Anda di halaman 1dari 12

Charold Septiano Paulus

19506009
Pendidikan Kimia / A
PUNGTUASI

A. Pengertian Pungtuasi
Pungtuasi adalah  tanda  baca berbentuk baik  simbol-simbol  tertulis, untuk
memahami fungsi dari naik atau turun, apa makna dari tutur yang disampaikan dalam
dalam tempo yang singkat atau dalam relative lama. Namun semua itu baru menjadi
persoalan  bila percakapan-percakapan atau bahasa lisan itu ditranskripsikan dalam
tulisan. Bagaimana seseorang menyatakan naik atau menurun? bagaimana ia harus
melukiskan ujaran-ujaran yang keras, lembut, dan sebagainya. Untuk menuangkan nada
naik atau menurun, melukiskan ujaran-ujaran keras, lembut, dan sebagainya tersebut
diperlukan pungtuasi atau tanda baca.
Pungtuasi/tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem
(suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan
struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati
sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus
berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya
tergantung pada pilihan penulis. Pungtuasi ialah simbol atau tanda yang secara
konvesional disepakati bersama oleh masyarakat pengguna bahasa sebagai pencerminan
kembali bahasa lisan dalam bentuk aneka simbol (lambang) tulisan.simbol-simbol itu
mewakili berbagai bentuk ekspresi dengan perbedaan variasi kecepatan, keras lembut
serta intonasi (lagu kalimat) yang berlainan. Tanda baca adalah simbol yang tidak
berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan
berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta
jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa,
lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya
spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis.
Beberapa bentuk pungtuasi dimaksud berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI No.0543a/U/1987
B. MACAM-MACAM PUNGTUISI
Berdasarkan atas relasi gramatikal, frasa, dan inter-relasi antar bagian kalimat (hubungan
sintaksis). Macam-macam  pungtuasi sebagai berikut:
1. Titik
Titik atau perhentian akhir biasanya dilambangkan dengan (.) Titik. Untuk
mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan ; diletakan pada akhir
singkatan gelar, jabatan, pangkat dan sapaan ; pada singkatan kata atau ungkapan
yang sudah sangat umum.
Contohnya:
1) Demokrasi bukan berarti adu kekuatan.
2) Kebiasaannya yang aneh membuatnya jadi terkenal.
- Kalimat tanya dan kalimat perintah atau seru mengandung pula pengertian
perhentian akhir, yaitu berakhirnya suatu tutur, maka tanda tanya dan tanda seru
yang dipergunakan dalam kalimat tersebut selalu mengandung sebuah tanda titik.
  Contohnya:
1) Mengapa saudara tidak hadir kemarin?
2) Pergi dari hidupku!
- Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan singkatan
kata.
Contohnya:
1) Yth. (yang terhormat)
2) Drs. (Dokterandus)

Semua singkatan kata yang mempergunakan inisial atau akronim tidak


mempergunakan titik. Misal, MPR, DPR, ABRI, Hankam, Lemhanas, dan
sebagainya.

- Tanda titik dipergunakan untuk memisahkan angka ribun, jutaan, dan seterusnya
yang menunjukkan jumlah.
Contohnya:
1) 100.000
2) 100.000.000
Bila bilangan itu tidak menunjukkan jumlah maka tanda titik itu tidak
dipergunakan.
 Contohnya:

1) Buka buku pada halaman 1245.


2) Saya di lahirkan pada tahun 1972.
- Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik.
Contohnya:
1) Pukul 6.30.42 (pukul enam lewat tiga puluh menit, empat puluh dua detik).
2) Pukul 22.45.32 (pukul dua puluh dua lewat empat puluh lima menit, tiga
puluh dua detik).

2. Koma
Koma adalah perhentian antara yang menunjukkan suara menaik di tengah-tengah
tutur, biasanya di lambangkan dengan tanda (,). Memisahkan unsur-unsur dalam
suatu pemerincian atau pembilang ; memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimat ; Memisahkan petikan
langsung dari bagian lain dalam kalimat, dll.
Koma digunakan dalam hal sebagai berikut:
1) Untuk memisahkan bagian-bagian kalimat, antara kalimat-kalimat setara yang
menyatakan pertentangan, antara anak kalimat dan induk kalimat, dan anak
kalimat dengan anak kalimat.
Contohnya:
- Mereka bukan melaksanakan yang diperintahkan gurunya, melain bermalas-
malasan saja.
- Ia sudah berusaha sekuat tenaga, tetapi maksudnya tidak tercapai.
2) Koma dipergunakan untuk menandakan suatu bentuk parentetis (keterangan yang
di tempatkan di dalam kurung) dan unsur-unsur yang tidak restriktif.
Contohnya:
- Cita-citanya, seperti yang diinginkannya dari dulu, terlaksana dengan segala
dengan kemampuan yang dimilikinya.
- Mahasiswa, yang belajaar dengan rajin, dapat diberi nilai yang memuaskan.
3) Tanda koma di pergunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
apabila anak kalimat mendahului induk kalimatnya, atau untuk memisahkan induk
kalimat dengan sebuah bagian pengantar yang terletak sebelum induk kalimat.
Contohnya:
- Karena kecewa, ia pergi jauh.
- Sebagai kenang-kenangan, kami mohon agar Bapak sudi menyanyikan
sebuah lagu.
4) Tanda koma dipergunakan untuk menceritakan beberapa kata yang disebut
berturut-turut.
Contohnya:
- Ia membeli sekarung beras, seekor kerbau jantan, sepuluh kilo gula pasir,
sepuluh kaleng minyak bimoli sebagai persiapan resepsi ulang tahunnya ke-
30.
5) Tanda koma dipergunakan untuk memisahkan beberapa kata yang disebut
berturut-turut.
Contohnya:
- Oleh karena itu, sudah sampailah saatnya bagi kita untuk menata kembali
kehidupan di kampus ini.
- Biarpun demikian, pelajar-pelajar yang berkualitas baik tidak sepenuhnya
tertampung dalam universitas negeri.
6) Tanda koma selalu dipergunakan untuk menghindari salah satu baca ataau keragu-
raguan.
Contohnya:
- Meragukan : Di luar gedung terlihat angker.
- Jelas : Di luar, gedung terlihat angker.
7) Tanda koma digunakan untuk menandakan seseorang yang diajak bicara.
Contohnya:
- Saya setuju, saudara, berlajarlah dengan tekun.
- Tabahkanlah hatimu, Lis, saya pergi tidak akan lama.
8) Tanda koma digunakan untuk memisahkan aposisi dari kata yang diterangkannya.
Contohnya:
- Dosen saya, Pak Prof. Dr. H. J. S. Badudu, mengajar stuktur bahasaa
Indonesia dengan penuh semangat.
- Orang tuanya, Pak H. Abd. Rahman, telah meninggal dunia.
9) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata-kata efektif seperti o, ya,wah, aduh,
kasihan, dan sebagainya dari kalimat lainnya.
Contohnya:
- Ya, saya siap menjadi anggota.
- Wah, saudara benar-benar hebat!
10) Tanda koma digunakan untuk beberapa maksud seperti:
a. Memisahkan nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat, dan tanggal.
Contohnya:
Bila saudara ingin menyurati saya alamatkanlah ke: Perumahan Putri Tujuh,
Blok II, No. 05, RT. 06 RW. 03, Sidomulyo Barat, Pekanbaru.
b. Memisahkan nama yang dibalikkan .
Contohnya:
Rusyana, Yus (Yus Rusyana).
c. Memisahkan nama keluarga dari gelar akademik.
Contohnya:
Drs. Hermansyah, M. A.
d. Menyatakan angka desimal
Contohnya:
Rumah saya luasnya 84,73 m.

3. Titik dua
Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian ; pada kata
atau ungkapan yang memerlukan pemerian ; dalam teks drama sesudah kata yang
menunjukan pelaku dalam percakapan. tanda baca yang dilambangkan dengan dua
titik berukuran sama yang diletakkan satu di atas yang lain, atau diletakkan di tengah
garis vertikal yang sama.Titik dua biasanya di lambangkan dengan tanda (:). Titik
digunakan dalam hal-hal sebagai berikut:
a. Titik dua digunakan sebagai pengantar sebuah kutipan yang panjang, baik yang
diambil dari sebuah buku, majalah.
Contohya: Dalam sebuah karangannya yang berjudul “bahasa daan sastra dalam
Gamitan Pendidikan “Prof. DR. H. Yus Rusyana mengatakan:” Besarnya
inteferensi yang terjadi pada penggunaan bahasa Indonesia oleh mahasiswa
menandakan pula kemampuan mahasiswa yang belum tinggi.”
b. Titik dua dipakai sesudah kata atau frase yang memerlukan pemerian.
Contohnya:
Ketua : Drs Khairuddin, M.pd.
Wakil ketua : Muh. Kastulani, S. H. M. Hum.
Sekretaris : Drs. Nusalim AR. M.Pd.
Wakil sekretaris  : Drs. Alpizar, M.Si.
Bendahara  : Dra. Silawati, M. Pd
4. Titik-Koma
Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis atau setara ; memisahkan kalimat
yang setara didalam satu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Fungsi titik koma (;) sebenarnya terletak antara titik dan koma. Di satu pihak orang
ingin melanjutkan kalimatnya dengan bagian-bagian kalimat berikutnya, tetapi di
pihak lain dirasakan bahwa bagian kalimat tadi sudah dapat diakhiri dengan sebuah
titik.
Titik koma digunakan dalam hal-hal sebagai berikut:
a. Untuk memisahkan dua bagian kalimat yang sederajat yang tidak menggunakan
kata sambung.
Contohnya:  Ia seorang sarjana yang cemerlang; seorang dosen yang berkualitas;
seorang praktisi yang patut diperhitungkan.
b. Titik koma digunakan untuk memisahkan anak-anak kalimat yang sederajat.
Contohnya:  Beliau mengatakan baahwa ia sudah tua; Ia ingin beristirahat; sebab
itu ia tidak mau diangkat menjadi menteri.
c. Titik koma digunakan untuk memisahkan sebuah kalimat yang panjang dan
mengandung subjek yang sama, serta terdapat perhentian yang lebih lama dari
koma biasa; teristimewah titik koma di gunakan bila dalam bagian kalimat
terdahulu telah memakai koma.
Contohnya:  melihat anaknya tiba-tiba seperti yang putus harapan, hilang akalnya;
gelisah tidak tentu apa yang hendak dikerjakannya.

5. Tanda tanya
Tanda tanya adalah salah satu tanda baca yang digunakan untuk menandakan akhir
kalimat pada kalimat pertanyaan (?). Dipakai pada setiap akhir kalimat tanya; tanda
tanya yang dipakai dan diletakan didalam tanda kurung menyatakan bahwa kalimat
yang dimaksud disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Tanda tanya yang biasanya dilambangkan dengan tanda (?). tanda tanya digunakan
dalam hal-hal sebagai berikut:
a. Tanda tanya digunakan dalam pertanyaan langsung.
Contohnya:  Anda tinggal di mana?
b. Tanda tanya digunakan untuk menyatakan keragu-raguan atau ketidak tentuan .
untuk maksud ini, tanda tanya harus di tepatkan kedalam tanda kurung (?).
Contohnya: Pengarang itu lahir tahun 1766 (?) dan meninggal dunia tahun 1850.

6. Tanda seru
Tanda baca yang biasanya digunakan setelah suatu kalimat seruan untuk
menunjukkan perasaan atau penegasan dan sering menandai akhir suatu
kalimat.Tanda seru dilambangkan dengan (!). Dipakai sesudah ungkapan atau
pernyataan berupa seruan atau perintah atau yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat.
Tanda seru biasanya di pakai dalam hal-hal  sebagai berikut:
a. Tanda seru selalu dipergunakan untuk menyatakan suatu perintah.
Contohnya: Ambilkan dia segelas air! Cepat!
b. Tanda seru digunakan untuk menyatakan bahwa orang yang mengutip sesuatu
sebenarnya tidak setuju atau sependapat dengan apa yang dikutipnya itu.
Contohnya: kita semua berasal dari kera(!)
7. Tanda hubung
Tanda hubung (–) adalah tanda baca yang digunakan untuk menghubungkan dua kata
atau memisahkan dua suku kata. : Menyambung unsur-unsur kata ulang; merangkai
unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing

8. Tanda pisah
Tanda pisah  adalah tanda baca yang secara tampilan mirip dengan tanda hubung.
Tanda pisah biasanya dilambangkan dengan tanda (-). Tanda pisah digunakan dalam
hal-hal sebagai berikut:
a. Menyatakan suatu pikiran sampingan atau tambahan.
Contohnya: karangan yang lebih populer dapat mendorong orang-orang awam -
seperti saya ini - untuk mempergunakan bahasa Indonesia dengan cara yang lebih
baik.
b. Tanda pisah dipakai antara dua bilangan.
Contohnya: Ia dibesarkan di desa selat panjang dari tahun 1966 – 1987.

9. Tanda elipsis (titik-titik)


Tanda baca yang biasanya menandai penghilangan sengaja suatu kata atau frasa dari
teks aslinya.Tanda elipsis dilambangkan dengan tiga (…). Mengambarkan kalimat
yang terputus-putus; menunjukan bahwa satu petikan ada bagian yang dihilangkan
Tanda elipsis dilambangkan dengan tiga (…). Digunakan dalam hal-hal sebagai
berikut:
a. Untuk menyatakan ujaran  yang terputus-putus.
Contohnya: Ia sebenarnya sudah…sudah… sudah mati!
b. Tanta elipsis dipakai untuk menyatakan bahwa dalam suatu kutipan ada bagian
yang dihilangkan.
Contohnya: Mental menjalankan kekuasaan di Negara modern … perlu dibina.
10. Tanda kurung
Tanda baca yang digunakan secara berpasangan (kurung buka dan kurung tutup)
untuk memisahkan atau menyisipkan teks ke dalam teks lain.
Tanda kurung yang biasa dilambangkan dengan tanda ( ). Mengapit tambahan
keterangan atau penjelasan yang bukan bagian pokok pembicaraan; mengapit angka
atau huruf yang memerinci satu seri keterangan. Tanda kurung digunakan untuk
menyatakan hal-hal sebagai berikut:
a. Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contohnya: peranan PMBR (Persebatian Mahasiswa Bugis Riau) sangat besar
artinya bagi masyarakat bugis.
b. Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan merupakan bagian integral dari
pokok pembicaraan.
contohnya: Memang diakui bahwa untuk dua jenis pelajaran (menurut kami harus
dikatan ‘pengajaran ‘) ini ada metode dan sistemnya.

11. Tanda kurung siku


Tanda baca yang dipakai untuk mengapit huruf,kata atau kelompok kata sebagai
koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam naskah asli yang
ditulis orang lain. Tanda kurung siku biasanya dilambangkan dengan tanda []. Tanda
ini gunakan untuk maksud-maksud berikut:
a. Untuk menerangkan suatu di luar jalannya teks, atau sisipan keterangan yang
tidak ada hubungannya dengan teks.
Contohnya: sementara itu lingkungan pemuda dari kampus berhubung
[maksudnya: berhubungan] dengan kenyataan-kenyataan di luar kampusnya.
b. Mengapit keterangan atau penjelasan bagi suatu kalimat yang sudah ditempatkan
di dalam kurung.
Contohnya: Peranan FKMP (forum komunikasi mahasiswa pascasarjana
[organisasi yang menangani kepentingan di perguruan tinggi]) sangat dirasakan
manfaatnya.
12. Garis miring
Tanda baca yang berbentuk garis hampir vertikal  yang bagian atasnya agak condong
ke sebelah kanan dan bagian bawahnya ke sebelah kiri garis vertikal.
Gais miring dilambangkan dengan tanda (/). Dipakai dalam penomoran kode surat;
tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per atau nomor alamat
Garis miring dipakai untuk hal-hal sebagai berikut:
a. Pengganti kata dan, atau, per, atau memisahkan nomor alamat yang mempunyai
fungsi yang berbeda.
Contohnya: Pembentukan kata / istilah-istilah harus mengikuti aturan yang baku.
b. Garis miring digunakan untuk pedoman kode surat.
Contohnya: NO. 29/FKMP/XI/05
                   NO. 36/Und./RW.03/X/05

13. Tanda Kutip


Tanda kutip digunakan dalam hal-hal berikut:
a. Tanda kutip digunakan untuk mengutip kata-kata seorang, atau sebuah kalimat.
Contohnya: Ia mengatakan, “ saya harus pergi sekarang.”
b. Tanda kutip digunakan untuk menulis judul karangan, syair atau bab buku.
Contohnya: Yena menulis sebuah artikel dalam majalah Horizon dengan judul
‘Bahasa Melayu dalam ancangan masa depan’.

C. PENULISAN HURUF
 Huruf Abjad
Huruf Abjad adalah suatu kumpulan huruf berdasarkan urutan yang umum atau
baku. Yaitu huruf A sampai dengan huruf Z.
 Huruf Vokal
Huruf Vokal adalah bunyi ujaran akibat adanya udara yang keluar dari paru-paru
tidak terkena hambatan atau halangan. Yaitu huruf a, i, u, e, o.
 Huruf Konsonan
Huruf Konsonan adalah bunyi ujaran akibat adanya udara yang keluar dari paru-
paru mendapatkan hambatan atau halangan. Yaitu huruf : b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n,
p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

 Huruf Diftong
Diftong adalah dua vokal yang diucapkan sekaligus. Yaitu ai, au dan oi.
Gabungan huruf konsonan Gabungan huruf Konsonan yaitu kh, ng, ny, dan sy
masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.

Dalam penulisan huruf, terdapat beberapa bagian antara lain :


a. Huruf kapital
 Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal
kalimat dan petikan langsung.
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang
berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti untuk
Tuhan.
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan,
dan keagamaan, jabatan, instansi yang diikuti nama orang atau nama tempat yang
digunakan sebagai pengganti nama orang tertentu.
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa.

b. Huruf Miring
 Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan
surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
 Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan
huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
 Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan yang
bukan bahasa Indonesia.
c. Huruf Tebal
 Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk menuliskan judul buku, bab, bagian bab,
daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks dan lampiran.
 Huruf tebal tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau mengkhususkan
huruf.
 Huruf tebal dalam cetakan kamus dipakai untuk menuliskan lema dan sublema
serta untuk menuliskan lambang bilangan yang menyatakan polisemi.

Anda mungkin juga menyukai