Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu
sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang
sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
1. KESATUAN GAGASAN
Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta
membentuk kesatuan tunggal.
Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.
Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam
keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan
keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan).
2. KESEJAJARAN
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja
berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu
menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan
predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
3. KEHEMATAN
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang
berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata
mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.
Kalimat yang benar adalah: Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
4. PENEKANAN
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
• Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di
depan kalimat.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
• Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun,
dan –kah.
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?
• Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan
anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling
memahami antara satu dan lainnya.
• Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan
makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.
5. KELOGISAN
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat
harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang
tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
https://taufikhidayatzein.wordpress.com/2013/11/05/kalimat-efektif-ciri-ciri-dan-
contoh-kalimat-efektif/
KALIMAT AKTIF
Kalimat aktif adalah kalimat yang subyeknya melakukan atau melaksanakan pekerjaan.
Kalimat aktif disebut juga kalimat tindak atau kalimat subyek. Jadi dalam kalimat
aktif unsur subyeknya menjadi pelaku perbuatan dan
unsur predikatnyamenyatakan perbuatan.
D. KALIMAT PASIF
Kalimat pasif adalah kalimat yang subyeknya dikenai pekerjaan.
Kalimat pasif disebut juga kalimat tanggap atau kalimat obyek.
Jadi dalam kalimat pasif unsur subyeknya menderita dari perbuatan yang tersebut dalam
unsur predikatnya.
Buku itu telah dibaca oleh adik. ( Pasif )
Majalah itu telah saya baca kemarin. ( Pasif )
2. Kalimat Kompleks
Kalimat kompleks adalah ;kalimat yang terdiri atas lebih dari satu aksi, peristiwa, atau
keadaan sehingga mempunyai lebih dari satu verba utama dalam lebih dari satu struktur.
Struktur yang satu dan struktur yang lain biasanya dihubungkan oleh konjungsi, tetapi sering
pula hubungan itu hanya ditunjukkan oleh tanda koma atau titik koma, bahkan tidak
ditunjukkan oleh tanda baca apa pun. Kalimat kompleks dibagi menjadi dua jenis, yaitu
kelimat kompleks parataktik dan kalimat kompleks hipotaktik
Contoh kalimat:
1. Benda di dunia dapat dikelompokan atas persamaan dan perbedaanya.
2. Semua benda didunia ini dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu benda
hidup dan benda mati.
4. Benda hidup mempunyai ciri-ciri umum, seperti bergerak,bernafas, tumbuh, dan
mempunyai keturunan.
5. Benda mati dibedakan dari benda hidup karena benda mati tidak mempunyai ciri-ciri
umum tersebut.
6. Benda hidup dapat dikelompokan lagi menjadi binatang dan tumbuh- tumbuhan.
7. Selain itu, tumbuh-tumbuhan dapat melakukan sesuatu yang sangat penting yang tidak
dapat dilakukan oleh binatang.
8. Tumbuh-tumbuhan dapat menghasilkan makanan sendiri, sedangkan binatang tidak.
9. Oleh karena itu, tumbuh-tumbuhan dapat dikelompokan menjadi tumbuh-tumbuhan
berbunga dan tumbuh-tumbuhan tidak berbunga.
Selain mengandung dua predikat/kata kerja utama, kalimat kompleks juga ditandai dengan
kehadiran kata penghubung intrakalimat. Kata penghubung intrakalimat itu sendiri adalah
kata pengubung yang terdapat dalam satu kalimat yang berfungsi menggabungkan dua
klausa atau dua pola kalimat. Dalam kalimat, kata penghubung intrakalimat ini dibagi
menjadi dua yaitu kata penghubung koordinatif dan kata penghubung subordinatif.
Penggunaan kata penghubung koordinatif dalam kalimat akan menjadikan kalimat tersebut
kalimat majemuk setara. Sementara, penggunaan kata penghubung subordinatif dalam
kalimat akan menjadikan kalimat tersebut menjadi kalimat majemuk bertingkat.
1. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat Majemuk Setara adalah kalimat majemuk yang terdidri atas
beberapa kalimat yang setara atau sederajat kedudukannya, yang
masing-masing dapat berdiri sendri. Kalimat Majemuk Setara dibagi
menjadi beberapa jenis, yaitu :
Contoh :
Ia datang kemarin. Kalimat tunggal tersebut ialah kalimat tunggal yang
mempunyai keterangan waktu: kemarin. Jika kata kemarin diganti/
diubah menjadi kalimat yang dapat berdiri sendiri, yakni diubah/ diganti
dengan kalimat: ketika orang sedang makan, maka berubahlah kalimat
tunggal tersebut menjadi kalimat majemuk bertingkat sebagai berikut: Ia
datang, ketika orang sedang datang.
Perkataan: ia datang (yang tidak pernah mengalami perubahan/
pergantian) dinamai induk kalimat, sedang perkataan: ketika orang
sedang makan (yang mengubah/ mengganti kata kemarin) dinamai anak
kalimat.
http://www.disukai.com/2012/09/macam-macam-kalimat-majemuk-dan-contohnya.html