Anda di halaman 1dari 13

Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang

dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat


adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang
utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan,
kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela
jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud
tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun
tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P).
Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah
kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan
frasa dengan kalimat.

Disini, kalimat dibagi menjadi dua, yaitu :


Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna
jika dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat
adalah dan ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu
dalam situasi kebahasaan tertentu pula.

Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa:


1. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif,
gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup
menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)
2. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami
orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)
3. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah,
ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4. Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan
informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi:
2009)
5. Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu menjelaskan
sesuatu persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah di mengerti serta di
artikan. (ARIF HP: 2013)

Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu
sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang
sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.

Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:


1.secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca
dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

Ciri-Ciri Kalimat Efektif :

1. KESATUAN GAGASAN
Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta
membentuk kesatuan tunggal.
Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.
Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam
keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan
keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan).

2. KESEJAJARAN
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja
berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu
menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan
predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.

Kalimat itu harus diubah :


1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

3. KEHEMATAN
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang
berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata
mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.
Kalimat yang benar adalah: Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.

4. PENEKANAN
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
• Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di
depan kalimat.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
• Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun,
dan –kah.
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?
• Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan
anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling
memahami antara satu dan lainnya.
• Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan
makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.

5. KELOGISAN
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat
harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang
tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.

Contoh kalimat efektif :


1. Saran yang di kemukakannya kami akan pertimbangkan ( tidak efektif )
Seharusnya : Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
2. Sejak dari pagi dia bermenung ( tidak efektif )
Seharusnya : Sejak pagi dia bermenung.

https://taufikhidayatzein.wordpress.com/2013/11/05/kalimat-efektif-ciri-ciri-dan-
contoh-kalimat-efektif/

KALIMAT AKTIF
Kalimat aktif adalah kalimat yang subyeknya melakukan atau melaksanakan pekerjaan.
Kalimat aktif disebut juga kalimat tindak atau kalimat subyek. Jadi dalam kalimat
aktif unsur subyeknya menjadi pelaku perbuatan dan
unsur predikatnyamenyatakan perbuatan.

B. CIRI-CIRI KALIMAT AKTIF


1. Subyeknya melakukan pekerjaan
Ayah makan roti., Budi mandi di kamar mandi.
2. Predikatnya berupa kata kerja berawalan me- , ber-, dan memper-i serta memper-
kanbeserta variasinya atau kata kerja aus. (kata kerja yang tidak memerlukan Objek)
Budi menggambar pemandangan. Ayah bersepeda gunung. Ibu memasak di dapur.

C. JENIS KALIMAT AKTIF


1. Kalimat Aktif Transitif (diikuti oleh obyek penderita).
Adik membeli buku.
S P O
2. Kalimat Aktif Instransitif (tidak diikuti oleh obyek).
Anak itu menangis. Indonesia berdasarkan Pancasila.

D. KALIMAT PASIF
Kalimat pasif adalah kalimat yang subyeknya dikenai pekerjaan.
Kalimat pasif disebut juga kalimat tanggap atau kalimat obyek.
Jadi dalam kalimat pasif unsur subyeknya menderita dari perbuatan yang tersebut dalam
unsur predikatnya.
Buku itu telah dibaca oleh adik. ( Pasif )
Majalah itu telah saya baca kemarin. ( Pasif )

E. CIRI-CIRI KALIMAT PASIF


1. Subyek kalimat dikenai tindakan atau perbuatan yang dinyatakan predikat.
2. Predikat kalimat pasif berupa kata kerja yang berimbuhan di- , di-kan,
ter-kan, ke-, ter- atau kata kerja bentuk persona.

F. MACAM-MACAM KALIMAT PASIF


1. Kalimat Pasif Tindakan
Kalimat pasif yang predikatnya menyatakan tindakan.
Imbuhan yang digunakan adalah di-, ter-, ke- dan kata ganti.
Pohon itu ditanam oleh ayah. Penjahat itu tertangkap oleh polisi.
2. Kalimat pasif Keadaan
Kalimat pasif keadaan adalah kalimat pasif yang predikatnya menyatakan keadaan subyek.
Kata kerja yang digunakan ditandai dengan konfiks ke-an.
Anak itu kepanasan di jalan. Ayah ketiduran di kursi.

G. KAIDAH KALIMAT PASIF


1. Pertukarkanlah pengisi subjek (S) dengan pengisi objek (O).
2. Gantilah awalan me (N)- dengan di- pada predikat (P)
3. Tambahkan kata oleh di belakang predikat (manasuka)
1. Kalimat Simpleks
Kalimat simpleks adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu verba utama yang
menggambarkan aksi, peristiwa, atau keadaan. Kalimat simpleks yang sesungguhnya sama
dengan kalimat tunggal (hanya mengandung satu struktur: S-P-O-Ket-Pel). Unsur yang
diletakan di dalam kurung belum tentu ada dalam kalimat. Pada contoh berikut ini yang
dimaksud verba utama adalah membaca. Verba tinggal pada unsur subjek dianggap bukan
verba utama. Kalimat tersebut mempunyai satu struktur, yaitu S-P-Ket tempat. Contoh
kalimat simpeks:
1. Tumbuh-tumbuhan tidak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lain.
2. Tumbuh-tumbuhan tidak dapat menghasilkan makanan sendiri.
3. Namun, tidak semua tumbuh-tumbuhan mempunyai bunga.

2. Kalimat Kompleks
Kalimat kompleks adalah ;kalimat yang terdiri atas lebih dari satu aksi, peristiwa, atau
keadaan sehingga mempunyai lebih dari satu verba utama dalam lebih dari satu struktur.
Struktur yang satu dan struktur yang lain biasanya dihubungkan oleh konjungsi, tetapi sering
pula hubungan itu hanya ditunjukkan oleh tanda koma atau titik koma, bahkan tidak
ditunjukkan oleh tanda baca apa pun. Kalimat kompleks dibagi menjadi dua jenis, yaitu
kelimat kompleks parataktik dan kalimat kompleks hipotaktik
Contoh kalimat:
1. Benda di dunia dapat dikelompokan atas persamaan dan perbedaanya.
2. Semua benda didunia ini dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu benda
hidup dan benda mati.
4. Benda hidup mempunyai ciri-ciri umum, seperti bergerak,bernafas, tumbuh, dan
mempunyai keturunan.
5. Benda mati dibedakan dari benda hidup karena benda mati tidak mempunyai ciri-ciri
umum tersebut.
6. Benda hidup dapat dikelompokan lagi menjadi binatang dan tumbuh- tumbuhan.
7. Selain itu, tumbuh-tumbuhan dapat melakukan sesuatu yang sangat penting yang tidak
dapat dilakukan oleh binatang.
8. Tumbuh-tumbuhan dapat menghasilkan makanan sendiri, sedangkan binatang tidak.
9. Oleh karena itu, tumbuh-tumbuhan dapat dikelompokan menjadi tumbuh-tumbuhan
berbunga dan tumbuh-tumbuhan tidak berbunga.

Selain mengandung dua predikat/kata kerja utama, kalimat kompleks juga ditandai dengan
kehadiran kata penghubung intrakalimat. Kata penghubung intrakalimat itu sendiri adalah
kata pengubung yang terdapat dalam satu kalimat yang berfungsi menggabungkan dua
klausa atau dua pola kalimat. Dalam kalimat, kata penghubung intrakalimat ini dibagi
menjadi dua yaitu kata penghubung koordinatif dan kata penghubung subordinatif.
Penggunaan kata penghubung koordinatif dalam kalimat akan menjadikan kalimat tersebut
kalimat majemuk setara. Sementara, penggunaan kata penghubung subordinatif dalam
kalimat akan menjadikan kalimat tersebut menjadi kalimat majemuk bertingkat.
1. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat Majemuk Setara adalah kalimat majemuk yang terdidri atas
beberapa kalimat yang setara atau sederajat kedudukannya, yang
masing-masing dapat berdiri sendri. Kalimat Majemuk Setara dibagi
menjadi beberapa jenis, yaitu :

1. Kalimat majemuk setara sejalan


Kalimat majemuk setara sejalan ialah kaliamat majemuk setara yang terdiri
atas beberapa kalimat tunggal yang bersamaan situasinya
Contoh : Juminten pergi ke pasar, Parno berangkat ke bengkel, sedang Ganes
pergi ke kebun binatang.
Catatan:
a. Kata-kata yang penghubung yang dapat dipakai dalam kalimat
majemuk setara sejalan ialah: dan, dan lagi, lagi pula, sedang,
sedangkan, lalu, kemudian.

2. Kalimat Majemuk Setara Berlawanan


Kalimat majemuk setara berlawanan ialah kalimat majemuk setara yang
terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang isinya menyatakan situasi
berlawanan.
Contoh : Adiknya pandai, sedang kakaknya bodoh.
Rahmad berani, tetapi ia tidak mau bertengkar.
Catatan:
Kata-kata penhubung yang dapat dipakai dalam kalimat majemuk setara
berlawanan antara lain ialah: sedangkan, tetapi, melainkan, padahal,
hanyalah, walaupun, meskipun, biarpun, kendatipun, jangankan, namun.

3. Kalimat Majemuk Setara yang menyatakan sebab akibat


Kalimat Majemuk Setara yang menyatakan sebab akibat ialah kalimat
majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang isi
bagian yang satu menyatakan sebab akibat dari bagian yang lain.
Contoh :
Roy Marten ditahan, karena ia telah membawa sabu-sabu.
Anak itum luka parah, sehingga ia harus dibawa ke rumah sakit.
Catatan :
Kata-kata penghubung yang dapat dipakai dalam kalimat majemuk
setara yang menyatakan sebab akibat antara lain ialah: sebab, karena,
oleh karena itu, sehingga, maka.

2. Kalimat Majemuk Bertingkat


Kalimat Majemuk bertingkat ialah kalimat yang terjadi dari beberapa
kalimat tunggal yang kedudukanya tidak setara/ sederajat, yakni yang
satu menjadi bagian yang lain.

Kalimat majemuk bertingkat sesungguhnya berasal dari sebuah kalimat


tunggal. Bagian dari kalimat tunggal tersebut kemudian diganti atau
diubah sehingga menjadi sebuah kalimat baru yang dapat berdiri sendiri.
Bagian kalimat majemuk bertingkat yang berasal dari bagian kalimat
tunggal yang tidak mengalami pergantian/ perubahan dinamakan induk
kalimat, sedang bagian kalimat majemuk yang berasal dari bagian
kalimat tunggal yang sudah mengalami penggantian/ peubahan
dinamakan anak kalimat.

Contoh :
Ia datang kemarin. Kalimat tunggal tersebut ialah kalimat tunggal yang
mempunyai keterangan waktu: kemarin. Jika kata kemarin diganti/
diubah menjadi kalimat yang dapat berdiri sendiri, yakni diubah/ diganti
dengan kalimat: ketika orang sedang makan, maka berubahlah kalimat
tunggal tersebut menjadi kalimat majemuk bertingkat sebagai berikut: Ia
datang, ketika orang sedang datang.
Perkataan: ia datang (yang tidak pernah mengalami perubahan/
pergantian) dinamai induk kalimat, sedang perkataan: ketika orang
sedang makan (yang mengubah/ mengganti kata kemarin) dinamai anak
kalimat.

Macam Anak Kalimat dalam Kalimat Majemuk Bertingkat


Ada bermacam-macam anak kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat.
Hal itu bergantung kepada bagian kalimat tunggal mana yang diubh/
digantinya. Karena itu macam anak kalimat dalam kalimat majemuk
bertingkat dapat diperinci sebagai berikut:

1. Anak kalimat pengganti subyek


Contoh:
Siapa bersalah, akan dihukum.
Catatan:
Tiap kali hendak menguraikan kalimat majemuk bertingkat, hendaknya
lebih dulu diusahakan mencari/ menyelidiki kalimat tunggal mana yang
menjadi asal kalimat majemuk bertingkat itu. Dengan cara itu kita akan
mudah mencari induk kalimat dan anak kalimat dari kalimat majemuk
bertingkat yang hendak kita uraikan.
1. Anak kalimat pengganti subyek
Contoh:
Siapa bersalah, akan dihukum.

2. Anak kalimat pengganti predikat


Anak kalimat pengganti predikat hanya terdapat pada kalimat nominal.
Contoh:
Rumah itu batu. (kalimat tunggal)
Rumah itu bahannya terbuat dari benda keras. (kalimat majemuk
bertingkat)

3. Anak kalimat pengganti obyek/ pelengkap penderita


Contoh:
Basir mencintai Nova. (kalimat tunggal)
Basir mencintai yang sangat dikasihinya. (kalimat majemuk bertingkat)

4. Anak kalimat pengganti obyek/ pelengkap pelaku


Contoh:
Ali ditikam oleh penjahat. (kalimat tunggal)
Ali ditikam oleh orang yang menggedor pintu rumahnya semalam.
(kalimat majemuk bertingkat)
5. Anak kalimat pengganti obyek/ pelengkap penyerta
Contoh:
Norief memberikan uang kepada anaknya. (kalimat tunggal)
Norief memberikan uang kepada yang menumpang di Surabaya.
(kalimat majemuk bertingkat)

6. Anak kalimat pengganti obyek/ pelengkap berkata depan


Contoh:
Ia rindu kepada ibunya. (kalimat tunggal)
Ia rindu kepada yang memeliharanya sejak kecil. (kalimat majemuk
bertingkat)

7. Anak kalimat pengganti obyek pasangan


Contoh:
Kami telah berunding dengan Bpk. Susilo Bambang Yudhoyono.
(kalimat tunggal)
Kami telah berunding dengan yang memimpin negara Indonesia.
(kalimat majemuk bertingkat)

8. Anak kalimat pengganti obyek alat


Contoh:
Norief bersenjatakan pena. (kalimat tunggal)
Norif bersenjatakan yang dibuat untuk menulis. (kalimat majemuk
bertingkat)

9. Anak kalimat pengganti keterangan tempat


Contoh:
Henny pergi ke pasar. (kalimat tunggal)
Henny pergi ke yang dikunjungi orang tiap hari. (kalimat majemuk
bertingkat)

10. Anak kalimat pengganti keterangan waktu


Contoh:
Anis datang kemarin. (kalimat tunggal)
Anis datang ketika orang sedang sholat. (kalimat majemuk bertingkat)
11. Anak kalimat pengganti keterangan sebab
Contoh:
Basir tidak berkuliah karena sakit. (kalimat tunggal)
Basir tidak berkuliah karena jiwanya terganggu. (kalimat majemuk
bertingkat)

12. Anak kalimat pengganti keterangan alasan


Contoh:
Saya tidak pergi karena hujan. (kalimat tunggal)
Saya tidak pergi karena suasana yang tidak mengizinkan. (kalimat
majemuk bertingkat)

13. Anak kalimat pengganti keterangan akibat


Contoh:
Basir dianiaya sehingga sakit. (kalimat tunggal)
Basir dianaya sehingga badannya terbaring. (kalimat majemuk
bertingkat)

14. Anak kalimat pengganti keterangan alat


Contoh:
Ia menikam dengan pisau. (kalimat tunggal)
Ia menikam dengan yang dibelinya kemarin. (kalimat majemuk
bertingkat)

15. Anak kalimat pengganti keterangan asal


Contoh:
Sepatunya Norief terbuat dari emas. (kalimat tunggal)
Sepatunya Norief terbuat dari bahan yang diinginkannya. (kalimat
majemuk bertingkat)

16. Anak kalimat pengganti keterangan syarat


Contoh:
Kalau begitu, saya tidak mau mengajak . (kalimat tunggal)
Kalau kamu nakal, saya tidak mau mengajak. (kalimat majemuk
bertingkat)

17. Anak kalimat pengganti keterangan tujuan


Contoh:
Tora Sudiro belajar keras agar lulus. (kalimat tunggal)
Tora Sudiro belajar keras agar cita-citanya tercapai. (kalimat majemuk
bertingkat)

18. Anak kalimat pengganti keterangan kualitas


Contoh:
Boneng tersenyum manis. (kalimat tunggal)
Boneng tersenyum seperti yang kita lihat. (kalimat majemuk bertingkat)

19. Anak kalimat pengganti keterangan perihal


Contoh:
Dengan tertawa ia menjawab pertanyaan itu. (kalimat tunggal)
Dengan mulut tertawa lebar ia menjawab pertanyaan itu. (kalimat
majemuk bertingkat)

20. Anak kalimat pengganti keterangan perlawanan


Contoh:
Meskipun mendung, ia berangkat juga. (kalimat tunggal)
Meskipun cuaca buruk, ia berangkat juga. (kalimat majemuk bertingkat)

21. Anak kalimat pengganti keterangan kuantitas


Contoh:
Mereka berjalan seratus kilometer. (kalimat tunggal)
Mereka berjalan jauh sekali jaraknya. (kalimat majemuk bertingkat)

22. Anak kalimat pengganti keterangan derajat


Contoh:
Udara itu dingin sekali. (kalimat tunggal)
Uadara itu tak terperikan rasanya. (kalimat majemuk bertingkat)

23. Anak kalimat pengganti keterangan modalitas


Contoh:
Mungkin ia meninggal di sana. (kalimat tunggal)
Desas-desus tersiar ia meninggal di sana. (kalimat majemuk bertingkat)

24. Anak kalimat pengganti keterangan perbandingan


Contoh:
Paimo lebih rajin daripada Mopai. (kalimat tunggal)
Paimo lebih rajin daripada orang yang mirip dengannya itu. (kalimat
majemuk bertingkat)

25. Anak kalimat pengganti keterangan perwatasan


Contoh:
Semua tahanan dibebaskan, kecuali Basir. (kalimat tunggal)
Semua tahanan dibebaskan, kecuali yang berseragam merah jambu itu.
(kalimat majemuk bertingkat)

Cucu Kalimat dalam Kalimat Majemuk Bertingkat

Dalam kalimat majemuk bertingkat kadang-kadang terdapat cucu


kalimat, yaitu anak dari anak kalimat. Cucu kalimat tersebut terjadi jika
bagian kalimat dari anakkalimat diubah/ diganti menjadi sebuah kalimat
yang dapat berdiri sendiri.
Contoh:
Norief menyepak bola. (kalimat tunggal)
Ia menyepak yang disenangi oleh adiknya. (kalimat majemuk bertingkat
yang mempunyai anak kalimat pengganti obyek/ pelengkap penderita)
Ia menyepak yang disenangi oleh yang memakai baju baru itu. (kalimat
majemuk bertingkat yang mempunyai cucu kalimat pengganti obyek/
pelengkap pelaku pada anak kalimat)

3. Kalimat majemuk rapatan


Kalimat majemuk rapatan yaitu gabungan beberapa kalimat tunggal
yang karena subjek, predikat atau objeknya sama,maka bagian yang
sama hanya disebutkan sekali.
Contoh:
* Pekerjaannya hanya makan. (kalimat tunggal 1)
* Pekerjaannya hanya tidur. (kalimat tunggal 2)
* Pekerjaannya hanya merokok. (kalimat tunggal 3)Pekerjaannya hanya
makan, tidur, dan merokok. (kalimat majemuk rapatan)

4. Kalimat majemuk campuran


Kalimat majemuk campuran yaitu gabungan antara kalimat majemuk
setara dan kalimat majemuk bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari
tiga kalimat.
Contoh:
* Toni bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal 1)
* Rina membaca buku di kamar kemarin. (kalimat tunggal 2, induk
kalimat)
* Ketika aku datang ke rumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti
keterangan waktu)Toni bermain dengan Kevin, dan Rina membaca buku
di kamar, ketika aku datang ke rumahnya. (kalimat majemuk campuran)

http://www.disukai.com/2012/09/macam-macam-kalimat-majemuk-dan-contohnya.html

Anda mungkin juga menyukai