Anda di halaman 1dari 29

Kalimat efektif

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulis yang memiliki sekurang-

kurangnya subjek dan predikat. Bagi seorang pendengar atau pembaca, kalimat adalah kesatuan

kata yang mengandung makna atau pikiran. Sedangkan bagi penutur atau penulis, kalimat adalah
satu kesatuan pikiran atau makna yang diungkapkan dalam kesatuan kata. Efektif mengandung

pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat.

Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan


kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti gagasan yang ada
pada pikiran pembicara atau penulis. Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil
menyampaikan pesan,gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud
sipembicara atau penulis.
Secara garis besar kalimat efektif mempunyai syarat-syarat yaitu sebagai berikut :

 G R AM ATI K AL
Ciri pertama kalimat efektif adalah kegramatikalan atau kebenaran kalimat. Suatu kalimat dikatakan

gramatikal atau benar apabila penyusunannya mengikuti kaidah bahasa yang bersangkutan.

Ketaatan pada kaidah ini tampak pada struktur yang dibangun dalam kalimat tersebut. Kaidah tata

bahasa dapat dilihat dalam buku-buku tata bahasa. Selain itu penutur asli mempunyai kepekaan

terhadap kaidah tata bahasanya.

Contoh : Surat itu saya telah tanda tangani

Seharusnya : Surat itu telah saya tanda tangani

 LO G I S
Suatu kalimat dikatakan logis apabila informasi dalam kalimat tersebut dapat diterima oleh akal atau

nalar. Logis atau tidaknya kalimat dilihat dari segi maknanya, bukan strukturnya. Kelogisan kalimat

tampak pada gagasan dan pendukungnya yang dipaparkan dalam kalimat. Suatu kalimat dikatakan

logis apabila gagasan yang disampaikan masuk akal, hubungan antar gagasan dalam kalimat masuk

akal, dan hubungan gagasan pokok serta gagasan penjelas juga masuk akal.

Contoh : Kuda memanjat pohon

Seharusnya : Tidak masuk akal apabila kuda dapat memanjat pohon

(jadi ini termasuk kalimatyang tidak logis)

 E FI SI E N
Kalimat efisien atau hemat adalah kalimat yang padat isi bukan padat kata. Artinya, kalimat itu hanya

menggunakan kata sesedikit mungkin, tetapi dapat menyampaikan informasi secara tepat dan jelas.

Pengungkapan informasi dengan menggunakan banyak kata merupakan pemborosan. Penggunaan

kata yang berlebihan menjadikan kalimat menjadi berbelit-belit dan sulit dipahami.

Contoh : Amuba itu hewan yang amat sangat kecil sekali.

Seharusnya : Amuba itu hewan yang sangat kecil.

 CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF

 KO HE RE NS I ( BE RHUBUN G AN )
Hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara kata atau kelompok kata yang membentuk kata itu.

Maksudnya adalah ada bagian-bagian kalimat yang memiliki hubungan yang lebih erat sehingga tidak

boleh dipisahkan.

 KE S AT U AN G AG AS AN
Maksudnya kalimat tersebut terdiri atas S + P + O/K yang saling mendukung serta membentuk

kesatuan tunggal.

 KE HE M AT AN K AT A
Artinya kehematan terhadap pemakaian kata, frasa atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu tetapi

tidak menyalahi kaidah-kaidah.

 KE P AR ALE L AN K AT A
Artinya kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat

Maksudnya, Apabila kalimat pertama menggunakan kata kerja maka bentuk kalimat selanjutnya

harus menggunakan kata kerja.

 P E NE K AN AN K AT A
Maksudnya adalah kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan dengan cara mengubah posisi

dalam kalimat (meletakan bagian yang penting di depan kalimat).

 KE V ARI AS I AN K AT A
Artinya perpaduan kata yang digunakan untuk menghindari kebosanan atau keletihan saat membaca

 KETIDAKEFEKTIFAN KALIMAT

Kalimat efektif merupakan kalimat yang mampu dipahami pembaca sesuai dengan maksud

penulisnya. Sebaliknya, kalimat yang sulit dipahami atau salah terpahami oleh pembacanya termasuk

kalimat yang tidak efektif.

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/copywriting/2073163-apa-itu-kalimat-
efektif/#ixzz29wnt6LWiKeraf, Gorys. 1998. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah
Zaenal Arifin, E. 2011. Metode Penulisan Ilmiah. Jakarta: Pustaka Mandiri

Tukan, P. 2007. Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta: Yudistira

http://risky17a.blogspot.co.id/2012/12/kalimat-efektif.html
penggunaan kalimat efektif dalam penulisan karya ilmiah
Posted on December 20, 2010by harrysfranata

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Kegiatan menulis merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dalam proses belajar yang
dialami mahasiswa selama menuntut ilmu di perguruan tinggi. Pada setiap semester para
mahasiswa harus menulis makalah atau tulisan lainnya, bahkan untuk sebagian besar mata
kuliah yang ditempuh. Dengan demikian, mereka diharapakan akan memiliki wawasan yang
lebih luas dan mendalam mengenai topik yang ditulisnya. Dalam menghadapi tugas menulis
di atas sebagian besar mahasiswa menganggapnya sebagi beban berat. Anggapan tersebut
muncul karena kegiatan menulis menyita banyak waktu, tenaga, pemikiran, serta perhatian
yang sungguh-sungguh. Disamping itu kegiatan menulis menuntut keterampilan yang
kadang-kadang tidak dimiliki oleh mahasiswa. Ada pula mahasiswa yang meragukan
kegunaannya, apalagi jika tugas menulis itu dikaitkan dengan mata kuliah yang bukan
merupakan mata kuliah bidang studinya.
Sehubungan dengan kegunaan tugas atau kegiatan menulis tersebut, Subarti Akhadiah dkk
(1988) mengemukakan bahwa banyak keuntungan yang dapat diambil dari pelaksanaan tugas
atau kegiatan menulis tersebut, antara lain:
1. Dengan menulis kita dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri kita
2. M1
elalui kegiatan menulis kita mengembangkan berbagai gagasan

3. Kegiatan menulis memaksa kita lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi
sehubungan dengan topik yang kita tulis
4. Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkannya
secara tersurat
5. Melalui tulisan kita akan dapat meninjau serta menilai gagasan kita sendiri secara lebih objektif
6. Dengan menuliskan di atas kertas kita akan lebih mudah memecahkan permasalahan
7. Tugas menulis mengenai suatu topik mendorong kita belajar secara aktif
8. Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir serta berbahasa secara tertib.
Tentu saja kegiatan menulis di perguruan tinggi tidak sesederhana menulis di lembaga
pendidikan dasar atau menengah. Banyak persyaratan yang harus dipenuhi. Tulisan yang baik
memilki beberapa ciri, diantaranya bermakna, jelas/lugas, merupakan kesatuan yang bulat,
singkat dan padat, serta memenuhi kaidah kebahasaan. Disamping itu tulisan yang baik harus
bersifat komunikatif.
Untuk dapat menghasilkan tulisan seperti yang diaparkan di atas, maka dituntut beberapa
kemampuan sekaligus. Agar dapat menulis karangan misalnya, kita harus memilki
pengetahuan tenatng apa yang akan ditulis. Disamping itu kita harus mengetahui bagaimana
menuliskannya. Pengetahuan yang pertama menyangkut isi karangan, sedangkan yang kedua
menyangkut aspek-aspek kebahasaan dan teknik penulisan. Baik isi karangan, aspek
kebahasaan, maupun teknik penulisan berkaitan erat dengan gagasan pikiran.
Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimilki seseorang pada prakteknya harus dituangkan
ke dalam bentuk kalimat. Kalimat yang baik persyaratan utamanya harus memenuhi
persyaratan gramatikal. Hal tersebut berarti bahwa kalimat harus disusun berdasarkan kaidah-
kaidah yang berlaku. Kaidah-kaidah tersebut menurut Subarti Akhadiah dkk (1988) meliputi:
(1) Unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat, (2) Aturan-aturan tentang Ejaan
Yang Disempurnakan, (3) Cara memilih kata dalam kalimat (diksi).
Kelengkapan unsur sebuah kalimat sangat menentukan kejelasan sebuah kalimat. Oleh sebab
itu sebuah kalimatminimal harus memiliki subjek dan predikat. Kalimat yang lengkap ini
harus ditulis sesuai dengan aturan-aturan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Kata-kata yang
digunakan dalam membentuk kalimat tadi haruslah dipiih dengan tepat, sehingga kalimat
menjadi jelas maknanya.
Kalimat yang benar dan jelas akan mudah dipahamai orang lain secara tepat. Kalimat yang
demikian disebut kalimat efektif. Sebuah kalimat efektif haruslah memiliki kemampuan
untuk memunculkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pembaca seperti apa yang
terdapat pada pikiran penulis. Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah disusun secara
sadar untuk mencapai daya informasi yang diinginkan penulis terhadap pembaca. Bila hal ini
tercapai diharapkan pembaca akan tertarik kepada apa yang dibicarakan dan tergerak hatinya
oleh apa yang disampaikan oleh penulis.
Sesuai dengan paparan di atas penulis ingin mengetahui hal-hal apa saja yang berkaitan
dengan kalimat efektif dalam karya tulis ilmiah melalui penulisan dengan judul ”Penggunaan
Kalimat Efektif dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah”.

1. RUMUSAN MASALAH
Mengacu dari judul di atas maka rumusan masalah yang dapat penulis bahas dalam penulisan
ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif dalam karya tulis ilmiah?
2. Apa saja ciri-ciri kalimat efektif dalam karya tulis ilmiah?
3. Apa saja sebab-sebab ketidakefektifan kalimat?

1. TUJUAN PENULISAN
1. Mendeskripsikan maksud kalimat efektif dalam karya tulis ilmiah?
2. Mendeskripsikan ciri-ciri kalimat efektif dalam karya tulis ilmiah?
3. Mendeskripsikan sebab-sebab ketidakefektifan kalimat?

BAB II
P
EMBAHASAN

1. KALIMAT EFEKTIF DALAM KARYA TULIS ILMIAH


Kalimat efektif adalah kalimat yang berisikan gagasan pembicara atau penulis yang dapat
dipahami oleh pendengar atau pembaca (singkat), hemat dalam pemakaian atau pemilihan
kata-kata (jelas), dan sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku (tepat). Penggunaan kalimat
efektif dalam karya tulis ilmiah diukur dari dua sisi, yaitu dari sisi penulis dan pembaca. Dari
sisi penulis, kalimat dikatakan efektif jika kalimat yang digunakan dapat mengakomodasi
gagasan kelimuan penulis secara tepat dan akurat. Sedangkan dari sisi pembaca, pesan
kalimat ditafsirkan sama persis dengan yang dimaksudkan penulisnya. Oleh sebab itu , jika
pembaca masih mengalami kebingungan dan kesulitan yang mengakibatkan salah
menafsirkan pesan kalimat maka kalimat tersebut belum dapat dikategorikan efektif (Heri
dan Anang, 2007).

1. CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF DALAM KARYA TULIS ILMIAH


S5
ecara garis besar kalimat efektif mempunyai ciri-ciri gramatikal, bernalar atau logis,
efisien, dan jelas. Keempat hal yang menjadi syarat ini merupakan syarat pokok yang
perlu dimilki oleh semua kalimat dalam karya tulis ilmiah. Syarat yang lain, misalnya
keparalelan dan kevariasian, hanya berlaku pada kalimat-kalimat tertentu. Sedangkan syarat
penekanan tidak bisa ditentukan kebenarannya dalam pemakaian mengingat yang perlu
mendapat tekanan dalam suatu kalimat sifat subjektif, sehingga yang tahu secara pasti hanya
penulis. Disamping itu cara melakukan penekanan tidak hanya menggunakan satu cara,
melainkan tergantung kepada penulisnya. Berikut ini adalah pemaparan ciri-ciri kalimat
efektif antara lain:

1. Gramatikal
Syarat pertama kalimat efektif adalah kegramatikalan atau kebenaran kalimat. Suatu kalimat
dikatakan gramtikal atau benar apabila penyusunannya mengikuti kaidah bahasa yang
bersangkutan. Ketaatan pada kaidah ini tampak pada struktur yang dibangun dalam kalimat
tersebut. Kaidah tata bahasa dapat dilihat dalam buku-buku tata bahasa. Selain itu, kaidah tata
bahasa selalu dimiliki oleh penutur asli bahasa yang dimaksud. Maksudnya, penutur asli
mempunyai kepekaan terhadap kaidah tata bahasanya.
Kegramatikalan sebuah kalimat dapat dilihat dari segi struktur sintaksis, bentuk kata, dan
ketepatan diksi. Kalimat dikatakan gramatikal dari segi sintaksis apabila urutan kata-kata
yang membentuk kalimat itu tepat dan lazim digunakan oleh masyarakat penuturnya.
Contoh:
Surat itu saya telah tanda tangani.
Buku itu diambil oleh saya
Seharusnya:
Surat itu telah saya tanda tangani
Buku itu saya ambil
Kalimat dikatakan gramatikal dari segi bentuk kata apabila bentuk kata yang digunakan
dalam kalimat itu sesuai dengan kaidah pembentukan kata. Kesalahan pembentukan kata
yang digunakan dalam kalimat biasanya berupa ketidaklengkapan pembentukan dan
ketidakcermatan pembentukan kata.
Contoh:
Mike Tyson pukul KO lawannya.
Pemerintah bantu korban bencana alam.
Seharusnya:
Mike Tyson memukul KO lawannya.
Pemerintah membantu korban bencana alam.
Kalimat dikatakan gramatikal dari segi ketepatan diksi apabila dalam kalimat itu tidak
terdapat pemakaian kata yang tidak lazim. Kata-kata digunakan dengan makna yang tepat
serta sesuai dengan perilakunya, khususnya kata-kata yang mempunyai (makna) kolokasi dan
sinonim.
Contoh:
Lampu di ruang tamu itu telah tewas.
Ibu saya tampan sekali.
Seharusnya:
Lampu di ruang tamu itu telah mati.
Ibu saya cantik sekali.

1. Logis
Suatu kalimat dikatakan logis apabila informasi (proporsi) kalimat tersebut dapat diterima
oleh akal atau nalar. Logis atau tidaknya kalimat dilihat dari segi maknanya, bukan
strukturnya. Kelogisan kalimat tampak pada gagasan dan pendukungnya yang dipaparkan
dala kalimat. Suatu kalimat dikatakan logis apabila gagasan yang disampaikan masuk akal,
hubungan antargagasan dalam kalimat masuk akal, dan hubungan gagasan pokok serta
gagasan penjelas juga masuk akal (Heri Suwignyo dkk, 2001).
Contoh:
Kuda memanjat pohon
Seharusnya:
Tidak masuk akal kuda dapat memanjat pohon (kalimat tidak logis).
Kelogisan kalimat didukung oleh ketepatan diksi dan bentukan kata yang digunakan. Diksi
yang tepat akan dapat membantu memperjelas informasi yang dikandungnya.
Contoh:
Pencopet itu telah berhasil ditangkap oleh polisi.
Seharusnya:
Pencopet itu telah ditangkap oleh polisi.
Kelogisan kalimat juga ditentukan oleh pembentukan kata.
Contoh:
Rina menangkapkan kupu-kupu adiknya.
Seharusnya:
Rina menangkapkan adiknya kupu-kupu. / Rina menangkap kupu-kupu untuk adiknya.
Kalimat menjadi tidak logis dapat juga disebabkan oleh pengguna logika bahasa yang salah.
Contoh:
Waktu dan tempat kami persilakan!
Yang merasa kehilangan buku harap diambil di kantor TU.
Seharusnya:
Waktu dan tempat kami serahkan. / Yang terhormat Bapak … kami persilahkan!
Yang merasa kehilangan buku harap mengambilnya di kantor TU.
1. Efisien
Kalimat efisien atau hemat adalah kalimat yang padat isi bukan padat kata. Artinya, kalimat
itu hanya menggunakan kata sesedikit mungkin, tetapi dapat menyampaikan informasi secara
tepat dan jelas. Pengungkapan informasi dengan menggunakan banyak kata merupakan
pemborosan. Penggunaan kata yang berlebihan menjadikan kalimat menjadi berbelit-belit dan
sulit dipahami.
Contoh:
Sesuai dengan pengamatan kami yang selam kuranng lebih dua bulan melaksanakan program Kuliah Kerja
Nyata yang kami programkan di desa Pronojiwo di mana salah satu kegiatan itu adalah di dalamnya
terdapat sektor Keluarga Berencana, di mana pelaksanaan KKN itu dilaksanakan bulan Juni, Juli 2009, bahwa
pelaksanaan Keluarga Berencana desa Pronojiwo belum berhasil.
Seharusnya:
Sesuai dengan pengamatan kami saat melaksanakan program KKN di desa Pronojiwo pada bulan Juni-Juli 2009,
ternyata pelaksanaan KB di desa tersebut belum berhasil.
Kalimat efisien ditandai dengan tiadanya unsur kalimat yang tidak ada manfaatnya (atau tidak
ada unsur mubazir).
Contoh:
Pasukan Mujahidin saling tembak-menembak dengan pasukan pemerintah Kabul dukungan Soviet di perbatasan
kota.
Amuba itu hewan yang amat sangat kecil sekali.
Seharusnya:
Pasukan Mujahidin tembak-menembak dengan pasukan pemerintah Kabul dukungan Soviet di perbatasan kota.
Amuba itu hewan yang sangat sekali.
Dalam percakapan sehari-hari atau pun di surat kabar sering dijumpai penggunaan unsur
mubazir. Unsur mubazir itu dapat berupa penggunaan kata tugas.
Contoh:
Kakak dari Bapak Parno meninggal pada hari Senin yang lalu.
Mereka membicarakan tentang hasil penelitiannya.
Seharusnya:
Kakak Bapak Parno meninggal pada hari Senin yang lalu.
Mereka membicarakan hasil penelitiannya.

1. Jelas
Tujuan menyusun kalimat adalah untuk menyampaikan informasi (proposisi) kepada orang
lain. Tujuan itu dapat tercapai bila proposisi kalimat itu dapat dipahami dengan mudah oleh
para pembaca. Kalimat yang proposisinya dapat mudah dipahami itulah yang dinamakan
kalimat jelas. Sebaliknya, kalimat yang mempunyai kemungkinan banyak tafsir dinamakan
kalimat ambigius (Heri Suwignyo dkk, 2001). Kalimat yang ambigius dalam karya tulis
ilmiah perlu dihindari sebab dapat menimbulkan salah pengertian.
Contoh:
Gadis itu tidak cantik, pandai, dan ramah.
Kemungkinan arti:
Gadis itu pandai, ramah, dan tidak cantik. / Gadis itu tidak cantik, tidak pandai, dan tidak ramah.
Kesalahan penggunaan tanda baca dapat menimbulkan ketidakjelasan kalimat. Dalam surat
kabar sering dijumpai kalimat-kalimat yang tidak memperhatikan penggunaan tanda baca.

Contoh:
Berdasarkan penelitian tikus sawah dapat menyebabkan penyakit.
Seharusnya:
Berdasarkan penelitian, tikus sawah dapat menyebabkan penyakit. (perhatikan tanda koma)
Kalimat yang panjang juga dapat menimbulkan kesulitan dalam memahami proposisi
kalimat.
Contoh:
Kewajiban belajar, sistem ujian standar nasional yang uniform menghasilkan suatu kekayaan sumber daya
penduduk yang terlatih baik, memilki inti kebudayaan berkebangkitan, penduduk yang bergairah belajar, dapat
dididik,berdisiplin, peka urusan kemasyarkatan dan kemanusiaan, dan terdidik bekerja keras.
Seharusnya kalimat tersebut harus dipecah menjadi kalimat yang lebih sederhana seperti berikut:
Sistem wajib belajar dan sistem ujian dengan standar nasional yang seragam dapat menghasilkan kekayaan
sumber daya manusia (penduduk). Dengan sistem itu juga dapat dihasilakn manusia-manusia yang terlatih dan
memilki inti kebudayaan. Selain itu, juga dapat diperoleh manusia yang bergairah belajar, dapat dididik,
berdisiplin, peka terhadap urusan kemasyarakatan dan kemanusiaan serta manusia yang terlatih bekerja keras.
1. SEBAB-SEBAB KETIDAKEFEKTIFAN KALIMAT
Kalimat efektif merupakan kalimat yang mampu dipahami pembaca sesuai dengan maksud
penulisnya. Sebaliknya, kalimat yang sulit dipahami atau salah terpahami oleh pembacanya
termasuk kalimat yang tidak efektif.
Ketidakefektifan kalimat tersebut antara lain disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:
1. Kontaminasi, yaitu merancukan 2 struktur benar 1 struktur salah.
Contoh:
 diperlebar, dilebarkan (benar) – diperlebarkan (salah)
 memperkuat, menguatkan (benar) – memperkuatkan (salah)
 sangat baik, baik sekali (benar) – sangat baik sekali (salah)
 saling memukul, pukul-memukul (benar) – saling pukul-memukul (salah)
 Di sekolah diadakan pentas seni (benar) – Sekolah mengadakan pentas seni (salah)
1. Pleonasme, yaitu berlebihan atau tumpang tindih.
Contoh:
 para hadirin (hadirin sudah jamak, tidak perlu para)
 para bapak-bapak (bapak-bapak sudah jamak)
 banyak siswa-siswa (banyak siswa)
 saling pukul-memukul (pukul-memukul sudah bermakna ‘saling’)
 agar supaya (agar bersinonim dengan supaya)
 disebabkan karena (sebab bersinonim dengan karena)

1. Tidak memiliki subjek


Contoh:
 Buah mangga mengandung vitamin C. (SPO) (benar)
 Di dalam buah mangga terkandung vitamin C. (KPS) (benar)
 Di dalam buah mangga mengandung vitamin C. (KPO) (salah)

1. Adanya kata depan yang tidak perlu


Contoh:
 Perkembangan daripada teknologi informasi sangat pesat. (kata daripada dihilangkan)
 Kepada siswa kelas VII berkumpul di GOR. (kata kepada dihilangkan)
 Selain daripada bekerja, ia juga kuliah. (kata daripada dihilangkan)
1. Salah nalar
Contoh:
 Waktu dan tempat dipersilahkan. (siapa yang dipersilahkan)
 Vespa Pak Erwin mau dijual. (apakah bisa menolak?)
 Silakan maju ke depan. (maju selalu ke depan)
 Adik mengajak temannya naik ke atas. (naik selalu ke atas)
 Pak, saya minta izin ke belakang. (toilet tidak selalu berada di belakang)
 Saya absen dulu anak-anak. (absen: tidak masuk, seharusnya presensi)
 Bola gagal masuk gawang. (ia gagal meraih prestasi) (kata gagal lebih untuk subjek bernyawa)

1. Kesalahan pembentukan kata


Contoh:
 mengenyampingkan seharusnya mengesampingkan
 menyetop seharusnya menstop
 mensoal seharusnya menyoal
 ilmiawan seharusnya ilmuwan
 sejarawan seharusnya ahli sejarah
1. Pengaruh bahasa asing
Contoh:
 Rumah di mana ia tinggal … (the house where he lives …) (kata rumah seharusnya tempat)
 Sebab-sebab daripada perselisihan … (cause of the quarrel) (kata daripada dihilangkan)
 Saya telah katakan … (I have told) (Ingat: pasif persona) (seharusnya telah saya katakan)
1. Pengaruh bahasa daerah
Contoh:
 … sudah pada hadir. (Jawa: wis padha teka) (seharusnya sudah hadir)
 … oleh saya. (Sunda: ku abdi) (seharusnya diganti dengan kalimat pasif persona)
 Jangan-jangan … (Jawa: ojo-ojo) (seharusnya mungkin)
BAB III
P
ENUTUP

1. KESIMPULAN
Kegiatan menulis karya tulis ilmiah merupakan kegiatan yang akrab dengan para mahasiswa
khususnya dalam hal tugas akhir mata kuliah. Selain untuk menyelesaikan tugas akhir mata
kuliah, kegiatan menulis karya tulis ilmiah banyak sekali manfaatnya bagi para mahasiswa,
diantaranya yaitu lebih mengenali kemampuan dan potensi diri, mengembangkan berbagai
gagasan, lebih banyak menyerap, mencari, dan menguasai informasi, serta membiasakan kita
berpikir dan berbahasa secara tertib.
Dalam kegiatan menulis harus memperhatikan kaidah-kaidah yang berlaku, salah satunya
yaitu penggunaan kalimat efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu
menyampaikan pesan kepada pembaca sebagaimana yang dikehendaki penulis. Kalimat
efektif memiliki empat persyaratan pokok, yaitu gramatikal, logis, efisien, dan jelas. Suatu
kalimat dikatakan gramatikal apabila kalimat tersebut disusun berdasarkan kaidah
ketatabahasaan. Suatu kalimat dikatakan logis apabila informasi yang disampaikan penulis
dapat diterima oleh akal sehat. Suatu kalimat dikatakan efisien apabila dalam kalimat tersebut
tidak ditemukan unsur yang boros atau mubazir. Sedangkan kejelasan kalimat berhubungan
dengan ketidakambiguan makna yang terkandung dalam kalimat.

15

1. SARAN
1. Dalam kegiatan menulis karya tulis ilmiah hendaknya para mahasiswa memperhatikan
penggunaan kalimat efektif
2. Dalam kegiatan menulis karya tulis ilmiah hendaknya para mahasiswa menghindari
penggunaan kalimat yang tidak efektif
3. Perguruan tinggi hendaknya dapat membantu meningkatkan wawasan para mahasiswa
khususnya dibidang penulisan karya tulis ilmiah dengan mengadakan sosialisasi, seminar,
workshop, atau kompetisi yang berkaitan dengan penulisan karya tulis ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:
Erlangga
http://aiemalissa.wordpress.com/2009/10/04/kalimat-efektif-dlm-bind/ akses 12 Oktober
2010
Suwignyo, Heri dkk. 2001. Bahasa Indonesia Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang

________________. 2007. Bahasa Indonesia Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang


PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF
DALAM PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


”Bahasa Indonesia Keilmuan”
Yang dibina oleh Didin Widyartono, S.S., S.Pd, M.Pd

Oleh :
HARIS FRANATA
100151405834
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN KSDP
Nopember 2010
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………….

KATA
PENGANTAR………………………………………………………………. i
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………. ii
iii

BAB I : PENDAHULUAN
1. Latar Belakang…………………………………………………………… 1
2. Rumusan Masalah……………………………………………………… 1
3. Tujuan Penulisan……………………………………………………….. 4
4

BAB II : PEMBAHASAN
1. Kalimat Efektif dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah………. 5
2. Ciri-ciri Kalimat Efektif dalam Karya Tulis Ilmiah.……….. 5
3. Sebab-sebab Ketidakefektifan Kalimat…………………………. 5
12

BAB III : PENUTUP


1. 15
A. Kesimpulan……………………………………………………………….. 15
B. Saran………………………………………………………………………… 16

DAFTAR PUSTAKA 17
iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, dan
hidayahnya-Nya yang tiada terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Penggunaan Kalimat Efektif dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah” sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
menyelesaikan studi pada program studi S1 PGSD, Jurusan KSDP, Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Malang. Dalam kesempatan ini penulis tidak lupa
mengucapkan terimakasih atas bantuan, bimbingan, dan pengarahan yang diberikan kepada
penulis oleh Bapak Didin Widyartono, S.S., S.Pd, M.Pd selaku dosen pembimbing, teman-
teman, serta semua pihak yang membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan yang harus
diperbaiki. Oleh karena itu demi kesempuranaan, penulis mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan
para pembaca pada umumnya.

Malang, Nopember 2010

Penulis
Penulis
https://harrysprincenata.wordpress.com/2010/12/20/penggunaan-kalimat-efektif-
dalam-penulisan-karya-ilmiah/

BAHASA INDONESIA

TEORI KALIMAT EFEKTIF


AUGUST 8, 2012 FACHMI LEAVE A COMMENT

KALIMAT EFEKTIF

1.1 PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF


Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulis yang memiliki sekurang-
kurangnya subjek dan predikat. Bagi seorang pendengar atau pembaca, kalimat adalah
kesatuan kata yang mengandung makna atau pikiran. Sedangkan bagi penutur atau penulis,
kalimat adalah satu kesatuan pikiran atau makna yang diungkapkan dalam kesatuan kata.

Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada
sasaran yang tepat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan
pembicara atau penulis sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.

1.2 TUJUAN KALIMAT EFEKTIF


1. Dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis.

2. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau
pembaca seperti yang dipikirkan pembicara atau penulis.

1.3 SYARAT-SYARAT KALIMAT EFEKTIF


Secara garis besar kalimat efektif mempunyai syarat-syarat yaitu sebagai berikut :

1.3.1 GRAMATIKAL
Ciri pertama kalimat efektif adalah kegramatikalan atau kebenaran kalimat. Suatu kalimat
dikatakan gramatikal atau benar apabila penyusunannya mengikuti kaidah bahasa yang
bersangkutan. Ketaatan pada kaidah ini tampak pada struktur yang dibangun dalam kalimat
tersebut. Kaidah tata bahasa dapat dilihat dalam buku-buku tata bahasa. Selain itu penutur
asli mempunyai kepekaan terhadap kaidah tata bahasanya.

Contoh : Surat itu saya telah tanda tangani

Seharusnya : Surat itu telah saya tanda tangani

1.3.2 LOGIS
Suatu kalimat dikatakan logis apabila informasi dalam kalimat tersebut dapat diterima oleh
akal atau nalar. Logis atau tidaknya kalimat dilihat dari segi maknanya, bukan strukturnya.
Kelogisan kalimat tampak pada gagasan dan pendukungnya yang dipaparkan dalam kalimat.
Suatu kalimat dikatakan logis apabila gagasan yang disampaikan masuk akal, hubungan antar
gagasan dalam kalimat masuk akal, dan hubungan gagasan pokok serta gagasan penjelas juga
masuk akal.

Contoh : Kuda memanjat pohon

Seharusnya : Tidak masuk akal apabila kuda dapat memanjat pohon


(jadi ini termasuk kalimatyang tidak logis)

1.3.3 EFISIEN
Kalimat efisien atau hemat adalah kalimat yang padat isi bukan padat kata. Artinya, kalimat
itu hanya menggunakan kata sesedikit mungkin, tetapi dapat menyampaikan informasi secara
tepat dan jelas. Pengungkapan informasi dengan menggunakan banyak kata merupakan
pemborosan. Penggunaan kata yang berlebihan menjadikan kalimat menjadi berbelit-belit dan
sulit dipahami.

Contoh : Amuba itu hewan yang amat sangat kecil sekali.


Seharusnya : Amuba itu hewan yang sangat kecil.

1.4 CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF

1.4.1 KOHERENSI ( BERHUBUNGAN)


Hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara kata atau kelompok kata yang membentuk
kata itu.

Maksudnya adalah ada bagian-bagian kalimat yang memiliki hubungan yang lebih erat
sehingga tidak boleh dipisahkan.

1.4.2 KESATUAN GAGASAN


Maksudnya kalimat tersebut terdiri atas S + P + O/K yang saling mendukung serta
membentuk kesatuan tunggal.

1.4.3 KEHEMATAN KATA


Artinya kehematan terhadap pemakaian kata, frasa atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu
tetapi tidak menyalahi kaidah-kaidah.

1.4.4 KEPARALELAN KATA


Artinya kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat

Maksudnya, Apabila kalimat pertama menggunakan kata kerja maka bentuk kalimat
selanjutnya harus menggunakan kata kerja.

1.4.5 PENEKANAN KATA


Maksudnya adalah kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan dengan cara mengubah
posisi dalam kalimat (meletakan bagian yang penting di depan kalimat).

1.4.6 KEVARIASIAN KATA


Artinya perpaduan kata yang digunakan untuk menghindari kebosanan atau keletihan saat
membaca

1.5 KETIDAKEFEKTIFAN KALIMAT


Kalimat efektif merupakan kalimat yang mampu dipahami pembaca sesuai dengan maksud
penulisnya. Sebaliknya, kalimat yang sulit dipahami atau salah terpahami oleh pembacanya
termasuk kalimat yang tidak efektif.

Ketidakefektifan kalimat tersebut antara lain disebabkan oleh beberapa hal yaitu sebagai
berikut :

1.5.1 PENGARUH BAHASA ASING


Bahwa dengan banyaknya bahasa asing yang masuk ke dalam wilayah Indonesia, salah
satunya yaitu Bahasa Inggris. Terkadang pembaca sering salah mengambil kesimpulan
sehingga menimbulkan kalimat yang memiliki arti tidak sesuai dengan kemauan penulis.
Seperti contoh :

a. Rumah dimana ia tinggal … (the house where he lives


…)(kata rumah seharusnya tempat)
b. Sebab-sebab daripada perselisihan … (cause of the quarrel)
(kata daripada dihilangkan)

1.5.2 PLEONASME
Yaitu berlebihan atau tumpang tindih. Seperti contoh :

1. a. saling pukul-memukul (pukul-memukul sudah


bermakna ‘saling’)
2. b. agar supaya (agar bersinonim dengan supaya)

1.5.3 SALAH NALAR


Terkadang pembaca salah mengartikan maksud dari pengertian sebuah kalimat, maka dari itu
sering timbul perbedaan pendapat. Seperti contoh :

1. a. Waktu dan tempat dipersilahkan. (siapa yang


dipersilahkan)
2. b. Silakan maju ke depan. (maju selalu ke depan)

DAFTAR PUSTAKA
Keraf, Gorys. 1998. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah
Zaenal Arifin, E. 2011. Metode Penulisan Ilmiah. Jakarta: Pustaka Mandiri
Tukan, P. 2007. Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta: Yudistira
http://aaknasional.wordpress.com/2012/03/10/kalimateferktif
http://muhammadbudisetiawan.blogspot.com/2012/03/kalimat-efektif

http://esa113.weblog.esaunggul.ac.id/teori-kalimat-efektif/

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan nikmatnya, dan kepada
dosen pembimbing mata kuliah Bahasa Indoneia Keilmuan -bapak Didin Widyartono-. Karena dengan
nikmat yang diberikan Allah beserta bimbingan dari bapak Didin, penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan judul Kalimat Efektif Dalam Pandangan Bahasa Indonesia, untuk memenuhi tugas
perkuliahan.
Diharapkan dengan makalah ini kita lebih mengerti tentang kalimat efektif, sehingga dapat
mengurangi kesalahan kita dalam tulis menulis. Kritik dan saran selalu penulis harapkan untuk lebih
baiknya tulisan-tulisan penulis yang selanjutnya.

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar B elakang.
Peserta didik khususnya mahasiswa, atau bahkan masyarakat umum Indonesia di masa sekarang ini
harus bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, dalam tujuan perubahan-perubahan positif
di republic Indonesia. Dikaitkan dengan mahasiswa, perubahan-perubahan tersebut dapat
diwujudkan dalam berbagai macam kreatifitas, pemikiran, penemuan-penemuan yang inovatif.
Selanjutnya berbagai pemikiran dan penemuan-penemuan tersebut tuangkan dalam sebuah karya
ilmiah dan direlisasikan dalam kehidupat.
Dalam penyusunan karya ilmiah harus memenuhi kriteria-kriteria kesahan karya ilmiah, dan di
antara kriteria tersebut kalimat-kalimat yang digunakan haruslah kalimat yamg efektif, dan
penyusunannya harus berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku dan mengikuti EYD (Ejaan Yang
diSempurnakan) baik dari segi ejaan, pemilikhan kata, penggunaan kata baku, yang termasuk dalam
penyusunan kalimat efektif sampai pada pengembangan paragraf dan harus benar-benar
memperhatikan sistematika penulisan (Widyartono, 2008).
Oleh karena itu merupakan syarat mutlak dalam penulisan karya ilmiah adalah memahami dan
mampu menggunakan kaidah-kaidah penulisan dan penggunaan bahasa yang telah ditetapkan. Dan
yang merupakan elemen penting dalam penulisan dan penggunaan bahasa yang benar adalah
pemilihan dan penulisan kalimat, yang mana kalimat tersebut harus efektif.
B.Rumusan Masalah.
1.Apa pengertian kalimat dan unsur-unsur penyusun kalimat?
2.Apasaja jenis-jenis kalimat dan bagai mana yang dikatakan dengan kalimat efektif?
C.Tujuan.
1.Mengerti tentang kalimat dan tahu unsur-unsur penyusun kalimat.
2.Mengetahui jenis-jenis kalimat dan mengerti tentang kalimat efektif.
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengartian Kalimat dan Unsur-Unsur Penyusun Kalimat.


Ada beberapa definisi kalimat menurut sebagian ilmuan bahasa dalam pustakanya, di antaranya
adalah sebagai berikut.
Widyartno (di dalam bukunya Kaidah-Kaidah Menulis, 2008:95) kalimat adalah satuan bahasa yang
terdiri dari satu kata atau lebih yang bersifat mandiri dan berintonasi final. Yang mana intonasi
final menunjukkan intonasi kalimat berhenti, sudah selesai, tidak ada kelanjutannya. Dengan
menggunakan tanda titik (.), tanda seru (!), dan tanda Tanya (?). Denagn demikian satu katapun
bila bersifat mandiri dan berintonasi final, maka sudah bisa disebut kalimat. Dan kemandirian
kalimat mempunyai arti bahwa susunan kata yang terangkai dapat berdiri sendiri, tanpa
ketergantungan dengan yang lain. Sebagai contoh untuk memahami definisi mandiri dan berintonasi
final adalah “Murid itu pandai”, dan analisis fungsi kalimat dalam contoh tersebut adalah:
Murid itu pandai (disebut kalimat)
SP
Sedangkan yang tidak bisa dikatakan kalimat seperti contoh:
Murid pandai itu (bukan kalimat)
S
A HREF (2009) Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu
pengertian dan pola intonasi akhir.
Kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dan dari konstituen dasar, yang biasanya berupa
klausa1 dilengkapi dengan konjungsi2 bila diperlukan, serta dengan intonasi3 final. Garis besar dari
definisi tersebut adalah menyatakan bahwa kalimat itu terdiri dari konstituen dasar dan intonasi
final, sebab konjungsi bila diperlukan. Dalam pembahasan ini intonasi final yang merupakan syarat
penting dalam pembentukan sebuah kalimat adalah berupa intonasi deklaratif (.), intonasi
introgatif (?), intonasi imperative (!), dan intonasi interjektif (!). Jadi tanpa adanya intonasi-
intonasi final tersebut sebuah klausa tidak bisa menjadi sebuah kalimat (Chair, 2009).
Imam dan Imam (di dalam bukunya Syarah ‘Qiil Al-Fiyah Ibnu Malik, 1419 H: 24) kalimat dalam
bahasa Arab adalah suatu ucapan yang berdiri sendiri.
Dari beberapa definisi tersebut, nampak perbedaan makna atau pengertian kalimat antara bahasa
Arab dengan bahasa Indonesia. Dalam bahasa Indonesia kalimat adalah sudah merupakan susunan
yang telah tersusun dari unsur-unsur pembentuknya, sedangkan secara harfiahnya kalimat dalam
bahasa Arab adalah kata. Lalu apa yang dimaksud kalimat dalam prespektif Indonesia dalam bahasa
arab?, ternyata yang diharapkan dan yang sesuai dengan yang dimaksud kalimat dalam bahasa arab
adalah kalam, lalu apa pengertian kalam?, kalam adalah lafadz4 yang tersusun dapat memberikan
pemahaman kepada pendengarnya, dan kalam itu sendiri sedikitnya tersusun dari dua isim (kata
benda) fi’il (kata kerja) dengan isim (Arra’ini, 1423: H).
Wise (2006) setiap kalimat memiliki unsur penyusun kaliamat, dan gabungan dari unsur-unsur
kalimat akan membentuk kalimat yang mengandung arti. Dalam bahasa Indonesia unsur-unsur inti
pembentuk kaliamat antara lain adalah SPOK:
-Subjek/Subyek (S).
-Predikat (P).
-Objek/Obyek (O)
Keterangan (K)
Sedangkan dalam bahasa Arab unsur-unsur tersebut disebut kalimat, dan kalimat itu ada tiga:
Kalimat isim (kata benda), kalimat fi’il (kata kerja), harf (kata yang tidak bermakna bila tidak
bersambung dengan yang lain) (Misbah, 1410 H).
Jadi tidak akan terbetuk suatu kaliamat yang sempurna bila tidak ditemukan di dalamnya unsur-
unsur sah kalimat.
B.Jenis-Jenis Kalimat.
Chaer (di dalam bukunya Sintaksis Bahasa Indonesia, 2009: 45) pembagian jenis-jenis kalimat
berdsarkan beberapa criteria:
B.1 Berdasarkan kategori klausanya
a. Kalimat verbal. Adalah kalimat yang predikatnya berupa verbal atau frase vebal.
b. Kalimat nominal. Adalah kalimat yang predikatnya berupa nominal atau frase nominal.
c. Kalimat ajektifal. Adalah kalimat yang predikatnya berua ajektifa atau frase ajektifal.
d. Kalimat preposisional. Adalah kalimat yang predikatnya berupa frase preposisional (hanya
digunakan dalam ragam bahasa nonformal).
e. Kalimat numeral. Kalimat yang predikatnya berupa numeralia atau frase numeral (hanya
digunakan dalam bahasa ragam nonformal).
f. Kalimat adverbial. Kalimat yang predikatnya berupa adverbial atau frase adverbial.
B.2 Berdsarkan jumlah klausanya.
a. Kalimat sederhana. Adalah kalimat yang dibangun oleh sebuah klausa.
b. Kalimat bersisipan. Adalah kalimata yang salah satu kuncinya “disisipkan” sebuah klausa sebagai
penjelas atau keterangan.
c. Kalimat majmuk rapatan. Kalimat majmuk yang terdiri dari dua klausa atau lebih di mana ada
fungsi-fungsi klausanya yang dirapatkan karena merupakan substansi yang sama.
d. Kalimat majmuk setara. Kalimat yang terdiri dari dua klausa atau lebih dan memiliki kedudukan
yang sama atau setara.
e. Kalimat majmuk bertingkat. Kalimat yang terdiri dari dua buah klausa yang kedudukannya tidak
setara.
f. Kalimat majmuk kompleks. Kalimat yang terdiri dari tiga klausa atau lebih yang di dalamnya
terdapat hubungan koordinatif (setara) dan juga hubungan subordinatif (bertingkat).
B.3 Berdasarkan modusnya
a. Kalimat berita (deklaratif). Adalah kalimat yang berisi pernyataan belaka.
b. Kalimat tanya (introgatif). Adalah kalimat yang berisi pernyataan, yang perlu diberi jawaban.
c. Kalimat perintah (imperatif). Kalimat yang berisi perintah, dan perlu diberi reaksi berupa
tindakan.
d. Kalimat seruan (interjektif). Kalimat yang menyatakan ungkapan perasaan.
e. Kalimat harapan (optatif). Kalimat yang menyatakan harapan atau keinginan.
Di dalam pustaka lain diterangkan bahwa jenis-jenis kalimat dapat berupa kalimat tunggal, kalimat
majmuk (setara, bertingkat, dan campuran), kalimat pasif, kalimat inti, kalimat luas, kalimat
mayor, kalimat minor, kalimat lengkap, kalimat elips, kalimat perintah, kalimat berita, kalimat
tanya, kalimat efektif, dan kalimat tidak efektif. Pembagian jenis-jenis kalimat tersebut erat
hubungannya dengan prespektif tertentu, seperti kalimat tunggal dan majmuk disifati berdasarkan
jumlah klausanya. Begitu pula dengan kalimat efektif dan kalimat pasif disifati berdasarkan jenis
predikatnya yang melekat di dalam kalimat (Widyartono, 2008).
Di dalam makalah ini dikhususkan membahas tentang kalimat, yang meliputi kalimat inti, kalimat
luas, kalimat efektif, dan kalimat tidak efektif.
B.4 Kalimat Inti
Kalimat inti adalah kalimat yang terdiri dari dua kata dan memiliki fungsi kalimat subjek dan
kalimat predikat. Dan tidak menutup kemungkinan untuk merubah kalimat inti menjadi kalimat
luas. Dengan cara mengembangkan dan memperluas beberapa fungsinya.
B.5 Kalimat Luas
Kalimat luas adalah kalimat yang memperluas fungsinya. Contoh:
Adik sudah makan roti tadi pagi
SPOK
B.6 Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan gagasan dari penulis kepada pembaca
secara tepat dan menimbulkan pemahaman gagasan yang sama antara pembaca dan yang diinginkan
penulis. Maka jika pembaca menimbulkan gagasan baru, dimungkinkan kalimat yang digunakan
penulis tidak tepat, atau kemungkinan juga pembaca melakukan kegiatan membaca kritis.
Ciri-ciri efektifnya kalimat:
1.Kesatuan gagasan, maka akan ditampakkan ide pokok. Jika hanya memiliki satu gagasan, maka
sudah dapat dikatakan kalimat tersebut memiliki kesatua gagasan. Contoh “Siswa kelas XII harap
berkumpul di aula” kesatuan gagasan dalam contoh kalimat tersebut dikatakan telah nampak
karena subjek kalimatnya jelas.
2.Kesejajaran atau kepararelan. Yakni penggunaan bentuk kata atau frase imbuhan (bentuk
gramatikal) yang sama-sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frase yang dipakai dalam
kalimat. Misalnya unsur pertama menggunakan verbal, maka unsur kedua dan seterusnya juga
menggunakan verbal. Contoh “Kelompok kami akan merumuskan masalah penelitian, mengambil
data, menganalisis, dan menyimpulkan hasilnya”.
3.Kelogisan. Kalimat efektif harus mudah difahami, unsur-unsur pembentuknya harus memiliki
hubungan logis yang dapat diterima akal sehat. Contoh “Hari kemerdekaan ke-62 Republik
Indonesia”.
4.Kehematan. Hemat untuk tidak menggunakan kata-kata yang tidak perlu (mubazir/pemborosan
kata) jika makna yang diharapkan sudah tercapai. Karena kehematan merupakan bentuk untuk
menghindari gejala pleonasme. Contoh “Buah jeruk adalah buah kesukaanku”, kalimat tersebut
tidak hemat (pemborosan kata), kerena tanpa dikasih kata buah pun semua orang kenal kalau jeruk
merupakan salah satu jenis buah-buahan. Maka yang benar adalah “Jeruk adalah buah kesukaanku”.
5.Penekanan. Adalah upaya untuk mempertegas bagian kalimat yang memang perlu untuk
ditonjolkan. Upaya penegasan dapat dilakukan dengan pemberian aksentuasi sebagai berikut.
1)Prof. Dr. Suparman berpendapat, salah satu kendala penulisan karya ilmiah adalah kemalasan
menulis.
2)Salah satu kendala penulisan karya ilmiah, menurut prof. Dr. Suparman, adalah kemalasan
menulis.
3)Salah satu kendala penulisan karya ilmiah adalah kemalasan menulis. Demikian pendapat prof.
Dr. Suparman.
Perbedaan meletakkan kata tertentu memang memiliki tujuan untuk menempatkan kata mana yang
ingin ditonjolkan, kalimat pertama, kedua, dan ketiga masing-masing memiliki penekanan tertentu.
Selain beberapa hal di atas, keefektifan kalimat juga didukung dengan penggunan kaidah bahasa
Indonesia, meliputi:
1)Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar (menurut kaidah bahasa yang berlaku dan
benar menurut situasi pemakaiannya, baku/tidak baku, dan formal/semi formal/informal).
2)Penggunaan bahasa baku (baik pada situasi formal, lesan maupun nonlesan). Kerena bahasa baku
merupakan bahasa golongan berpendidikan.
3)Penggunaan ejaan. Yang berlaku adalah berdasarkan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), bukan
ejaan van Ophuijsen, bukan ejaan Melindo, dan bukan pula ejaan Soewandi. Aturan tanda baca,
penulisan huruf, dan penulisan kata. Tujuan dari semua itu adalah untuk mempermudah pembaca
dalam memahami gagasan penulis.
4)Pemilihan kata (diksi) yang tepat sesuai dengan konteks. Jika dalam hal ini tidak tepat dapat
menyebabkan ketidak efektifan kalimat . Dan konteks akan terus-menerus berubah sesuai dengan
perkembangan zaman. Contoh kata kiai dan pendeta sudah menjadi milik pemuka agama tertentu,
padahal pada zaman dulu semua pemuka agama disebut pendeta.
B.7 Kalimat Tidak Efektif
Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki sifat-sifat yang tersebut di atas (kalimat
efektif). Adapun sebab-sebab yang menjadisakn kalimat tidak efektif:
1)Kontaminasi. Dapat dibedakan menjadi: kontaminasi kalimat. Contoh “Di dalam mangga
mengandung vitamin C”, kontaminasi susunan kata. Contoh “Pria itu sangat baik sekali”, dan
kontaminasi bentuk kata. Contoh “Galih menyetop angkot” (Badudu, 1993).
2)Pleonasme. Bentuk pemakaian kata secara berlebihan (mubazir/pembrosan kata). Contoh “Para
hadirin dipersilahkan duduk”, “Amir harus belajar agar supaya naik kelas”.
3)Ambiguitas. Sebuah bentuk yang memiliki tafsiran makna ganda. Contoh “Rumah sang jutawan
yang aneh akan dijual” dari kalimat tersebut memunculkan pertanyaan apanya yang aneh? Rumah
atau jutawan?, karena kalimat tersebut menimbulkan dua penafsiran.
4)Penggunaan kata depan yang tidak perlu. Contoh “Perkembangan dari pada teknologi informasi
sangat pesat”. Semestinya dari pada tidak perlu.
5)Tidak memiliki subjek atau ketidak jelasan subjek. Contoh “Di dalam buah pepaya mengandung
vitamin A”. Kalimat tersebut berstruktur K-P-O, jadi belu ditemukan sujek dalm contoh kalimat
tersebut.
6)Salah nalar atau tidak logis. Contoh “Saya absen dulu, anak-anak”, padahal absen maknanya tidak
masuk.
7)Kesalahan pembentukan kata. Contoh “Mereka memang mengenyampingkan hal itu”, seharusnya
mereka memang mengesampingkankan hal itu.
8)Terpengaruh bahasa daerah. Contoh “Para tamu sudah pada hadir”, kata pada dipengaruhi bahasa
jawa: padha, seharusnya tidak perlu ada kata pada.
9)Terpengaruh bahasa asing. Contoh “Rumah di mana dia tinggal…-The house where he lives…”,
seharusnya yang murni bahasa Indonesia adalah rumah tempat dia tinggal….
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Kesimpulan dari pemaparan di atas adalah:
a.Kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dan dari konstituen dasar, yang biasanya berupa
klausa dilengkapi oleh konjungsi bila diperlukan, serta dengan intonasi final. Dan minimal tersusun
oleh S-P-O.
b.Jenis-jenis kalimat berdasarkan atas beberapa kriteria, diantaranya klausa sekaligus jumlah
klausa, modus, makna, dan kejelasan.
c.Kalimat dapat dikatakan efektif apabila kalimat tersebut mempu menyampaikan gagasan dari
penulis kepada pembaca secara tepat, sehingga tidak menimbulkan pemahaman gagasan baru dari
pembaca (yang berbeda dengan gagasan penulis), dan tentunya memenuhi syarat-syarat keefektifan
kalimat.

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.


Malik, ibnu Imam & ‘Aqil, ibnu Imam. 1419 H. Syarah ibnu ‘Aqil Alfiyah ibnu Malik. Arab
Saudi: Tauhid Bina.
Mustofa, Zainul, Misbah. 1410 H. Matan Ajrumiyyah. Semarang: Pustaka Alawiyyah.
Widyarto, Didin. 2008. Kaidah-Kaidah Menulis. Malang: Indus Nesus Private.s.
www.google.com Friday, 07 Agustus 2009. Pengerian Kalimat dan Unsur Kalimat.
WrittenByAdministrator.

DIPOSKAN OLEH MA'RIFAH DI 16.28 TIDAK ADA KOMENTAR:

LABEL: TUGAS

http://ariftazkia.blogspot.co.id/2010_01_01_archive.html

Anda mungkin juga menyukai