Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS KESALAHAN

BERBAHASA

Oleh kelompok
1. Margareta Owapa Mabi Iyai (Ketua)
2. Devi Ayu Lovita Sari
3. Sebastiana Kegiye
4. Urbana Pekei
5. Jemiati Sani
6. Soni Waine
I.PENDAHULUAN

o Manusia itu adalah makhluk sosial yang berinteraksi


(komunikasi)
o Bahasa merupakan system komunikasi manusia yang
dinyatakan melalui susunan suara atau ungkapan tulisyang
terstruktur
o Kesalahan berbahasa merupakan kesalahan yang
berhubungan dengan unsur kebahasaan yang terdapat pada
tulisan karena tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa baku.
o Unsur kebahasaan dalam kesalahan ini adalah fonologi,
morfologi, sintaksis, maupun semantik.
Kesalahan berbahasa di bidang fonologi,
morfologi, dan sintaksis dan semantik
• Kesalahan bidang fonologi
- Salah satu bidang tata bahasa yang membahas bunyi-
bunyi bahasa tertentu, misalnya bahasa Indonesia
dalam rangka mempelajari fungsi bunyi membedakan
atau mengidentifikasikan kata –kata tertentu. alwasilah
(1983)

- Bunyi bahasa yang dimaksud meliputi bunyi vocal


seperti ,a,I,u,e,o, bunyi konsonan seperti k,l,m,dan
sebagainya ,dan bunyi diftong seperti :au,o,dan ai
• Taringan dan sullisianingsih (1998)
Mengemukakan bahwa keslahan berbahasa dalam
bidang fonologi meliputi perubahan pengucapan
fonem,penghilanagn fonem,penambahan
fonem,dan perubahan bunyi diftong menjadi bunyi
bunyi tunggal atau fonem tunggal.

Contohnya: Penambahan fonem


Pelafalan fonem /n/ diubah menjadi /ng
• Ikan dilafalkan / ikang / semestinya /ikan/
• Arisan  /arisang/ semestinya /arisan/
• Taman  /tamang/ semestinya /taman/
Contohnya : penghilangan fonem
Pelafalan fonem /t/ pada akhir kata diubah menjadi /‘/

• Cepat  /cepa’ / semestinya /cepat/


• Hormat  /horma’/ semestinya /hormat/
• Dapat / dapa’ / semestinya /dapat/
Contohnya : perubahan fonem
Pelafalan fonem /f/ diubah menjadi /p/

• Aktif  /aktip/ semestinya /aktif/


• Negatif  /negatip/ semestinya /negatif/
• Kreatif  /kreatip/ semestinya /kreatip/
• Kesalahan bidang morfologi
Menurut Badudu (1976;15) “morfologi adalah ilmu
bahasa yang membicarakan morfen dan bagaimana
morfen itu dibentuk menjadi sebuah kata”.
Morfen bebas=makan,minum,
Morfen terikat=her,ber-kan-
Morfen Unik =juang,tawa
-->morfen bebas dan terikat jika digabungkan
akan jadi makanan
morfen bebas dan morfen bebas mk akan disebut
kata majemuk
• Kesalahan bidang afiksasi
(Afik yang luluh, tidak diluluhkan)
Afiks awalanmeNt,s,k,p,
(tarik,satu,kurang,dan pinjam,) diluluhkn
men-meny-meng-dan –
mem,menjadi,menarik,menyatu,menugurang
,dan meminjam.
• ex: Mentabrak seharusnya menabrak
Mempahat seharusnya memahat
• Afiks yang tidak luluh ,diluluhkan
Afiks meN- transmigrasi dan prosentase (tdk
luluh) mentransmigrasikan dan
memprosentasikan
ex: Memerotes seharusnya memprotes
Memerakarsai seharusnya memprakarsai
• Morf men-disingkat n
bentuk kata non-baku narik dan mendapat
awalan men maka jadilah, menarik.
Ex: Nangis seharusnya menangis
Nabrak seharusnya menabrak
• Morf menyi- disingkat ny,misalnya:
Bentuk kata nyampakan , bukanlah kata
dasar yang baku. Lalu di tmbh meN 
menjadilah kata berimbuhan menyampaikan
Ex: Nyapu seharusnya menyapu
• Morf meng disingkat ng , misalnya
Kata berhimbuan seperti ngoreksi Lalu
dimasuki awalan meN menjadilah kata
berimbuhan mengoreksi
Ex: Ngarang seharusnya mengarang
• Morf menge disingkat nge
kata dsr mgebom menge yakni dari kata dasar
bom lalu dimasuki awalan meN menjadilah kata
berimbuhan mengebom
Ex: ngelap seharusnya mengelap
• Kesalahan morfologi segi reduplikasi
redukplikasi adalah perulangan bentuk dasar ,
misalnya ngarang-mengarang. Bentuk perulangan
tersebut berdasar dari kata asal karang lalu
mendapat awalan meN- menjadilah mengarang.
Ex: ngejek-mengejek seharusnya ejek-mengejek
• Kesalahan morfologis segi proses pemajemukan
Kata majemuk yang seharusnya disatukan tetapi dipisahkan

Majemuk yang seharusnya disatukan tetapi dipisahkan Kata


majemuk yang ditulis terpisah seperti pasca panen, ekstra kurikler,
adalah kata majemuk yang nonbaku.
• Ex:
antar universitas seharusnya antaruniversitas
psiko terapi seharusnya psikoterapi
Kata majemuk yang seharusnya dipisahkan tetapi disatukan
Kata majemuk yang ditulis serangkai seperti ibukota,ini hrs ditulis
berpisah ibu kota. Karena, kedua kata tersebut masingmasing
adalah kata dasar yang tergolong morfem bebas.
Ex:
kerjabakti seharusnya kerja bakti
obatnyamuk seharusnya obat nyamuk
Gambar 1: Unsur Yang Berlebihan (Mubajir)

(Gambar 1)
Kata-kata yang diwarnai diatas merupakan
pengunaaan unsure yang berlebihan dan
mubazir.karena dalam sebuah kalimat tidak
hemat atau bisa disebut pemborosan kata.
Oleh karena itu, yang digunakan salah satuh saja
agar tidak mubajir. Lalu terdapat juga
pencampuran bahasa asing tersebut diganti
dengan bahasa Indonesia, supaya tidak
menyulitkan orang lain dalam membacanya. Jadi,
perbaikan dapat diungkapkan sebagai berikut:
saat ini kita juga bersiap-siap untuk ikut
dalam pertemuan nasional yang digelar
musang loverindonesia dijakarta 1-2november
mendatang
Gambar 2:Pengaruh Bahasa Daerah
Unsur yang ada pada kalimat-
kalimat diatas merupakan
pemakaian frasa yang salah.
Kesalahan itu disebabkan
oleh adanya pengaruh dari
bahasa daerah, yaitu bahasa
jawa . frasa di gambar
seharusnya diganti
buat,mencoba.
a. Buat proritas
b. Mencoba
 
Gambar:3 Pengaruh Bahasa Daerah
Analisis Kesalahan Berbahasa Sintaksis Dan
Semantik

•  Analisis Kesalahan Sintaksis

Tarigan (1984) mengemukakan bahwa


sintaksis adalah salah satu cabang dari
tatabahasa yang membicarakan struktur
kalimat,
a. klausa,
b. frasa.(disaat itupada masa itu)
Kesalahan bidang frasa

• Pengunaan kata depan tidak tepat:


• Penyusunan frasa yang salah struktur
• Penambahan yang dalam frasa benda (B+S)
• Penambahan kata dari atau tentang dalam Frasa Benda (B+B)
• Penambahan kata kepunyaan dalam Frasa Benda (B+Pr)
• Penambahana kata untuk dalam frasa Kerja (K pasif + K lain)
• Penghilangan kata yang dalam Frasa Benda (Benda+yang+K pasif)
• Penghilangan kata oleh dalam Frasa Kerja Pasif (K pasif+oleh+B)
• Penghilangan kata yang dalam frasa Sifat (yang +paling +sifat)
Kesalahan bidang klausa

• Penambahan preposisi di antara kata kerja dan


objeknya dalam klausa aktif
• Penambahan kata kerja bantu dalam klausa
ekuasional
• Pemisahan pelaku dan kata kerja dalam klausa
aktif
• Penghilangan kata oleh dalam klausa pasif.
• Penghilangan kata kerja dalam klausa intranstif
 
kesalahan Bidang kalimat

• Penyusunan kalimat yang terpengaruh pada struktur bahasa daerah


Berbahasa Indonesia dalam situasi resmi kadang-kadang tidak disadari
menerapkan struktur bahasa daerah.
• Kalimat yang tidak bersubjek karena terdapat preposisi di awal
• Penggunaan subjek yang berlebihan
• Penggunan kata penghubung secara ganda pada kalimat majemuk  
• Penggunaan kalimat yang tidak logis
• Pengunaan kata penghubung berpasangan secara tidak tepat
• Penyusunan kalimat yang terpengaruh pada struktur bahasa asing
• Penggunaan kalimat yang tidak padu

• Penyusunan kalimat yang mubazir


• Analisis Kesalahan Semanti
Sartuni dkk (1982) yang menyatakan
bahwa ”semantik adalah bagian dari
tatabahasa yang meneliti kata-kata dari
maknamaknanya”.
• Badudu (1982) Tarigan dan Sulistyaningsih
(1979) mengemukakan kesalahan
berbahasa yang mungkin terjadi di bidang
semantik, adalah seperti berikut.
• Adanya penerapan gejala hiperkoret Gejala
hiperkoret adalah suatu bentuk yang sudah
betul lalu dibetul-betulkan ahli akhirnya
menjadi salah.
• Gejala pleonasme Yang dimaksudkan gejalan
pleonasme adalah suatu penggunaan unsur-
unsur bahasa secara berlebihan
Kesimpulan
• Kesalahan berbahasa yang relatif dilakukan dalam proses berkomunikasi
dengan orang lain, antara lain dapat disebabkan dari segi fonologi dan
morfologi.
Kesalahan dalam bidang fonologi pada umumnya berupa: fonem /n/
dilafalkan /ng/ fonem /t/ pada akhir kata dilafalkan /’/ fonem /e/
dilafalkan /E/, fonem /E/ dilafalkan /e/, fonem /u/ dilafalkan /o/, fonem /i/
dilafalkan /E/, fonem /ai/ dilafalkan /E/ atau /Ei/ , fonem /g/ dilafalkan /h/
atau /j/, penambahan atau penghilangan fonem /h/ pada awal atau akhir
kata, fonem /f/ dilafalan /p/, fonem /z/ diucapkan /j/ atau /s/, .
• Kesalahan dalam bidang morfologi relatif dalam bentuk:
afiksasi, seperti: afik yang luluh, tidak diluluhkan, afiks yang tidak
luluh, diluluhkan, morf men- disingkat n. Morf meny- disingkat ny, morf
meng disingkat ng, morf menge- disingkat nge.
• proses reduplikasi, seperti pengulangan bentuk dasar yang salah.
• proses pemajemukan, seperti kata majemuk yang seharusnya disatukan
penulisannya tetapi dipisahkan, kata majemuk yang seharusnya dipisahkan
penlisannya tetapi disatukan.
 
• Mengnalisis kesalahan berbahasa dalam bidang sintaksis dan semantik
merupakan bagian integral dari analisis kesalahan berbahasa secara
terpadu di bidang kebahasaan. Kesalahan yang relatif sering terjadi dalam
bidang sintaksis adalah sebagai berikut.
• (a) Dalam segi frasa, seperti:
– penggunaan kata depan tidak tepat, penyusunan yang salah, penambahan yang
dalam frasa Benda (B+S), penambahan kata dari atau tentang dalam Frasa Benda
(B+B), penghilangan kata yang dalam Frasa Benda (B + yang + K pasif.
• (b) Dalam segi klausa, seperti:
– penambahan kata depan di antara kata kerja dan objeknya dalam klausa aktif,
pemisahan pelaku dan kata kerja dalam klausa pasif, penghilangan kata oleh dalam
klausa pasif, penghilangan kata kerja dalam klausa intranstif.
• (c) Dari segi kalimat, seperti:
– kalimat yang tidak bersubjek karena terdapat preposisi di awal, penggunan kata
penghubung pada kalimat majemuk, penggunaan kata penghubung berpasangan
secara tidak tepat, penyusunan kalimat yang terpengaruh pada struktur bahasa
daerah. Adapun kesalahan dalam bidang semantik disebabkan pertama adanya
adanya penerapan gejala hiperkoret dalam penyusunan kalimat seperti penggantian
/E/ menjadi /e/, penggantian fonem /sy/ menjadi /s/, kedua adanya penerapan
gejala pleonasme dalam penyusunan kalimat tertentu.
• SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai