Anda di halaman 1dari 8

Kalimat Efektif dan Kalimat Tidak Efektif

Kalimat merupakan bentuk bahasa yang diawali dan diakhiri kesenyapan bunyi, sehingga
memiliki informasi yang lengkap. Kesenyapan bunyi pada awal kalimat biasanya berupa
penggunaan huruf kapital. Sedangkan kesenyapan bunyi di akhir kalimat dapat berupa tanda
titik (.), tanda seru (!), tanda tanya (?), dan lain sebagainya (baca juga Penggunaan tanda
baca). Dalam dunia kepenulisan, sering kali terjadi ketidakhematan kalimat, yang biasa
disebut kalimat tidak efektif. Lalu apakah yang dimaksud dengan kalimat tidak efektif itu?
Bagaimana pula kalimat efektif?

Kalimat Tidak Efektif


Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak hemat atau kalimat yang menggunakan dua
bentuk yang maknanya sama.

Contoh :
 Taman itu adalah merupakan tempat kesukaannya.
Kalimat tersebut merupakan kalimat tidak langsung karena menggunakan dua kata yang
maknanya sama. Kedua kata tersebut adalah kata merupakan dan adalah. Bagaimana agar
kalimat tersebut menjadi kalimat efektif? Cukup hilangkan salah satu kata tersebut, sehingga
akan menjadi kalimat berikut.
 Taman itu adalah tempat kesukaannya.
 Taman itu merupakan tempat kesukaannya.

Ciri-Ciri Kalimat Tidak Efektif


Ketidakhematan kalimat ini dibedakan atas beberapa macam (Gufron, 2015:144).
1. Penggunaan kata-kata yang maknanya sama
2. Penggunaan kata bentukan beserta maknanya
3. Penggunaan dua konjungsi yang semakna
4. Penggunaan subjek yang berlebihan

Untuk lebih memahami kalimat tidak efektif berikut cara memperbaikinya, perhatikan contoh
berikut ini.

1. Penggunaan kata-kata yang maknanya sama


Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
 Bunga ini merupakan adalah bunga favoritnya.
 Mereka bekerja demi untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
 Petani harus rajin agar supaya hasil panennya berlimpah.
 Suasana di rumahnya sangat sepi sekali.
 Sekolahnya banyak terdapat berbagai jenis tanaman obat.

Kalimat-kalimat tersebut seharusnya dirubah menjadi kalimat-kalimat berikut.


 Bunga ini merupakan bunga favoritnya.
 Bunga ini adalah bunga favoritnya.
 Mereka bekerja demi mencukupi kebutuhan hidupnya.
 Mereka bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
 Petani harus rajin supaya hasil panennya berlimpah.
 Petani harus rajin agar hasil panennya berlimpah.
 Suasana di rumahnya sangat sepi.
 Suasana di rumahnya sepi sekali.
 Sekolahnya terdapat banyak jenis tanaman obat.
 Sekolahnya terdapat berbagai jenis tanaman obat.
2. Penggunaan kata bentukan beserta maknanya
Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
 Kakaknya anak paling tercantik di keluarganya.
 Rapat dihadiri para pejabat-pejabat.
 Seminar itu diikuti semua mahasiswa-mahasiswa.
 Keduanya saling bantu-membantu dalam kesulitan.
Kalimat-kalimat di atas seharusnya dirubah menjadi kalimat-kalimat berikut.
 Kakaknya anak paling cantik di keluarganya.
 Kakaknya anak tercantik di keluarganya.
 Rapat dihadiri pejabat-pejabat.
 Rapat dihadiri para pejabat.
 Seminar itu diikuti mahasiswa-mahasiswa.
 Seminar itu diikuti semua mahasiswa.
 Keduanya saling membantu dalam kesulitan.
 Keduanya bantu-membantu dalam kesulitan.

3. Penggunaan dua konjungsi yang semakna


Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
 Meskipun demam, namun Anas tetap pergi kuliah.
 Walaupun lelah sekali, tetapi Ana tetap ikut bakti sosial.
 Jika bekerja dengan keras, maka kamu pasti berhasil.
 Karena kakaknya sakit, maka ia pergi ke rumah sakit.
 Setelah memasak, kemudian ibu mencuci baju.
Kalimat-kalimat di atas seharusnya dirubah menjadi kalimat-kalimat berikut.
 Meskipun demam, Anas tetap pergi kuliah.
 Anas demam, namun tetap pergi kuliah.
 Walaupun lelah sekali, Ana tetap ikut bakti sosial.
 Ana lelah sekali, tetapi tetap ikut bakti sosial.
 Jika bekerja dengan keras, kamu pasti berhasil.
 Kamu bekerja dengan keras, maka kamu pasti berhasil.
 Karena kakaknya sakit, ia pergi ke rumah sakit.
 Kakaknya sakit, maka ia pergi ke rumah sakit.
 Setelah memasak, ibu mencuci baju.
 Ibu memasak, kemudian mencuci baju.

4. Penggunaan subjek yang berlebihan


Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
 Ana menulis cerpen setelah Ana membaca cerpen Hasan.
 Saya berdoa sebelum saya makan.
Kalimat-kalimat di atas seharusnya dirubah menjadi kalimat-kalimat berikut.
 Ana menulis cerpen setelah membaca cerpen Hasan.
 Saya berdoa sebelum makan.
Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menimbulkan kembali gagasan pada diri pendengar
atau pembaca seperti yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat efektif
seyogyanya tidak membuat pendengar atau pembaca mengalami perbedaan pemahaman
dengan pembicara atau penulis.

Ciri-Ciri Kalimat Efektif


Kalimat efektif dapat diketahu dengan memperhatikan beberapa hal di bawah ini.
1. Kesepadanan struktur
2. Kesamaan bentuk
3. Ketegasan makna
4. Kehematan kata
5. Kecermatan dan kesantunan
6. Kepaduan makna
7. Kelogisan makna

Untuk lebih memahami ciri kalimat efektif, perhatikan contoh berikut.


1. Kesepadanan struktur
Kesepadanan struktur ditunjukkan dengan kejelasan subjek dan predikat. Perlu diketahui
bahwa pengertian subjek bukanlah yang dikenai tindakan, melainkan hal yang dibicarakan.
Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
 Kepada para peserta diskusi dipersilakan masuk. (tidak bersubjek)

Kalimat tersebut tidak memiliki subjek. Hal ini dikarenakan setelah kata kepada selalu
kata keterangan. karenanya pada kalimat tersebut kata kepada perlu dihilangkan. Sehingga
kalimat tersebut akan seperti berikut.
 Para peserta diskusi dipersilakan masuk. (subjeknya para peserta diskusi)

Perhatikan kalimat-kalimat berikut!


 Penelitian itu saya dibantu dosen. (tidak ada kejelasan subjek dan predikatnya)

Pada kalimat tersebut tidak ada kejelasan mana subjek dan predikatnya. Agar kalimat
tersebut memiliki kejelasan struktur, perlu dianalisis maksud dari kalimatnya. Secara harfiah
kalimat tersebut ingin menyampaikan bahwasannya “saya dibantu oleh dosen saat
melaksanakan penelitian”. Jika diuraikan dalam bentuk kalimat, maka:
 kata saya adalah subjek,
 kata dibantu adalah predikat,
 kata dosen adalah objek, dan
 kata penelitian itu adalah keterangan.
Untuk memperjelas fungsi keterangan pada kalimat tersebut, makan perlu ditambahkan
kata penunjuk keterangan. Perhatikan kalimat berikut.
 Dalam penelitian itu, saya dibantu dosen.
Kata dalam selalu diikuti oleh keterangan.

2. Kesamaan bentuk
Kesamaan bentuk dapat pula disebut kepararelan bentuk. Jadi antara satu bentuk kata atau
frasa satu dengan lainnya dalam kalimat harus sama. Perhatikan kalimat berikut!
 Tahapan penelitian meliputi pengumpulan data, menganalisis data, dan menyimpulkan
hasil analisis.

Pada kata yang digaris bawahi, kita dapat menguraikannya sebagai berikut.
1. pengumpulan = pe + kumpul + an
2. menganalisis = me + analisis
3. menyimpulkan = me + simpul + kan

Ketiga kata tersebut memiliki imbuhan yang berbeda-beda. Dalam ciri kesamaan
bentuk, bentuk dari kata yang pararel (disatukan oleh tanda koma [,]) harus disamakan
bentuknya. Kalimat tersebut berhubungan dengan bentuk kata berimbuhan. Karenanya
terdapat dua pilihan untuk mengefektifkan kalimat tersebut. Pilihan pertama yaitu
menyamakan imbuhannya dengan pe – an atau dengan me-.

Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini.


 Tahapan penelitian meliputi pengumpulan data, penganalisisan data, dan penyimpulan
hasil analisis.
 Tahapan penelitian meliputi mengumpulkan data, menganalis data, dan menyimpulkan
hasil analisis.

3. Ketegasan Makna
Ketegasan makna, dapat dilakukan dengan meletakkan bagian yang dipentingkan di bagian
awal kalimat. Hal ini dilakukan untuk memberikan penekanan pada hal yang dimaksud.
Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini!
(1) Pergi kamu!
(2) Kamu pergi!

Jika dilihat, kedua kalimat tersebut tidak ada bedanya. Namun berdasarkan makna dan
tujuan, kedua kalimat tersebut memiliki perbedaan yang nyata. Pada kalimat (1)
penekanannya terletak pada kata pergi. Hal ini memiliki maksud, bahwasannya harus
segera pergi dengan cepat. Sedangkan kalimat (2) penekanannya terletak pada
kata kamu. Hal ini memiliki maksud, bahwasannya yang harus pergi adalah kamu bukan
yang lain.

4. Kehematan kata
Kehematan kata bisa dilakukan dengan menghindari pengulangan subjek, serta dengan
menghindari penggunaan superordinat dan hiponim secara bersamaan. Hiponim adalah
hubungan antara makna spesifik dan makna generik atau antara anggota taksonomi dan
nama taksonomi (KBBI). Perhatikan bagan berikut!
Superordinat Hiponim

Burung Beo, Pelatuk, Kakak tua, dll

Bunga Seruni, Mawar, Melati, dll

Buah Jeruk, Mangga, Markisa, dll


Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini!
 Saya suka kecantikannya, saya suka bodinya. (pengulangan subjek)
 “Kak, belikan buah jeruk!” (penggunaan superordinat dan hiponim)
Kalimat-kalimat tersebut seharusnya dirubah menjadi kalimat-kalimat berikut.
 Saya suka kecantikannya dan bodinya.
 “Kak, belikan jeruk!”

Pada kalimat kedua, memiliki konteks ‘seorang adik yang memesan sesuatu ketika ke toko
buah’. Sudah pasti ‘jeruk’ yang dimaksud adalah ‘buah jeruk’, bukan ‘pohon jeruk’ atau
‘daun jeruk’. Karenanya cukup menggunakan kata ‘jeruk’.

5. Kecermatan dan kesantunan


Kecermatan dapat dilakukan dengan memilih bentuk sinonimi yang paling
tepat. Sinonimi merupakan kata yang memiliki kesamaan makna atau arti. Contoh sinonimi:
 cantik = ayu
 benar = betul
 mati = wafat, tewas, mampus
 melihat = menonton, menatap, melirik, mengintip, menerawang, dll

Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini!


 Lihatlah cawan petri yang tersedia.
 Rani menjinjing adiknya yang masih kecil.
Kalimat-kalimat tersebut seharusnya dirubah menjadi kalimat-kalimat berikut.
 Amatilah cawan petri yang tersedia.
 Rani menggendong adiknya yang masih kecil.

Cawan petri digunakan untuk penelitian di lab biologi, fisika, atau kimia.
Kata lihatlah kurang tepat untuk kalimat tersebut, karena dalam percobaan perlu lebih dari
sekedar melihat. Kata yang lebih tepat adalah amatilah yang memiliki makna melihat
dengan lebih. Pada kalimat selanjutnya, kata menjinjing biasa digunakan untuk membawa
barang atau sesuatu dengan posisi tangan kebawah. Tidaklah tepat jika kata tersebut
digunakan untuk menggambarkan seseorang yang membawa adiknya. Maka
kata menggendong, yakni membawa dengan mendukung di pinggang lebih tepat untuk
menggambarkan seorang kakak yang membawa adiknya.

Kesantunan dapat dilakukan dengan memilih kata-kata yang bermakna netral atau
denotasi. Penggunaan kata dalam teori kesantunan dibagi menjadi beberapa kelas.
perhatikan kalimat-kalimat berikut ini.

(1) Maaf bapak, anak bapak kurang mampu sehingga kami terpaksa tidak menaikkan
kelas.
(2) Maaf bapak, anak bapak bodoh sehingga kami terpaksa tidak menaikkan kelas.
(3) Maaf bapak, anak bapak dungu sehingga kami terpaksa tidak menaikkan kelas.

Pada kalimat (1) merupakan kelas paling santun yakni menggunakan konotasi positif.
Kalimat (2) merupakan kelas yang umum dan efektif, namun dirasa kurang sopan. Kalimat
tersebut menggunakan makna netral (makna sesungguhnya atau denotasi). Sedangkan
kalimat (3) merupakan kelas terendah yakni menggunakan konotasi negatif. Ada baiknya
menggunakan konotasi positif, namun alangkah lebih baik dalam kondisi tertentu kejujuran
diperlukan. Hal ini akan menjadikan pembicara dan pendengar memaknai hal dengan sama.

6. Kepaduan makna
Kepaduan makna dapat dicapai dengan terpenuhinya kepaduan bentuk. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan penggunaan Aspek dan Agen yang benar. Aspek merupakan keterangan
petunjuk. Perhatikan pola berikut.
Aspek + Agen +Verba
Contoh aspek, misalnya : sudah, sedang, akan, dll.

Perhatikan kalimat berikut!


 Proposal Anggi dosen sudah terima.
Kalimat tersebut seharusnya dirubah menjadi kalimat berikut.
 Proposal Anggi sudah dosen terima.

7. Kelogisan Makna
Kelogisan merupakan sesuatu yang bernalar atau masuk akal. Suatu kalimat haruslah
masuk akal. Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
(1) Ibunya Dina masih gadis.
(2) untuk mempersingkat waktu diskusi kita mulai.

Pada kalimat (1), tentulah tidak logis. Seorang ibu tentulah bukan gadis lagi. Sedangkan
pada kalimat (2), waktu tidak dapat disingkat. Waktu berjalan sesuai dengan apa adanya.
Kesalahan penggunaan kata ini sering terjadi dalam acara-acara umum. Kedua kalimat
tersebut seharusnya dirubah menjadi berikut.
(1) Ibunya Dina masih muda.
(2) untuk mengefisienkan waktu diskusi kita mulai.

Contoh Kalimat Tidak Efektif dan Pembenarannya


 Andi membelikan pulsa adiknya. (kalimat tidak efektif)
o Andi membeli pulsa untuk adiknya. (kalimat efektif)
 Setiap kali bertemu mereka saling pandang memandang. (kalimat tidak efektif)
o Setiap kali bertemu, mereka saling berpandangan. (kalimat efektif)
 Ia sedang menginventarisir perabot-perabot kantor. (kalimat tidak efektif)
o Ia sedang menginventarisasi perabotan kantor. (kalimat efektif)
 Para wanita perlu hati-hati jika melewati lorong. (kalimat tidak efektif)
o Para wanita perlu berhati-hati jika melewati lorong. (kalimat efektif)
 Baik mahasiswa baru atau mahasiswa lama dikenakan peraturan yang sama. (kalimat
tidak efektif)
o Seluruh mahasiswa dikenakan peraturan yang sama. (kalimat efektif)
 Karena harga terus melambung tinggi maka rakyat menderita kelaparan. (kalimat tidak
efektif)
o Karena harga terus melambung tinggi, rakyat menderita kelaparan. (kalimat
efektif)
 Menurut Kunjana menyatakan bahwa konteks di dalam linguistik tidak dapat disamakan
dengan konteks dalam pragmatik (2009). (kalimat tidak efektif)
o Kunjana (2009) menyatakan bahwa konteks di dalam linguistik tidak dapat
disamakan dengan konteks dalam pragmatik. (kalimat efektif).
o Menurut Kunjana, konteks di dalam linguistik tidak dapat disamakan dengan
konteks dalam pragmatik (2009). (kalimat efektif)
 Dengan penelitian ini akan memberikan banyak manfaat bagi warga. (kalimat tidak
efektif)
o Penelitian ini akan memberi banyak manfaat bagi warga. (kalimat efektif)
 Adalah merupakan tugas peneliti untuk menganalisis dan menyajikan hasil analisis data.
(kalimat tidak efektif)
o Tugas peneliti adalah menganalisis dan menyajikan hasil analisis data. (kalimat
efektif)
 Berbagai kendala penelitian harus dapat diselesaikan oleh kita. (kalimat tidak efektif)
o Kita harus menyelesaikan berbagai kendala penelitian. (kalimat efektif)
 Setiap hari Jum’at selalu berpramuka. (kalimat tidak efektif)
o Setiap hari Jum’at anak-anak selalu berpramuka. (kalimat efektif)
 Sesampainya di rumah nenek langsung berkebun dengan kakek. (kalimat tidak efektif)
o Sesampainya di rumah nenek, Riko langsung berkebun dengan kakek. (kalimat
efektif)
 Pada siang ini merupakan siang yang cerah. (kalimat tidak efektif)
o Siang ini merupakan siang yang cerah. (kalimat efektif)
 Dalam rapat itu membahas cara memajukan pariwisata daerah. (kalimat tidak efektif)
o Rapat itu membahas cara memajukan pariwisata daerah. (kalimat efektif)
 Pada bulan itu bertepatan dengan bulan bahasa. (kalimat tidak efektif)
o Bulan itu bertepatan dengan bulan bahasa. (kalimat efektif)
 Pada hari Jum’at apel kepramukaan yang diikuti oleh seluruh siswa SMP Mandala mulai
dari kelas VII sampai kelas IX. (kalimat tidak efektif)
o Pada hari Jum’at apel kepramukaan diikuti oleh seluruh siswa SMP Mandala
mulai dari kelas VII sampai kelas IX. (kalimat efektif)
 Saat itu malam yang penuh bintang. (kalimat tidak efektif)
o Saat itu malam penuh bintang. (kalimat efektif)
 Yang menjadi sebab banjir adalah pembuangan sampah di hilir sungai. (kalimat tidak
efektif)
o Penyebab banjir adalah pembuangan sampah di hilir sungai. (kalimat efektif)
 Kami membedah tentang buku itu. (kalimat tidak efektif)
o Kami membedah buku itu. (kalimat efektif)
 Mereka menyetujui daripada keputusan itu. (kalimat tidak efektif)
o Mereka menyetujui keputusan itu. (kalimat efektif)
 Film itu saya sudah tonton. (kalimat tidak efektif)
o Film itu sudah saya tonton. (kalimat efektif)
 Soal itu kita harus pecahkan. (kalimat tidak efektif)
o Soal itu harus kita pecahkan. (kalimat efektif)
 Dia bukan guru, tetapi pelayan. (kalimat tidak efektif)
o Dia bukan guru, melainkan pelayan. (kalimat efektif)
 Mereka tidak menggambar, melainkan melukis. (kalimat tidak efektif)
o Mereka tidak menggambar, tetapi melukis. (kalimat efektif)
 Sungai itu akan diperlebarkan. (kalimat tidak efektif)
o Sungai itu akan diperlebar. (kalimat efektif)
o Sungai itu akan dilebarkan. (kalimat efektif)
 Dalam seminar itu membicarakan tentang pentingnya generasi bermoralitas tinggi.
(kalimat tidak efektif)
o Dalam seminar itu dibicarakan pentingnya generasi bermoralitas tinggi. (kalimat
efektif)
o Seminar itu membicarakan pentingnya generasi bermoralitas tinggi. (kalimat
efektif)
o Seminar itu berbicara tentang pentingnya generasi bermoralitas tinggi. (kalimat
efektif)
 Kepada pembicara disilakan. (kalimat tidak efektif)
o Pembicara disilakan. (kalimat efektif)
 Kepada pembicara waktu dan tempat dipersilakan. (kalimat tidak efektif)
o Kepada pembicara waktu dan tempat disediakan. (kalimat efektif)
 Mereka lari di halaman belakang sekolahan. (kalimat tidak efektif)
o Mereka berlari di halaman belakang sekolahan. (kalimat efektif)

Sumber : https://dosenbahasa.com/contoh-kalimat-efektif-dan-kalimat-tidak-efektif

Anda mungkin juga menyukai