Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Reaksi asetilasi banyak digunakan dalam sintesis senyawa organik, baikdalam industri
maupun laboratorium. Asetilasi adalah penggantian hidrogen aktifdengan gugus asetil. Dalam
industri, reaksi asetilasi biasa digunakan pada pembuatan selulosa asetat dan pada pembuatan
aspirin (asam asetil salisilat).Agen asetilasi yang umum digunakan untuk industri adalah
anhidrida asam asetatkarena lebih murah, tidak mudah dihidrolisis, dan reaksinya tidak
berbahaya. Reaksi berkatalis asam dari suatu anhidrida dengan alkohol akan menghasilkan
ester. Ester merupakan turunan asam karboksilat yang gugus –OH dari karboksilnya diganti
dengan gugus -OR dari alkohol (Retnoningrum, dkk, 2014).

Penggunaan obat saat ini semakin lama semakin berkembang. Banyak obat telah
dikembangkan untuk menjadi suatu obat yang lebih baik untuk dikonsumsi. Salah satunya
penggunaan asam salisilat. Dahulu asam salisilat ditemukan pada pohon willow. Asam
salisilat ini digunakan oleh banyak orang sebagai antiseptik, tetapi obat ini memiliki sifat
yang keras pada tubuh (efek negatif) saat dikonsumsi sehingga dikembangkannya asam
salisilat ini menjadi asam asetil salisilat (aspirin) yang lebih aman untuk dikonsumsi.
Senyawa aspirin ini tidak terdapat dalam keadaan bebas di alam, jadi untuk memperolehnya
perlu sintesa. Sintesa adalah reaksi kimia antara dua zat atau lebih untuk membentuk suatu
senyawa baru. Sintesa yang dimaksud adalah reaksi kimia antara asam salisilat dengan asetat
anhidrida dengan katalis asam untuk membentuk suatu senyawa baru yaitu aspirin
(Kurniawan, dkk. 2016).

Aspirin atau asam asetilsalisilat adalah suatu jenis obat dari keluarga salisilat yang
sering digunakan sebagai analgesik (terhadap rasa sakit atau nyeri minor), antipriretik
(terhadap demam) dan antiinflamasi (anti peradangan). Aspirin juga memiliki efek
antikoagulan dan digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan
jantung. Selain kegunaan tersebut manfaat aspirin memiliki kandungan aktif asam salisilat
yang dapat digunakan untuk mengecilkan pori-pori pada wajah serta mengatasi peradangan
dan penggumpalan darah pada jerawat ( Kurniawan, dkk. 2018). Aspirin mempunyai bahan
aktif yang disebut sebagai asam salisilat asetil yang merupakan turunan sintetis dari senyawa
salisin (Novianty dan Muhammad, 2016).
Novianty, M S dan Muhammad, B A. 2016. Pra Rancangan Pabrik Asam
Asetilsalisilat (Aspirin) Dari Asam Salisilat Dan Asetat Anhidrida Kapasitas 6.000
Ton/Tahun. Program Studi Teknik Kimia. Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam
Indonesia. Yogyakarta.
Kurniawan A, dkk. 2016. Pengaruh Jumlah Asam Salisilat Dalam Pembuatan
Aspirin. Jurnal Integrasi Proses. Vol 1, No.4.
Kurniawan A, dkk. 2018. Pengaruh Penggunaan Reaktan Terhadap Kuantitas Dan
Kualitas Produk Hasil Sintesis Aspirin. Jurnal Integrasi Proses.
Retnoningrum DA, dkk. 2014. Asetilasi Pada Fenol Dab Anisol Menggunakan Asam
Asetat Berkatalis Zr4+-Zeolit Beta. Jurnal MIPA 37(2).
BAB III
METODOLOGI

3. 1 Bahan-bahan yang digunakan


1. Asam salisilat
2. Asetat anhidrat
3. Asam sulfat
4. Alkohol
5. Ferri klorida
6. Aquadest
7. Batu es

3. 2 Alat-alat yang digunakan


1. Labu didih dasar bulat
2. Batang pengaduk
3. Penangas air
4. Kertas saring
5. Timbangan analitik
6. Gelas piala
7. Corong buchner
8. Gelas ukur
9. Termometer
10. Statip dan klem
11. Pompa vakum
12. Pipet tetes
13. Kaca arloji
14. Tabung reaksi
15. Baskom

3. 3 Prosedur Praktikum
3.1.1 Pembuatan aspirin
1. Asam salisilat 12 gram dimasukkan kedalam labu didih dasar bulat dan
ditambahkan 18 ml asetat anhidrat sedikit demi sedikit serta 3 ml asam
sulfat.
2. Labu didih digoyang-goyang agar zat tercampur homogen (dilakukan
dalam lemari asam).
3. Larutan dipanaskan di atas penangas air pada temperatur 58 – 60 °C
sambil diaduk selama 15 menit.
4. Campuran didingikan pada suhu kamar dan sesekali diaduk.
5. Ditambahkan 30 ml aquadest dingin, diaduk sempurna dan didinginkan
selama 1 jam dengan es batu.
6. Endapan disaring dengan pompa vakum dan dikeringkan di oven pada
suhu 70°C.
3.1.2 Rekristalisasi Aspirin (Pemurnian Aspirin)
1. Aspirin dilarutkan dalam 15 ml alkohol.
2. Dituangkan 30 ml air hangat ke dalam larutan aspirin dan alkohol.
3. Dipanaskan dengan penangas air sampai larut dan bila terjadi endapan,
larutan disaring dalam keadaan panas.
4. Larutan jernih didinginkan pada temperatur kamar selama 2 jam. Larutan
diamati sampai kristal yang terbentuk cukup banyak.
5. Timbang kertas saring.
6. Endapan pada larutan disaring menggunakan kertas saring yang sudah
ditimbang dan corong buchner.
7. Hasil penyaringan di keringkan pada suhu kamar.
8. Aspirin yang telah kering ditimbang.
9. Rendemen aspirin dihitung dengan menggunakan rumus :

massa aspirin hasil praktikum


% rendemen= x 100 %
massa aspirin teoritis

Massa Aspirin Teoritis=Mol Asam Salisilat X BM Aspirin


3.1.3 Uji Kemurnian Aspirin
1. Diambil sedikit kristal aspirin hasil rekristalisasi dan dimasukkan ke
dalam tabung reaksi.
2. Diambil sedikit asam salisilat dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi
yang berbeda.
3. Kristal aspirin dan asam salisilat dilarutkan dengan menggunakan
masing-masing 1 ml alkohol.
4. Ditambahkan 3 tetes larutan ferri klorida pada setiap tabung reaksi dan
diamati, bila aspirin berubah menjadi ungu berarti aspirin yang dibuat
belum murni (dibandingkan dengan warna ungu yang dihasilkan dari
tabung reaksi berisi asam salisilat). Jika larutan aspirin aspirin tetap
bening berarti aspirin yang terbentuk telah murni.
5. Jika aspirin belum murni, proses rekristalisasi terhadap aspirin diulangi
beberapa kali sampai aspirin murni.
3.1.4 Rangkaian Alat

Anda mungkin juga menyukai