Nabila Puspaningrum
G2A016001
1. Latar Belakang
Hipertensi merupakan suatu penyakit kronis yang sering disebut silent killer, karena pada
Umumnya pasien tidak mengetahui bahwa mereka menderita penyakit hipertensi
sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Selain itu penderita hipertensi umumnya tidak
mengalami suatu tanda atau gejala sebelum terjadi komplikasi.
(Chobanian dkk, 2004)
2. Nama Herbal
a. Daun Seledri = Apium Graveolens
Seledri adalah tanaman sayuran yang batangnya pendek, daunnya berlekuk dan
bertangkai daun panjang. Seledri sendiri merupakan tanaman yang memiliki daun
majemuk menyirip, ganjil, pangkal daun runcing dan tepinya beringgit.
c. Cara tumbuh daun seledri adalah dengan cara penanaman bibit seledri yang di rawat
Dengan baik dan benar. Sedangkan cara memanen daun seledri adalah dengan di
cabut hingga akarnya. Tanaman seledri dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2-3
bulan setelah penaburan benih, setelah dicabut akarnya kemudian dicuci bersih dan
diletakkan ditempat yang teduh.
d. Kandungan senyawa kimia dari herbal seledri memiliki aktivitas sebagai antimikroba,
Anti hipertensi, antioksidan, antiketombe, antidepresan, dan anti inflamasi. Apium
graveolens L berkhasiat salah satunya sebagai obat hipertensi. Disebabkan
kandungan seratnya yang tinggi dan aromanya agak menyengat.
g. Penelitian pada tikus rattus strain wistar dengan hipertensi yang diberi jus seledri
(apium graveolens L) dua kali sehari menggunakan sonde selama 2 minggu.
Penurunan sistolik ada pemberian jus seledri 0,009 gr/gr bb selama 2 minggu adalah
38,83 mmHg (p=0,000) dan penurunan sistolik ada pemberian jus seledri 0,0225
gr/gr bb selama 2 minggu adalah 85 mmHg (p=0,000).
3. Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan organ tubuh menjadi rusak.
Kerusakan tersebut dapat menyerang fungsi-fungsi otak, ginjal, mata dan bahkan dapat
mengakibatkan kelumpuhan organ-organ gerak atau stroke. Pada penanganan hipertensi
secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu pengobatan dengan farmakologi dan
non-farmakologis. Pengobatan farmakologis dengan menggunakan obat-obatan
antihipertensi dalam jangka waktu panjang bahkan seumur hidup dan pengobatan non
farmakologis yang merupakan pengobatan tanpa obat-obatan yang diterapkan pada
hipertensi. Dengan cara ini, penurunan tekanan darah diupayakan melalui pencegahan
dengan menjalani perilaku hidup sehat dan penggunaan bahan-bahan alami.
Pengaruh konsumsi herbal daun seledri (Apium graveolens linn) terhadap penurunan
tekanan darah pada penderia hipertensi karena kandungan-kandungan senyawa yang ada
didalamnya.
a. Apigenin dalam daun seledri berfungsi sebagai beta blocker yang dapat memperlambat
detak jantung dan menurunkan kekuatan kontraksi jantung sehingga aliran darah
yang terpompa lebih sedikit dan tekanan darah menjadi berkurang. Manitol dan
apiin bersifat diuretik yaitu membantu ginjal menegluarkan kelebihan cairan dan
garam dari dalam tubuh, sehingga berkurangnya cairan dalam darah akan
menurunkan tekanan darah.
b. Didalam daun seledri terkandung flavanoid, appin, vitamin A, vitamin B yang dapat
membantu menurunkan tekanan darah apabila diminum secara teratur.
Sebuah studi pada wanita usia dewasa muda yang dipublikasikan oleh Nutrition
Journal menghubungkan antara level vitamin C pada darah dengan rendahnya
tekanan darah. Studi tersebut melibatkan 242 orang wanita dari ras kulit hitam dan
kulit purih, yang berusia antara 18 hingga 21 tahun, yang juga berpartisipasi dalam
national Heart Lung and Blood institute growth and Health Study, dan telah
bergabung sejak usia 8 hingga 11 tahun. Setelah 10 tahun bergabung, level plasma
dari asam askorbat (vitamin C) dan tekanan darah mereka dimonitor. Hasilnya,
tekanan darah sistolik dan diastolik mereka berlawanan dengan level asam askrobat
mereka.
Secara spesifik, wanita dengan level asam askrobat tertinggi mengalami penurunan
tekanan sistolik sekitar 4,66 mmhg, dan penurunan tekanan diastolik 6,04
mmHg,dibandingkan dengan wanita dengan level asam askorbat terendah. Wanita
dengan level asam askorbat terendah ternyata cenderung memiliki karakteristik
senang mengkonsumsi buah-buahan, sayuran, dan makanan fortifikasi dalam jumlah
sedang, sementara mereka dengan level asam askorbat tertinggi senang
mengkonsumsi diet tinggi buah-buahan dan sayuran atau mengkonsumsi
multivitamin atau suplemen vitamin C.
c. Makromineral yang berpengaruh terhadap tekanan darah misalnya kalium dan
kalsium. Kalium dan kalsium selama ini diketahui dapat menruunkan tekanan darah,
mineral-mineral tersebut menghambat terjadinya kontriksi pembuluh darah yang
menyebabkan penurunan resistensi perifer sehingga terjadi penurunan tekanan darah.
Selama ini penelitian epidemologi tentang asupan kalium dan kalsium dapat
menurunkan tekanan darah masih kontroversial.
Kalsium mempunyai peran terhadap regulasi tekanan darah, diantaranya
menurunkan aktifitas sistem renin-angiotensin, meningkatkan keseimbangan natrium
dan kalium serta menghambat kontriksi pembuluh darah. Kalsium juga
berkaitan dengan penebalan pembuluh darah pada jantung , jika asupan kalsium
kurang hormon tiroid menstimulasi pengeluaran kalsium dari tulang dan masuk ke
dalam darah . kalsium dari tulang yang masuk ke dalam darah akan mengikat asam
lemak bebeas sehingga pembuluh darah menjadi menebal dan mengeras sehingga
dapat mengirangi elastitisat jantung yang akan meningkatkan tekanan darah,
KESIMPULAN
Anggraini, DA., Warren, A., Situmorang, E., Asputra, H., Siahaan, SS. 2009. faktor-faktor
yang berhubungan dengan kejadian Hipertensi pada pasien yang berobat di poliklinik
dewasa puskesmas Bangkinang, periode Januari sampai Juni 2008. Files of DrsMed-FK
UNRI. Universitas Riau. Pekanbaru.
Dian Lestari. 2010. Hubungan Asupan Kalium, Kalsium, Magnesium, Dan Natrium, Indeks
Massa Tubuh, Serta Aktifitas Fisik Dengan Kejadian Hipertensi Pada Wanita Usia 30-
40 Tahun. Skripsi. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro. Semarang.
Halimah & Ekwantini, Rosa Delima. 2014. Jus Seledri (Apium Graveolens) Menurunkan
Tekanan Darah Tikus Rattus Strain Wistar Dengan Hipertensi.
Soeryoko, Hery (Ed). 2010. 20 Tanaman Obat Terpopuler Penurun Hipertensi. Yogyakarta:
C.V Andi Offset. 130 Halaman.
Susilo, Yekti & Wulandari. Ari. 2011. Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta: C.V
Andi Offset. 196 Halaman.