0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan14 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, meliputi pengertian bahasa yang baik sesuai situasi dan bahasa yang benar mengikuti kaidah baku. Dokumen tersebut juga menjelaskan ciri-ciri ragam bahasa baku, kaidah bahasa mencakup tata bunyi, tata bahasa, kosa kata, ejaan dan makna, serta ragam bahasa daerah, terpelajar, resmi dan tak resmi.
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, meliputi pengertian bahasa yang baik sesuai situasi dan bahasa yang benar mengikuti kaidah baku. Dokumen tersebut juga menjelaskan ciri-ciri ragam bahasa baku, kaidah bahasa mencakup tata bunyi, tata bahasa, kosa kata, ejaan dan makna, serta ragam bahasa daerah, terpelajar, resmi dan tak resmi.
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, meliputi pengertian bahasa yang baik sesuai situasi dan bahasa yang benar mengikuti kaidah baku. Dokumen tersebut juga menjelaskan ciri-ciri ragam bahasa baku, kaidah bahasa mencakup tata bunyi, tata bahasa, kosa kata, ejaan dan makna, serta ragam bahasa daerah, terpelajar, resmi dan tak resmi.
DISUSUN OLEH : 1. ARDIKA WICAKSONO ( 08.1.2022.001 ) 2. REGGA RIO TRILISTIYANTO ( 08.1.2022.006 ) 3. MURSYID ADI SANTOSO ( 08.1.2022.011 ) 4. MUHAMAD ILHAM HANAFI ( 08.1.2022.017 ) 5. NUR RAKHMAD MAULANA ( 08.1.2022.003 ) 6. AHMAD ROYHAN ( 08.1.2022.010 ) Pengertian
• Bahasa yang baik adalah bahasa yang
sesuai dengan situasi. • Bahasa yang benar adalah pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang dibakukan atau yang dianggap baku. Ciri Ragam Bahasa Baku
• Penggunaan kaidah tata bahasa normatif
Contoh : Acara itu sedang kami ikuti bukan acara itu kami sedang ikuti. • Penggunaan kata-kata baku Contoh : cantik sekali bukan cantik banget. • Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis • Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan Contoh : /kalaw/ dan bukan /kalo/ • Penggunaan kalimat secara efektif, sesuai maksud aslinya. Kaidah Bahasa
Kaidah Bahasa meliputi beberapa aspek diantaranya adalah:
1. Tata bunyi (fonologi)
2. Tata bahasa (kalimat)
3. Kosa kata (termasuk istilah)
4. Ejaan
5. Makna 1. Tata bunyi (fonologi)
Kita telah menerima bunyi /f/, /v/, dan /z/.
Oleh karena itu kata-kata yang benar adalah fajar, fakir (miskin), variabel, vitamin, zakat, zebra. Bukan pajar, pakir, pariabel, pitamin, jakat, jebra. 2. Tata bahasa (kalimat)
Pada aspek tata bahasa, mengenai bentuk kata
misalnya, bentuk yang benar adalah ubah, mencari, terdesak, mengebut, tegakkan, dan pertanggungjawaban. Bukan obah/robah/rubah, nyari, kedesak, ngebut, tegakan, dan pertanggungan jawab. 3. Kosa kata (termasuk istilah)
Pada aspek kosa kata, daripada kata-kata seperti
bilang, kasih, entar, dan udah lebih baik berkata/mengatakan, memberi, sebentar, dan sudah. 4. Ejaan Kaidah ejaan adalah keseluruhan peraturan tentang bagaimana menggunakan lambang-lambang bunyi bahasa dan bagaimana hubungan antara lambang- lambang tersebut (pemisahan dan penggabungannya).
Contoh Ejaan pada penggunaan kata “di” :
1. Saat menunjukan tempat 2. Saat menunjuka pekerjaan Ambil bukumu dimeja Silahkan di makan Yang benar Yang benar Ambil bukumu di meja Silahkan dimakan 4. Ejaan
Dari segi makna, pemakaian bahasa yang benar
bertalian dengan ketepatan menggunakan kata yang sesuai dengan tuntutan makna misalnya dalam bahasa ilmu tidak tepat dignakan kata yang bermakna konotatif (kata kiasan tidak tepat digunakan dalam ragam bahasa ilmu). Ragam bahasa
Dilihat dari segi penuturnya, ragam
bahasa dapat dibedakan sebagai berikut A. Ragam Daerah/ Dialek
Luasnya wilayah pemakaian bahasa Indonesia itu
menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang dipakai di suatu daerah berbeda dari bahasa Indonesia yang dipakai di daerah lain. B. Ragam Bahasa Terpelajar
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh
kelompok penutur yang berpendidikan tampak jelas perbedaannya dengan bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya, pidio, pilem, komplek, pajar, dan pitamin. C. Ragam Bahasa Resmi dan Ragam Bahasa tak Resmi
Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang
bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya atau pimpinannya, atau bahasa perintah atasan kepada bawahan. END