Tanda Baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau
kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur
dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati
sewaktu pembacaan Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan
terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang
karenanya tergantung pada pilihan penulis.
Senada dengan hal tersebut, menyatakan bahwa tanda baca merupakan suatu
simbol yang dipakai dalam kalimat untuk menyatakan arti dan makna dari kalimat
tersebut. Macam dan jenisnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan kalimat itu
sendiri.
b) Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan
singkatan atau ungkapan yang sudah lazim. Pada singkatan kata yang
sudah terdiri dari tiga huruf atau lebih yang dipakai satu titik.
Contoh :
- S.H (Sarjana Hukum)
- S.Kom (Sarjana Komunikasi)
- S.Sos (Sarjana Sosial)
e) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul, misalnya judul buku, karangan
lain, kepala ilustrasi, atau table.
Contoh :
Catur untuk semua umur (tanpa titik)
f) Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat
atau (2) nama dan alamat penerima surat.
Contoh :
- Bandung, 13 Oktober 2020 (tanpa titik)
- Yth Bpk. Ahmad Subarjo (tanpa titik)
- Jalan Arif Rahman Hakim No. 13 (tanpa titik)
g) Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tanpa tanda
tanya/tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Contoh :
- Sasqia. Universitas Indonesia, 1983.
- Charli Amelio S. Writing as a Thinking Process. Ann
e) Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan transisi yang terdapat
pada awal kalimat, misalnya :jadi, oleh karena itu, lagi pula, meskipun
begitu, akan tetapi, disamping itu, dlsb.
Contoh :
- Walaupun sulit, tetap saja apabila belajar akan menjadi mudah di
pahami.
h) Koma dipakai juga untuk memisahkan aposisi dari kata yang diterangkan.
Contoh :
- Presiden Soekarno adalah presiden pertama Indonesia, dia berjuang
dengan sekuat tenaga.
b) Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
Contoh :
- Ayah membaca buku; ibu sedang membuat jus tomat; adik serius
menghafal rumus-rumus; saya sendiri asyik menonton siaran
pertandingan sepak bola.
c) Tanda titik koma dipakai dalam perincian berbentuk frasa yang dipaparkan
secara vertical.
Contoh :
- Syarat untuk menjadi karyawan adalah;
1. Berijazah minimal SMA;
2. Berdomisili di Palangkaraya;
3. Berbadan sehat;
Kata “apotik” yang dilingkari di atas adalah kata yang tidak baku. Seharusnya kata tersebut
ditulis “apotek” yang merupakan kata bakunya. Perlu diingat dari kata tersebut “apotek-
apoteker”. Dan bukan “apotik-apotiker”.
Kata “praktek” dan “jam” pada gambar di atas merupakan kata yang tidak baku. Kata
“praktek” seharusnya ditulis “praktik” dan perlu diingat dari kata tersebut. “praktik-
praktikum” dan bukan “praktek-pratekum” dan kata “jam” menunjukan jangka waktu.
Dengan begitu kata “jam” pada gambar di atas jelas bukan menunjukan waktu. Seharusnya
kata “jam” diganti menjadi kata “pukul” yang merupakan menunjukan waktu. Jadi kata “jam”
di atas kurang tepat penempatannya yang seharusnya menggunakan kata “pukul”. Tanda titik
yang dilingkari warna biru di atas, dalam penempatannya tidak tepat. Seharusnya tanda titik
dipakai pada akhir singkatan nama. Jadi tanda titik di atas seharusnya ditempatkan setelah
huruf “s” yang merupakan singkatan nama. Berikut perbaikannya: “Ny. Arjanti S.”
Dari gambar di atas tampak tidak ada yang salah dalam penulisannya. Akan tetapi bila kita
lihat lagi dengan saksama tanda garis miring yang diapit oleh dua kata itu. Penulisannya
memakai spasi, seharusnya baik kata yang mendahulu tanda garis miring maupun kata yang
sebelum tanda garis miring, keduanya tidak menggunakan spasi. Berikut usulan perbaikan:
“cash/kredit” disamping itu kata “kerdit” di atas seharusnya ditulis “credit” yang merupakan
bentuk pasangan kata dari “cash” yang merupakan kata bahasa asing. Karena penulisan
“kredit” diatas adalah kata bahasa Indonesia.
Samahalnya dengan tanda garis miring, tanda kurung pun bila mengapit suatu kata.
Menempatkannya tidak memakai spasi baik diawal sebelum kata, maupun sesudah kata yang
diapit. Dari gambar di atas, jelas tanda kurung yang mengapit kata “siang-siang” di atas itu,
tidak tepat. Sebaiknya tanda kurung itu tidak menggunakan spasi baik sebelum kata “siang”
maupun sesudah kata “siang” yang diapitnya. Misalnya: (siang-siang)
Kata “bis” yang ada di Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-3 menerangkan bahwa, kata
tersebut tidak mengartikan sebuah kendaraan besar. Oleh karena itu kata “bis” yang ada pada
gambar diatas adalah kata yang tidak baku. Seharusnya kata “bis” itu diganti menjadi kata
“bus” yang merupakan kata bakunya.