Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

RAGAM BAHASA INDONESIA, RAGAM BAHASA SEORANG


PERAWAT

Disusun oleh
Kelompok Tiga

Adit Rijki Maulana C2114201018

Dede Ovi Sofiah C2114201065

Elsa Lestari C2114201071

Kaka Azi Fadhilah Pebrian C2114201084

Nasywa Leilani Widyadhana C2114201058

Puteri Nur Sabrina C2114201010

Suprayogi C2114201053

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat, rahmat
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan lancar dan tepat
pada waktunya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW.
Adapun penulis makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari
sempurna serta masih terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan
makalah ini, oleh karena itu mohon kritik dan saran yang bersifat membangun
dari dosen pembimbing untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat khususnya untuk penulis umumnya bagi pembaca serta pihak
lainnya

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan masalah.....................................................................................................2

1.3. Tujuan Penelitian......................................................................................................2

1.4. Manfaat penelitian....................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI.......................................................................................

2.1 Penegrtian Ragam Bahasa dan Ragam Bahasa Indoneisa.............. 3

2.2 Ragam Bahasa seorang Perawat......................................................8

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................

3.1 Subjek Penelitian ........................................................................10


3.2 Jenis Penelitian ............................................................................10
3.3 Instrumen Penelitian....................................................................12
3.4 Teknik Pengumpulan Data...........................................................12

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................15

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang
digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi,
dan mengidentifikasikan diri. Bahasa adalah salah satu budaya manusia
yang sangat tinggi nilainya sebab dengan bahasa manusia dapat
berkomunikasi serta berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Dengan bahasa
juga manusia dimungkinkan bisa berkembang dan mengabstraksikan
berbagai gejala yang ada di sekitarnya. kentara bahwa bahasa sangat penting
peranannya dalam kehidupan sosial serta boleh dikatakan manusia
berbahasa setiap hari mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi, bahkan
bermimpi pun manusia berbahasa juga.
Dengan bahasa juga bisa membina suatu hubungan teurapeutik
interpersonal kerena adanya komukiasi yang kominikasi tersersebut encakup
penyampaian informasi dan pertukaran pikiran dan perasaan.
Ragam berarti laras (tentang bahasa). Ragam memiliki 6 arti. Ragam
adalah sebuah homonim karena arti-artinya memiliki ejaan dan pelafalan
yang sama tetapi maknanya berbeda. Ragam memiliki arti dalam bidang
ilmu linguistik. Ragam memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda
sehingga ragam dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua
benda dan segala yang dibendakan. Ragam memiliki arti dalam kelas
adjektiva atau kata sifat sehingga ragam dapat mengubah kata benda atau
kata ganti, biasanya dengan menjelaskannya atau membuatnya menjadi
lebih spesifik.

Keperawatan adalah membatu individu baik dalam keadaan sakit


maupun sehat melalui upayanya melaksanakan berbagai aktivitas guna
mendukung kesehatandan menyembuhkan individu atau proses meninggal
dengan damai, yang dapat dilakukan secara mandiri oleh individu saat ia

1
memiliki kekuatan, kemampuan, kemauan, atau pengetahuan untuk itu.
(Virginia Henderson)

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa pengertian ragam Bahasa?

1.2.2 Apa pengertian ragam Bahasa Indonesia ?

1.2.3 Bagaimana contoh ragam bahasa seorang perawat?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Untuk mengetahui apa pengertian ragam Bahasa

1.3.2 Untuk mengetahui pengertian ragam Bahasa Indonesia

1.3.3 Untuk mengetahui contoh ragam bahasa seorang perawat

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dan teman-teman


mahasiwa mampu memahami tentang pengertian ragam bahasa, pengertian
ragam Bahasa Indonesia, dan ragam bahasa bagi seorang perawat yang kami
bahas pada makalah ini.

2
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Ragam Bahasa dan Ragam Bahasa Indonesia

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, ragam


bahasa Berasal dari dua suku kata yaitu ragam yang berarti macam atau
jenis dan bahasa berarti berintraksi atau percakapan yang baik.

Sehingga kami menyimpulkan ragam bahasa adalah kumpulan


bahasa sebagai alat intraksi antar objek yang memiliki spesifikasi tertentu.
Tidak asing bagi kita jika dalam suatu bahasa memiliki makna yang sama
dengan bahasa serta pelafalan yang berbeda. Contoh dalam bahasa minang
kata gila disebut gilo, atau dalam bahasa pesisir kata makan jadi maken.

Jenis-Jenis Ragam Bahasa Indonesia

❖ Ragam Bahasa Berdasarkan Cara Pandang Pembicara (Penutur)

Dalam ragam bahasa ini terdiri dari Bahasa Daerah (dialek), Bahasa
Pendidikan dan Bahasa yang formal dan non formal.

1. Bahasa Daerah

Bahasa indonesia yang di gunakan di daerah biasanya terbawa


dengan lingkungan daerahnya. Seperti misalnya cara bicara bahasa
indonesia yang di gunakan oleh masyarakat di daerah jawa berbeda
dengan cara bicara bahasa indonesia yang di gunakan oleh
masyarakat di daerah sumatra.

2. Bahasa Pendidikan
Bahasa yang di gunakan oleh masyarakat yang berpendidikan pasti
berbeda dengan masyarakat yang tidak berpendidikan. Bisa di
bandingkan cara pelafalan katanya misalnya seperti masyarakat yang
berpendidikan sering menggunakan kata mencuci, mengunci, vidio

3
dan tv. Beda dengan masyarakat yang tidak melalui pendidikan akan
melafalkan kata nyuci, ngunci, pidio dan tipi.
3. Bahasa formal dan non formal

Bahasa formal sering di gunakan dalam acara-acara resmi, seperti


upacara pelantikan, seminar dan rapat. Sedangkan bahasa non formal
sering di gunakan pada kegiatan kita sehari-hari di luar acara-acara
resmi, seperti ketika berbicara dengan teman dan dengan keluarga.

❖ Ragam Bahasa Berdasarkan Media Yang Di Gunakan

Ragam bahasa berdasarkan media yang di gunakan terbagi menjadi 2 yaitu

1. Ragam Bahasa Secara Lisan


Bahasa ini adalah bahasa yang di keluarkan secara lisan atau dengan
media lisan. Dalam ragam bahasa ini sering memakai bahasa yang baku.
Cara menyampaikan pembicaraan secara lisan dapat berbeda sesuai
dengan lingkungannya, seperti pembicara yang di lakukan dalam
keadaan formal jelas berbeda dengan pembicaraan yang di lakukan
dalam keadaan santai atau tidak formal. Ragam bahasa lisan yang di
tuangkan ke dalam bentuk tulisan tidak dapat di sebut ragam bahasa
tulis, tetapi tetap sebagai ragam bahasa lisan yang dituangkan ke dalam
bentuk tulisan.
Ciri-Ciri Ragam Bahasa Lisan
• Memerlukan beberapa teman berbicara (tidak sendiri).
• Menyesuaikan dengan keadaan yang ada, situasi dan juga waktu.
• Perlunya intonasi dalam berbicara dan bahasa tubuh yang di
gunakan.
• Berlangsungnya dengan gesit dan cepat.
• Seringnya pembicaraannya berlangsung dengan tidak menggunakan
alat bantu.
• Kesalahan dalam berbicara dapat di ketahui dan di perbaiki.
• Gerakan pada tubuh dan juga mimik wajah serta intonasi yang di
gunakan dalam penyampaiannya sangatlah membantu.

4
Contoh dari ragam bahasa yang sering kita dengar yaitu ceramah,
pidato, penyampaian pendapat dalam diskusi dan masih banyak lagi
yang lainnya. Ragam bahasa lisan sering sekali kita gunakan dalam
kehidupan sehari-hari, contohnya berbincang-bincang dengan teman
ataupun masyarakat.

2. Ragam Bahasa Secara Tulis

Ragam Bahasa Tulis menggunakan media huruf untuk


mengutarakannya atau mengungkapkannya. Ragam bahasa ini
menggunakan ejaan untuk menata kosa kata dan bahasanya. Contoh
ragam bahasa tulis, yakni koran atau surat kabar, laporan pekerjaan,
karya ilmiah, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Ciri-Ciri ragam bahasa tulis adalah

• Tidak di perlukannya adanya kehadiran orang lain.


• Tidak terpengaruh dengan adanya ruang dan waktu.
• Kosa kata yang di gunakan harus di pilih dengan cermat dan teliti.
• Dalam membentuk kata dan kalimat haruslah sesempurna mungkin.
• Struktur kalimat yang terbentuk haruslah lengkap.
• Paragraf yang ada di kembangkan dengan lengkap.
• Biasanya berlangsungnya sangatlah lambat.
• Memerlukan alat bantu sebagai medianya.

❖ Ragam Bahasa Berdasarkan Waktu Penggunaan

Terdiri atas:

1. Ragam bahasa Indonesia lama

Ragam bahasa Indonesia lama dipakai sejak zaman Kerajaan


Sriwijaya sampai dengan saat dicetuskannya Sumpah Pemuda. Ciri
ragam bahasa Indonesia lama masih dipengaruhi oleh bahasa Melayu .
Bahasa Melayu inilah yang akhirnya menjadi bahasa Indonesia. Alasan
Bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia :

5
1) Bahasa Melayu berfungsi sebagai lingua franca,
2) Bahasa Melayu sederhana karena tidak mengenal tingkatan
bahasa,
3) Keikhlasan suku daerah lain ,dan
4) Bahasa Melayu berfungsi sebagai kebudayaan
2. Ragam bahasa Indonesia baru

Penggunaan ragam bahasa Indonesia baru dimulai sejak


dicetuskannya Sumpah Pemuda pada 28 oktober 1928 sampai dengan
saat ini melalui pertumbuhan dan perkembangan bahasa yang beriringan
dengan pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia.

❖ Ragam Bahasa Berdasarkan Pesan Komunikasi

Terdiri atas:

1. Ragam bahasa baku Ragam


bahasa baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui
oleh sebagian besar masyarakat pemakainya.
2. Ragam bahasa sastra
Ragam ini mengutamakan unsur-unsur keindahan seni, gaya
pengungkapan simbolik dengan memadukan unsur intrinsik dan
ekstrinsik. Contoh : roman, novel, dll.

Metode Penggunaan Ragam Bahasa

Karena banyaknya ragam bahasa yang ada di tengah-tengah


masyarakat kita, seseorang harus bijak dan cerdas dalam menggunakan
ragam bahasa. Maksudnya adalah, kita harus tau kapan, dimana dan kepada
siapa kita akan menggunakan ragam bahasa tertentu. Menggunakan ragam
bahasa juga harus sesuai dengan bidang yang digeluti maupun dikuasai.

Jangan sampai ada Sastrawan yang berbicara mengenai proses


destruksi dan destilasi protein di atass panggung pementasan, tanpa
mengetahui dan memahami apa makna sebenarnya dari kedua proses
tersebut yang sesungguhnya adalah “lahan” seorang Kimiawan.

6
Dampak Positif dan Negatif Ragam Bahasa

Dampak positif dari penggunaan ragam bahasa diantaranya adalah:


memperkaya kosa kata, menambah wawasan, memperlihatkan tingkat
intelektualitas yang lebih tinggi. Sedangkan dampak negatifnya seperti:
berubahnya ragam bahasa seseorang (mengikuti ragam bahasa yang baru),
menurun atau hilangnya suatu ragam bahasa tertentu karena meningkatnya
penutur suatu ragam bahasa lain, munculnya istilah- istilah baru yang
kadang kurang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, dsb.

Contoh Ragam Bahasa Indonesia Berikut ini terdapat beberapa contoh


ragam bahasa, terdiri atas:

1. Bahasa Jurnalistik

Bahasa jurnalistik adalah bahasa yang sering digunakan di kalangan


pers, wartawan, narasumber yang dituangakn dalam media.
(AntaraNews – Rabu,17 Feb2016) Jurnalis yang cermat sedikitnya
punya dua perhatian utama ketika menulis sebuah berita, entah berita
kilat lempang, maupun berita investigatif berkedalaman. Dua hal yang
perlu dicermati itu adalah akurasi dalam menulis fakta dan ketepatan
dalam memilih diksi untuk makna yang dikehendaki.

Faktanya, sebagian besar wartawan bukanlah sarjana yang pernah


belajar bahasa, dalam hal ini bahasa Indonesia secara khusus.
Pengetahuan bahasa jurnalistik biasanya diperoleh secara singkat dalam
kursus atau pelatihan jurnalistik. Wartawan yang berlatar pendidikan
bukan dari disiplin linguistik, sering abai terhadap beberapa aturan dasar
ilmu bahasa sehingga kesalahan dalam menempatkan kelas kata yang
pas dalam sebuah kalimat acap terjadi.

Berikut ini contoh yang diambil dari Harian Kompas pada edisi 22
Januari 2016, pada berita berjudul Real Madrid Tetap Terkaya, yang
memperlihatkan pengabaian pada akurasi dalam menggunakan kata
yang sesuai dengan kelasnya saat merumuskan kalimat: “Penggemar
Madrid yang lebih dari 80 juta orang di seluruh dunia mendongkrak

7
pemasukan dari komersial.” Kelas kata “komersial” tentulah ajektiva
yang dalam posisi di kalimat itu harus didahului dengan nominal,
misalnya “segi” atau “aspek” agar struktur kalimat itu
gramatikal.Sebagai media yang terbit dengan tenggat yang relatif
longgar, kekeliruan gramatika tentu tak bisa ditenggang. Beda dengan
media dalam jaringan yang beritanya sebagian besar ditulis dengan
tenggat yang sangat ketat, kesalahan gramatika masih bisa dimaklumi.

2. Bahasa Ilmiah

Bahasa Ilmiah adalah bahasa yang biasa digunakan dalam dunia


pendidikan yang mencakup berbagai macam disiplin ilmu. Misalnya saja
Kimia, bidang ini memiliki segudang istilah yang belum tentu diketahui
oleh fisikawan atau sastrawan yang notabene juga merupakan
akademisi. Contoh istilah Kimia adalah destruksi (penghancuran),
destilasi (penyulingan), volatil (mudah menguap) dan sebagainya.

3. Bahasa Usaha (Bisnis)

Bahasa bisnis adalah bahasa yang digunakan di kalangan pelaku


usaha atau pegiat bisnis. Contoh istilah dari bahasa bisnis yang mungkin
jarang diketahui oleh orang awam adalah kata inflasi yang berarti
peningkatan harga-harga secara umum dan terus-menerus.

2.2 Ragam Bahasa Seorang Perawat

Perawat kesehatan dalam berkomunikasi selalu menggunakan


beberapa istilah yang tidak dimengerti oleh orang lain (pasien).Beberapa
hasil penelitian yang ditemukan berikut ini :

DATA I :

Dokter : Dia menderita GE (Gas Entritis )

Coass : iya dok

Pasien : (Bingung )

DATA 2 :

8
Keluarga Pasi :kenapa dok ?

Dokter :dia Suspech tumor

Pasien :(bingung)

Pada data (1) dan (2) di atas dokter mengggunakan kata GE (Gas
Entritis ) dan kata suspech tumor kolom. Kata Gas Enkritis dalam kamus
kedokteran adalah Gastristis yang berarti radangan lambung dan suspech
yang berarti terjangkit suatu penyakit semacam daging tumbuh. Kata
Gaskritis, suspech, dan tumor kolom tidak dimengerti oleh pasien
sebaliknya dengan penjelasan masing-masing kata itu.

9
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Subjek penelitian

jurnal dan internet

3.2 Jenis penelitian: daftar pustaka

Kajian pustaka adalah kegiatan mencari referensi yang relevan


dengan penelitian yang akan dilakukan untuk dikutip atau dijadikan dasar
dari sebuah ide penelitian. Referensi itu dapat berupa jurnal penelitian,
paper, disertasi, skripsi, buku, dan bahkan situs internet yang bisa dipercaya.
Referensi penting karena tidak semua pernyataan dalam penelitian bisa
dibuat oleh pemikiran pribadi, selain itu juga sebagai bukti bahwa
pernyataan yang di buat di dalam penelitian terbukti secara empiris. Berikut
adalah cara menyusun kajian pustaka dengan baik dan benar beserta contoh.
Langsung saja kita simak yang pertama:
1) Memilih Sumber Pustaka

Sumber pustaka, seperti yang sudah dijelaskan tadi, dapat berupa skripsi,
tesis, disertasi, makalah, paper, jurnal penelitian, buku, situs internet yang
kredibel, dll. Memilih sumber pustaka yang baik penting untuk
menghasilkan kutipan atau ide yang tepat. Dalam memilih sumber pustaka,
terdapat beberapa kriteria sumber pustaka sebagai berikut:

 Sesuai dengan topik penelitian yang akan dilakukan.


 Isi mudah dipahami oleh peneliti.
 Pernyataan dalam sumber tersebut harus bisa dibuktikan secara
empiris.
 Sumber pustaka harus terorganisir supaya lebih mudah dalam
mencari informasi yang dibutuhkan.
 Sesuai dengan perkembangan zaman dan sesuai dengan teori terbaru.

10
 Berhubungan dengan penelitian.
 Sumber tersebut harus terpercaya.
2) Menelusuri Sumber Pustaka

Setelah ditemukan beberapa sumber pustaka yang sesuai dengan penelitian


yang dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah menelusuri isi di dalam
sumber pustaka untuk mencari kutipan. Caranya adalah dengan melihat
daftar isi terlebih dahulu kemudian membaca secara keseluruhan bagian
sumber pustaka yang dianggap penting.

3) Membaca Sumber Pustaka

Jauh lebih baik jika kita mengambil sumber pustaka dengan cara membaca
dan memahami isi sumber pustaka tersebut supaya tidak asal mengutip.
Tujuan lainnya adalah untuk membentuk kerangka teori di dalam pikiran
supaya mempermudah penulisan karya ilmiah.

4) Mencatat Hasil Interpretasi Terhadap Sumber Pustaka

Catatlah hal-hal yang dianggap penting di dalam sumber pustaka, kemudian


menulis ulang yang kita baca sesuai pemahaman, dan memeriksanya
kembali untuk memastikan keakuratan kajian pustaka yang akan dibuat.

5) Penyajian Kajian Pustaka

Setelah semua sumber pustaka didapatkan, maka langkah selanjutnya adalah


menulis kajian pustaka. Pada umumnya, kajian pustaka berada di BAB II
suatu karya ilmiah. Kajian pustaka terdiri dari beberapa subbab yang
menjabarkan semuanya yang berhubungan dengan penelitian yang akan
dilakukan. Penyajian kajian pustaka dapat berupa deskriptif dan dapat pula
disertai dengan analisis. Perbedaannya yaitu dalam deskriptif hanya
menguraikan dengan asumsi analisis akan diuraikan di bab selanjutnya.
Sedangkan bila berisi analisis, maka dijabarkan tentang pendapat penulis
akan kajian pustaka tersebut apakah akan mengkritik, menolak, menerima,
atau yang lainnya

11
3.3 Instrumen penelitian

handphone, laptop, dan buku

3.4 Teknik pengumpulan data :

1. Observasi (pengamatan)

Teknik pengumpulan data observasi dilakukan dengan pengamatan


langsung. Peneliti melakukan pengamatan di tempat terhadap objek
penelitian untuk diamati menggunakan pancaindra yang kemudian
dikumpulkan dalam catatan atau alat rekam. Observasi terbagi menjadi tiga
yaitu observasi partisipatif, observasi terus terang atau tersamar dan
observasi tak berstruktur

2. Kuesioner (Angket)

Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara


memberikan sederet pertanyaan untuk dijawab oleh responden. Pertanyaan
yang diberikan kepada responden merupakan pertanyaan yang diperlukan
untuk penelitian. Penting untuk diketahui sebelum kuesioner diberikan
kepada responden, kuesioner harus diuji terlebih dulu sebelumnya untuk
mengetahui jika butir-butir pertanyaan yang dimasukkan dapat digunakan
sebagai alat ukur yang valid dan reliabel.

3. Interview (Wawancara)

Teknik pengumpulan data ini dilakukan secara langsung oleh


peneliti dalam bentuk tanya jawab atau wawancara oleh narasumber yang
bertindak sebagai informan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam
penelitian. Seperti kuesioner, pertanyaan wawancara perlu diujikan
kemampuannya supaya peneliti dapat memperoleh data yang dibutuhkan.

4. Studi Pustaka

12
Studi pustaka juga merupakan salah satu teknik pengumpulan data
yang juga banyak digunakan oleh para peneliti. Teknik pengumpulan data
studi pustaka dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang relevan atau
sesuai yang dibutuhkan untuk penelitian dari buku, artikel ilmiah, berita,
maupun sumber kredibel lainnya yang reliabel dan juga sesuai dengan topik
penelitian yang dilakukan.

5. Studi Dokumen

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan mengandalkan


dokumen sebagai salah satu sumber data yang digunakan untuk melengkapi
penelitian. Dokumen yang digunakan dapat berupa sumber tertulis, film,
dan gambar atau foto.

13
Bab IV

Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan

Keberagaman penggunaan bahasa itulah yang di namakan


ragam bahasa. Ragam bahasa merupakan variasi bahasa menurut
pemakaian yang berbeda beda. Ragam bahasa seorang perawat
mengacu kepada komunikasi antara perawat dan pasien, Oleh karena
itu dibutuhkan bahasa yang dapat dimengerti oleh hampir seluruh
warga Indonesia dan dapat digunakan dimana saja perawat dan klien
itu berada agar pesan yang disampaikan oleh perawat dapat diterima
klien tanpa adanya kesalahpahaman arti.

4.2 Saran

Makalah ini adalah bagian dari upaya penulis dalam


memahami makna ragam bahasa indonesia khususnya
seorang perawat. Bahasa merupakan suatu ciri adanya
komunikasi dan interaksi antara satu orang dengan orang lain.

Dengan adanya makalah ini, seoga bisa memperjelas tentang ragam


bahasa indonesia bagi seorang perawat. Makalah ini tentunya
bukanlah makalah yang sempurna dan tanpa kekurangan. Namun,
penulis telah berupaya untuk mencapai gambaran yang layak. Jika
penulis benar, itu semata-mata karena ilmu Allah dan usaha dari
penulis. Tetapi jika ternyata tidak demikian, maka itu adalah
kebodohan dan ke khilafan penulis.

14
DAFTAR PUSTAKA

Kbbi.web.2021. Arti kata bahasa. [online].


Tersedia:
https://kbbi.web.id/bahasa

supanjiono,s.Kep.,Ners,dkk.2017.konsep dasar keperawatan jilid 1. Pilar


utama mandiri.Jakarta Timur.

Lektur.Id.2020. 12 arti ragam di kamus besar bahasa indonesia (KBBI).


[online].
Tersedia:
https://lektur.id/arti-ragam/

kumparan.30desember2020.Teknik Pengumpulan Data dan Jenis-Jenisnya

untuk Penelitian. [online]


Tersedia:
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://m.kumparan.com/amp/berita-
update/teknik-pengumpulan-data-dan-jenis-jenisnya-untuk-penelitian-
1usMO2uuF4O&ved=2ahUKEwjI5Ku9h_TzAhVFgOYKHTXFAqkQFno
ECCwQAQ&usg=AOvVaw2YhkaO2B_XGqwJjvjCfG3O&ampcf=1
TasyaTuhumury.5oktober2019.LaporanPeneitianRagamBahasPerawatKe
sehatan.[online]
Tersedia:
https://id.scribd.com/document/428812936/15-Laporan-Penelitian-ragam-
Bahasa-Perawat-Kesehatan
DosenPendidikan.17Agustus2021.MakalahRagamBahasaIndonesia.[online]
Tersedia:
https://www.dosenpendidikan.co.id/ragam-bahasa/

15

Anda mungkin juga menyukai