Kalimat merupakan bentuk bahasa yang diawali dan diakhiri kesenyapan bunyi, sehingga memiliki
informasi yang lengkap. Kesenyapan bunyi pada awal kalimat biasanya berupa penggunaan huruf
kapital. Sedangkan kesenyapan bunyi di akhir kalimat dapat berupa tanda titik (.), tanda seru (!),
tanda tanya (?), dan lain sebagainya. Dalam dunia kepenulisan, sering kali terjadi ketidakhematan
kalimat, yang biasa disebut kalimat tidak efektif. Lalu apakah yang dimaksud dengan kalimat
tidak efektif itu? Bagaimana pula kalimat efektif?
Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak hemat atau kalimat yang menggunakan dua
bentuk yang maknanya sama. Contoh :
Kalimat tersebut merupakan kalimat tidak langsung karena menggunakan dua kata yang maknanya
sama. Kedua kata tersebut adalah kata merupakan dan adalah. Bagaimana agar kalimat tersebut
menjadi kalimat efektif? Cukup hilangkan salah satu kata tersebut, sehingga akan menjadi
kalimat berikut.
Untuk lebih memahami kalimat tidak efektif berikut cara memperbaikinya, perhatikan contoh
berikut ini.
1
1. Penggunaan kata-kata yang maknanya sama
Mereka bekerja demi untuk mencukupi Mereka bekerja demi mencukupi kebutuhan
kebutuhan hidupnya. hidupnya.
Mereka bekerja untuk mencukupi kebutuhan
hidupnya.
Petani harus rajin agar supaya hasil panennya Petani harus rajin supaya hasil panennya
berlimpah. berlimpah.
Petani harus rajin agar hasil panennya
berlimpah.
Suasana di rumahnya sangat sepi sekali. Suasana di rumahnya sangat sepi.
Sekolahnya banyak terdapat berbagai jenis Sekolahnya terdapat banyak jenis tanaman
tanaman obat. obat.
Sekolahnya terdapat berbagai jenis tanaman
obat.
2
3. Penggunaan dua konjungsi yang semakna
Walaupun lelah sekali, tetapi Ana tetap Walaupun lelah sekali, Ana tetap ikut bakti sosial.
ikut bakti sosial.
Ana lelah sekali, tetapi tetap ikut bakti sosial.
Jika bekerja dengan keras, maka kamu Jika bekerja dengan keras, kamu pasti berhasil.
pasti berhasil.
Kamu bekerja dengan keras, maka kamu pasti
berhasil.
Karena kakaknya sakit, maka ia pergi ke Karena kakaknya sakit, ia pergi ke rumah sakit.
rumah sakit.
Kakaknya sakit, maka ia pergi ke rumah sakit.
Setelah memasak, kemudian ibu mencuci Setelah memasak, ibu mencuci baju.
baju.
Ibu memasak, kemudian mencuci baju.
3
Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menimbulkan kembali gagasan pada diri pendengar
atau pembaca seperti yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat efektif seyogyanya
tidak membuat pendengar atau pembaca mengalami perbedaan pemahaman dengan pembicara
atau penulis.
Kalimat efektif dapat diketahu dengan memperhatikan beberapa hal di bawah ini.
1. Kesepadanan struktur
2. Kesamaan bentuk
3. Ketegasan makna
4. Kehematan kata
5. Kecermatan dan kesantunan
6. Kepaduan makna
7. Kelogisan makna
1. Kesepadanan struktur
Kesepadanan struktur ditunjukkan dengan kejelasan subjek dan predikat. Perlu diketahui bahwa
pengertian subjek bukanlah yang dikenai tindakan, melainkan hal yang dibicarakan.
Pada kalimat tersebut tidak memiliki subjek. Hal ini dikarenakan setelah kata kepada selalu kata
keterangan. karenanya pada kalimat tersebut kata kepada perlu dihilangkan. Sehingga kalimat
tersebut akan seperti berikut.
• Penelitian itu saya dibantu dosen. (tidak ada kejelasan subjek dan predikatnya)
Pada kalimat tersebut tidak ada kejelasan mana subjek dan predikatnya. Agar kalimat tersebut
memiliki kejelasan struktur, perlu dianalisis maksud dari kalimatnya. Secara harfiah kalimat
tersebut ingin menyampaikan bahwasannya “saya dibantu oleh dosen saat melaksanakan
penelitian”. Jika diuraikan dalam bentuk kalimat, maka:
4
• kata saya adalah subjek,
Untuk memperjelas fungsi keterangan pada kalimat tersebut, makan perlu ditambahkan kata
penunjuk keterangan. Perhatikan kalimat berikut.
2. Kesamaan bentuk
Kesamaan bentuk dapat pula disebut kepararelan bentuk. Jadi antara satu bentuk kata atau
frasa satu dengan lainnya dalam kalimat harus sama. Perhatikan kalimat berikut!
• Tahapan penelitian meliputi pengumpulan data, menganalisis data, dan menyimpulkan hasil
analisis.
Pada kata yang digaris bawahi, kita dapat menguraikannya sebagai berikut.
1. pengumpulan = pe + kumpul + an
2. menganalisis = me + alalisis
Ketiga kata tersebut memiliki imbuhan yang berbeda-beda. Dalam ciri kesamaan bentuk, bentuk
dari kata yang pararel (disatukan oleh tanda koma [,]) harus disamakan bentuknya. Kalimat
tersebut berhubungan dengan bentuk kata berimbuhan. Karenanya terdapat dua pilihan untuk
mengefektifkan kalimat tersebut. Pilihan pertama yaitu menyamakan imbuhannya dengan pe – an
atau dengan me-.
• Tahapan penelitian meliputi pengumpulan data, penganalisisan data, dan penyimpulan hasil
analisis.
• Tahapan penelitian meliputi mengumpulkan data, menganalis data, dan menyimpulkan hasil
analisis.
5
3. Ketegasan Makna
Ketegasan makna, dapat dilakukan dengan meletakkan bagian yang dipentingkan di bagian awal
kalimat. Hal ini dilakukan untuk memberikan penekanan pada hal yang dimaksud.
Jika dilihat, kedua kalimat tersebut tidak ada bedanya. Namun berdasarkan makna dan tujuan,
kedua kalimat tersebut memiliki perbedaan yang nyata. Pada kalimat (1) penekanannya terletak
pada kata pergi. Hal ini memiliki maksud, bahwasannya harus segera pergi dengan cepat.
Sedangkan kalimat (2) penekanannya terletak pada kata kamu. Hal ini memiliki maksud,
bahwasannya yang harus pergi adalah kamu bukan yang lain.
4. Kehematan kata
Kehematan kata bisa dilakukan dengan menghindari pengulangan subjek, serta dengan
menghindari penggunaan superordinat dan hiponim secara bersamaan. Hiponim adalah hubungan
antara makna spesifik dan makna generik atau antara anggota taksonomi dan nama taksonomi
(KBBI). Perhatikan bagan berikut!
Superordinat Hiponim
6
Pada kalimat kedua, memiliki konteks ‘seorang adik yang memesan sesuatu ketika ke toko buah’.
Sudah pasti ‘jeruk’ yang dimaksud adalah ‘buah jeruk’, bukan ‘pohon jeruk’ atau ‘daun jeruk’.
Karenanya cukup menggunakan kata ‘jeruk’.
Kecermatan dapat dilakukan dengan memilih bentuk sinonimi yang paling tepat. Sinonimi
merupakan kata yang memiliki kesamaan makna atau arti. Contoh sinonimi:
• cantik = ayu
• benar = betul
Cawan petri digunakan untuk penelitian di lab biologi, fisika, atau kimia. Kata lihatlah kurang
tepat untuk kalimat tersebut, karena dalam percobaan perlu lebih dari sekedar melihat. Kata
yang lebih tepat adalah amatilah yang memiliki makna melihat dengan lebih.
Pada kalimat selanjutnya, kata menjinjing biasa digunakan untuk membawa barang atau sesuatu
dengan posisi tangan kebawah. Tidaklah tepat jika kata tersebut digunakan untuk
menggambarkan seseorang yang membawa adiknya. Maka kata menggendong, yakni membawa
dengan mendukung di pinggang lebih tepat untuk menggambarkan seorang kakak yang membawa
adiknya.
7
Kesantunan dapat dilakukan dengan memilih kata-kata yang bermakna netral atau denotasi.
Penggunaan kata dalam teori kesantunan dibagi menjadi beberapa kelas.
(1) Maaf bapak, anak bapak kurang mampu sehingga kami terpaksa tidak menaikkan kelas.
(2) Maaf bapak, anak bapak bodoh sehingga kami terpaksa tidak menaikkan kelas.
(3) Maaf bapak, anak bapak dungu sehingga kami terpaksa tidak menaikkan kelas.
Pada kalimat (1) merupakan kelas paling santun yakni menggunakan konotasi positif.
Kalimat (2) merupakan kelas yang umum dan efektif, namun dirasa kurang sopan. Kalimat
tersebut menggunakan makna netral (makna sesungguhnya atau denotasi).
Sedangkan kalimat (3) merupakan kelas terendah yakni menggunakan konotasi negatif. Ada
baiknya menggunakan konotasi positif, namun alangkah lebih baik dalam kondisi tertentu
kejujuran diperlukan. Hal ini akan menjadikan pembicara dan pendengar memaknai hal dengan
sama.
6. Kepaduan makna
Kepaduan makna dapat dicapai dengan terpenuhinya kepaduan bentuk. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan penggunaan Aspek dan Agen yang benar. Aspek merupakan keterangan
petunjuk. Perhatikan pola berikut.
8
7. Kelogisan Makna
Kelogisan merupakan sesuatu yang bernalar atau masuk akal. Suatu kalimat haruslah masuk akal.
Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
Pada kalimat (1), tentulah tidak logis. Seorang ibu tentulah bukan gadis lagi. Sedangkan pada
kalimat (2), waktu tidak dapat disingkat. Waktu berjalan sesuai dengan apa adanya. Kesalahan
penggunaan kata ini sering terjadi dalam acara-acara umum. Kedua kalimat tersebut seharusnya
diubah menjadi berikut.
X Setiap kali bertemu mereka saling pandang memandang. (kalimat tidak efektif)
X Para wanita perlu hati-hati jika melewati lorong. (kalimat tidak efektif)
X Baik mahasiswa baru atau mahasiswa lama dikenakan peraturan yang sama. (kalimat tidak efektif)
X Karena harga terus melambung tinggi maka rakyat menderita kelaparan. (kalimat tidak efektif)
√ Karena harga terus melambung tinggi, rakyat menderita kelaparan. (kalimat efektif)
9
X Menurut Kunjana menyatakan bahwa konteks di dalam linguistik tidak dapat disamakan dengan
√ Kunjana (2009) menyatakan bahwa konteks di dalam linguistik tidak dapat disamakan dengan
√ Menurut Kunjana, konteks di dalam linguistik tidak dapat disamakan dengan konteks dalam
X Dengan penelitian ini akan memberikan banyak manfaat bagi warga. (kalimat tidak efektif)
√ Penelitian ini akan memberi banyak manfaat bagi warga. (kalimat efektif)
X Adalah merupakan tugas peneliti untuk menganalisis dan menyajikan hasil analisis data. (kalimat
tidak efektif)
√ Tugas peneliti adalah menganalisis dan menyajikan hasil analisis data. (kalimat efektif)
X Berbagai kendala penelitian harus dapat diselesaikan oleh kita. (kalimat tidak efektif)
X Sesampainya di rumah nenek langsung berkebun dengan kakek. (kalimat tidak efektif)
√ Sesampainya di rumah nenek, Riko langsung berkebun dengan kakek. (kalimat efektif)
X Pada siang ini merupakan siang yang cerah. (kalimat tidak efektif)
X Dalam rapat itu membahas cara memajukan pariwisata daerah. (kalimat tidak efektif)
X Pada bulan itu bertepatan dengan bulan bahasa. (kalimat tidak efektif)
X Pada hari Jum’at apel kepramukaan yang diikuti oleh seluruh siswa SMP Mandala mulai dari kelas
10
√ Pada hari Jum’at apel kepramukaan diikuti oleh seluruh siswa SMP Mandala mulai dari kelas VII
X Yang menjadi sebab banjir adalah pembuangan sampah di hilir sungai. (kalimat tidak efektif)
X Dalam seminar itu membicarakan tentang pentingnya generasi bermoralitas tinggi. (kalimat tidak
efektif)
√ Dalam seminar itu dibicarakan pentingnya generasi bermoralitas tinggi. (kalimat efektif)
11
X Seminar itu membicarakan pentingnya generasi bermoralitas tinggi. (kalimat efektif)
√ Seminar itu berbicara tentang pentingnya generasi bermoralitas tinggi. (kalimat efektif)
12