Anda di halaman 1dari 42

Dosen Pengampu:

Nani Pujiani, S.Pd,


M.Pd

Kelompok
6
BATASAN KALIMAT
Dalam wujud lisan, kalimat
diucapkan dengan suara naik turun dan
keras lembut, disela jeda, dan diakhiri
dengan intonasi akhir yang diikuti oleh
kesenyapan yang mencegah terjadinya
perpaduan ataupun asimilasi bunyi
ataupun proses fonologis lainnya.

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam


wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan
pikiran yang utuh.

Dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat


dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau
tanda seru (!), sementara itu, di dalamnya
disertakan pula berbagai tanda baca seperti
koma (,), titik dua (:), tanda pisah (-), dan
spasi tanda titik, tanya, dan seru
Subjek

STRUKTUR
KALIMAT Predikat

Objek

Keterangan Pelengkap
Subjek (S) adalah bagian kalimat menunjukkan
pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal, suatu
masalah yang menjadi pangkal/pokok
pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis
kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa
verbal.

Contoh :
Ayahku sedang melukis.
Meja direktur besar.
Yang berbaju batik dosen
saya.
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang
memberitahu melakukan (tindakan) apa atau
dalam keadaan bagaimana subjek. Predikat
dapat juga berupa kata atau frasa, sebagian
besar berkelas verba atau adjektiva, tetapi
dapat juga numeralia, nomina, atau frasa
nominal. Untuk lebih jelasnya perhatikan
contoh sebagai berikut ini:
•Ibu sedang tidur siang (P yang diisi
dengan kata kerja/frasa verbal).
•Soal ujian ini sulit sekali (P yang diisi
dengan kata sifat/frasa adjektif).
•Karangan itu sangat bagus (P yang diisi
dengan kata sifat/frasa adjektif).
Objek menunjuk kepada tujuan
kalimat atau kepada apa kalimat itu
ditujukan. Objek hanya bagian kalimat
yang melengkapi Predikat. Objek pada
umumnya diisi oleh nomina, frasa
nominal, atau klausa. Letak Objek
selalu di belakang Predikat yang
berupa verba transitif,
Contoh :
•Abu menimang adik sepupunya.
•Arsitek merancang konstruksi rumah.
•Juru masak menggoreng ikan
Pelengkap (P) atau komplemen adalah bagian kalimat
yang melengkapi Predikat. Letak Pelengkap umumnya di
belakang Predikat yang berupa verba. Posisi seperti itu juga
ditempati oleh Objek, dan jenis kata yang mengisi Pelengkap dan
Objek juga sama. Namun, antara Pelengkap dan Objek terdapat
perbedaan. Perhatikan cnntoh di bawah ini:
Ketua MPR membacakan Pancasila.
S P O
Banyak orpospol berlandaskan Pancasila.
S P Pel
Kedua kalimat aktif di atas yang Pelengkap dan Objeknya
sama-sama nominal Pancasila, jika hendak dipasifkan ternyata
yang bisa hanya kalimat pertama dengan ubahan sebagai berikut :
Pancasila dibacakan oleh ketua MPR.
S P O
Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat
yang menerangkan berbagai hal mengenai
bagian kalimat yang lainnya. Unsur Ket
dapat berfungsi menerangkan S, P, O, dan
Pel. Posisinya bersifat bebas, dapat di
awal, di tengah, atau di akhir kalimat.
Pengisi Ket adalah frasa nominal, frasa
preporsisional, adverbia, atau klausa.
Kalimat
Efektif
Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang


dapat mengungkapkan gagasan
penutur/penulisnya secara tepat
sehingga dapat dipahami oleh
pendengar/pembaca secara tepat
pula.
Definisi kalimat efektif menurut
beberapa ahli bahasa :
1. Kalimat efektif adalah
kalimat yang bukan hanya
memenuhi syarat-syarat
komunikatif, gramatikal, dan
sintaksis saja, tetapi juga
harus hidup, segar, mudah
dipahami, serta sanggup
menimbulkan daya khayal 2. Kalimat efektif adalah kalimat yang
pada diri pembaca. (Rahayu: benar dan jelas sehingga dengan
2007) mudah dipahami orang lain secara
tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan
Ridwan:2001)
3. Kalimat efektif adalah kalimat yang
memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan
kaidah, ringkas, dan enak dibaca.
(Arifin: 1989)
1.Kesepadanan
kesepadanan ialah
keseimbangan antara
pikiran (gagasan) dan
struktur bahasa yang
dipakai. Kesepadanan
memiliki beberapa ciri – ciri :
Ciri kesepadanan Contoh

• Bagi semua kelas 2 harus


mengikuti kegiatan study tour
Kalimat itu mempunyai (tidak efektif)
subjek dan predikat dengan
• Semua siswa kelas 2 harus
jelas
mengikuti kegiatan study tour
(efektif)

Pembangunan Jalan itu kami


dibantu oleh semua warga desa.
Tidak terdapat subjek yang (Tidak Efektif)
ganda di dalam kalimat
tunggal Dalam membangun jembatan itu,
kami dibantu oleh semua warga
desa. (Efektif)
• Kami datang agak terlambat.
Sehingga kami tidak dapat mengikuti
Kalimat penghubung acara pertama. (tidak efektif)
intrakalimat tidak dipakai pada • Kami datang agak terlambat
kalimat tunggal sehingga kami tidak dapat mengikuti
acara pertama. (efektif)

• Bahasa Indonesia yang berasal


dari bahasa Melayu.
Predikat kalimat tidak
• Bahasa Indonesia berasal dari
didahului oleh kata yang
bahasa Melayu. (Perbaikan)
2.Kepararelan Bentuk
kesamaan bentuk kata adalah jika kata
pertama berbentuk verba, maka kata
selanjutnya berbentuk verba. Namun, jika
kata pertama berbentuk nomina, maka kata
selanjutnya berbentuk nomina.
Contoh:
•Langkah-langkah dalam menulis kalimat
efektif adalah memahami, mengetahui, dan
pengaplikasian definisi kalimat efektif.
(Tidak efektif)
•Langkah-langkah dalam menulis kalimat
efektif adalah memahami, mengetahui, dan
mengaplikasikan definisi kalimat efektif.
(Efektif)
3. Kehematan Kata
Kalimat efektif tidak menggunakan kata-
kata atau frasa yang tidak perlu digunakan.
Untuk menghindari pemborosan kata di
dalam kalimat, hal yang harus diperhatikan
:
Hal – hal yang harus
diperhatikan

Contoh :
Saya tidak suka buah apel dan Menghindari unsur
saya tidak suka durian. (Tidak yang sama pada
efektif) kalimat majemuk
Saya tidak suka buah apel dan
durian. (Efektif)

Saya hanya memiliki 3 buah Menghindari


buku saja. (Tidak efektif) kesinoniman dalam
Saya hanya memiliki 3 buah kalimat
buku. (Efektif)
Para mahasiswa-mahasiswa
berunjuk rasa di depan
gedung rektorat. (Tidak efektif)
Menghindari
Para mahasiswa berunjuk rasa
penjamakan kata
di depan gedung
pada kata jamak
rektorat. (Efektif)
4. Kecermatan
Kecermatan adalah cermat dan tepat
dalam memilih kata sehingga tidak
menimbulkan kerancuan dan makna ganda.
Contoh:
Guru baru pergi ke ruang guru. (Tidak
efektif)
Guru yang baru pergi ke ruang guru.
(Efektif)
5. Ketagasan
Kalimat efektif memberikan
penegasan kepada ide pokonya sehingga
ide pokonya menonjol di dalam kalimat
tersebut. Berikut cara memberikan
penegasan pada kalimat efektif.
Contoh :
Sudah saya baca buku itu. (Tidak
Meletakan kata kunci
efektif)
di awal kalimat
Buku itu sudah saya baca. (Efektif)

Contoh :
Pertemuan itu dihadiri oleh menteri
pendidikan, gubernur dan Mengurutkan kata
presiden. (Tidak efektif) secara bertahap
Pertemuan itu dihadiri oleh presiden,
menteri pendidikan dan
gubernur. (Efektif)
6. Kepaduan
Kalimat efektif memiliki kepaduan
pernyataan sehingga informasi yang
disampaikan tidak terpecah-pecah.
Contoh:
•Budi membicaran tentang pengalaman
liburannya. (Tidak efektif)
•Budi membicarak pengalaman
liburannya. (Efektif)
7. Kelogisan
Ide kalimat dalam kaliamat efektif
dapat diterima atau dimengerti oleh
akal dan sesuai dengan kaidah EYD.
Contoh:
•Waktu dan tempat kami
persilahkan! (Tidak efektif)
•Bapak kepala sekolah kami
persilahkan! (Efektif)
Pembuatan Kalimat Efeketif
Sastra dulu dipakai untuk
pengertian tulisan dalam arti
Menyempit luas atau umum, sedangkan
/spesialisasi sekarang hanya dimaknakan
dengan tulisan yang berbau
seni. Begitu pula kata sarjana
(dulu orang yang pandai,
berilmu tinggi, sekarang
bermakna “lulusan
perguruan tinggi”).
Meluas/generalisasi

Petani dulu dipakai untuk seseorang yang


bekerja dan menggantungkan hidupnya
dari mengerjakan sawah, tetapi sekarang
kata tersebut dipakai untuk keadaan
yang lebih luas. Penggunaan pengertian
petani ikan, petani tambak, petani lele
merupakan bukti bahwa kata petani
meluas penggunaannya.
Amelioratif

Wanita, pramunikmat, dan warakawuri


merupakan kata-kata yang dipakai
untuk lebih menghaluskan,
menyopankan pengertian yang
terkandung dalam kata-kata tersebut.
hati-hati dengan
tukang catut itu”.
Tukang catut dalam
Asosiasi kalimat tersebut
tergolong kata-kata
dengan makna
asosiatif,
Gadis itu berwajah manis, kata manis
mengandung makna enak, biasanya
dirasakan oleh alat pegecap, berubah
menjadi bagus, dirasakan oleh indera
penglihatan. Demikian juga kata
panas,kasar,sejuk,dan sebagainya.

Sinestesia
Contoh

1. Kata sarjana, dahulu kala berarti orang yang


berpengetahuan luas, terpelajar, berilmu,
sekarang khusus lulusan S1 suatu universitas
atau perguruan tinggi.
Penggunaan dua kata yang
sama artinya

Contoh
Sejak dari usia delapan tahun ia
telah di tinggal kan ayahnya.
(Sejak usia delapan tahun ia
telah di tinggalkan ayahnya.)
Hal itu di sebabkan karena
perilakunya sendiri yang kurang
menyenangkan. (Hal ini di
sebabkan perilakunya sendiri yang
kurang menyenangkan.)
Ayahku rajin bekerja agar
supaya dapat mencukupi
kebutuhan hidup. (Ayahku rajin
bekerja agar dapat memenuhi
kebutuhan hidup).
Penggunaan kata dengan struktur dan
ejaan yang tidak baku

Penggunaan tidak tepat kata ‘di mana’


yang tidak tepat

Pilihan kata yang tidak


tepat
Kalimat ambigu yang dapat
menimbulkan salah arti.

Pengulangan kata yang


tidak perlu
Berikut akan kita lihat kalimat-kalimat yang tidak
efektif dan kita akan mencoba membetulkan
kesalahan pada kalimat-kalimat itu. Beberapa
jenis kesalahan dalam menyusun kalimat antara
lain:
Pemakaian kata yang berlebihan,
yang sebenarnya tidak perlu.
Contohnya:
Pleonastis Banyak tombol-tombol yang dapat
anda gunakan.
Kalimat ini seharusnya:
Banyak tombol yang dapat anda
gunakan.

Contoh:
Kontaminasi Fitur terbaru Adobe Photoshop ini lebih
menarik dan bervariasi.
Kalimat ini seharusnya: Fitur terbaru
Adobe Photoshop ini lebih menarik dan
bervariasi.
Salah pemilihan Contoh:
kata Saya mengetahui kalau ia kecewa.
Seharusnya: Saya mengetahui bahwa
ia kecewa.

Salah Nalar
Bola gagal masuk gawang.
Seharusnya: Bola tidak masuk gawang
Kata depan yang Di program ini menyediakan berbagai
tidak perlu fitur terbaru. Seharusnya: Program ini
menyediakan berbagai fitur terbaru.

Anda mungkin juga menyukai