SAW, sahabat, dan orang-orang yang setia meneladani
beliau.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yen Norahma Yeni,
S.Pd., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada kami dalam menyusun makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka
menambah pengetahuan juga wawasan menyangkut ragam bahasa dan
karakteristiknya bagi banyak orang.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik
dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca dan penulis.
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar....................................................................................................................i
Daftar Isi.............................................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3. Tujuan.................................................................................................................1
BAB II: ISI..........................................................................................................................2
2.1. Pengertian Ragam Bahasa......................................................................................2
2.2. Pengertian Ragam Bahasa Lisan dan Tulisan.......................................................2
2.2.1. Ragam Lisan.......................................................................................................2
2.2.2. Ragam Tulis.........................................................................................................3
2.3 Ragam Bahasa Baku dan Tidak Baku....................................................................4
2.3.1. Ragam Baku........................................................................................................4
2.3.2. Ragam Tidak Baku...............................................................................................5
2.4. Pengertian Ragam Sosial dan Fungsional.........................................................8
2.4.1. Ragam social.................................................................................................8
2.4.2. Ragam fungsional..........................................................................................9
2.5. Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar.........................................................10
BAB III: PENUTUP.........................................................................................................13
3.1. Kesimpulan........................................................................................................13
3.2. Saran..................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui pengertian ragam bahasa
1.3.2. Untuk mengetahui pengertian ragam bahasa lisan dan tulisan
1.3.3. Untuk mengetahui pengertian ragam baku dan tidak baku
1.3.4. Untuk mengetahui pengertian ragam sosial dan ragam fungsional
1.3.5. Untuk mengetahui bahasa Indonesia yang baik dan benar
1
BAB II
ISI
2
Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara
Perbedaan antara ragam lisan dan tulisan (berdasarkan tata bahasa dan kosakata) :
Tata Bahasa:
a. Ragam bahasa lisan
o Nia sedang baca surat kabar.
o Tapi kau tak boleh menolak lamaran itu.
3
b. Ragam bahasa tulisan.
o Nia sedang membaca surat kabar.
o Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.
Kosa kata :
a. Ragam bahasa lisan
o Ariani bilang kalau kita harus belajar.
o Kita harus bikin karya tulis.
b. Ragam bahasa tulisan
o Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar.
o Kita harus membuat karya tulis
Kata baku adalah kata yang digunakan sesuai aturan atau kaidah berbahasa
Indonesia yang sudah ditentukan sebelumnya. Pengertian kata baku juga
merupakan kata yang penggunaannya sudah sesuai ejaan dan aturan pedoman
bahasa Indoneisa yang baik dan benar, yang bersumber pada Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI).
Selain itu, penggunaan kata baku dapat dilihat dari penggunaanya yang
sudah sesuai EYD (Ejaan yang Sudah Disempurnakan). Penggunaaan kata
baku ini biasanya digunakan untuk pengungkapan bahasa yang bersifat resmi,
dalam bentuk surat maupun naskah pidato.
Ragam bahasa baku menggunakan kaidah bahasa yang lebih lengkap
dibandingkan dengan ragam tidak baku. Adapun ciri ragam baku adalah
sebagai berikut.
1. Memiliki sifat kemantapan dinamis. Bahasa baku harus memiliki
kaidah dan aturan yang relatif tetap dan luwes. Bahasa baku tidak
dapat berubah setiap saat.
2. Kecendekiaan. Kecendekiaan berarti bahwa bahasa baku sanggup
mengungkapkan proses pemikiran yang rumit di pelbagai ilmu dan
teknologi, dan bahasa baku dapat mengungkapkan penalaran atau
pemikiran yang teratur, logis dan masuk akal.
3. Keseragaman kaidah. Keseragaman kaidah adalah keseragaman aturan
atau norma. Tetapi, keseragaman bukan berarti penyamaan ragam
bahasa atau penyeragaman variasi bahasa (Depdikbud 1988).
4
Proses pembakuan bahasa terjadi karena keperluan komunikasi. Dalam
proses pembakuan atau standardisasi itu salah satu variasi pemakaian bahasa
dibakukan untuk mendukung fungsi-fungsi tertentu yang variasi itu disebut
bahasa baku atau bahasa standar. Namun perlu diingat, dengan adanya
pembakuan bahasa atau bahasa Indonesia yang baku, bahasa Indonesia yang
tidak baku tetap hidup dan berkembang sesuai dengan fungsinya dalam
komunikasi. Dengan demikian, pembakuan tidak bermaksud untuk
mematikan variasi-variasi bahasa tidak baku.
5
a. Pemakaian awalan me- dan ber- (bila ada) secara eksplisit dan
konsisten.
Contoh:
c. Pemakaian fungsi bahwa dan karena (bila ada) secara eksplisit dan
konsisten (pemakaian kata penghubung secara tepat dan ajeg)
Contoh:
Bahasa Indonesia Baku Bahasa Indonesia Tidak Baku
- Ia tahu bahwa anaknya tidak lulus. - Ia tahu anaknya tidak lulus.
- Ia tidak percaya kepada semua orang,- Ia tidak percaya kepada semua orang,
karena tidak setiap orang jujur. tidak setiap orang jujur.
d. Pemakaian pola frase verbal aspek + agen + verba (bila ada) secara
konsisten (penggunaan urutan kata yang tepat)
Contoh:
Bahasa Indonesia Baku Bahasa Indonesia Tidak Baku
- Maksud Anda sudah saya pahami. - Maksud Anda saya sudah pahami.
- Kiriman itu telah kami terima. - Kiriman itu kami telah terima.
- Pot bunga itu akan kamu simpan di- Pot bunga itu kamu akan simpan di
mana? mana?.
6
e. Pemakaian konstruksi sintesis (lawan analitis)
Contoh:
Bahasa Indonesia Baku Bahasa Indonesia Tidak Baku
− Ia memberitahukan bahwa besok ada - Ia kasi tahu bahwa besok ada
pertemuan di sekolah. pertemuan di sekolah.
− Istrinya sedang mengikuti Program PJJ - Dia punya istri sedang mengikuti
S1 PGSD. Program PJJ S1 PGSD.
− Ia selalu membantu - Ia selalu membantu siswa bikin
siswa membersihkan kelas sebelum bersih kelas sebelum pembelajaran
pembelajaran dimulai. dimulai.
− Menurut mereka, pendidikan itu - Menurut dia orang, pendidikan itu
penting. penting.
− Berapa harganya? - Berapa dia punya harga?
7
j. Pemakaian ejaan resmi yang sedang berlaku (EYD)
Contoh:
Bahasa Indonesia Baku Bahasa Indonesia Tidak Baku
mesti musti
mungkin mungking atau
panitia mumkin
pihak panitya
asas fihak
teladan azas atau azaz
hewan tauladan
dipukul khewan
tradisional di pukul
universal tradisionil
universil
8
Selain itu, ragam sosial tidak jarang dihubungkan denga tinggi atau
rendahnya status kemasyarakatan lingkungan sosial yang
bersangkutan.Dalam hal ini , ragam baku nasional dapat pula
berfungsi sebagai ragam sosial yang tinggi, sedangkan ragam baku
daerah atau ragam bahasa sosial yang lain merupakan ragam sosial
dengan nilai kemasyarakatan yang rendah.
2.4.2. Ragam fungsional
Yang kadang-kadang disebut ragam profesional adalah ragam
bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja.
Dalam kenyaataan, ragam fungsional menjelma sebagi bahasa
negara dan bahasa teknis atau teknologi, kedokteran dan keagamaan.
Contoh :
a. Ragam keilmuan atau teknologi
Komputer adalah mesin pengolah informasi. Berjuta –juta
fakta dan bagan yang berbeda dapat disimpan dalam komputer
yang dapat dicari kembali apabila diperlukan. Komputer dapat juga
mengerjakan perhitungan yang rumit dengan kecepatan yang luah
biasa. Hanya dalam waktu beberapa detik komputer dapat
melaksanakan pekerjaan kalau dikerjakan oleh tenaga manusia
akan memakan waktu berminggu-minggu.
Dijantung komputer terkecil( yang disebut mikrokomputer)
terdapat sebuah komponen elektronik yang dinamakan
mikroprosesor. Komponen ini terbuat dari keping silikon yang
berukuran tidak lebih besar dari pada kuku jari kuku kelingking.
Sebenarnya, mikroprosesor itu sendiri adalah komputer dan dapat
dibangun menjadi berbagai jenis mesin.
b. Ragam Kedokteran
Kita mengenal dua macam diabetes, yaitu diabetes
inspidus dan diabetes militus. Diabetes inspidus disebabkan oleh
kekurangan hormon antidiuretik (antidiuretic hormone= ADH)
diproduksi oleh kelenjar pituitaria yang berada didasar otak
sehingga kita mengeluarkan urine terus atau kecing saja. Pada
diabetes militus yang kurang adalah hormon insulin yang
dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang berada dibawah hati.
Dengan kurangnya zat insulin ini, metabolisme gula terganggu
sehingga sebagian tidak biasa diubah menjadi bahan yang tidak
biasa dibakar untuk menghasilkan tenaga, atau perubahan tersebut
tidak sempurna.
c. Ragam keagamaan
Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, yang
itu orang –orang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka
meminta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang
untuk orang lain, mereka sesungguhnya mereka akan dibangkitkan
pada suatu hari nanti yang besar, yaitu hari ketika manusia berdiri
menghadap Tuhan semesta alam.
9
2.5. Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar
Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah Bahasa Indonesia yang
digunakan sesuai dengan situasi pembicaraan (yakni, sesuai dengan lawan bicara,
tempat pembicaraan, dan ragam pembicaraan) dan sesuai dengan kaidah yang
berlaku dalam Bahasa Indonesia (seperti: sesuai dengan kaidah ejaan, istilah, dan
tata bahasa). Seperti yang ditulis di buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang Depdiknas) tahun
1988, pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang dibakukan atau yang
dianggap baku itulah yang merupakan bahasa yang benar atau betul.
Jadi jika kita berbahasa benar belum tentu baik untuk mencapai
sasarannya, begitu juga sebaliknya, jika kita berbahasa baik belum tentu harus
benar, kata benar dalam hal ini mengacu kepada bahasa baku. Contohnya jika kita
melarang seorang anak kecil naik ke atas meja, “Hayo adek, nggak boleh naik
meja, nanti jatuh!” Akan terdengar lucu jika kita menggunakan bahasa baku,
“Adik tidak boleh naik ke atas meja, karena nanti engkau bisa jatuh!”
Untuk itu ada baiknya kita tetap harus selalu berbahasa Indonesia dengan
baik dan benar, yang berarti “pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan
sasarannya dan yang di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang benar.
Ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar sebaliknya mengacu ke ragam
bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran” (Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988,
halaman 20).
Terdapat 5 Ragam dalam laras bahasa yang digunakan, semua ragam dapat
digunakan dalam kondisi tertentu:
2. Ragam Beku, yaitu bahasa yang digunakan pada acara hikmat dan
sedikit memungkinkan keleluasaan seperti upacara pernikahan, keputusan
pengadilan dan kegiatan rohani.
10
tentang suatu hal yang diketahui oleh masing-masing pembicara seperti
percakapan di sekolah atau di pasar.
5. Ragam Santai (Casual), yaitu bahasa yang digunakan untuk acara yang
bersifat tidak resmi dan dapat dipakai untuk orang yang cukup akrab
(misal teman) atau orang yang belum dikenal dengan akrab (baru kenal).
seperti pembicaraan dalam perkumpulan dengan teman-teman
Kalimat di atas merupakan contoh kalimat yang baik dan benar, jika
digunakan oleh seseorang dengan orang lain yang akrab dan sebaya. Menjadi
tidak baik dan jelas tidak benar jika digunakan oleh mahasiswa kepada dosennya.
Pembeli: Selamat siang pak, Apakah Anda menjual Tahu yang dibuat di
Sumedang?
Penjual: Saya mempunyai Tahu yang anda cari bu, Tahu dari sumedang ini
harganya adalah Rp. 50.000
Contoh di atas merupakan contoh bahasa Indonesia yang baku dan benar,
tetapi tidak baik dan tidak efektif sebab tidak sesuai dengan situasi pemakaian
kalimat-kalimat itu. Untuk situasi seperti di atas, berikut penggunaan bahasa
indonesia yang lebih tepat.
Pembeli: Saya lagi nyari tahu tahu dari sumedang bang, ada gak?
11
Penjual: Oh, ada bu, nih bu harganya Rp. 50.000.
Penggunaan kata yang baku dan lafal baku pada ragam konsultatif, santai,
dan akrab dapat berakibat bahasa menjadi tidak baik karena tidak sesuai dengan
situasi. Hal seperti ini menyebabkan penggunaan Bahasa Indonesia yang tidak
baik dan tidak tepat tempatnya.
Bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat diartikan pemakaian ragam
bahasa yang serasi dengan sasarannya dan disamping itu mengikuti kaidah bahasa
yang betul.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Bahasa Indonesia mengajarkan masyarakat Indonesia untuk
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara
lisan maupun penulisan yang sudah akurat, dan sebaiknya kita
memerhatikan dalam penulisan harus sesuai dengan EYD karena
penggunaan ejaan ini adalah resmi dalam sebuah ragam tulisan.
Karena bahasa indonesia merupakan bahasa yang nasional yang
artinya bahasa tersebut merupakan bahasa pengantar sehari-hari
yang memudahkan kita untuk berkomunikasi.
Secara garis besar, ragam indonesia terbagi menjadi dua
macam, yaitu ragam lisan dan ragam tulis. Dimana kedua ragam
tersebut memiliki perbedaan, yakni ragam lisan membutuhkan
lawan bicara sedangkan ragam tulisan tidak membutuhkan lawan
bicara. Ragam lisanpun akan tetap dapat dimengerti walau tanpa
subjek, predikat, objek dan keterangan.
3.2. Saran
Sebaiknya sebagai penduduk Indonesia, kita menggunakan
ragam bahasa yang baik dan benar sehingga keberadaan ragam
bahasa itu sendiri tidak punah dengan adanya bahasa-bahasa yang
terkadang jauh dari aturan bahasa yang ada di Indonesia bahkan
bertentangan.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://elyasukmawati.blogspot.com/2016/12/makalah-bahasa-indonesia.html
http://www.markijar.com/2017/05/penggunaan-bahasa-indonesia-yang-baik.html
https://kumpulanmakalahekstra.blogspot.com/2018/10/makalah-ragam-bahasa-
dan.html?m=1
https://www.gurupendidikan.co.id/ragam-bahasa-indonesia/
https://suchyblogaddress.blogspot.com/2016/10/makalah-ragam-bahasa-dan.html
https://irwansahaja.blogspot.com/2014/10/ragam-bahasa-baku-dan-tidak-
baku.html
https://www.bola.com/ragam/read/4258971/kata-baku-tidak-baku-beserta-
pengertian-dan-contohnya
1.3.6.
14