Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Belakangan ini banyak orang Indonesia yang kurang bahasanya sendiri. Bukan berarti pada
makna yang sebenarnya, akan tetapi mereka kurang paham tentang kaidah-kaidah dan aturan tata
bahasa yang ada didalam bahasa Indonesia. Baik kita sadari atau tidak, dan itulah yang terjadi.
EYD adalah tata bahasa dalam bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia
dalam tulisan, mulai dari pemakian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan
unsur serapan. EYD disini diartikan sebgai tata bahasa yang disempurnakan. Dalam penulisa
karya ilmia perlu adanya tata bahasa yang menyempurnakan sebuah karya tulis. Karana dalam
sebuah karya tulis memerlukan tingkat kesempurnaan yang mendetail. Sinkatnya EYD
digunakan untuk membuat tulisan dengan cara yang baik dan benar. Peran EYD yakni sebagai
pedoman umum bagi para pengguna bahasa indinesia. Siapapun, dimanapun menggunakn EYD
secara benar dan baik, maka harus mengacu pada EYD yang sesuai dengan undang-undang dan
pancasila. EYD pun memiliki pengecualian,biasanya pada penulisan judul.
B. Tujuan penulisan
Mengidentifikasi penggunaan EYD yang benar dan baku menidentifikasi penulisan kata
yang benar sesuai dengan EYD.
C. Rumusan masalah
a. Pentinya ejaan
b. Macam-macam ejaan
c. Penulisan huruf
d. Penulisan kata dan partikel

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENTINGNYA EJAAN
Bahasa dalam pengertian sehari-hari adalah bahasa lisan, sedangkan bahasa tulis
merupakan pencerminan kembali dari bahasa lisan itu dalam bentuk simbol-simbol tertulis.
Dalam percakapan lisan jelas terdengar perhentian sebentar atau agak lama dengan suara menaik
atau menurun. Disamping itu, msih terdapat ekspresi-ekspresi air muka, berupa menggerak-
gerakan alis mata, menggeleng-gelengkan atau mengangguk-anggukkan kepala, mengangkat
bahu, mengacungkan tangan dan sebagainya. Kata ya dapat diucapkam sedemikian rupa untuk
menyatakan persetujuan yang bersemangat, atau bernada kemalu-maluan, kebimbangan atau
kekurang-percayaan, atau sebagai suatu penolakan yang kasar. Banyak sekali warna arti yang
dapat diberikan kepada suatu ucapan dengan perbedaan variasi kecepatan, keras lembut, dan
intonasi yang berlainan.

B. MACAM-MACAM EJAAN
Ejaan yang lazim digunakan dewasa ini didasarkan atas nada dan lagu (suprasegmental),
sementara sebagian yang lain didasarkan atas relasi gramatikal, frasa, dan inter-relasi antar
bagian kalimat (hubungan sintaksis). Tanda-tanda pungtuasi sebagai berikut:
a. Titik
Tanda titik lazim digunakan untuk:
1. Menyatakan akhir dari sebuah tutur atau kalimat.
Misalnya:
- Anisah pergi kekantor.
- Kebiasaannya yang aneh membuatnya jadi terkenal.
- Demokrasi bukan berarti adu kekuatan.
Karena kalimat Tanya dan kalimat perintah atau seru mengandung pula pengertian
perhentian akhir, yaitu berakhirnya suatu tutur, maka tanda Tanya dan tanda seru yang
dipergunakan dalam kalimat tersebut selalu mengandung sebuah tanda titik.

2
Misalnya:
- Saudara tinggal dimana?
- Aduh, mengapa nasibku begini!
2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat dan singkatan
kata atau ungkapan yang sudah lazim. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf
atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Misalnya:
- Dr. (Doktor)
- Drs. (Dokterandus)
- dkk. ( dan kawan-kawan)
- Yth. (yang terhormat)
3. Tanda titik dipergunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya
yang menunjukkan jumlah.
Misalnya:
- 1.000
- 123.000.000
- 1000.000.000.000
4. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik.
Misalnya:
- Pukul 7.29.59
- Pukul 23.59.59
b. Koma
Koma atau perhentian antara yang menunjukkan suara menaik di tengah-tengah tutur,
biasanya dilambangkan dengan tanda (,).
1. Untuk memisahkan bagian-bagian kalimat, antara kalimat-kalimat setara yang
menyatakan pertentangan, antara anak kalimat dan induk kalimat, dan antara anak
kalimat dengan anak kalimat.
Misalnya:
- Ia sudah berusaha sekuat tenaga, tetapi maksudnya tidak tercapai.

3
- Mereka bukannya melaksanakan yang diperintahkan gurunya, melain
bermalas-malasan saja.
2. Koma dipergunakan untuk menandakan suatu bentuk parentetisn(keterangan yang
ditempatkan dalam kurung) dan unsur-unsur yang tidak restriktif.
Misalnya:
- Pertama, tulislah nama saudara dikertas itu.
- Cita-citanya, seperti yang diinginkannya dari dulu, terlaksana dengan segala
kemampuan yang dimilikinya.
3. Tanda koma dipergunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
apabila anak kalimat mendahului induk kalimatnya, atau untuk memisahkan induk
kalimat dengan sebuah bagian pengantar yang terletak sebelum induk kalimat.
Misalnya:
- Bila hujan berhenti, ia akan mulai menanami sawahnya.
- Karena kecewa, ia pergi jauh.
4. Tanda koma dipergunakan untuk menceritakan beberapa kata yang disebut
berturut-turut.
Misalnya:
- Ia membeli sekarung beras, seekor kerbau jantan, sepuluh kilo gula pasir,
sepuluh kaleng minyak bimoli sebagai persiapan ulang tahunnya yang ke-19.
5. Tanda koma dipergunakan untuk memisahkan beberapa kata yang disebut
berturut-turut.
- Biarpun demikian, pelajar-pelajar yang berkualitas baik tidak sepenuhnya
tertampung dalam universitas negeri.
6. Tanda koma selalu dipergunakan untuk menghindari salah baca atau keragu-
raguan.
Misalnya:
- Meragukan : Diluar gedung terlihat angker.
Jelas: diluar, gedung terlihat angker.(gedung angker)
Jelas: diluar gedung, terlihat angker.(di luar angker)
7. Tanda koma digunakan untuk menandakan seseorang yang diajak bicara.

4
Misalnya:
- Tabahkanlah hatimu, Iis, saya pergi tidak akan lama.
- Saya mendoakan, Anda, berhasil mencapai cita-cita.
8. Tanda koma digunakan untuk memisahkan aposisi dari kata yang diterangkannya.
Misalnya:
- Orang tuanya, pak H.Abd. Rahman, telah meninggal dunia.
9. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata-kata efektif seperti o, ya, wah, aduh,
kasihan, dan sebagainya dari kalimat lainnya.
- O, rupanya kamu yang dating.
- Wah, saudara benar-benar hebat!
- Ya, saya siap menjadi anggota
- Aduh, mengapa kamu sering terlambat!
- Kasihan, dia baru saja ditinggalkan kekasihnya.
10. Tanda koma digunakan untuk memisahkan sebuah ucapan langsung dari bagian
kalimat lainnya.
Misalnya:
- Kata bapak,”saya harus belajar hidup mandiri”.
11. Tanda koma digunakan untuk beberapa maksud seperti:
1. Memisahkan nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat, dan tanggal.
Misalnya:
- Bila saudara ingin menyurati saya alamatkanlah ke perumahan Graha Garuda
Permai, Blok AA, No.07, RT.06 RW.15, simpang baru, pekanbaru.
2. Memisahkan nama yang dibalikkan.
Misalnya:
- Rusyana, Yus(yus rusyana)
3. Memisahkan nama keluarga dari gelar akademik
Misalnya:
- Drs. Hermansyah, M.A.
4. Menyatakan angka decimal
Misalnya:

5
- Rumah saya luasnya 144,73 m.
c. Titik koma
Fungsi titik koma sebenarnya terletak antara titik dan koma. Di satu pihak orang ingin
melanjutkan kalimatnya dengan bagian-bagian kalimat berikutnya, tetapi dipihak lain
dirasakan bahwa bagian kalimat tadi sudah dapat diakhiri dengan sebuah titik.
1. Untuk memisahkan dua bagian kalimat yang sederajat yang tidak menggunakan
kata sambung.
Misalnya:
- Ia seorang sarjana yang cemerlang; seorang dosen yang berkualitas; seorang
praktisi yang patut diperhitungkan.
2. Titik koma digunakan untuk memisahkan anak-anak kalimat yang sederajat.
Misalnya:
- Beliau mengatakan bahwa ia sudah tua; ia ingin beristirahat sebab ia tidak
mau diangkat menjadi menteri.
3. Titik koma digunakan untuk memisahkan sebuah kalimat yang panjang dan
mengandung subjek yang sama,serta terdapat perhentian yang lebih lama dari
koma biasa; teristimewa titik koma itu dipergunakan . ia dalam bagian kalimat
terdahulu telah memakai koma.
Misalnya:
- Melihat anaknya tiba-tiba seperti orang putus harapan, hilang akalnya; gelisah
tidak tentu apa yang hendak dikerjakannya, dipegang-pegang nya dagunya
dengan tangan nya yang kasar , yang mulai lisut sedikit-sedikit.
4. Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan ayat-ayat atau perincian yang
bergantung pada suatu pasal atau pada suatu induk kalimat.
Misalnya:
- Menurut penyelidikan lembaga itu, kekuranagan yang menyolok dikalangan
mahasiswa, khususnya para mahasiswa baru, antara lain: pengetahuan umum
mereka kebanyakan berada dibawah taraf; tidak cukup menguasai bahasa
Indonesia yang baik dan benar; tidak mampu membaca tabel,

6
grafik,memprgunakan register, dan kamus; cara belajar yang kurang efisien;
cara berfikir mereka yang belum dewasa.
d. Titik dua
1. Titik dua diganakan sebagai pengantar sebuah kutipan yang panjang,baik yang d
ambil dari sebuah buku, majalah, Koran, dan sebagainya,maupun dari sebuah
ucapan langsung.
Misalnya:
- Dalam sebuah karangan yang berjudul “bahasa sastra dalam gamitan
pendidikan” Prof, Dr. H. Yus Rusyana menagatakan; “ Besarnya interferensi
yang terjadi pada penggunaan bahasa Indonesia oleh mahasiswa menandakan
pula kemampuan mahasiswa yang belum tinggi.”
2. Titik dua dipergunakan juga sebagai pengantar sebuah pernyataan atau simpulan.
Misalnya;
- Simpulannya adalah sebagai berikut: masih banyak warga Negara kita ayang
belum memahami hakekat demokrasi yang sesungguhnya.
3. Titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan yang lengkap tetapi diikuti suatu
rangkaian pemerian.
Misalnya:
- Dipustaka wilayah dapat dibaca bermacam-macam buku bacaan seperti:
filsafat, bahasa Indonesia, seni sastra, dan sebagainya.
4. Walaupun sangat jarang,titik dua dapat juga digunakan untuk memisahkan dua
kalimat yang sederajat, sedangkan bagian yang kedua menerangkan bagian yang
pertama.
Misalnya:
- Setiap dosen berusaha mengajar dengan baik: Prof. Dr. H. Yus Rusyana
adalah seorang dosen pasca sarjana
5. Titik dua dipakai sesudah kata atau frase yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
- Ketua : Drs. Jasno susanto,M.Pd

7
6. Dalam teks drama atau dialog, titik dua dipakai sesudah kata yang menunjukkan
pelaku percakapan.
Misalnya:
- Arbain : He, Di, kemarilah. Apa artinya tulisan ini,? Bahasa sansekertakah
ini.?
- Masudi : ( tetep menulis ) Alaaah, apa gunanya?
- Tukimin ; gunanya? Demi kepentingan disertasimu yang sudah menahun itu.
e. Tanda kutip
1. Tanda kutip digunakan untuk mengutip kata-kata seseorang, atau sebuah kalimat
atau suatu bagian yang penting dari buku, majalah, dan sebagainya.
Misalnya:
- Ia mengatakan,”saya harus pergi sekarang”.
2. Tanda kutip dipergunakan untuk menulis judul karangan, syair atau bab buku.
Misalnya:
- Untuk praktikum sastra bulan depan siapkanlah”aku” ciptaan chairil anwar.
3. Tanda kutip dipakai untuk menyatakan sebuah kata asing atau sebuah kata yang
diistimewakan atau mempunyai arti khusus.
Misalnya:
- Ia menyatakan bahwa semuanya sudah ‘oke’.
- Semboyan ‘buku, pesta, dan cinta’ sangat digandrungi oleh mahasiswa
dewasa ini.
4. Tanda kutip dalam tanda kutip digunakan apabila terdapat sebuah kutipan dalam
sebuah kutipan.
Misalnya:
- Iis berkata,”Tiba-tiba saya mendengar suatu suara berseru ‘tolong’”.
f. Tanda Tanya
1. Tanda Tanya digunakan dalam pertanyaan langsung.
Misalnya:
- Siapa nama saudara?
- Anda tinggal dimana?

8
- Kapan saudara akan datang kerumah?
2. Tanda Tanya dipergunakan untuk menyatakan keragu-raguan atau ketidaktentuan.
Misalnya:
- Pengarang itu lahir tahun 1766 (?) dan meninggal dunia tahun 1850.
3. Tanda Tanya kadang-kadang digunakan juga untuk menggantikan suatu bentuk
sarkastis.
Misalnya:
- Ia seorang gadis yang cantik (?) dan peramah.
g. Tanda seru
1. Tanda seru digunakan untuk menyatakan suatu pernyataan yang penuh emosi.
Misalnya:
- Mustahil! Ia tega berbuat seperti itu!
2. Tanda seru selalu dipergunakan untuk menyatakan suatu perintah.
Misalnya:
- Pergilah dari hadapanku! Aku muak melihatmu lagi!
3. Tanda seru digunakan untuk menyatakan bahwa orang yang mengutip sesuatu
sebenarnya tidak setuju atau sependapat dengan apa yang dikutipnya itu.
Misalnya:
- Kita semua berasal dari kera(!).
h. Tanda hubung
1. Menghubungkan suku kata yang terdapat pada akhir baris.
Misalnya:
- Kebiasaan yang jelek tidak pernah diubahnya, biarpun semua orang dekatnya
lari menjauhinya.
2. Tanda hubung digunakan untuk menyambung bagian-bagian dari kata ualng.
Misalnya:
- Sayur-mayur
- Desa-desa
3. Tanda hubung digunakan untuk memperjelas hubungan antara bagian kata atau
ungkapan.

9
Misalnya:
- Ber-evolusi, be-revolusi
- Ber-uang, be-ruang
4. Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan se- dengan kata berikutnya yang
dimulai dengan huruf capital; ke- dengan angka; angka dengan –an; dan singkatan
huruf capital dengan imbuhan atau kata.
Misalnya:
- Se-Selat panjang, se-Pekanbaru, se-Riau
- Juara ke-2, ulang tahun ke-30
i. Tanda pisah
1. Menyatakan suatu pikiran sampingan atau tambahan.
Misalnya:
- Karangan yang lebih popular dapat mendorong orang-orang awam – seperti
saya ini – untuk mempergunakan bahasa Indonesia dengan cara yang lebih
baik.
2. Untuk menghimpunan atau memperluas suatu rangkaian subjek atau bagian
kalimat sehingga menjadi lebih jelas.
Misalnya:
- Rumah, hewan ternak, sawah – semuanya musnah dilanda tsunami.
3. Tanda pisah dipakai diantara dua bilangan berarti sampai dengan, sedangkan bila
dipakai antara dua tempat atau kota berarti ke atau ampai.
Misalnya:
- Ia dibesarkan didesa Insit Selat panjang barat dari tahun 1966 – 1987.
4. Tanda pisah dipakai untuk menyatakan suatu ringkasan atau suatu gelar.
Misalnya:
- Hanya satu kesenangannya – rekreasi kepegununga.
5. Tanda pisah digunakan untuk menyatakan suatu ujaran yang terputus, atau suatu
keragu-raguan.
Misalnya:
- Dirumah tua itu ada seorang – seorang – hantuuu!

10
j. Tanda elipsi
1. Untuk menyatakan ujaran yang terputus-putus, atau menyatakan ujaran yang
terputus dengan tiba-tiba.
Misalnya:
- Ia sebenarnya sudah…. Sudah …. Sudah …. Sudah mati!
2. Tanda elipsi dipakai untuk menyatakan bahwa dalam suatu kutipan ada bagian
yang dihilangkan.
Misalnya:
- Mental menjalankan kekuasaan dinegara modern … perlu dibina.
3. Tanda elipsi yang digunakan pada akhir kalimat karena menghilangkan bagian
tertentu sesudah kalimat itu berakhir, menggunakan empat titik, yaitu tiga titik
sebagai pengganti cuplikan yang hilang dan satu titik sebagai penanda akhir
kalimat.
Misalnya:
- Sampai hari ini ia tidak mau kembali bertemu anak-anaknya karena ia
merasa…
4. Tanpa elipsi dipergunakan juga untuk meminta kepada pembaca untuk mengisi
sendiri kelanjutan dari sebuah kalimat.
Misalnya:
- Gajinya kecil, tetapi ia memiliki empat orang istri, sebuah mobil luks, rumah
mewah, malah ia memiliki bungalou dipuncak. Entahlah dari mana ia dapat
mengumpulkan semua kekayaan itu….
k. Tanda kurung
1. Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
- Begitu pula pembentukan kata/istilah-istilah berdasarkan pinjam-terjemahan
(loam-translation) banyak contohnya dalam bahasa Indonesia.
2. Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan merupakan bagian integral dari
pokok pembicaraan.
Misalnya:

11
- Memang diakui bahwa untuk dua jenis pelajaran (menurut kami harus
dikatakan ‘pengajaran’) ini ada metode dan sistemnya.
3. Mengapit angka atau huruf yang memperinci satu seri keterangan.
Misalnya:
- Dialog ini diharapkan dapat mengambil keputusan berikut:
a. Otonomi daerah perlu, mengapa?
Disini sudah menyangkut: fungsi dan nilai.
b. Siapa yang melaksanakan otonomi?
1. Organisasi; lembaga khusus
2. Personalia; staf ahli
3. Masyarakat secara menyeluruh
c. Persoalan pengawasan diserahkan kepada lembaga apa?
l. Tanda kurung siku
1. Untuk menerangkan sesuatu diluar jalannya teks, atau sisipan keterangan yang
tidak ada hubungannya dengan teks.
Misalnya:
- Sementara itu lingkungan pemuda dari kampus ini berhubung [ maksudnya:
berhubungan] dengan kenyataan-kenyataan diluar kampusnya.
2. Mengapit keterangan atau penjelasan bagi suatu kalimat yang sudah ditempatkan
didalam kurung.
Misalnya:
- Peranan FKMP (forum komunikasi mahasiswa pascasarjana [organisasi yang
menangani kepentingan diperguruan tinggi]) sangat dirasakan manfaatnya.
m. Garis miring
1. Pengganti kata dan, atau, per, atau memisahkan nomor alamat yang mempunyai
fungsi berbeda.
Misalnya:
- Pembentukan kata/istilah-istilah harus mengikuti aturan yang baku.
2. Garis miring digunakan untuk penomoran kode surat.
Misalnya:

12
- No. 29/FKMP/XI/10

C. PENULISAN HURUF
a. Huruf capital
Huruf capital atau huruf besar digunakan dalam hal-hal sebagai berikut:
1. Huruf awal dari kata pertama dalam sebuah kalimat. Dapat juga digunakan pada
huruf awal dari kalimat pertama dalam suatu bagian sanjak, walaupun penyair-
penyair dewasa ini telah meninggalkan kebiasaan tersebut.
Misalnya;
*bunga*
Bunga kapan kau datang
Kau belum meninggal dunia
Tapi hari ini kau layu
Kau terjang segala tikus-tikus yang mengaku malaikat
Kau hadang timah panas dengan darah putih
Demi kicau burung pergi yang belum pasti
Sementara para kucing berebutan tulang
Besok, lusa, dan entah kapan lagi
Oleh; salim AR.
2. Huruf capital digunakan untuk nama diri, tempat, bangsa, Negara, organisasi,
bahasa, nama bulan, hari, tuhan, dan sifat-sifat tuhan yang mempergunakan kata
maha.
Misalnya:
- Nama diri : Popon, Yuni, Lili dan lain-lain.
- Nama tempat : Pekanbaru, Yogyakarta, dan lain-lain.
- Nama bangsa : Indonesia, Jepang, Malaysia, dan lain-lain.
- Nama Negara : Vietnam, Australia, Mesir, Irat, dan lain-lain.
- Nama organisasi : FKMP, KPMR, IPPEMRI, dan lain-lain.
- Nama bahasa : Jawa, Melayu, Sunda, dan lain-lain.
- Nama bulan : Januari, Maret, April, Juni, dan lain-lain.

13
- Nama hari : Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan lain-lain.
- Nama tuhan : Allah SWT, Yesus, dan lain-lain.
- Sifat-sifat tuhan : Maha Agung, Maha Esa,dan lain-lain.
3. Huruf capital digunakan untuk judul-judul buku, prtunjukan, nama harian, majala,
artikel dan sanjak. Dalam hal ini biasanya kata-kata yang penting saja
ditempatkan dalam huruf capital. Sedangkan kata-kata yang tidak penting tetap
dalam huruf kecil.
Misalnya:
- Dasar-dasar Kemampuan Berbahasa.
- Bahasa Melayu dalam Ancangan Masa Depan.
- Pilar-pilar Cinta di Pantai Senja.
- Bunga.
- Kenangan Manis di Danau Buatan.
4. Huruf capital digunakan juga pada kata-kata biasa yang mendapat arti istimewa,
terutama dalam personafikasi.
Misalnya:
- Keseimbangan yang keempat adalah keseimbangan dengan alam Goib..
- Seperti wajah merah membara
Dalam bakaran api nyata.
Biar jiwaku habis terlebur
Dalam Kobaran Nyala Raya.
b. Huruf Kecil
Huruf kecil digunakan pada posisi yang bukan awal kalimat, bukan nama orang, atau
persyaratan lain yang tidak dipersyarakan menggunakan huruf capital.
Misalnya:
- Kucing inggris
- Pisang ambon
- Harimau Sumatra
c. Huruf miring

14
Huruf miring digunakan dalam cetakan. Dalam tulisan tangan atau ketikan yang
dicetak miring, diberi garis bawah tugal. Huruf miring digunakan untuk:
1. Menulis nama buku ,nama majalah,nama surat kabar yang dikutip dalam
keterangan.
2. Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
3. Menuliskan istila ilmiah, atau ungakapan asing, kecuali yang sudah d sesuaikan
ejaannya.
d. Huruf tebal
Huruf tebal digunakan dalam cetakan. Dalam tulisan tangan atau ketikan yang akan
dicetak tebal, diberi garis bwah ganda. Huruf tebal ini berfungsi untuk menandai
kata-kata yang sangat penting .

D. PENULISAN KATA DAN PARTIKEL


a. Penulisan kata
1. Penulisan kata dasar
Penulisan kata dasar sering dihadapkan pada penulisan baku dan tidak baku.
Penulisan karangan ilmiah, karangan yang didokumentasi, dan surat-menyurat
resmi harus menggunakan kata baku.
Perhatikan contoh berikut:

Benar Salah benar Salah


Aerobik Erobik Kualitas Kwalitas
Akuarium Aquarium Kuitansi Kwitansi
Apotek Apotik Objek Obyek
Atlet Atlit Praktik Praktek
Ektrem Ektrim Sistem Sistim
Geladi Gladi Ubah Rubah

2. Penulisan kata ulang

15
Bahasan kata ulang mencakup kata dasar, gabungan kata berimbuhan, ditulis
berdasarkan pedoman buku.
a. Pengulangan kata dasar

Benar Salah Benar Salah


Cakap-cakap Cakap2 Orang-orang Orang2
Rajin-rajin Rajin2 Kota-kota Kota2

b. Pengulangan kata berimbuhan

Benar Salah
Berhubung-hubungan Ber-hubung2-an
Beramai-ramai Ber-ramai2

c. Pengulangan gabungan kata

Benar Salah
Buku-buku berkualitas Buku berkualitas-buku berkualitas
Gedung-gedung tinggi Gedung tinggi-gedung tinggi

d. Pengulangan kata berubah bunyi


Huru-hara (pengulangan konsonan berubah bunyi)
Ramah-tamah (pengulangan vocal berubah konsonan)
3. Penulisan gabungan
a. Gabungan kata yang berupa kata majemuk, bagian-bagiannya ditulis terpisah.
Contoh:

Benar Salah Benar Salah


Jasa marga Jasamarga Kereta api Keretaapi
Kerja sama Kerjasama Tata surya Tatasurya

b. Gabungan kata serangkai

16
Gabungan kata yang sudah padu, benar, sudah senyawa, tidak dikembalikan
kebentuk dan makna asal dituliskan serangkai.
Contoh:

Benar Salah Benar Salah


Antarkota Antar kota Bumiputra Bumi putra
Daripada Dari pada Sekaligus Sekali gus

c. Gabungan kata terikat dan kata bebas


Kata terikat, yaitu kata yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai suatu kata
yang bermakna penuh seperti kata bebas.
Contoh:

Benar Salah Benar Salah


Antarkota Antar kota Bumiputra Bumi putra
Tunawisma Tuna wisma pascasarjana Pasca sarjana

4. Penulisan kata depan


Penulisan kata depan di dan ke ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya,
sedangkan awalan di- dan ke- ditulis serangkai dengan kata yang mengiringinya.
Kata depan di- dan kata depan ke- selalu diikuti kata yang menyatakan arah
atau tempat. Kata depan ke- dapat digantin kata dari(misal di pantai, kepantai, dari
pantai). Sedangka awalan ke- membentuk kata benda (missal kekasih). Awalan
ke- membentuk kata kerja perintah (misalnya kerjakanlah!). awalan ke- tidak
dapat diganti kata dari.
5. Penulisan partikel
a. Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahului.
Misalnya:
Apakah yang kaubaca itu?
Apakah gunanya menyesali nasib?
b. Partikel pun dan per ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya.

17
Misalnya:
Apapun makanannya, minumnya the botol sostro.
6. Penulisan kata ganti
Kata ganti dalam bahasa Indonesia, seperti aku, saya, kita, kau, kamu, engkau,
dia, dan mereka yang digunakan secara lengkap seperti itu harus ditulis terpisah.
7. Penulisan kata serapan
Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing, atau bahasa daerah.
a. Kata asing yang sudah sepenuhnya kedalam bahasa Indonesia. Misalnya:
sirsak, iklan, hadir, dll.
b. Kata asing yang dipertahankan karena sifat keinternasionalannya. Penulis dan
pengecap masih mengikuti cara kata asing. Misalnya: shuttle cock,knock
out,time out, check, in, built up, dll.
c. Kata asing yang berfungsi untuk memprkaya peristilahan, ditulis sesuai EYD.
Misalnya: computer (computer), matematika (mathematic), bisnis (bussines),
dll.
8. Penyesuaian ejaan kata serapan
Penyasuaian ejaan unsur serapan dilakukan dengan kaidah yang sudah baku.
Misalnya:

Kata asing Kata Baku Kata asing Kata Baku


Acceptor Akseptor Haemmoglobin Homoglobin
Acculturation Akulturasi Quorum Kuorum
Aquarium Akuarium Qualiti Kualiti

9. Penyesuaian akhiran asing


Akhiran dari bahasa asing diserap sebagai bagian kata utuh. Jadi kata standarisasi,
implementasi, dan objektif diserap secara utuh disamping diserapa juga standar,
implement, dan objek.
Contoh: kata dengan penyesuaian akhiran asing
Advokaat advokat
Communis komunisme

18
Anarchie anarki
10. Penulisan angka dan lambang bilangan
Penulisan lambang bilangan ada tiga cara, yaitu: 1. Angka arab. 2. Angka romawi.
3. Huruf . kesalahan terjadi karena mempertukarkan lambang bilangan yang
seharusnya ditulis dengan angka, ditulis dengan huruf atau sebaliknya.
a. Lambnag bilangan ditulis dengan angka jika berfungsi sebagai ukuran, nilai
uang, nomor jalan, rumah, kamar, alamat yang bukan dokumen resmi.

Benar Salah
5 sentimeter Lima sentimeter
Jalan Garuda sakti III Jalan Garuda sakti tiga
Kamar 13 Kamar tigabelas

b. Bilangan dengan perincian ditulis dengan angka


Contoh:
1. Psikologi Perkembangan.
2. Bahasa Indonesia
3. Statistik
4. Sosiologi pendidikan
c. Lambang bilangan yang tepat dinyatakan dengan satu atau dengan dua kata
ditulis dengan huruf, sedangkan yang dinyatakan lebih dari dua kata ditulis
dengan angka.
Contoh:
Benar
- Panitia menyediakan Sembilan bobil ber-AC bagi mahasiswa dan dosen yang
akan mengikuti kuliah kerja nyata kekampar.
- Sekali berputar pada porosnya bumi memerlukan waktu kira-kira 24 jam.

Salah
- Panitia menyediakan 9 mobil ber-AC bagi mahasiswa dan dosen yang akan
mengikuti kuliah kerja nyata kekampar.

19
- Sekali berputar pada porosnya bumi memerlukan waktu kira-kira dua puluh
empat jam.
d. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf, jika perlu susunan
kalimat diubah sehingga tidak menempatkan angka pada awal kalimat.
Benar
- Dua puluh mahasiswa teladan dilingkungan universitas diberi penghargaan
dari rector.
- Ada 20 kendaraan yang diamankan polisi karena tidak dilengkapi surat-surat
lengkap.
Salah
- 20 mahasiswa teladan dilingkungan universitas diberi penghargaan dari rector
- Ada dua puluh kendaraan yang diamankan polisi karena tidak dilengkapi
surat-surat lengkap.
e. Penulisan angka disertai akhiran –an disisipi tanda hubung (-)
- Tahun 60-an ia sudah top
- Usianya sekitar 20-an
f. Penulisan lambang bilangan tingkat sebagai berikut.
- Hari pendidikan nasional ke-57
- Hari ulang tahun Republik Indonesia ke-64
11. Penulisan bentuk singkat, singkatan, ekronim.
a. Bentuk singkat adalah bentuk pendek yang diambil atau dipotong dari bentuk
lengkapnya. Penulisannya menggunakan huruf kecil semua.
b. Singkatan adalah bentuk pendek yang diambil dari huruf pertama dari suatu
frasa. Singkatan ejaan huruf demi huruf. Penulisannya menggunakan huruf
kapital semua tanpa titik.
c. Akronim adalah bentuk pendek yang diambil dari sebuah frasa.penulisa
akronim untuk nama dari huruf awal capital. Sedangkan nama mekanis/teknis
dengan huruf kecil.
Contoh:
Nama dari: depkes, pemda riau.

20
Nama mekanis/teknis: tilang, siskambling,dll
12. Pemengalan kata
Kata dasar dipengal dengan aturan:
a. Kalau ditenga kata dasar ada dua huruf vocal,pengenalan dilakukan diantara
dua vocal itu.
Contoh:ba-ik, kli-en, su-ara, dll
b. Jika ditengah kata dasar ada huruf konsunan diantara dua huruf vocal, maka
pemengalan dilakukan sebelum konsonan itu.
Contoh: a-khir, ba-ngun, sa-kit, se-hat,dll.
c. Jika ditengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan berurutan, yang bukan
gabungan konsonan, pemengalan dilakukan diantara konsonan pertama,
termasuk gabungan huruf konsonan dengan huruf yang kedua.
Contoh: cap-lok, tang-gung, ha-nyut, dll.
d. Kalau ditengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih.
Pemengalan dilakukan diantara konsonan yang pertama, termasuk gabungan
huruf konsonan dengan huruf yang kedua.
Contoh: am-bruk, bang-krut, in-truk-si, dll.
e. Imbuhan termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk dari partikel-
partikel seperti kah dan lah yang biasanya ditulis serangkai dengan kata
dasarnya, pemengalan kata dipisahkan sebagai satu kesatuan
Contoh: a-suh-han, di-am-lah, ke-pe-ra-wan-nan, dll
f. Sisipan –el-, -em-, dan –er-, dalam pemengalan tidak diperhitungkan sebagai
satu kesatuan, melainkan sebagai bagian dari kata.
Contoh: ge-me-tar, ge-ri-gi, te-lun-juk,dll.

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ejaan Yang disempurnakan adalah kaidah cara menggambarkan/melambangkan bunyi-
bunyi ujaran (kata, kalimat dan sebagainya) dan bagaimana hubungan antara lambang-lambang
itu(pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa) pembentukan kata itu adalah proses
pengolah leksem atau huruf yang menjadi kata dan ragam pembentukan kata dalam bahasa
Indonesia. Sebagian besar kata dibentuk dengan cara menggabungkan beberapa komponen yang
berbeda.

B. Saran
Apa yang kita mengerti dan pahami tentang ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan
(EYD), sekiranya dapat kita praktekkan dalam penulisan karya ilmiah agar bahasa kita ini tidak
tercampur dengan kata-kata asing.

22
DAFTAR PUSTAKA

https://nurulhidayatullahb.wordpress.com/2013/12/15makalah-tentang-ejaan-yang
disempurnaka /. Diakses pada tanggal 9 Oktober 2017 Pukul 20.00 Wib.

A.R, Nursalim. 2011. Pengantar kemampuan berbahasa Indonesia. Pekanbaru: nusa media
Yogyakarta

23

Anda mungkin juga menyukai