Anda di halaman 1dari 4

Penulisan kata adalah proses atau cara menulis yang mempertimbangkan unsur bahasa yang

diucapkan atau dituliskan sebagai wujud kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam
berbahasa sesuai ejaan yang disempurnakan.

Sistem penulisan kata terbagi menjadi beberapa bagian:

1. Kata dasar
Kata dasar adalah kata yang belum mendapat imbuhan. Kata dasar merupakan satuan
bahasa yang dapat berdiri sendiri. Ditulis sebagai satu rangkaian atau kesatuan.
Contoh: - kakek duduk di teras depan rumah (kata dasar: duduk)
-Ibu pergi ke pasar ( kata dasar: pergi)
2. Kata depan
Kata depan dalam bahasa indonesia adalah di, ke, dan dari. Kata depan dituliskan terpisah
dari kata yang mengikutinya.
Contoh : - Di mana dia tinggal?
- Mari berangkat ke kampus
3. Kata berimbuhan
Adalah kata yang ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Contoh: - Berlari
- Digunakan
4. Kata ulang
Adalah kata yang mengalami pengulangan bentuk dan makna.
1. Pengulangan penuh
Contoh: - warna Kupu-kupu itu sangat indah
- Anak-anak itu bermain bola
2. pengulangan sebagian
Contoh : - Pepohonan
-Lelaki
3. penulangan dengan memodifikasi
Contoh : - Sayur-mayur
-Super-duper
5. Pemenggalan kata
Merupakan pemisahan huruf atau kelompok huruf dari kata. Sebelum melakukan
pemenggalan kata, yang harus dipahami terlebih dahulu adalah membedakan huruf vokal
dengan huruf konsonan. Huruf vokal terdiri dari A, I, U, E, O. Sedangkan huruf konsonan
adalah huruf selain vokal contoh K, J, L, M, N, dan lain - lain. Setelah memahami huruf vokal
dan huruf konsonan, selanjutnya adalah memahami suku kata. Suku kata merupakan bagian
kata, cara mudah menentukan suku kata yaitu dengan memperhatikan pengucapan.
a. Apabila di tengah kata terdapat huruf vokal berurutan, pemenggalan dilakukan di antara
kedua huruf vokal tersebut.
Contoh :
- bu-ah
- ni-at
- sa-at
b. Kategori huruf diftong (memuat unsur: ai, au, ei, dan oi) penulisannya tidak dipenggal.
Contoh:
- Au-ra
- Sau-da-ri
- Sa-lah
c. Apabila di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk gabungan huruf
konsonan) di antara dua huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan.
Contoh:
- Ba-nyak
- La-ri
- De-ngan
- Mu-sya-wa-rah
d. Pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan jika di tengah kata dasar ada
dua huruf konsonan yang posisinya berurutan.
Contoh:
- Ap-ril
- makh-luk
- sang-gup
- swas-ta
e. Pemenggalan dilakukan di antara huruf konsonan pertama dan kedua. Cara ini dilakukan
jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih (masing- masing
melambangkan satu bunyi).
Contoh:
- Eks-tra
- In-fra
- Ben-trok
- In-stru-men
f. Tidak dilakukan pemenggalan kata pada gabungan huruf konsonan yang melambangkan
satu bunyi.
Contoh:
- Ba-nyak
- Ikh-las
- Kong-res
6. Kata Majemuk
Kata Majemuk adalah gabungan dua kata (morfem) dasar yang pada akhirnya memiliki
makna baru.
Ciri – ciri kata majemuk adalah :
1. Tidak bisa disisipi
Jika gabungan kata tersebut dapat disisipi, berarti ia hanyalah bentuk frasa. Namun jika
ketika disisipi maka artinya berubah, berarti ia dapat dikategorikan sebagai kata
majemuk.
Contoh :
“Kacamata” tidak dapat diganti menjadi “kaca dari mata” ataupun “kaca pada mata”.
Sementara itu sakit mata dapat disisipi penulisannya menjad “sakit di mata” atau “sakit
pada mata”.
2. Tidak dapat diperluas
Perluasan sebuah kata dapat terjadi dengan pemberian afiks (imbuhan). Khusus untuk
kata majemuk, perluasan tidak bisa diberikan pada satu kata saja, namun harus
mencakup kedua kata pembentuknya.
Contoh :
“Kereta api” tidak dapat diperluas menjadi perkereta api atau kereta apian. Namun,
harus memakai imbuhan awal dan akhir untuk mengapit kedua kata yang
membentuknya. Maka, kereta api baru dapat diperluas menjadi perkeretaapian.
3. Posisi tidak dapat ditukar
Kata-kata yang membentuk sebuah kata majemuk bersifat tetap. Jadi, kita tidak dapat
menukarkan posisi antarkatanya, sebab jika dipertukarkan, maknanya akan hilang atau
berubah total.
Contoh :
“Angkat kaki” memiliki makna ‘pergi’. Namun jika posisi kata-kata dasar yang
membentuknya di balik, menjadi kaki angkat, maknanya menjadi hilang dan tidak jelas.
7. Kata tidak baku
Kata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan aturan atau ejaan kaidah bahasa
Indonesia. Kata tidak baku tidak akan bisa ditemukan dalam Kamus Bahasa Indonesia.
Ciri-ciri kata tidak baku :
- Digunakan dalam percakapan sehari-hari
- Sudah bercampur dengan bahasa asing atau daerah
- Bentuk kata yang berubah-ubah
- Memiliki makna yang sama dengan kata baku dengan pengucapan berbeda
Contoh :
- Belom apa-apa kok udah nyerah. Masa nggak malu ama diri sendiri.
- Ibu nyuruh beli sayuran di pasar.
- Hakekat orang hidup sebenarnya apa, sih?

Analisis Kesalahan :
1. Kata dasar
Contoh :

Penulisan kata dasar yang benar dari kata psantren adalah pesantren. Karena penulisan
kata tersebut tidak sesuai dengan EYD dan KBBI.
2. Kata depan
Contoh: Dimana dia tinggal?(salah)
Di mana dia tingggal?(benar)
Karena kata depan dituliskan terpisah dari kata yang mengikutinya.
3. Kata berimbuhan
Contoh: Air ini di gunakan untuk mencuci tangan (salah)
Air ini digunakan untuk mencuci tangan (benar)
Karena kata berimbuhan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
4. Kata ulang
Contoh :Pemerintah telah berulangkali menyampaikan agar mengunakan masker (salah)
Pemerintah telah berkali-kali menyampaikan agar menggunakan masker (benar)
Kata berulangkali termasuk kata yang tidak baku karena tidak menunjukan makna
tunggal. Kata tersebut berasal dari dua jenis kata yang berbeda tetapi digabung begitu
saja.
5. Pemenggalan Kata
Kesalahan dalam berita utama BorneoNews “Tenaga Medis Harus Dibantu Kendaraan
Operasional. Adapun kesalahan pemenggalan kata secara singkat dapat dilihat di bawah ini
:
Hal itu disampaikan masyarakat kepada tim reses DPRD Kalimantan Tengah saat
melaksanakan reses ke dae-rah beberapa waktu lalu.

Pada kalimat diatas terdapat kesalahan pemenggalan pada kata “dae-rah”, pemenggalan
yang paling tepat dari kata tersebut adalah “da-erah” karena di tengah kata ada dua vokal
yang berurutan pemisahan tersebut dilakukan di antara kedua vokal itu.

4. Kata Majemuk
Kesalahan :

Perbaikan :
Pada kalimat diatas terdapat kesalahan pada kata majemuk “pertanggungan jawab” kata
yang paling tepat seharusnya “pertanggungjawaban”. Karena, makna per kata di dalam
kata majemuk tidak bisa mengalami perluasan makna secara terpisah. Jika kata tersebut
mengalami perluasan makna, tentu akan membuat rangkaian kata tersebut menjadi tidak
memiliki arti dan malah membuat bingung si pembaca atau pendengar.

5. Kata tidak baku


Kesalahan kata tidak baku juga terdapat dalam kalimat diatas (No. 6 Kata Majemuk)
Kata yang paling tepat seharusnya “menyusun”.
Alasannya, dalam KBBI tidak ditemukan kata “nyusun” namun adanya kata “menyusun”.

Daftar pustaka :
1. https://majalahpendidikan.com/pemenggalan-kata/
2. https://www.studiobelajar.com/katamajemuk/
3. https://m.bola.com/ragam/read/4378776/contoh-kata-baku-dan-tidak-baku-beserta-
pengertiannya
4. https://blog.typoonline.com/kaidah-penulisan-kata-majemuk/
5. http://sarifudinbastra.blogspot.com/2011/12/analisis-kesalahan-morfologi

Anda mungkin juga menyukai