2. Keparalelan Bentuk
Pada dasarnya, kalimat efektif harus berimbuhan paralel dan konsisten. Misal, pada sebuah
fungsi, digunakan imbuhan di-, maka selanjutnya imbuhan yang digunakan pada fungsi yang
sama juga imbuhan di-.
Contoh dari keparalelan bentuk dapat dilihat pada kalimat berikut ini :
“Tumbuhan yang ditanam di kebun sekolah, harus diperhatikan, disiram dan dirawat setiap
harinya”.
3. Ketegasan Makna
Ada beberapa kondisi dimana subjek tidak diletakkan di awal kalimat, meski sudah
seharusnya selalu mendahului predikat. Dalam beberapa kondisi tertentu, keterangan juga
dapat diletakkan pada awal kalimat untuk memberikan efek penegasan. Penegasan pada
kalimat biasanya ditemukan pada kalimat berjenis perintah, larangan atau anjuran yang pada
umumnya diikuti partikel lah atau pun.
Contoh dari penegasan makna ada pada kalimat berikut ini.
“Kamu cucilah mobil agar bersih!” adalah kalimat tidak efektif.
5. Kecermatan Penalaran
Kecermatan penalaran adalah tidak menggunakan kata yang memiliki makna lebih dari satu
atau yang berpotensi menimbulkan tafsiran ganda.
6. Kepaduan Gagasan
Kalimat efektif menggunakan kata yang terpadu sehingga informasi yang disampaikan tidak
terbagi-bagi dan dapat dipahami dengan mudah.
7. Kelogisan Bahasa
Bahasa yang digunakan pada kalimat harus logis untuk dapat disebut sebagai kalimat efektif.
Hal ini sangat krusial dan berperan penting untuk menghindari kesan ambigu pada kalimat.
Digunakan pada tulisan ilmiah seperti makalah, skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian,
dan sebagainya. Kalimat efektif berbeda dengan kalimat yang dipakai oleh para sastrawan
atau wartawan. Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan penggunaan kalimat efektif juga
ikut berpengaruh langsung dalam proses sosial seseorang dalam bermasyarakat. Baik dari
segi profesi, status sosial maupun keilmuan dari seseorang agar komunikasi yang mereka
lakukan dapat mudah diterima oleh masyarakat.
2. Tidak Ambigu
Kalimat yang tidak efektif memiliki lebih dari satu makna. Hal itu disebabkan oleh
penggunaan kata yang kurang benar sehingga menimbulkan keambiguan makna.
3. Logis/Sesuai Nalar
Kalimat efektif juga bersifat logis alias sesuai dengan nalar dan bisa dipahami dengan
baik. Jika sebuah kalimat tidak dapat diterima dan dipahami dengan baik, maka kalimat
tersebut bukanlah kalimat efektif.
Kalimat tersebut bukanlah kalimat yang efektif karena tidak logis. Maksud dari kalimat
tersebut mempersilahkan waktu dan tempat untuk berbicara, padahal makna sebenarnya
adalah mempersilahkan Bapak Arif untuk berbicara.
4. Menghemat Kata
Syarat lainnya dari kalimat efektif adalah menghemat penggunaan kata. Dengan adanya
pemborosan kata, kalimat yang terbentuk menjadi tidak efektif. Terkadang, pemborosan
kata juga dapat menyebabkan perubahan makna kata yang tidak diharapkan.
Contoh kalimat itu bukanlah kalimat yang efektif karena terdapat kata para dan diikuti
dengan siswa dan siswi yang sama-sama berarti jamak. Kalimat tersebut dapat diubah
dengan, “Para siswa dimohon untuk segera masuk kedalam kelas:.
5. Sistematis
Sebuah kalimat setidaknya memiliki susunan subjek dan predikat. Kalimat yang lengkap
juga memiliki objek, pelengkap dan keterangan. Untuk membuat kalimat efektif,
sebaiknya menggunakan urutan struktur kalimat yang baik dan tidak membingungkan.
DAFTAR PUSTAKA
https://contoh.pro/contoh-kalimat-efektif-dan-tidak-efektif/
https://akmalik.files.wordpress.com/2014/09/modul-4-kalimat-efektif-dan-baku1.pdf
http://digilib.unila.ac.id/5861/17/BAB%20II.pdf
i. Penerapan kalimat Efektif/contoh
http://melisaagustinaduniaanakusiadini.blogspot.com/2016/05/contoh-kalimat-kesejajaran-dan-
kehematan.html
https://www.yuksinau.id/kalimat-efektif/
https://ceritaihsan.com/kalimat-efektif/