Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulis yang memiliki sekurang-
kurangnya subjek dan predikat. Bagi seorang pendengar atau pembaca, kalimat adalah kesatuan
kata yang mengandung makna atau pikiran. Sedangkan bagi penutur atau penulis, kalimat adalah
satu kesatuan pikiran atau makna yang diungkapkan dalam kesatuan kata. Efektif mengandung
pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat.
G R AM ATI K AL
Ciri pertama kalimat efektif adalah kegramatikalan atau kebenaran kalimat. Suatu kalimat dikatakan
gramatikal atau benar apabila penyusunannya mengikuti kaidah bahasa yang bersangkutan.
Ketaatan pada kaidah ini tampak pada struktur yang dibangun dalam kalimat tersebut. Kaidah tata
bahasa dapat dilihat dalam buku-buku tata bahasa. Selain itu penutur asli mempunyai kepekaan
LO G I S
Suatu kalimat dikatakan logis apabila informasi dalam kalimat tersebut dapat diterima oleh akal atau
nalar. Logis atau tidaknya kalimat dilihat dari segi maknanya, bukan strukturnya. Kelogisan kalimat
tampak pada gagasan dan pendukungnya yang dipaparkan dalam kalimat. Suatu kalimat dikatakan
logis apabila gagasan yang disampaikan masuk akal, hubungan antar gagasan dalam kalimat masuk
akal, dan hubungan gagasan pokok serta gagasan penjelas juga masuk akal.
E FI SI E N
Kalimat efisien atau hemat adalah kalimat yang padat isi bukan padat kata. Artinya, kalimat itu hanya
menggunakan kata sesedikit mungkin, tetapi dapat menyampaikan informasi secara tepat dan jelas.
kata yang berlebihan menjadikan kalimat menjadi berbelit-belit dan sulit dipahami.
KO HE RE NS I ( BE RHUBUN G AN )
Hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara kata atau kelompok kata yang membentuk kata itu.
Maksudnya adalah ada bagian-bagian kalimat yang memiliki hubungan yang lebih erat sehingga tidak
boleh dipisahkan.
KE S AT U AN G AG AS AN
Maksudnya kalimat tersebut terdiri atas S + P + O/K yang saling mendukung serta membentuk
kesatuan tunggal.
KE HE M AT AN K AT A
Artinya kehematan terhadap pemakaian kata, frasa atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu tetapi
KE P AR ALE L AN K AT A
Artinya kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat
Maksudnya, Apabila kalimat pertama menggunakan kata kerja maka bentuk kalimat selanjutnya
P E NE K AN AN K AT A
Maksudnya adalah kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan dengan cara mengubah posisi
KE V ARI AS I AN K AT A
Artinya perpaduan kata yang digunakan untuk menghindari kebosanan atau keletihan saat membaca
KETIDAKEFEKTIFAN KALIMAT
Kalimat efektif merupakan kalimat yang mampu dipahami pembaca sesuai dengan maksud
penulisnya. Sebaliknya, kalimat yang sulit dipahami atau salah terpahami oleh pembacanya termasuk
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/copywriting/2073163-apa-itu-kalimat-
efektif/#ixzz29wnt6LWiKeraf, Gorys. 1998. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah
Zaenal Arifin, E. 2011. Metode Penulisan Ilmiah. Jakarta: Pustaka Mandiri
http://risky17a.blogspot.co.id/2012/12/kalimat-efektif.html
penggunaan kalimat efektif dalam penulisan karya ilmiah
Posted on December 20, 2010by harrysfranata
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Kegiatan menulis merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dalam proses belajar yang
dialami mahasiswa selama menuntut ilmu di perguruan tinggi. Pada setiap semester para
mahasiswa harus menulis makalah atau tulisan lainnya, bahkan untuk sebagian besar mata
kuliah yang ditempuh. Dengan demikian, mereka diharapakan akan memiliki wawasan yang
lebih luas dan mendalam mengenai topik yang ditulisnya. Dalam menghadapi tugas menulis
di atas sebagian besar mahasiswa menganggapnya sebagi beban berat. Anggapan tersebut
muncul karena kegiatan menulis menyita banyak waktu, tenaga, pemikiran, serta perhatian
yang sungguh-sungguh. Disamping itu kegiatan menulis menuntut keterampilan yang
kadang-kadang tidak dimiliki oleh mahasiswa. Ada pula mahasiswa yang meragukan
kegunaannya, apalagi jika tugas menulis itu dikaitkan dengan mata kuliah yang bukan
merupakan mata kuliah bidang studinya.
Sehubungan dengan kegunaan tugas atau kegiatan menulis tersebut, Subarti Akhadiah dkk
(1988) mengemukakan bahwa banyak keuntungan yang dapat diambil dari pelaksanaan tugas
atau kegiatan menulis tersebut, antara lain:
1. Dengan menulis kita dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri kita
2. M1
elalui kegiatan menulis kita mengembangkan berbagai gagasan
3. Kegiatan menulis memaksa kita lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi
sehubungan dengan topik yang kita tulis
4. Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkannya
secara tersurat
5. Melalui tulisan kita akan dapat meninjau serta menilai gagasan kita sendiri secara lebih objektif
6. Dengan menuliskan di atas kertas kita akan lebih mudah memecahkan permasalahan
7. Tugas menulis mengenai suatu topik mendorong kita belajar secara aktif
8. Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir serta berbahasa secara tertib.
Tentu saja kegiatan menulis di perguruan tinggi tidak sesederhana menulis di lembaga
pendidikan dasar atau menengah. Banyak persyaratan yang harus dipenuhi. Tulisan yang baik
memilki beberapa ciri, diantaranya bermakna, jelas/lugas, merupakan kesatuan yang bulat,
singkat dan padat, serta memenuhi kaidah kebahasaan. Disamping itu tulisan yang baik harus
bersifat komunikatif.
Untuk dapat menghasilkan tulisan seperti yang diaparkan di atas, maka dituntut beberapa
kemampuan sekaligus. Agar dapat menulis karangan misalnya, kita harus memilki
pengetahuan tenatng apa yang akan ditulis. Disamping itu kita harus mengetahui bagaimana
menuliskannya. Pengetahuan yang pertama menyangkut isi karangan, sedangkan yang kedua
menyangkut aspek-aspek kebahasaan dan teknik penulisan. Baik isi karangan, aspek
kebahasaan, maupun teknik penulisan berkaitan erat dengan gagasan pikiran.
Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimilki seseorang pada prakteknya harus dituangkan
ke dalam bentuk kalimat. Kalimat yang baik persyaratan utamanya harus memenuhi
persyaratan gramatikal. Hal tersebut berarti bahwa kalimat harus disusun berdasarkan kaidah-
kaidah yang berlaku. Kaidah-kaidah tersebut menurut Subarti Akhadiah dkk (1988) meliputi:
(1) Unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat, (2) Aturan-aturan tentang Ejaan
Yang Disempurnakan, (3) Cara memilih kata dalam kalimat (diksi).
Kelengkapan unsur sebuah kalimat sangat menentukan kejelasan sebuah kalimat. Oleh sebab
itu sebuah kalimatminimal harus memiliki subjek dan predikat. Kalimat yang lengkap ini
harus ditulis sesuai dengan aturan-aturan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Kata-kata yang
digunakan dalam membentuk kalimat tadi haruslah dipiih dengan tepat, sehingga kalimat
menjadi jelas maknanya.
Kalimat yang benar dan jelas akan mudah dipahamai orang lain secara tepat. Kalimat yang
demikian disebut kalimat efektif. Sebuah kalimat efektif haruslah memiliki kemampuan
untuk memunculkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pembaca seperti apa yang
terdapat pada pikiran penulis. Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah disusun secara
sadar untuk mencapai daya informasi yang diinginkan penulis terhadap pembaca. Bila hal ini
tercapai diharapkan pembaca akan tertarik kepada apa yang dibicarakan dan tergerak hatinya
oleh apa yang disampaikan oleh penulis.
Sesuai dengan paparan di atas penulis ingin mengetahui hal-hal apa saja yang berkaitan
dengan kalimat efektif dalam karya tulis ilmiah melalui penulisan dengan judul ”Penggunaan
Kalimat Efektif dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah”.
1. RUMUSAN MASALAH
Mengacu dari judul di atas maka rumusan masalah yang dapat penulis bahas dalam penulisan
ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif dalam karya tulis ilmiah?
2. Apa saja ciri-ciri kalimat efektif dalam karya tulis ilmiah?
3. Apa saja sebab-sebab ketidakefektifan kalimat?
1. TUJUAN PENULISAN
1. Mendeskripsikan maksud kalimat efektif dalam karya tulis ilmiah?
2. Mendeskripsikan ciri-ciri kalimat efektif dalam karya tulis ilmiah?
3. Mendeskripsikan sebab-sebab ketidakefektifan kalimat?
BAB II
P
EMBAHASAN
1. Gramatikal
Syarat pertama kalimat efektif adalah kegramatikalan atau kebenaran kalimat. Suatu kalimat
dikatakan gramtikal atau benar apabila penyusunannya mengikuti kaidah bahasa yang
bersangkutan. Ketaatan pada kaidah ini tampak pada struktur yang dibangun dalam kalimat
tersebut. Kaidah tata bahasa dapat dilihat dalam buku-buku tata bahasa. Selain itu, kaidah tata
bahasa selalu dimiliki oleh penutur asli bahasa yang dimaksud. Maksudnya, penutur asli
mempunyai kepekaan terhadap kaidah tata bahasanya.
Kegramatikalan sebuah kalimat dapat dilihat dari segi struktur sintaksis, bentuk kata, dan
ketepatan diksi. Kalimat dikatakan gramatikal dari segi sintaksis apabila urutan kata-kata
yang membentuk kalimat itu tepat dan lazim digunakan oleh masyarakat penuturnya.
Contoh:
Surat itu saya telah tanda tangani.
Buku itu diambil oleh saya
Seharusnya:
Surat itu telah saya tanda tangani
Buku itu saya ambil
Kalimat dikatakan gramatikal dari segi bentuk kata apabila bentuk kata yang digunakan
dalam kalimat itu sesuai dengan kaidah pembentukan kata. Kesalahan pembentukan kata
yang digunakan dalam kalimat biasanya berupa ketidaklengkapan pembentukan dan
ketidakcermatan pembentukan kata.
Contoh:
Mike Tyson pukul KO lawannya.
Pemerintah bantu korban bencana alam.
Seharusnya:
Mike Tyson memukul KO lawannya.
Pemerintah membantu korban bencana alam.
Kalimat dikatakan gramatikal dari segi ketepatan diksi apabila dalam kalimat itu tidak
terdapat pemakaian kata yang tidak lazim. Kata-kata digunakan dengan makna yang tepat
serta sesuai dengan perilakunya, khususnya kata-kata yang mempunyai (makna) kolokasi dan
sinonim.
Contoh:
Lampu di ruang tamu itu telah tewas.
Ibu saya tampan sekali.
Seharusnya:
Lampu di ruang tamu itu telah mati.
Ibu saya cantik sekali.
1. Logis
Suatu kalimat dikatakan logis apabila informasi (proporsi) kalimat tersebut dapat diterima
oleh akal atau nalar. Logis atau tidaknya kalimat dilihat dari segi maknanya, bukan
strukturnya. Kelogisan kalimat tampak pada gagasan dan pendukungnya yang dipaparkan
dala kalimat. Suatu kalimat dikatakan logis apabila gagasan yang disampaikan masuk akal,
hubungan antargagasan dalam kalimat masuk akal, dan hubungan gagasan pokok serta
gagasan penjelas juga masuk akal (Heri Suwignyo dkk, 2001).
Contoh:
Kuda memanjat pohon
Seharusnya:
Tidak masuk akal kuda dapat memanjat pohon (kalimat tidak logis).
Kelogisan kalimat didukung oleh ketepatan diksi dan bentukan kata yang digunakan. Diksi
yang tepat akan dapat membantu memperjelas informasi yang dikandungnya.
Contoh:
Pencopet itu telah berhasil ditangkap oleh polisi.
Seharusnya:
Pencopet itu telah ditangkap oleh polisi.
Kelogisan kalimat juga ditentukan oleh pembentukan kata.
Contoh:
Rina menangkapkan kupu-kupu adiknya.
Seharusnya:
Rina menangkapkan adiknya kupu-kupu. / Rina menangkap kupu-kupu untuk adiknya.
Kalimat menjadi tidak logis dapat juga disebabkan oleh pengguna logika bahasa yang salah.
Contoh:
Waktu dan tempat kami persilakan!
Yang merasa kehilangan buku harap diambil di kantor TU.
Seharusnya:
Waktu dan tempat kami serahkan. / Yang terhormat Bapak … kami persilahkan!
Yang merasa kehilangan buku harap mengambilnya di kantor TU.
1. Efisien
Kalimat efisien atau hemat adalah kalimat yang padat isi bukan padat kata. Artinya, kalimat
itu hanya menggunakan kata sesedikit mungkin, tetapi dapat menyampaikan informasi secara
tepat dan jelas. Pengungkapan informasi dengan menggunakan banyak kata merupakan
pemborosan. Penggunaan kata yang berlebihan menjadikan kalimat menjadi berbelit-belit dan
sulit dipahami.
Contoh:
Sesuai dengan pengamatan kami yang selam kuranng lebih dua bulan melaksanakan program Kuliah Kerja
Nyata yang kami programkan di desa Pronojiwo di mana salah satu kegiatan itu adalah di dalamnya
terdapat sektor Keluarga Berencana, di mana pelaksanaan KKN itu dilaksanakan bulan Juni, Juli 2009, bahwa
pelaksanaan Keluarga Berencana desa Pronojiwo belum berhasil.
Seharusnya:
Sesuai dengan pengamatan kami saat melaksanakan program KKN di desa Pronojiwo pada bulan Juni-Juli 2009,
ternyata pelaksanaan KB di desa tersebut belum berhasil.
Kalimat efisien ditandai dengan tiadanya unsur kalimat yang tidak ada manfaatnya (atau tidak
ada unsur mubazir).
Contoh:
Pasukan Mujahidin saling tembak-menembak dengan pasukan pemerintah Kabul dukungan Soviet di perbatasan
kota.
Amuba itu hewan yang amat sangat kecil sekali.
Seharusnya:
Pasukan Mujahidin tembak-menembak dengan pasukan pemerintah Kabul dukungan Soviet di perbatasan kota.
Amuba itu hewan yang sangat sekali.
Dalam percakapan sehari-hari atau pun di surat kabar sering dijumpai penggunaan unsur
mubazir. Unsur mubazir itu dapat berupa penggunaan kata tugas.
Contoh:
Kakak dari Bapak Parno meninggal pada hari Senin yang lalu.
Mereka membicarakan tentang hasil penelitiannya.
Seharusnya:
Kakak Bapak Parno meninggal pada hari Senin yang lalu.
Mereka membicarakan hasil penelitiannya.
1. Jelas
Tujuan menyusun kalimat adalah untuk menyampaikan informasi (proposisi) kepada orang
lain. Tujuan itu dapat tercapai bila proposisi kalimat itu dapat dipahami dengan mudah oleh
para pembaca. Kalimat yang proposisinya dapat mudah dipahami itulah yang dinamakan
kalimat jelas. Sebaliknya, kalimat yang mempunyai kemungkinan banyak tafsir dinamakan
kalimat ambigius (Heri Suwignyo dkk, 2001). Kalimat yang ambigius dalam karya tulis
ilmiah perlu dihindari sebab dapat menimbulkan salah pengertian.
Contoh:
Gadis itu tidak cantik, pandai, dan ramah.
Kemungkinan arti:
Gadis itu pandai, ramah, dan tidak cantik. / Gadis itu tidak cantik, tidak pandai, dan tidak ramah.
Kesalahan penggunaan tanda baca dapat menimbulkan ketidakjelasan kalimat. Dalam surat
kabar sering dijumpai kalimat-kalimat yang tidak memperhatikan penggunaan tanda baca.
Contoh:
Berdasarkan penelitian tikus sawah dapat menyebabkan penyakit.
Seharusnya:
Berdasarkan penelitian, tikus sawah dapat menyebabkan penyakit. (perhatikan tanda koma)
Kalimat yang panjang juga dapat menimbulkan kesulitan dalam memahami proposisi
kalimat.
Contoh:
Kewajiban belajar, sistem ujian standar nasional yang uniform menghasilkan suatu kekayaan sumber daya
penduduk yang terlatih baik, memilki inti kebudayaan berkebangkitan, penduduk yang bergairah belajar, dapat
dididik,berdisiplin, peka urusan kemasyarkatan dan kemanusiaan, dan terdidik bekerja keras.
Seharusnya kalimat tersebut harus dipecah menjadi kalimat yang lebih sederhana seperti berikut:
Sistem wajib belajar dan sistem ujian dengan standar nasional yang seragam dapat menghasilkan kekayaan
sumber daya manusia (penduduk). Dengan sistem itu juga dapat dihasilakn manusia-manusia yang terlatih dan
memilki inti kebudayaan. Selain itu, juga dapat diperoleh manusia yang bergairah belajar, dapat dididik,
berdisiplin, peka terhadap urusan kemasyarakatan dan kemanusiaan serta manusia yang terlatih bekerja keras.
1. SEBAB-SEBAB KETIDAKEFEKTIFAN KALIMAT
Kalimat efektif merupakan kalimat yang mampu dipahami pembaca sesuai dengan maksud
penulisnya. Sebaliknya, kalimat yang sulit dipahami atau salah terpahami oleh pembacanya
termasuk kalimat yang tidak efektif.
Ketidakefektifan kalimat tersebut antara lain disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:
1. Kontaminasi, yaitu merancukan 2 struktur benar 1 struktur salah.
Contoh:
diperlebar, dilebarkan (benar) – diperlebarkan (salah)
memperkuat, menguatkan (benar) – memperkuatkan (salah)
sangat baik, baik sekali (benar) – sangat baik sekali (salah)
saling memukul, pukul-memukul (benar) – saling pukul-memukul (salah)
Di sekolah diadakan pentas seni (benar) – Sekolah mengadakan pentas seni (salah)
1. Pleonasme, yaitu berlebihan atau tumpang tindih.
Contoh:
para hadirin (hadirin sudah jamak, tidak perlu para)
para bapak-bapak (bapak-bapak sudah jamak)
banyak siswa-siswa (banyak siswa)
saling pukul-memukul (pukul-memukul sudah bermakna ‘saling’)
agar supaya (agar bersinonim dengan supaya)
disebabkan karena (sebab bersinonim dengan karena)
1. KESIMPULAN
Kegiatan menulis karya tulis ilmiah merupakan kegiatan yang akrab dengan para mahasiswa
khususnya dalam hal tugas akhir mata kuliah. Selain untuk menyelesaikan tugas akhir mata
kuliah, kegiatan menulis karya tulis ilmiah banyak sekali manfaatnya bagi para mahasiswa,
diantaranya yaitu lebih mengenali kemampuan dan potensi diri, mengembangkan berbagai
gagasan, lebih banyak menyerap, mencari, dan menguasai informasi, serta membiasakan kita
berpikir dan berbahasa secara tertib.
Dalam kegiatan menulis harus memperhatikan kaidah-kaidah yang berlaku, salah satunya
yaitu penggunaan kalimat efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu
menyampaikan pesan kepada pembaca sebagaimana yang dikehendaki penulis. Kalimat
efektif memiliki empat persyaratan pokok, yaitu gramatikal, logis, efisien, dan jelas. Suatu
kalimat dikatakan gramatikal apabila kalimat tersebut disusun berdasarkan kaidah
ketatabahasaan. Suatu kalimat dikatakan logis apabila informasi yang disampaikan penulis
dapat diterima oleh akal sehat. Suatu kalimat dikatakan efisien apabila dalam kalimat tersebut
tidak ditemukan unsur yang boros atau mubazir. Sedangkan kejelasan kalimat berhubungan
dengan ketidakambiguan makna yang terkandung dalam kalimat.
15
1. SARAN
1. Dalam kegiatan menulis karya tulis ilmiah hendaknya para mahasiswa memperhatikan
penggunaan kalimat efektif
2. Dalam kegiatan menulis karya tulis ilmiah hendaknya para mahasiswa menghindari
penggunaan kalimat yang tidak efektif
3. Perguruan tinggi hendaknya dapat membantu meningkatkan wawasan para mahasiswa
khususnya dibidang penulisan karya tulis ilmiah dengan mengadakan sosialisasi, seminar,
workshop, atau kompetisi yang berkaitan dengan penulisan karya tulis ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:
Erlangga
http://aiemalissa.wordpress.com/2009/10/04/kalimat-efektif-dlm-bind/ akses 12 Oktober
2010
Suwignyo, Heri dkk. 2001. Bahasa Indonesia Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang
MAKALAH
Oleh :
HARIS FRANATA
100151405834
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN KSDP
Nopember 2010
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………….
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………. i
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………. ii
iii
BAB I : PENDAHULUAN
1. Latar Belakang…………………………………………………………… 1
2. Rumusan Masalah……………………………………………………… 1
3. Tujuan Penulisan……………………………………………………….. 4
4
BAB II : PEMBAHASAN
1. Kalimat Efektif dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah………. 5
2. Ciri-ciri Kalimat Efektif dalam Karya Tulis Ilmiah.……….. 5
3. Sebab-sebab Ketidakefektifan Kalimat…………………………. 5
12
DAFTAR PUSTAKA 17
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, dan
hidayahnya-Nya yang tiada terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Penggunaan Kalimat Efektif dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah” sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
menyelesaikan studi pada program studi S1 PGSD, Jurusan KSDP, Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Malang. Dalam kesempatan ini penulis tidak lupa
mengucapkan terimakasih atas bantuan, bimbingan, dan pengarahan yang diberikan kepada
penulis oleh Bapak Didin Widyartono, S.S., S.Pd, M.Pd selaku dosen pembimbing, teman-
teman, serta semua pihak yang membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan yang harus
diperbaiki. Oleh karena itu demi kesempuranaan, penulis mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan
para pembaca pada umumnya.
Penulis
Penulis
https://harrysprincenata.wordpress.com/2010/12/20/penggunaan-kalimat-efektif-
dalam-penulisan-karya-ilmiah/
BAHASA INDONESIA
KALIMAT EFEKTIF
Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada
sasaran yang tepat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan
pembicara atau penulis sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.
2. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau
pembaca seperti yang dipikirkan pembicara atau penulis.
1.3.1 GRAMATIKAL
Ciri pertama kalimat efektif adalah kegramatikalan atau kebenaran kalimat. Suatu kalimat
dikatakan gramatikal atau benar apabila penyusunannya mengikuti kaidah bahasa yang
bersangkutan. Ketaatan pada kaidah ini tampak pada struktur yang dibangun dalam kalimat
tersebut. Kaidah tata bahasa dapat dilihat dalam buku-buku tata bahasa. Selain itu penutur
asli mempunyai kepekaan terhadap kaidah tata bahasanya.
1.3.2 LOGIS
Suatu kalimat dikatakan logis apabila informasi dalam kalimat tersebut dapat diterima oleh
akal atau nalar. Logis atau tidaknya kalimat dilihat dari segi maknanya, bukan strukturnya.
Kelogisan kalimat tampak pada gagasan dan pendukungnya yang dipaparkan dalam kalimat.
Suatu kalimat dikatakan logis apabila gagasan yang disampaikan masuk akal, hubungan antar
gagasan dalam kalimat masuk akal, dan hubungan gagasan pokok serta gagasan penjelas juga
masuk akal.
1.3.3 EFISIEN
Kalimat efisien atau hemat adalah kalimat yang padat isi bukan padat kata. Artinya, kalimat
itu hanya menggunakan kata sesedikit mungkin, tetapi dapat menyampaikan informasi secara
tepat dan jelas. Pengungkapan informasi dengan menggunakan banyak kata merupakan
pemborosan. Penggunaan kata yang berlebihan menjadikan kalimat menjadi berbelit-belit dan
sulit dipahami.
Maksudnya adalah ada bagian-bagian kalimat yang memiliki hubungan yang lebih erat
sehingga tidak boleh dipisahkan.
Maksudnya, Apabila kalimat pertama menggunakan kata kerja maka bentuk kalimat
selanjutnya harus menggunakan kata kerja.
Ketidakefektifan kalimat tersebut antara lain disebabkan oleh beberapa hal yaitu sebagai
berikut :
1.5.2 PLEONASME
Yaitu berlebihan atau tumpang tindih. Seperti contoh :
DAFTAR PUSTAKA
Keraf, Gorys. 1998. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah
Zaenal Arifin, E. 2011. Metode Penulisan Ilmiah. Jakarta: Pustaka Mandiri
Tukan, P. 2007. Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta: Yudistira
http://aaknasional.wordpress.com/2012/03/10/kalimateferktif
http://muhammadbudisetiawan.blogspot.com/2012/03/kalimat-efektif
http://esa113.weblog.esaunggul.ac.id/teori-kalimat-efektif/
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan nikmatnya, dan kepada
dosen pembimbing mata kuliah Bahasa Indoneia Keilmuan -bapak Didin Widyartono-. Karena dengan
nikmat yang diberikan Allah beserta bimbingan dari bapak Didin, penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan judul Kalimat Efektif Dalam Pandangan Bahasa Indonesia, untuk memenuhi tugas
perkuliahan.
Diharapkan dengan makalah ini kita lebih mengerti tentang kalimat efektif, sehingga dapat
mengurangi kesalahan kita dalam tulis menulis. Kritik dan saran selalu penulis harapkan untuk lebih
baiknya tulisan-tulisan penulis yang selanjutnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar B elakang.
Peserta didik khususnya mahasiswa, atau bahkan masyarakat umum Indonesia di masa sekarang ini
harus bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, dalam tujuan perubahan-perubahan positif
di republic Indonesia. Dikaitkan dengan mahasiswa, perubahan-perubahan tersebut dapat
diwujudkan dalam berbagai macam kreatifitas, pemikiran, penemuan-penemuan yang inovatif.
Selanjutnya berbagai pemikiran dan penemuan-penemuan tersebut tuangkan dalam sebuah karya
ilmiah dan direlisasikan dalam kehidupat.
Dalam penyusunan karya ilmiah harus memenuhi kriteria-kriteria kesahan karya ilmiah, dan di
antara kriteria tersebut kalimat-kalimat yang digunakan haruslah kalimat yamg efektif, dan
penyusunannya harus berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku dan mengikuti EYD (Ejaan Yang
diSempurnakan) baik dari segi ejaan, pemilikhan kata, penggunaan kata baku, yang termasuk dalam
penyusunan kalimat efektif sampai pada pengembangan paragraf dan harus benar-benar
memperhatikan sistematika penulisan (Widyartono, 2008).
Oleh karena itu merupakan syarat mutlak dalam penulisan karya ilmiah adalah memahami dan
mampu menggunakan kaidah-kaidah penulisan dan penggunaan bahasa yang telah ditetapkan. Dan
yang merupakan elemen penting dalam penulisan dan penggunaan bahasa yang benar adalah
pemilihan dan penulisan kalimat, yang mana kalimat tersebut harus efektif.
B.Rumusan Masalah.
1.Apa pengertian kalimat dan unsur-unsur penyusun kalimat?
2.Apasaja jenis-jenis kalimat dan bagai mana yang dikatakan dengan kalimat efektif?
C.Tujuan.
1.Mengerti tentang kalimat dan tahu unsur-unsur penyusun kalimat.
2.Mengetahui jenis-jenis kalimat dan mengerti tentang kalimat efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Kesimpulan
Kesimpulan dari pemaparan di atas adalah:
a.Kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dan dari konstituen dasar, yang biasanya berupa
klausa dilengkapi oleh konjungsi bila diperlukan, serta dengan intonasi final. Dan minimal tersusun
oleh S-P-O.
b.Jenis-jenis kalimat berdasarkan atas beberapa kriteria, diantaranya klausa sekaligus jumlah
klausa, modus, makna, dan kejelasan.
c.Kalimat dapat dikatakan efektif apabila kalimat tersebut mempu menyampaikan gagasan dari
penulis kepada pembaca secara tepat, sehingga tidak menimbulkan pemahaman gagasan baru dari
pembaca (yang berbeda dengan gagasan penulis), dan tentunya memenuhi syarat-syarat keefektifan
kalimat.
DAFTAR PUSTAKA
LABEL: TUGAS
http://ariftazkia.blogspot.co.id/2010_01_01_archive.html