Anda di halaman 1dari 4

Hipertensi (tekanan darah tinggi) adalah tekanan darah persisten dimana 

tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Hipertensi
merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal (Brunner & &
Suddarth, 2002).
Menurut Hardiman (2007), orang yang beresiko terkena hipertensi adalah pria berusia
di atas 45 tahun atau wanita di atas usia 55 tahun serta ada riwayat keturunan. Faktor
lainnya yaitu kegemukan (obesitas), merokok, minum alkohol, mengkonsumsi garam
berlebih, kurang berolah raga, menderita diabetes mellitus, stress dll. Sedangkan tanda -
tanda orang yang menderita tekanan darah tinggi adalah sakit kepala, jantung berdebar -
debar, sakit di tengkuk, mudah lelah, penglihatan kabur dan mimisan (perdarahan hidung).
Hipertensi dikatakan sebagai “pembunuh diam-diam” The Silent Killer. Hipertensi
umumnya terjadi tanpa gejala (Asimptomatis). Sebagian besar orang tidak merasakan
apapun, meski tekanan darahnya sudah jauh diatas normal. Hal ini dapat berlangsung
bertahun-tahun sampai akhirnya penderita jatuh ke dalam kondisi darurat dan terkena
penyakit jantung, stroke, atau rusak ginjalnya. Komplikasi ini banyak berujung pada
kematian sehingga yang tercatat sebagai penyebab kematian adalah komplikasinya.
Penderita tekanan darah tinggi akan mendapatkan obat penurunan tekanan darah bila
menemui dokter. Obat-obatan tersebut diantaranya jenis-jenis obat golongan diuretik,
penghambat adrenergik, ACE Inhibitor, ARB, antagonis kalsium, dan lain sebagainya
(Junaidi, 2010).
Pengobatan modern atau yang biasa disebut obat kimia tentunya akan menimbulkan
komplikasi yang tidak baik bagi tubuh apabila digunakan dalam jangka panjang sehingga
diperlukan cara lain untuk mengatasi penyakit hipertensi diantaranya dengan menggunakan
obat tradisional. Beberapa tanaman yang bisa digunakan sebagai bahan baku obat tekanan
darah tinggi diantaranya adalah bawang putih, mentimun, seledri, daun salam dan lain
sebagainya (Nazaruddin, 2009).
1. Bawang Putih
Bawang putih (Allium Sativum Linn) yang mengandung zat alisin dan hidrogen
sulfida memiliki efek memiliki efek farmakologi sebagai Angiotensin Converting
Enzyme (ACE) inhibitor selayaknya obat darah tinggi yakni menghalangi aktivitas
angiotensin – II sehingga bermanfaat mengatasi vasokonstriksi dan menurunkan kadar
aldosteron sehingga akan memperbesar pembuluh darah dan membuat pembuluh darah
tidak kaku lalu tekanan darah akan turun.
Hasil penelitian Irwanto, dkk (2004) menunjukkan bahwa mekanisme bawang
putih dalam menurunkan tekanan darah diperankan oleh allicin dan ajoene yang
keduanya mempunyai efek relaksasi otot polos pembuluh darah. Selain itu, Bawang Putih
juga sangat efektif menurunkan kolesterol tinggi dalam darah. Dengan mengkonsumsi
bawang putih dapat mencegah aterosklerosis, Aterosklerosis sendiri adalah penyempitan
pembuluh darah arteri karena penumpukan lemak dan kolesterol yang bisa
mempengaruhi tekanan darah, menyebabkan stroke dan serangan jantung.
Pengolahan bawang putih untuk hipertensi oleh Arisandi & Andriani (2009):
a) Bahan: 3 siung bawang putih
 Cara membuat: bawang putih ditumbuk halus dan dimasukkan kedalam 200ml
air biasa, lalu disaring.
 Cara menggunakan: minum 1 hari sekali selama 7 hari (Syamsiah, 2003)
b) Bahan: 2 siung bawang putih
 Cara membuat: bawang putih dipanggang dengan api
 Cara menggunakan: dimakan setiap pagi selama 7 hari
2. Mentimun
Mentimun (Cucumis sativus L) mengandung mineral yaitu potassium, magnesium
dan fospor yang dapat mengobati hipertensi. Selain itu juga mentimun bersifat diuretik
karena kandungan air yang tinggi juga berfungsi sebagai penurun tekanan darah.
Mengkonsumsi mentimun juga dapat menurunkan berat badan karena kandungan
kalorinya yang rendah dan kaya akan serat. Kandungan lainnya dalam mentimun antara
lain asam maloat yang dapat mencegah gula darah berubah menjadi lemak, sehingga
dapat menurunkan berat badan. Ada kalanya mentimun terasa pahit, rasa pahit tersebut
berasal dari saponin, yaitu senyawa fitokimia yang terdapat pada lendir mentimun.
Meskipun pahit siponin bermanfaat sebagai anti kanker, menurunkan kolesterol dan
meningkatkan daya tahan tubuh. Mentimun dapat juga digunakan untuk detoksifikasi.
Kandungan air yang tinggi hingga 90% membuat mentimun memiliki efek memperlancar
buang air kecil, membantu menghilangkan dan menetralkan toksin (racun), serta
membantu menggelontorkan bakteri-bakteri disepanjang usus dan dinding kandung
kemih.
Cara penyajian yaitu dengan makan buah segar setiap hari kurang lebih 400 gr sehari dua
kali. Selain memakannya secara langsung juga dapat disajikan dalam bentuk lain yaitu
dengan cara dijus atau diparut.
a) .Makan Mentimun Segar
Cara termudah dan sederhana untuk mengatasi hipertensi menggunakan
mentimun adalah dengan mengkonsumsinya secara langsung.
Cuci bersih mentimun, kupas terlebih dahulu untuk menghilangkan kulitnya lalu
gigit atau potong tipis agar mudah dimakan.
b) Infus Water Mentimun
Membuat infus water mentimun cukup sederhana dan mudah, siapkan 2 buah
mentimun lalu potong tipis-tipis dan masukkan ke dalam botol yang berisikan
sebanyak kurang lebih 8 gelas air putih.
Diamkan beberapa saat, bila perlu masukkan ke dalam lemari pendingin untuk
mendapatkan rasa yang lebih segar.
c) Jus Mentimun
Cara membuat jus mentimun untuk hipertensi atau darah tinggi siapkan 1 atau 2
buah mentimun. Cuci bersih dan kupas mentium lalu potong besar-besar,
hilangkan pada masing-masing ujung mentimun.
Masukkan potongan mentimun ke dalam blender, buat sampai cukup halus. Tuang
jus ke dalam gelas, jangan lupa untuk memberikan saringan agar ampas mentimun
tidak ikut.
3. Daun Seledri
Daun seledri (Apium graveolens) sebagai terapi herbal dapat digunakan untuk
pengobatan alternatif antihipertensi. Manfaat pengobatan alternatif mengggunakan daun
seledri adalah efek sampingnya yang relatif kecil jika digunakan secara tepat, sehingga
dapat menjadi pilihan masyarakat untuk mengatasi hipertensi. Dalam hubungannya
dengan penyakit tekanan darah tinggi, beberapa kandungan seledri yang berperan penting
menurunkan tekanan darah, antara lain magnesium, pthalides, apigenin kalium dan
asparagin.
Magnesium dan pthalides berperan melenturkan pembuluh darah. Apegenin
berfungsi untuk mencegah penyempitan pembuluh darah dan tekanan darah tinggi.
Kalium dan asparagin bersifat diuretik, yaitu memperbanyak air seni sehingga volume
darah berkurang (Soeryoko, 2010). Seledri juga memiliki kandungan bahan alami untuk
menurunkan kadar kolesterol di dalam darah yaitu fitosterol yang mencegah deposisi
kolesterol pada dinding dalam pembuluh darah.
Tata cara penyajian terapi herbal ini pun bermacam-macam, misalnya dengan
konsumsi secara langsung, atau diubah ke dalam bentuk yang lain seperti jus dan air
rebusan sesuai dengan keinginan (Dalimartha, 2008). Daun yang dimasak dengan cara
direbus lebih mungkin mengalami pengurangan kandungan atau nutrisi hingga 50 persen,
Sedangkan apabila diolah dengan cara di jus serat-serat yang terkandung kebanyakan
akan rusak. (Tracy Lesht, 2016).

4. Daun Salam
Daun salam (Sizygium polyantha) merupakan tanaman yang dapat digunakan
sebagai terapi herbal dalam menangani hipertensi. Kandungan utamanya yaitu flavonoid
yang telah dipercayai berperan sebagai antioksidan serta mampu mengontrol HDL
kolesterol.
Cara pemakaian daun salam sebagai penanganan antihipertensi adalah
sebagaiberikut : (1) siapkan 1 genggam daun salamatau sekitar 10 – 15 lembar daun
salam muda yang sudah di cuci; (2) siapkan 30 ml atau 3 gelas air; (3) rebus daun salam
dalam air; (4) tunggu beberapa saat sampai air menjadi 150 ml; (6) setelah dingin air
rebusan dapat diminum; (7) air rebusan salam diminum 2 hari sekali sebelum makan.
Keterangan lain yaitu diminum 2 kali sehari sebelum makan pagi dan sore.

Anda mungkin juga menyukai