Anda di halaman 1dari 18

RAGAM BAHASA INDONESIA

Untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia

Disusun oleh : Imam Alfa Hasyim

Cahyadi Maulana

TI K 19 C

Tahun ajaran 2019/2020


Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan pada kita
semua sehingga penyusun dapat menyusun makalah ini, membahas tentang ragam
bahasa.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
kami berharap mendapatkan kritik dan saran dari banyak pihak untuk menyempurnakan
makalah ini.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pihak yang telah menyusun
makalah ini, kami harap makalah ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan bagi
semua orang.

i
Daftar isi
Kata pengantar………………………………………………………………... i

Daftar isi……………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………… 1

1.3 Tujuan……………………………………………………………………….. 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ragam Bahasa……………………………………………...….. 2

2.2 Macam-macam Ragam Bahasa………………………………………….… 3

2.2.1 Ragam Bahasa Menurut Cara Berkomunikasi…………………………... 3

2.2.2 Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi dan Pemakaiannya………………… 6

2.2.3 Ragam Bahasa Berdasarkan Cara Pandang Penutur…………………….. 7

2.2.4 Ragam Bahasa Menurut Topik Pembicaraan …………………………… 9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………. 14

3.2 Saran………………………………………………………………………… 14

Daftar pustaka…………………………………………………………………. 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Bahasa Indonesia merupakan bahasa ibu dari bangsa Indonesia yang sudah di
pakai sejak dahulu, namun sebagian orang tidak menggunakan tata cara bahasa dan
aturan dengan benar. Oleh karna itu mempelajari ragam bahasa Indonesia cukup penting
untuk bangsa Indonesia sehingga identitas kita sebagai bangsa Indonesia tidak akan
hilang.

Bahasa Indonesia wajib dipelajari oleh semua lapisan masyarakat. Tidak hanya
pelajar dan mahasiswa saja. Dalam bahasan bahasa Indonesia dimana ragam bahasa
yaitu bentuk bahasa yang bervariasi menurut konteks pemakaiannya. Disini yang lebih
ditekankan adalah ragam bahasa lisan, karena lebih banyak digunakan dalam
kehidupam sehari-hari. Misalkan ngobrol, pidato, puisi, ceramah, dll.

1.2 Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas, sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan ragam bahasa?


2. Apa saja macam-macam ragam bahasa?
3. Bagaimana cara menggunakan ragam bahasa yang baik dan benar?

1.3 Tujuan

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui ragam bahasa dan macam-
macam ragam bahasa Indonesia dari berbagai aspek. Dan memenuhi tugas bahasa
Indonesia.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ragam Bahasa

Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaiannya , yang berbeda-


beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara,
orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa yang oleh
penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik, yang biasa digunakan dikalangan
terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam
suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (surat dinas) disebut ragam bahasa
baku atau ragam bahasa resmi.
Sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok,
yaitu penggunaan masalah baku dan tidak baku. Dalam situasi resmi, seperti di sekolah,
di kantor atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam
situasi tidak resmi, seperti di rumah, di tanam, di pasar, kita tidak dituntut mengunakan
bahasa baku.
Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa,
(1) Ragam bahasa lisan
(2) Ragam bahasa tulis
Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan fonem
sebagai unsur dasar dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan
dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya, dinamakan ragam
bahasa tulis. Jadi dalam ragam bahasa lisan, kita menggunakan lafal, dalam ragam
bahasa tulis, kita menggunakan tata cara penulisan (ejaan). Selain itu tata bahasa dan
kosa kata dalam kedua jenis ragam itu memiliki hubungan yang erat. Ragam bahasa
tulis yang unsur dasarnya huruf, melambangkan ragam bahasa lisan. Oleh karena itu,
sering timbul kesan ragam bahasa lisan dan tulis itu sama. Meskipun ada kedekatan

2
aspek tata bahasa dan kosa kata, masing-masing memiliki seperangkat kaidah yang
berbeda satu dari yang lain.

2.2 Macam-macam Ragam Bahasa

Ragam bahasa dibagi berdasarkan beberapa cara yang pertama berkomunikasi


yaitu, (1) ragam lisan, dan (2) ragam tulisan, kedua berdasarkan situasi dan
pemakaiannya yaitu, (1) ragam bahasa baku dan, (2) ragam bahasa tidak baku, ketiga
berdasarkan cara pandang penutur yaitu (1) ragam dialek, (2) ragam terpelajar, (3)
ragam resmi, dan (4) ragam tak resmi, keempat berdasarkan topik pembicaraan yaitu
(1) ragam politik, (2) ragam hukum, (3) ragam pendidikan, (4) ragam satra, dan
sebagainya.

2.2.1 Ragam Bahasa Menurut Cara Berkomunikasi

A. Ragam Lisan
Ragam lisan adalah bahasa yang dihasilkan alat ucap dengan fonem sebagai
unsur dasar. Dalam ragam lisan kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata dan lafal.
Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau
tekanan, muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide.
Ciri-ciri  ragam bahasa lisan :

a. Memerlukan orang kedua/teman bicara


b. Tergantung situasi, kondisi, ruang dan waktu.
c. Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta
bahasa tubuh
d. Berlangsung cepat
e. Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu
f. Kesalahan dapat langsung dikoreksi
g. Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi
h. Di pengaruhi oleh tinggi rendahnya suara

3
Contoh ragam lisan

- Nia sedang baca surat kabar.


- Ari mau nulis surat.
- Kita harus bikin karya tulis
B. Ragam Tulis

Ragam tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan


dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata
cara penulisan dan kosakata. Dengan kata lain dengan ragam bahasa tulis, kita tuntut
adanya kelengkapan unsur kata seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan
pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan dan penggunaan tanda baca dalam
mengungkapkan ide.

Ciri-ciri ragam bahasa tulis :

a. Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara.


b. Bersifat objektif.
c. Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu.
d. Mengemban konsep makna yang jelas.
e. Harus memperhatikan unsur gramatikal.
f. Berlangsung lambat.
g. Jelas struktur bahasanya, susunan kalimatnya juga jeas, dan runtut.
h. Selalu memakai alat bantu;
i. Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
j. Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya
terbantu dengan tanda baca
Ketentuan-ketentuan ragam tulis :
a. Memakai ejaan resmi.
b. Menghindari unsur kedaerahan.
c. Memakai fungsi gramatikal secara eksplisit.
d. Memakai bentuk sintesis.

4
e. Pemakaian partikel secara konsisten.
f. Menghindari unsur leksikal yang terpengaruh bahasa daerah
Kelebihan ragam bahasa tulis :
1. Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau
materi yang menarik dan menyenangkan.
2. Umumnya memliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat.
3. Sebagai sarana memperkaya kosa kata.
4. Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi
atau mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan
wawasan pembaca.
Kelemahan ragam bahasa tulis :
1. Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan tidak ada
akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.
2. Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih, dan jujur, jiika
mengikuti kaidah bahasa-bahasa yang cenderung miskin daya pikat dan nilai
jual.
3. Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh
karena itu dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.

Contoh perbedaan antara ragam lisan dan tulisan (berdasarkan tata bahasa dan
kosa kata) :

1. Tata Bahasa :
Ragam bahasa lisan
-  Nia sedang baca surat kabar.
- Tapi kau tak boleh menolak lamaran itu.
Ragam bahasa tulisan.
-  Nia sedang membaca surat kabar.
- Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.

5
2. Kosa kata :
Ragam bahasa lisan
- Ariani bilang kalau kita harus belajar.
- Kita harus bikin karya tulis.
Ragam bahasa tulisan
- Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar.
- Kita harus membuat karya tulis.

2.2.2 Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi dan Pemakaiannya


A. Ragam Bahasa Baku
Bahasa baku adalah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi dimana
pembicara/penulis dituntut untuk bersikap sopan/hormat terhadap mitra bicara
(pendengar/pembaca), seperti dalam ceramah, pidato, seminar, atau diskusi. Dalam
bentuk tulisan, bahasa baku digunakan terutama dalam buku-buku pembelajaran/ buku
teks di berbagai lembaga pendidikan, buku-buku tentang berbagai ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, jurnal-jurnal ilmiah/semiilmiah, surat-surat resmi, perundang-undangan,
berbagai peraturan pemerintah.
Ciri-ciri ragam bahasa baku :
1. Tidak terpengaruh bahasa daerah
2. Tidak terpengaruh bahasa asing
3. Bukan ragam bahasa percakapan sehari-hari
4. Pemakaian imbuhannya secara eksplisit
5. Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat
6. Tidak terkontaminasi dan tidak rancu
B. Ragam Bahasa Tidak Baku
Bahasa tidak baku adalah ragam bahasa yang berbeda dengan bahasa baku, dan
dipergunakan di lingkungan tidak resmi. Ragam bahasa tidak baku dipakai pada situasi
santai dengan keluarga, teman, di pasar, dan tulisan pribadi buku harian. Ragam bahasa

6
tidak baku sama dengan bahasa tutur, yaitu bahasa yang dipakai dalam pergaulan
sehari-hari terutama dalam percakapan.
Ciri-ciri bahasa tidak baku:
1. Walaupun terkesan berbeda dengan bahasa baku, tetapi memiliki arti
yang sama.
2. Dapat terpengaruh oleh perkembangan zaman.
3. Dapat terpengaruh oleh bahasa asing.
4. Digunakan pada situasi santai/tidak resmi.

2.2.3 Ragam Bahasa Berdasarkan Cara Pandang Penutur

Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa dibagi empat, yaitu: Ragam
Dialek, Ragam Terpelajar, Ragam Resmi, dan Ragam Takresmi.
A. Ragam Dialek
Ragam daerah/dialek adalah variasi bahasa pada kelompok masyarakat yang
berada pada suatu tempat, wilayah, atau daerah tertentu. Luasnya pemakaian bahasa
dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan
oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di
Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memiliki ciri khas yang
berbeda-beda. Misalnya logat bahasa Indonesia orang Jawa tampak pada pelafalan
/b/pada posisi awal saat melafalkan nama-nama kota seperti mBogor, mBandung,
mBanyuwangi, atau realisasi pelafalan kata seperti pendidi’an, tabra’an,
kenai’an,gera’an. Logat bahasa Indonesia orang Bali tampak pada pelafalan /t/ seperti
pada kata ithu, kitha, canthik, dll. Ciri-ciri khas yang meliputi tekanan, turun naiknya
nada, dan panjang pendek nya bunyi bahasa membangun aksen yang berbeda-beda.
B. Ragam Terpelajar
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan
berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal
dari bahasa asing, seperti contoh pada label berikut.

7
Tidak Terpelajar Terpelajar

Pidio Video

Pilem Film

Pitamin Vitamin

Komplek Kompleks

Poto Foto

Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya bawa seharusnya
membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering
menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.
C. Ragam Resmi dan Tak Resmi
Kedua ragam bahasa tersebut akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut.
1. Ragam Resmi
Ragam resmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi, seperti
pertemuan-pertemuan, peraturan-peraturan, dan undangan-undangan.
Ciri-ciri ragam bahasa resmi :
a. Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten;
b. Menggunakan imbuhan secara lengkap;
c. Menggunakan kata ganti resmi;
d. Menggunakan kata baku;
e. Menggunakan EYD;
f. Menghindari unsur kedaerahan.
2. Ragam Tidak Resmi

8
Ragam takresmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi takresmi, seperti
dalam pergaulan, dan percakapan pribadi, seperti dalam pergaulan, dan percakapan
pribadi . Ciri- ciri ragam bahasa tidak resmi kebalikan dari ragam bahasa resmi. Ragam
bahasa tidak resmi ini digunakan ketika kita berada dalam situasi yang tidak normal.
Ragam bahasa resmi atau tak resmi ditentukan oleh tingkat keformalan bahasa
yang digunakan. Semakin tinggi tingkat kebakuan suatu bahasa, berarti semakin resmi
bahasa yang digunakan. Sebaliknya semakin rendah pula tingkat keformalannya, makin
rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Contoh: Bahasa yang digunakan
oleh bawahan kepada atasan adalah bahasa resmi sedangkan bahasa yang digunakan
oleh anak muda adalah ragam bahasa santai/takresmi.

2.2.4 Ragam Bahasa Menurut Topik Pembicaraan

Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa dibagi menjadi: ragam politik,


ragam hukum, ragam sosial dan fungsional, ragam jurnalistik, dan ragam sastra. Kelima
jenis ragam bahasa tersebut akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut.
A. Ragam Politik
Bahasa politik berisi kebijakan yang dibuat oleh penguasa dalam rangka menata
dan mengatur kehidupan masyarakat. dengan sendirinya penguasa merupakan salah satu
sumber penutur bahasa yang mempunyai pengaruh yang besar dalam pengembangan
bahasa di masyarakat.
B. Ragam Hukum
Ragam bahasa hukum adalah bahasa Indonesia yang corak penggunaan
bahasanya khas dalam dunia hukum, mengingat fungsinya mempunyai karakteristik
tersendiri, oleh karena itu bahasa hukum Indonesia haruslah memenuhi syarat-syarat
dan kaidah bahasa indonesia.
Salah satu ciri khas dari bahasa hukum adalah penggunaan kalimat yang panjang
dengan pola kalimat luas. Diakui bahwa bahasa hukum Indonesia tidak terlalu
memperhatikan sifat dan ciri khas bahasa Indonesia dalam strukturnya. Hal ini

9
disebabkan karena hukum Indonesia pada umumnya didasarkan pada hukum yang
ditulis pada zaman penjajahan Belanda dan ditulis dalam bahasa Belanda. Namun,
terkadang sangat sulit menggunakan kalimat yang pendek dalam bahasa hukum karena
dalam bahasa hukum kejelasan norma-norma dan aturan terkadang membutuhkan
penjelasan yang lebar, jelas kriterianya, keadaan, serta situasi yang dimaksud.
Ciri-ciri ragam bahasa hukum :
1. Mempunyai gaya bahasa yang khusus
2. Lugas dan eksak karena menghindari kesamaran dan ketaksaan
3. Objektif dan menekan prasangka pribadi
4. Memberikan definisi yang cermat tentang nama, sifat dan kategori yang
diselidiki untuk menghindari kesimpangsiuran.
C. Ragam Sosial dan Ragam Fungsional
Ragam sosial dapat didefinisikan sebagai ragam bahasa yang sebagian norma
dan kaidahnya didasarkan atas kesepakantan bersama dalam lingkungan sosial yang
lebih kecil dalam masyarakat. Ragam sosial membedakan penggunaan bahasa
berdasarkan hubungan orang misalnya berbahasa dengan keluarga, teman akrab dan
atau sebaya, serta tingkat status sosial orang yang menjadi lawan bicara. Ragam sosial
ini juga berlaku pada ragam tulis maupun ragam lisan. Sebagai contoh orang takkan
sama dalam menyebut lawan bicara jika berbicara dengan teman dan orang yang punya
kedudukan sosial yang lebih tinggi. Pembicara dapat menyebut kamu pada lawan bicara
yang merupakan teman tetapi takkan melakukan itu jika berbicara dengan orang dengan
status sosial yang lebih tinggi atau kepada orang tua.
Ragam fungsioanal, sering juga disebut ragam professional merupakan ragam
bahasa yang diakitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu
lainnya. Sebagai contoh yaitu adanya ragam keagamaan, ragam kedokteran, ragam
teknologi dll. Kesemuaan ragam ini memiliki fungsi pada dunia mereka sendiri.
D. Ragam Jurnalistik
Bahasa Jurnalistik adalah ragam bahasa yang dipergunakan oleh dunia persurat-
kabaran (dunia pers = media massa cetak). Dalam perkembangan lebih lanjut, bahasa
jurnalistik adalah bahasa yang dipergunakan oleh seluruh media massa. Termasuk

10
media massa audio (radio), audio visual (televisi) dan multimedia (internet). Hingga
bahasa jurnalistik adalah salah satu ragam bahasa, yang dibentuk karena spesifikasi
materi yang disampaikannya. Ragam khusus jurnalistik termasuk dalam ragam bahasa
ringkas.
Ragam ringkas mempunyai sifat-sifat umum sebagai berikut.
1. Bahasanya padat
2. Selalu berpusat pada hal yang dibicarakan
3. Banyak sifat objektifnya daripada subjektifnya
4. Lebih banyak unsure pikiran daripada perasaan
5. Lebih bersifat memberitahukan daripada menggerakkan emosi
Tujuan utama ialah supaya pendengar/pembaca tahu atau mengerti. Oleh karena
itu, yang diutamakan ialah jelas dan seksamanya. Kalimat-kalimatnya disusun selogis-
logisnya. Bahasa jurnalistik ditujukan kepada umum, tidak membedakan tingkat
kecerdasan, kedudukan, keyakinan, dan pengetahuan.
E. Ragam Sastra
Ragam bahasa sastra memiliki sifat atau karakter subjektif, lentur, konotatif,
kreatif dan inovatif. Dalam bahasa yang beragam khusus terdapat kata-kata, cara-cara
penuturan, dan ungkapan-ungkapan yang khusus, yang kurang lazim atau tak dikenal
dalam bahasa umum. Bahasa sastra ialah bahasa yang dipakai untuk menyampaikan
emosi (perasaan) dan pikiran, fantasi dan lukisan angan-angan, penghayatan batin dan
lahir, peristiwa dan khayalan, dengan bentuk istimewa. Istimewa karena kekuatan
efeknya pada pendengar/pembaca dan istimewa cara penuturannya. Bahasa dalam
ragam sastra ini digunakan sebagai bahan kesenian di samping alat komunikasi. Untuk
memperbesar efek penuturan dikerahkan segala kemampuan yang ada pada bahasa.
Arti, bunyi, asosiasi, irama, tekanan, suara, panjang pendek suara, persesuaian bunyi
kata, sajak, asonansi, posisi kata, ulangan kata/kalimat dimana perlu dikerahkan untuk
mempertinggi efek. Misalnya, bahasa dalam sajak jelas bedanya dengan bahasa dalam
karangan.
Berbeda dengan ragam bahasa ilmiah, ragam bahasa sastra banyak mengunakan
kalimat yang tidak efektif. Penggambaran yang sejelas-jelasnya melalui rangkaian kata

11
bermakna konotasi sering dipakai dalam ragam bahasa sastra. Hal ini dilakukan agar
tercipta pencitraan di dalam imajinasi pembaca.
Jika ditelusuri lebih jauh, ragam berdasarkan cara pandang penutur dapat dirinci
lagi berdasarkan ciri (1) kedaerahan, (2) pendaidikan, dan (3) sikap penutur sehingga di
samping ragam yang tertera diatas, terdapat pula ragam menurut daerah, ragam menurut
pendidikan, dan ragam menurut sikap penutur. Ragam menurut daerah akan muncul jika
para penutur dan mitra komunikasinya berasal dari suku/etnik yang sama. Pilihan ragam
akan beralih jika para pelakunya multietnik atau suasana berubah, misalnya dari tak
resmi menjadi resmi.
Penetapan ragam yang dipakai bergntung pada situasi, kondisi, topic, pembicara,
serta bentuk hubungan antar pelaku. Berbagai faktor tadi akan mempengaruhi cara
pandang penutur untuk menetapkan salah satu ragam yang digunakan (dialek, terpelajar,
resmi, tak resmi).
Dalam praktek pemakaian seluruh ragam yang dibahas diatas sering memiliki
kesamaan satu sama lain dalam hal pemakaian kata. Ragam lisan (sehari-hari)
cenderung sama dengan ragam dialek, dan ragam takresmi, sedangkan ragam tulis
(formal) cenderung sama dengan ragam resmi dan ragam terpelajar. Selanjutnya, ragam
terpelajar tentu mirip dengan ragam ilmu.
Berikut ini akan diberikan contoh ragam –ragam yang telah dibahas sebelumnya.
Ragam ilmu sengaja dipertentangkan dengan ragam nonilmu demi kejelasan ragam ilmu
itu sendiri.

Ragam Contoh

a. Lisan Sudah saya baca buku itu.


b. Tulis Saya sudah membaca buku itu.
c. Dialek Gue udah baca itu buku.
d. Terpelajar Saya sudah membaca buku itu.
e. Resmi Saya sudah membaca buku itu.

12
f. Takresmi Sudah saya baca buku itu.

Ragam

Nonilmu (nonilmiah) Ilmu (ilmiah)

- Ayan bukan penyakit menular. - Epilepsi bukan penyakit menular.


- Polisi bertugas menanyai tersangka. - Polisi bertugas mengintrogasi
- Jalan cerita drama itu tersangka.
membosankan. - Alur cerita drama itu membosankan.

Ciri-ciri ragam ilmiah:

1. Bahasa Indonesia baku;


2. Penggunaan kalimat efektif;
3. Menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda;
4. Pengunaan kata dan istilah yang bermakna lugas dan menghindari pemakaian
kata dan istilah yang bermakna kias;
5. Menghindari penonjolan pesona dengan tujuan menjaga objektivitas isi tulisan;
6. Adanya keselarasan dan keruntutan antar proposisi dan antar alinea

Contoh ragam bahasa berdasarkan topik pembicaraan:

1. Dia dihukum melakukan tindak pidana. (ragam hukum)


2. Setiap pembelian diatas nilai tertentu akan diberikan diskon. (ragam bisnis)
3. Anak itu terjangkit virus corona. (ragam kedokteran)
4. Psikopat perlu mendapatkan bimbingan yang intensif. (ragam psikologi)

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ragam bahasa merupakan variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda


menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang
yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Dalam konteks ini ragam bahasa
meliputi tentang bahasa lisan dan bahasa tulis.

Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan ejaan yang telah
disempurnakan (EYD), sedangkan bahasa lisan diharapkan para warga Negara
Indonesia mampu mengucapkan dan memakai bahasa Indonesia dengan baik dan
bertutur kata sopan sebagaimana pedoman yang ada.

3.2 Saran

Sebaiknya kita atau siapapun itu sebagai bangsa Indonesia yang baik tetap
menggunakan ragam bahasa yang benar menurut pedoman yang ada sehingga ragam
bahasa itu sendiri tidak punah dengan adanya bahasa-bahasa yang terkadang jauh dari
aturan bahasa yang ada di Indonesia dan bahkan bertentangan dengan bahasa Indonesia.

14
DAFTAR PUSTAKA

Keraf, Gorys. 1994. Komposisi Sebuah Pengantar Bahasa. NTT. Nusa Indah.

Rahardi, Kunjawa. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan tinggi. Jakarta :


Penerbit Erlangga

http://sitimapmap.blogspot.co.id/2015/08/makalah-ragam-bahasa-indonesia.html
(Jum’at 21 Maret, 10.10)

httpp://www.academia.edu/9534983/makalah_bahasa_indonesia_ragam_bahasa_
(Jum’at 21 Maret, 09.45)

15

Anda mungkin juga menyukai