Vacuum Distillation Unit fuel type merupakan fraksinasi terbatas, yang biasanya menghasilkan 3 macam produk, yaitu Light
Vacuum Gas Oil, Heavy Vacuum Gas Oil, dan Vacuum Residue. Produk Light Vacuum Gas Oil biasanya sudah memenuhi
spesifikasi diesel dan dapat langsung dikirim ke tangki penyimpanan. Produk Heavy Vacuum Gas Oil biasanya dikirim ke unit
Hydrocracker atau Fluid Catalytic Cracking / FCC. Sedangkan vacuum residue dapat diolah di Delayed Coking Unit atau
Visbraker atau sebagai komponen blending Low Sulfur Waxy Residue (LSWR) atau sebagai komponen blending fuel oil.
2. Lubes type
Vacuum Distillation Unit lubes type memerlukan pemisahan yang baik diantara lube cuts. Umpan VDU jenis ini sudah sangat
tertentu karena produk-produk lubes cut mempunyai spesifikasi yang sangat sempit. VDU lubes type biasanya mempunya
pressure drop yang lebih tinggi dan cut point yang lebih rendah daripada VDU fuel type. VDU lubes type biasanya
memproduksi 3-4 macam lube base oil dengan spesifikasi yang jauh lebih ketat jika dibandingkan produk VDU fuel type
(terutama dalam hal spesifikasi viscosity dan viscosity index).
Perbedaan VDU dan CDU
Feed dan Produk Vacuum Distillation Unit
Feed dan Produk VDU Fuel Type
Seperti telah dijelaskan diatas, feed VDU fuel type adalah atmospheric residue yang berasal
dari CDU (boiling range 370 s/d 540 oC+), sedangkan produknya berupa Light Vacuum Gas Oil
(boiling range 243 s/d 382 oC), High Vacuum Gas Oil (boiling range 365 s/d 582 oC), dan Vacuum
Residue (boiling rang 582 oC+).
Feed dan Produk VDU Lubes Type
Feed VDU lubes type dapat berupa atmospheric residue yang berasal dari CDU (untuk Lube
Base Oil plant yang memproduksi lube base oil grade rendah/non-sintetis) atau berupa
unconverted oil yang berasal dari unit Hydrocracker (untuk Lube Base Oil plant yang
memproduksi lube base oil grade tinggi/sintetis). Produk-produk VDU lubes type tergantung
jenis grade lube base oil yang ingin dihasilkannya, biasanya ada 3 jenis grade yang dapat
dihasilkan oleh VDU lubes type.
1. Proses Alir
Long residue dari tangki penimbun dengan menggunakan pompa dimasukkan ke unit
Hight Vacuum Unit (HVU) yang mana sebelum masuk kolom dilewatkan dulu kedalam
preheater untuk mendapatkan pemanasan awal, kemudian masuk ke dapur (furnace)
untuk mendapatkan pemanasan yang dikehendaki pada temperatur + 370oC. Long
residue keluar dapur dimasukkan kedalam kolom distilasi dibagian flash zone, disini
akan terjadi pemisahan antara uap dan cairannya. Uap naik keatas yang terdiri dari uap
distilate dan uap air dari steam stripping dan cross over steam. Steam croos over adalah
steam yang diinjeksikan kedalam umpan sebelum memasuki ke seksi readiasi didalam
dapur yang berfungsi untuk mengurangi waktu tinggal feed didalam dapur. Sedangkan
steam stripping dari dasar kolom untuk membantu penguapan fraksi ringan yang
terikut pada fraksi beratnya.
1. Proses Alir
Uap yang naik keatas akan terpisah-pisah sebagai produk :
- LVGO
- SPO
- LMO
- MMO
- Black Oil.
Adapun produk-produk diambil dari top puncak kolom adalah gas dan light oil, kemudian dari
tray atas kebawah adalah LVGO, SPO, LMO, MMO dan black oil kemudian masuk ke stripper
untuk dipisahkan fraksi-fraksi ringannya yang masih terikut. Sedangkan produk bottom
coloum adalah short residue dan dioleh kembali di unit Cracking atau di Unit Asphalt Plant.
2. Produk-Produk dan Kualitasnya.
Dalam proses Hight Vacuum Unit kualitas produk yang diutamakan adalah kekentalan (viscositas) disamping % yield produk. Untuk
menjaga kekentalan yang diharapkan setiap produk dengan cara menaikkan reflux ke tray diatas draw offnya. Dari distilasi vakum
didapatkan hasil-hasil sebagai berikut :
e. Short Residue.
Viscositas Short Residue dijaga minimum 460 Cst pada 210oF diproses lebih lanjut untuk Asphal atau coke.
2. Produk-Produk dan Kualitasnya.
Pemeriksaan kualitas produk:
a. Specifig Gravity 60/60oF
b. Viscositas Kinematik
c. Viscositas Redwood I
d. Flash Point
e. Pour Point
f. Colour
g. Refractive Index
h. Water Content
i. Sulphure Content
j. Distillation ASTM D.1160
3. Variabel Proses
Variable proses merupakan faktor-faktor (variable-variable) yang mempengaruhi terjadinya
proses itu. Pengaturan variable proses amatlah penting karena untuk mendapatkan kualitas
maupun kuantitas produk yang dikehendaki. Perubahan variable proses akan mengakibatkan
penyimpangan yang menyeluruh terhadap kualitas maupun kuantitas produk. Oleh karena itu
kontrol terhadap kualitas produk dilaboratorium sangat penting karena untuk mengetahui
apakah ada penyimpangan-penyimpangan dari variable proses. Variable proses yang pokok
yang perlu untuk dikendalikan secara cermat didalam proses distilasi vakum adalah :
a. Temperatur
b. Kevakuman
c. Kualitas umpan
d. Aliran reflux
e. Tekanan
3. Variabel Proses
a. Temperatur
Suhu merupakan dasar dari pemisahan di dalam distilasi vakum, suhu harus dicapai
pada keadaan tertentu untuk memperoleh fraksi-fraksi yang dikehendaki. Pengaruh
suhu di dalam suatu proses distilasi merupakan faktor yang sangat menentukan,
karena pada proses ini terjadi pemisahan atas komponen-komponen campuran
berdasarkan titik didihnya.
Sebagai contoh suhu di dapur harus dicapai untuk menyelesaikan tugas pemanasan
dan penguapan sehingga suhu itu memenuhi suhu di flash zone. Apabila suhu terlalu
rendah maka produk yang dihasilkan jumlahnya akan sedikit (penurunan yield) karena
fraksi-fraksi yang teruapkan jumlahnya sedikit. Apabila temperatur terlalu tinggi
menghindari terjadi perengkahan dari umpan.
3. Variabel Proses
Flash Zone Temperature
Setelah tekanan, maka temperatur flash zone menjadi variabel proses lain yang penting. Semakin tinggi flash zone
temperature maka semakin banyak pula yield produk gas oil yang dihasilkan. Namun flash zone temperature tidak boleh
terlalu tinggi karena dapat mengakibatkan kecenderungan pembentukan coke pada sekitar flash zone (terutama di area slop
wax) menjadi tinggi. Best practice yang biasa dipakai adalah temperature flash zone dijaga agar temperature draw off slop
wax tidak lebih dari 380 oC atau temperature stack slop wax tidak lebih dari 400 oC. Namun jika kondisi packing tray sangat
kotor maka best practice ini menjadi hampir tidak mungkin dipakai, karena dengan menjaga kondisi operasi seperti ini yield
gas oil akan sangat rendah dan yield vacuum bottom akan menjadi sangat tinggi. Best practice ini dapat sedikit diabaikan
sambil menunggu kedatangan packing tray dan plant stop untuk penggantian packing tray. Kenaikan temperature draw off
slop wax sebesar 10 oC akan menaikkan kecepatan pembentukan coking sebanyak 2 kali lipat (UOP Engineering Design
Seminar, Des Plaines – Materi Vacuum Unit Design). Biasanya flash zone temperature dijaga antara 397 s/d 410 oC.
Flash zone temperature diatur secara tidak langsung, yaitu dengan mengatur Combined Outlet Temperatur/COT fired heater.
3. Variabel Proses
Temperatur Bottom Kolom VDU
Temperatur bottom kolom VDU harus dijaga antara 370-380 oC dengan alasan yang
sama seperti telah dijelaskan pada point V.2. Pengendalian temperatur bottom kolom
VDU ini dilakukan dengan mengatur jumlah produk bottom kolom VDU yang
dikembalikan lagi ke bottom kolom VDU setelah sebagian panasnya diserap di
feed/bottom heat exchanger.
Residence Time Produk Bottom di Bottom Kolom VDU
Semakin tinggi level bottom kolom VDU maka semakin tinggi juga residence time-nya.
Biasanya level bottom kolom VDU dijaga sekitar 50 % yang merupakan optimasi antara
residence time dan menghindari terjadinya loss suction pada pompa bottom kolom
VDU.
3. Variabel Proses
Temperatur Slop Wax
Slop wax section pada kolom VDU berfungsi untuk menghilangkan 5% gas oil terberat dari aliran uap
yang mengalir ke atas dari flash zone. Kepentingan penghilangan 5% gas oil terberat adalah untuk
menghilangkan kandungan metal dan asphaltene yang biasanya terkandung di dalam fraksi terberat
gas oil. Pengaturan temperature slop wax tidak dilakukan secara langsung tetapi dengan cara
mengatur temperature flash zone/combined outlet temperature fired heater. Best practice pengaturan
temperature slop wax adalah seperti telah dijelaskan pada point V.2.
Jumlah/Temperature Hot Reflux HVGO
Hot reflux HVGO biasa disebut juga sebagai HVGO wash karena aliran reflux ini berfungsi untuk
mencuci/membasahi packing tray yang berada pada bagian bawah HVGO accumulator agar pada
packing tray tidak terjadi coking. Best practice UOP, jumlah hot reflux HVGO adalah 0,3-0,5 gpm/ft2 luas
permukaan packing tray (2006 UOP Engineering Design Seminnar, Des Plaines, USA).
3. Variabel Proses
Jumlah/Temperature Cold Reflux HVGO
Cold reflux HVGO berfungsi untuk mengatur spesifikasi produk HVGO. Semakin tinggi
temperature cold reflux HVGO (dan/atau semakin banyak jumlah cold reflux HVGO)
maka semakin banyak fraksi yang lebih berat yang terkandung di dalam produk HVGO
sehingga akan berefek pada kualitas HVGO seperti end point HVGO dan kandungan
metal meningkat.
3. Variabel Proses
Gas Oil Draw off Temperature
Gas oil draw off temperature diatur untuk dapat menghasilkan yield produk gas oil
(LVGO-HVGO untuk VDU fuel type atau Lube Cut-1, Lube Cut-2, Lube Cut-3 untuk VDU lubes
type). Untuk VDU fuel type dapat diatur dengan memaksimalkan produk LVGO atau dengan
memaksimalkan produk HVGO. Jika spesifikasi produk LVGO sudah dapat memenuhi
spesifikasi produk diesel, maka lebih baik unit VDU dioperasikan dengan memaksimalkan
produk LVGO dan meminimalkan produk HVGO. Namun jika spesifikasi produk LVGO tidak
dapat memenuhi spesifikasi produk diesel dan hanya digunakan sebagai salah satu komponen
blending diesel, maka lebih baik unit VDU dioperasikan dengan memaksimalkan HVGO, karena
HVGO dapat diolah di unit Hydrocracker yang akan meng-crack HVGO menjadi produk-produk
yang bernilai lebih tinggi, yaitu, LPG, Naphtha, Kerosene, dan Diesel.
3. Variabel Proses
b. Kevakuman
Pada distilasi vakum tekanan vakum dijaga konstant, bila tekanan jatuh mempengaruhi
proses fraksinasi. Pada dasarnya bila tekanan makin rendah penguapan makin baik
jumlah steam yang dipergunakan makin besar, bila tekanan makin tinggi penguapan
tidak sempurna akibatnya fraksi berat banyak mengandung fraksi ringan. Kevakuman di
Flash Zone sekitar 100 - 200 mm Hg absolute.
3. Variabel Proses
c. Kualitas Umpan
High Vacuum Unit ini dirancang untuk mengolah long residue dengan kekentalan pada
100oF visc. Sec RI yaitu sekitar 1800 - 2800. Jika kekentalan residue lebih rendah akan
berakibat antara lain :
1). Produk vakum gas oil berlebihan.
2). Beban dapur naik.
3). Beban pemisah naik
4). Beban jet ejector naik
3. Variabel Proses
d. Aliran Reflux
Pengaturan aliran reflux disamping untuk mengatur gradient suhu dalam menara juga
secara otomatis digunakan untuk mengatur kekentalan dari produk. Menaikkan aliran
reflux akan menaikkan ketajaman fraksinasi, tetapi juga akan menaikkan beban
menara.
3. Variabel Proses
e. Tekanan
Variabel proses utama yang mempengaruhi operasi VDU dan yield produk gas oil
adalah tekanan kolom VDU. Semakin vacuum tekanan kolom VDU, maka semakin
banyak yield produk gas oil dapat dihasilkan. Tekanan kolom VDU yang dijadikan acuan
adalah tekanan top kolom VDU. Biasanya tekanan top kolom VDU diatur sekitar 15
mmHg untuk dapat memaksimalkan yield produk. Semakin tinggi tekanan kolom maka
yield produk gas oil akan semakin sedikit dan yield produk vacuum bottom semakin
banyak. Untuk tekanan top kolom VDU sebesar 15 mmHg, maka tekanan bottom kolom
VDU/tekanan flash zone biasanya sekitar 30 mmHg (untuk kondisi tray yang bersih).
4. Peralatan Proses
a. Pompa
1). Plate
Plate berfungsi sebagai alat kontak antara uap dan cairan.
2). Scoupentuter.
Yaitu suatu alat yang berfungsi agar uap dan cairan dari umpan yang masuk ke menara terpisah dengan baik. Alat ini
dipasang didaerah flash zone.