Anda di halaman 1dari 11

Kontributor:

Teodora Nirmala Fau, S.Hum.


Alumnus Program Studi Bahasa Indonesia UI https://www.studiobelajar.com/kalimat-efektif/

Pengertian Kalimat Efektif


Kalimat efektif dapat diartikan sebagai susunan kata yang mengikuti kaidah kebahasaan
secara baik dan benar. Tentu saja karena kita berbicara tentang bahasa Indonesia, kaidah
yang menjadi patokan kalimat efektif dalam bahasan ini adalah kaidah bahasa Indonesia
menurut ejaan yang disempurnakan (EYD).
BARU! Forum StudioBelajar.com!
Yuk gabung di Group Telegram StudioBelajar.com. Klik!
Syarat Kalimat Efektif
Pada dasarnya, ada empat syarat utama sebuah kalimat dapat dikatakan efektif atau tidak.

sumber gambar: hubpages.com

1. Sesuai EYD
Sebuah kalimat efektif haruslah menggunakan ejaan maupun tanda baca yang tepat. Kata
baku pun mesti menjadi perhatian agar tidak sampai kata yang kamu tulis ternyata tidak
tepat ejaannya.

2. Sistematis
Sebuah kalimat paling sederhana adalah yang memiliki susunan subjek dan predikat,
kemudian ditambahkan dengan objek, pelengkap, hingga keterangan. Sebisa mungkin
guna mengefektifkan kalimat, buatlah kalimat yang urutannya tidak memusingkan. Jika
memang tidak ada penegasan, subjek dan predikat diharapkan selalu berada di awal
kalimat.

3. Tidak Boros dan Bertele-tele


Jangan sampai kalimat yang kalian buat terlalu banyak menghambur-hamburkan kata dan
terkesan bertele-tele. Pastikan susunan kalimat yang kalian rumuskan pasti dan ringkas
agar orang yang membacanya mudah menangkah gagasan yang kalian tuangkan.
4. Tidak Ambigu
Syarat kalimat efektif yang terakhir, kalimat efektif menjadi sangat penting untuk
menghindari pembaca dari multiftafsir. Dengan susunan kata yang ringkas, sistemastis, dan
sesuai kaidah kebahasaan; pembaca tidak akan kesulitan mengartikan ide dari kalimat
kalian sehingga tidak ada kesan ambigu.

Ciri-ciri Kalimat Efektif


Untuk membuat kalimat efektif tidaklah sulit asalkan sudah memahami ciri-ciri suatu kalimat
dikatakan efektif. Berikut ini adalah 5 ciri-ciri sehingga suatu kalimat dapat kita katakan
efektif.

BARU! Forum StudioBelajar.com!


Yuk gabung di Group Telegram StudioBelajar.com. Klik!
1. Kesepadanan Struktur
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah kelengkapan struktur dan penggunaannya.
Inilah yang dimaksud dengan kesepadanan struktur. Ada beberapa hal yang menyangkut
ciri-ciri yang satu ini.

a. Pastikan kalimat yang dibuat mengandung unsur klausa minimal yang lengkap, yakni
subjek dan predikat.
b. Jangan taruh kata depan (preposisi) di depan subjek karena akan mengaburkan
pelaku di dalam kalimat tersebut.
Contoh kalimat efektif dan tidak efektif:
Bagi semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (tidak efektif)
Semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (efektif)

c. Hati-hati pada penggunaan konjungsi yang di depan predikat karena membuatnya


menjadi perluasan dari subjek.
Contoh:
Dia yang pergi meninggalkan saya. (tidak efektif)
Dia pergi meninggalkan saya. (efektif)

d. Tidak bersubjek ganda, bukan berarti subjek tidak boleh lebih dari satu, namun lebih
ke arah menggabungkan subjek yang sama.
Contoh:
Adik demam sehingga adik tidak dapat masuk sekolah. (tidak efektif)
Adik demam sehingga tidak dapat masuk sekolah. (efektif)

2. Kehematan Kata
Karena salah satu syarat kalimat efektif adalah ringkas dan tidak bertele-tele, kalian tidak
boleh menyusun kata-kata yang bermakna sama di dalam sebuah kalimat. Ada dua hal
yang memungkinkan kalimat membuat kalimat yang boros sehingga tidak efektif. Yang
pertama menyangkut kata jamak dan yang kedua mengenai kata-kata bersinonim. Untuk
menghindari hal tersebut, berikut ini contoh mengenai kesalahan dalam kata jamak dan
sinonim yang menghasilkan kalimat tidak efektif.

Contoh Kata Jamak:


Para siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi. (tidak efektif)
Siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi. (efektif)

Ketidakefektifan terjadi karena kata para merujuk pada jumlah jamak, sementara siswa-
siswi juga mengarah pada jumlah siswa yang lebih dari satu. Jadi, hilangkan salah satu
kata yang merujuk pada hal jamak tersebut.
Contoh Kata Sinonim:
Ia masuk ke dalam ruang kelas. (tidak efektif)
Ia masuk ruang kelas.

Ketidakefektifan terjadi karena kata masuk dan frasa ke dalam sama-sama menunjukkan arti
yang sama. Namun, kata masuk lebih tepat membentuk kalimat efektif karena sifatnya yang
merupakan kata kerja dan dapat menjadi predikat. Sementara itu, jika menggunakan ke
dalam dan menghilangkan kata masuk—sehingga menjadi ia ke dalam ruang kelas—kalimat
tersebut akan kehilangan predikatnya dan tidak dapat dikatakan kalimat efektif menurut
prinsip kesepadanan struktur.
3. Kesejajaran Bentuk
Ciri-ciri yang satu ini menyangkut soal imbuhan dalam kata-kata yang ada di kalimat, sesuai
kedudukannya pada kalimat itu. Pada intinya, kalimat efektif haruslah berimbuhan pararel
dan konsisten. Jika pada sebuah fungsi digunakan imbuhan me-, selanjutnya imbuhan yang
sama digunakan pada fungsi yang sama.
Contoh:
Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara membuang, memilah, dan
pengolahannya. (tidak efektif)
Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara membuang, memilah, dan
mengolahnya. (efektif)

4. Ketegasan Makna
Tidak selamanya subjek harus diletakkan di awal kalimat, namun memang peletakan subjek
seharusnya selalu mendahului predikat. Akan tetapi, dalam beberapa kasus tertentu, kalian
bisa saja meletakkan keterangan di awal kalimat untuk memberi efek penegasan. Ini agar
pembaca dapat langsung mengerti gagasan utama dari kalimat tersebut. Penegasan
kalimat seperti ini biasanya dijumpai pada jenis kalimat perintah, larangan, ataupun anjuran
yang umumnya diikuti partikel lah atau pun.
Contoh:
Kamu sapulah lantai rumah agar bersih! (tidak efektif)
Sapulah lantai rumahmu agar bersih! (efektif)

5. Kelogisan Kalimat
Ciri-ciri kalimat efektif terakhir yang amat krusial menyangkut kelogisan kalimat yang kalian
buat. Kelogisan berperan penting untuk menghindari kesan ambigu pada kalimat. Karena
itu, buatlah kalimat dengan ide yang mudah dimengerti dan masuk akal agar pembaca
dapat dengan mudah pula mengerti maksud dari kalimat tersebut.

Contoh:
Kepada Bapak Kepala Sekolah, waktu dan tempat kamu persilakan. (tidak efektif)
Bapak Kepala Sekolah dipersilakan menyampaikan pidatonya sekarang. (efektif)

Kalimat Tidak Efektif https://dosenbahasa.com/contoh-kalimat-efektif-dan-kalimat-

tidak-efektif

Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak hemat atau kalimat yang menggunakan dua bentuk yang
maknanya sama. Contoh :

 Taman itu merupakan adalah tempat kesukaannya.

Kalimat tersebut merupakan kalimat tidak langsung karena menggunakan dua kata yang maknanya
sama. Kedua kata tersebut adalah kata merupakan dan adalah. Bagaimana agar kalimat tersebut
menjadi kalimat efektif? Cukup hilangkan salah satu kata tersebut, sehingga akan menjadi kalimat
berikut.

 Taman itu adalah tempat kesukaannya.


 Taman itu merupakan tempat kesukaannya.

Ciri-Ciri Kalimat Tidak Efektif


Ketidakhematan kalimat ini dibedakan atas beberapa macam (Gufron, 2015:144).

1. Penggunaan kata-kata yang maknanya sama


2. Penggunaan kata bentukan beserta maknanya
3. Penggunaan dua konjungsi yang semakna
4. Penggunaan subjek yang berlebihan

Untuk lebih memahami kalimat tidak efektif berikut cara memperbaikinya, perhatikan contoh berikut ini.

1. Penggunaan kata-kata yang maknanya sama


Perhatikan kalimat-kalimat berikut!

 Bunga ini merupakan adalah bunga favoritnya.


 Mereka bekerja demi untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
 Petani harus rajin agar supaya hasil panennya berlimpah.
 Suasana di rumahnya sangat sepi sekali.
 Sekolahnya banyak terdapat berbagai jenis tanaman obat.

Kalimat-kalimat di atas seharusnya dirubah menjadi kalimat-kalimat berikut.


 Bunga ini merupakan bunga favoritnya.
 Bunga ini adalah bunga favoritnya.
 Mereka bekerja demi mencukupi kebutuhan hidupnya.
 Mereka bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
 Petani harus rajin supaya hasil panennya berlimpah.
 Petani harus rajin agar hasil panennya berlimpah.
 Suasana di rumahnya sangat sepi.
 Suasana di rumahnya sepi sekali.
 Sekolahnya terdapat banyak jenis tanaman obat.
 Sekolahnya terdapat berbagai jenis tanaman obat.

2. Penggunaan kata bentukan beserta maknanya


Perhatikan kalimat-kalimat berikut!

 Kakaknya anak paling tercantik di keluarganya.


 Rapat dihadiri para pejabat-pejabat.
 Seminar itu diikuti semua mahasiswa-mahasiswa.
 Keduanya saling bantu-membantu dalam kesulitan.

Kalimat-kalimat di atas seharusnya dirubah menjadi kalimat-kalimat berikut.

 Kakaknya anak paling cantik di keluarganya.


 Kakaknya anak tercantik di keluarganya.
 Rapat dihadiri pejabat-pejabat.
 Rapat dihadiri para pejabat.
 Seminar itu diikuti mahasiswa-mahasiswa.
 Seminar itu diikuti semua mahasiswa.
 Keduanya saling membantu dalam kesulitan.
 Keduanya bantu-membantu dalam kesulitan.

3. Penggunaan dua konjungsi yang semakna


Perhatikan kalimat-kalimat berikut!

 Meskipun demam, namun Anas tetap pergi kuliah.


 Walaupun lelah sekali, tetapi Ana tetap ikut bakti sosial.
 Jika bekerja dengan keras, maka kamu pasti berhasil.
 Karena kakaknya sakit, maka ia pergi ke rumah sakit.
 Setelah memasak, kemudian ibu mencuci baju.

Kalimat-kalimat di atas seharusnya dirubah menjadi kalimat-kalimat berikut.

 Meskipun demam, Anas tetap pergi kuliah.


 Anas demam, namun tetap pergi kuliah.
 Walaupun lelah sekali, Ana tetap ikut bakti sosial.
 Ana lelah sekali, tetapi tetap ikut bakti sosial.
 Jika bekerja dengan keras, kamu pasti berhasil.
 Kamu bekerja dengan keras, maka kamu pasti berhasil.
 Karena kakaknya sakit, ia pergi ke rumah sakit.
 Kakaknya sakit, maka ia pergi ke rumah sakit.
 Setelah memasak, ibu mencuci baju.
 Ibu memasak, kemudian mencuci baju.

4. Penggunaan subjek yang berlebihan


Perhatikan kalimat-kalimat berikut!

 Ana menulis cerpen setelah Ani membaca cerpen Hasan.


 Saya berdoa sebelum saya makan.

Kalimat-kalimat di atas seharusnya dirubah menjadi kalimat-kalimat berikut.

 Ana menulis cerpen setelah membaca cerpen Hasan.


 Saya berdoa sebelum makan.

Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menimbulkan kembali gagasan pada diri pendengar atau
pembaca seperti yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat efektif seyogyanya tidak
membuat pendengar atau pembaca mengalami perbedaan pemahaman dengan pembicara atau penulis.

Ciri-Ciri Kalimat Efektif


Kalimat efektif dapat diketahu dengan memperhatikan beberapa hal di bawah ini.

1. Kesepadanan struktur
2. Kesamaan bentuk
3. Ketegasan makna
4. Kehematan kata
5. Kecermatan dan kesantunan
6. Kepaduan makna
7. Kelogisan makna

Untuk lebih memahami ciri kalimat efektif, perhatikan contoh berikut.

1. Kesepadanan struktur
Kesepadanan struktur ditunjukkan dengan kejelasan subjek dan predikat. Perlu diketahui bahwa
pengertian subjek bukanlah yang dikenai tindakan, melainkan hal yang dibicarakan.

Perhatikan kalimat-kalimat berikut!

 Kepada para peserta diskusi dipersilakan masuk. (tidak bersubjek)

Pada kalimat tersebut tidak memiliki subjek. Hal ini dikarenakan setelah kata kepada selalu
kata keterangan. karenanya pada kalimat tersebut kata kepada perlu dihilangkan. Sehingga kalimat
tersebut akan seperti berikut.
 Para peserta diskusi dipersilakan masuk. (subjeknya para peserta diskusi)

Perhatikan kalimat-kalimat berikut!

 Penelitian itu saya dibantu dosen. (tidak ada kejelasan subjek dan predikatnya)

Pada kalimat tersebut tidak ada kejelasan mana subjek dan predikatnya. Agar kalimat tersebut memiliki
kejelasan struktur, perlu dianalisis maksud dari kalimatnya. Secara harfiah kalimat tersebut ingin
menyampaikan bahwasannya “saya dibantu oleh dosen saat melaksanakan penelitian”. Jika diuraikan
dalam bentuk kalimat, maka:

 kata saya adalah subjek,


 kata dibantu adalah predikat,
 kata dosen adalah objek, dan
 kata penelitian itu adalah keterangan.

Untuk memperjelas fungsi keterangan pada kalimat tersebut, makan perlu ditambahkan kata
penunjuk keterangan. Perhatikan kalimat berikut.

 Dalam penelitian itu, saya dibantu dosen.

Kata dalam selalu diikuti oleh keterangan.

2. Kesamaan bentuk
Kesamaan bentuk dapat pula disebut kepararelan bentuk. Jadi antara satu bentuk kata atau frasa satu
dengan lainnya dalam kalimat harus sama. Perhatikan kalimat berikut!

 Tahapan penelitian meliputi pengumpulan data, menganalisis data, dan menyimpulkan hasil analisis.

Pada kata yang digaris bawahi, kita dapat menguraikannya sebagai berikut.

1. pengumpulan = pe + kumpul + an
2. menganalisis = me + alalisis
3. menyimpulkan = me + simpul + kan

Ketiga kata tersebut memiliki imbuhan yang berbeda-beda. Dalam ciri kesamaan bentuk, bentuk dari kata
yang pararel (disatukan oleh tanda koma [,]) harus disamakan bentuknya. Kalimat tersebut berhubungan
dengan bentuk kata berimbuhan. Karenanya terdapat dua pilihan untuk mengefektifkan kalimat tersebut.
Pilihan pertama yaitu menyamakan imbuhannya dengan pe – an atau dengan me-.

Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini.

 Tahapan penelitian meliputi pengumpulan data, penganalisisan data, dan penyimpulan hasil analisis.
 Tahapan penelitian meliputi mengumpulkan data, menganalis data, dan menyimpulkan hasil analisis.

3. Ketegasan Makna
Ketegasan makna, dapat dilakukan dengan meletakkan bagian yang dipentingkan di bagian awal
kalimat. Hal ini dilakukan untuk memberikan penekanan pada hal yang dimaksud.

Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini!


(1) Pergi kamu!

(2) Kamu pergi!

Jika dilihat, kedua kalimat tersebut tidak ada bedanya. Namun berdasarkan makna dan tujuan, kedua
kalimat tersebut memiliki perbedaan yang nyata. Pada kalimat (1) penekanannya terletak pada
kata pergi. Hal ini memiliki maksud, bahwasannya harus segera pergi dengan cepat. Sedangkan kalimat
(2) penekanannya terletak pada kata kamu. Hal ini memiliki maksud, bahwasannya yang harus pergi
adalah kamu bukan yang lain.

4. Kehematan kata
Kehematan kata bisa dilakukan dengan menghindari pengulangan subjek, serta dengan menghindari
penggunaan superordinat dan hiponim secara bersamaan. Hiponim adalah hubungan antara makna
spesifik dan makna generik atau antara anggota taksonomi dan nama taksonomi (KBBI). Perhatikan bagan
berikut!

Superordinat Hiponim

Burung Beo, Pelatuk, Kakak tua, dll

Bunga Seruni, Mawar, Melati, dll

Buah Jeruk, Mangga, Markisa, dll


Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini!

 Saya suka kecantikannya, saya suka bodinya. (pengulangan subjek)


 “Kak, belikan buah jeruk!” (penggunaan superordinat dan hiponim)

Kalimat-kalimat di atas seharusnya dirubah menjadi kalimat-kalimat berikut.

 Saya suka kecantikannya dan bodinya.


 “Kak, belikan jeruk!”

Pada kalimat kedua, memiliki konteks ‘seorang adik yang memesan sesuatu ketika ke toko buah’. Sudah
pasti ‘jeruk’ yang dimaksud adalah ‘buah jeruk’, bukan ‘pohon jeruk’ atau ‘daun jeruk’. Karenanya cukup
menggunakan kata ‘jeruk’.

5. Kecermatan dan kesantunan


Kecermatan dapat dilakukan dengan memilih bentuk sinonimi yang paling tepat. Sinonimi merupakan
kata yang memiliki kesamaan makna atau arti. Contoh sinonimi:

 cantik = ayu
 benar = betul
 mati = wafat, tewas, mampus
 melihat = menonton, menatap, melirik, mengintip, menerawang, dll

Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini!

 Lihatlah cawan petri yang tersedia.


 Rani menjinjing adiknya yang masih kecil.
Kalimat-kalimat di atas seharusnya dirubah menjadi kalimat-kalimat berikut.

 Amatilah cawan petri yang tersedia.


 Rani menggendong adiknya yang masih kecil.

Cawan petri digunakan untuk penelitian di lab biologi, fisika, atau kimia. Kata lihatlah kurang tepat untuk
kalimat tersebut, karena dalam percobaan perlu lebih dari sekedar melihat. Kata yang lebih tepat
adalah amatilah yang memiliki makna melihat dengan lebih. Pada kalimat selanjutnya,
kata menjinjing biasa digunakan untuk membawa barang atau sesuatu dengan posisi tangan kebawah.
Tidaklah tepat jika kata tersebut digunakan untuk menggambarkan seseorang yang membawa adiknya.
Maka kata menggendong, yakni membawa dengan mendukung di pinggang lebih tepat untuk
menggambarkan seorang kakak yang membawa adiknya.

Kesantunan dapat dilakukan dengan memilih kata-kata yang bermakna netral atau denotasi.
Penggunaan kata dalam teori kesantunan dibagi menjadi beberapa kelas. perhatikan kalimat-kalimat
berikut ini.
(1) Maaf bapak, anak bapak kurang mampu sehingga kami terpaksa tidak menaikkan kelas.
(2) Maaf bapak, anak bapak bodoh sehingga kami terpaksa tidak menaikkan kelas.
(3) Maaf bapak, anak bapak dungu sehingga kami terpaksa tidak menaikkan kelas.
Pada kalimat (1) merupakan kelas paling santun yakni menggunakan konotasi positif. Kalimat (2)
merupakan kelas yang umum dan efektif, namun dirasa kurang sopan. Kalimat tersebut menggunakan
makna netral (makna sesungguhnya atau denotasi). Sedangkan kalimat (3) merupakan kelas terendah
yakni menggunakan konotasi negatif. Ada baiknya menggunakan konotasi positif, namun alangkah lebih
baik dalam kondisi tertentu kejujuran diperlukan. Hal ini akan menjadikan pembicara dan pendengar
memaknai hal dengan sama.

6. Kepaduan makna
Kepaduan makna dapat dicapai dengan terpenuhinya kepaduan bentuk. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan penggunaan Aspek dan Agen yang benar. Aspek merupakan keterangan petunjuk. Perhatikan pola
berikut.

Aspek + Agen +Verba

Contoh aspek, misalnya : sudah, sedang, akan, dll.

Perhatikan kalimat berikut!

 Proposal Anggi dosen sudah terima.

Kalimat di atas seharusnya dirubah menjadi kalimat berikut.

 Proposal Anggi sudah dosen terima.

7. Kelogisan Makna
Kelogisan merupakan sesuatu yang bernalar atau masuk akal. Suatu kalimat haruslah masuk akal.
Perhatikan kalimat-kalimat berikut!

(1) Ibunya Dina masih gadis.

(2) untuk mempersingkat waktu diskusi kita mulai.

Pada kalimat (1), tentulah tidak logis. Seorang ibu tentulah bukan gadis lagi. Sedangkan pada kalimat
(2), waktu tidak dapat disingkat. Waktu berjalan sesuai dengan apa adanya. Kesalahan penggunaan kata
ini sering terjadi dalam acara-acara umum. Kedua kalimat tersebut seharusnya dirubah menjadi berikut.
(1) Ibunya Dina masih muda.

(2) untuk mengefisienkan waktu diskusi kita mulai.

Contoh Kalimat Tidak Efektif dan Pembenarannya


 Andi membelikan pulsa adiknya. (kalimat tidak efektif)
o Andi membeli pulsa untuk adiknya. (kalimat efektif)
 Setiap kali bertemu mereka saling pandang memandang. (kalimat tidak efektif)
o Setiap kali bertemu, mereka saling berpandangan. (kalimat efektif)
 Ia sedang menginventarisir perabot-perabot kantor. (kalimat tidak efektif)
o Ia sedang menginventarisasi perabotan kantor. (kalimat efektif)
 Para wanita perlu hati-hati jika melewati lorong. (kalimat tidak efektif)
o Para wanita perlu berhati-hati jika melewati lorong. (kalimat efektif)
 Contoh Pidato Dengan Kalimat Efektif (sidik blog)
 http://sidikpriandana.blogspot.com/2014/04/contoh-pidato-dengan-kalimat-efektif.html
 Assalamu’alaikum Wr. Wb.
 Salam sejahtera bagi kita semua,

 Yang saya hormati Bapak kepala sekolah SMP 07 Sleman beserta segenap jajaran dewan
guru dan pengurus.

 Yang saya hormati Bpk, Ibu, Saudara (i) serta teman-teman sekalin yang hadir pada
kesempatan yang penuh bahagia ini.


 Pada kesempatan ini saya akan sedikit mengingatkan kepada hadirin sekalian khususnya
sahabat-sahabat saya yang masih duduk dibangku sekolah perihal pentingnya nilai
pendidikan bagi manusia.

 Apa arti pendidikan itu? Dan mengapa setiap orang sangat membutuhkannya? Bukankah
pada prakteknya bukan hanya orang-orang yang berpendidikan saja yang mampu
mengecap pendidikan, lalu mengapa kita harus mengenyam pendidikan guna mewujudkan
semua impian yang ada dalam benak kita?

 Hadirin yang saya hormati,

 Segala sesuatu membutuhkan mekanisme dan teori untuk dapat dikerjakan/diwujudkan
sebagaimana yang kita inginkan, dan pendidikan adalah sumber teori untuk segala sesuatu
dapat dikerjakan/direalisasikan sesuai yang kita harapkan.

 Jika kita ingin memiliki jasmani yang sehat, rohani yang bersih tentunya kita harus
mengerti bagaimana cara untuk menjadikan jasmani kita sehat dan menjadikan rohani kita
bersih. Dalam dunia pendidikan kita akan diperkenalkan dengan biologi, dan juga
sosiologi. Pendidikan memberikan kita bekal pemahaman yang baik, teori yang baik,
pedoman yang baik sehingga dengan demikian, maka segalanya menjadi lebih realisitis
untuk dapat kita wujudkan.

 Hadirin sekalian yang berbahagia,

 Sukses itu berawal dari kualitas diri yang baik. Ia berawal dari wawasan yang memadai.
Tidak mungkin kita bisa berada pada suatu level yang lebih tinggi tanpa adanya kualifikasi
yang kita miliki. Lewat pendidikan semuanya menjadi terbentuk. Sederet hal yang tidak
kita ketahui akhirnya menjadikan kita membuka mata, mencerna dan mampu
memahaminya dengan sebaik-baiknya.

 Pendidikan tidak hanya memberikan kita bekal untuk mewujudkan semua impian kita.
pendidikan juga menjadikan diri kita menjadi pribadi yang lebih baik. Pribadi yang santun,
pribadi yang mengerti etika, pribadi yang tahu mana yang bijak dan mana yang tidak,
menjadikan kita semakin dewasa dan manusiawi.

 Teman-temanku sekalian,

 Mari kedepankan nilai penting pendidikan. Maari kita bekali diri kita yang masih lemah
dengan pendidikan. Mari jadikan pendidikan sebagai awal untuk menjadikan diri kita
menjadi individu yang lebih baik. Sukses itu hanya milik orang-orang yang pantas untuk
mendapatkannya, dan pendidikan akan menjadikan kita pantas untuk mendapatkan
kesuksesan dengan cara kita mau mengaplikasikan setiap pedoman hidup dan pendidikan
yang kita kecap.

 Hadirin skalian yang berbahagia,

 Demikian sedikit pesan yang dapat saya sampaikan pada kesempatan yang penuh bahagia
ini, semoga dapat memberikan manfaat kepada kita semua, Amin.

 Terimakasih atas perhatiannya, semoga kita senantiasa dalam lindungan dan rahmat-Nya.

Anda mungkin juga menyukai