NIM : 2310421014
KELAS : BIOLOGI B4
KALIMAT EFEKTIF
1) Pengertian
Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang
berlaku, seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat (subjek dan
predikat); memperhatikan ejaan yang disempurnakan; serta cara memilih kata (diksi)
yang tepat dalam kalimat.
a) Ciri-ciri diksi :
• Taat kepada tata aturan ejaan yang disempurnakan (EYD) yang berlaku.
• Kesatuan
Menurut Amran Tasai dan Arifin, kesatuan adalah keseimbangan
antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang digunakan. Kesatuan
gagasan kalimat diperlihatkan oleh kesepadanan yang kompak dan
kepaduan pikiran yang baik.
Ciri-ciri yang kesatuan:
a. Adanya subjek dan predikat yang jelas. Contoh kalimat kesatuan:
Di rumah adat para petua mendiskusikan masalah kejahatan yang
terjadi. (Salah)
Para tetua adat mendiskusikan masalah kejahatan yang terjadi di
rumah adat.(Bena
b. Tidak terdapat subjek ganda. Misalnya:
Pembangunan jalan itu kami dibantu oleh warga desa. (Salah)
Dalam membangun jalan itu, kami dibantu oleh warga desa. (Benar)
• Kehematan
Menurut Finoza, kehematan adalah usaha menghindari
pemakaian kata yang tidak perlu.Tidak menggunakan kata-kata
mubazir, tidak menjamakkan kata yang sudah berbentuk jamak, dan
tidak mengulang subjek. Contoh kalimat kehematan:
Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke pesta itu. (Salah)
Karena tidak diundang, dia tidak datang ke pesta itu. (Benar)
Presiden SBY menghadiri Rapin ABRI hari Senin (Salah)
Presiden SBY menghadiri rapat ABRI Senin itu. (Benar)
• Keparalelan
Menurut Amran Tasai dan Arifin, keparalelan merupakan kesamaan
bentuk yang digunakan dalam kalimat itu Jika pada kata pertama
berbentuk verba, maka kata kedua juga harus berbentuk verba. Kalimat
keparalelan:
Sang tutor menjelaskan, memaparkan, dan penerapan sebuah
aplikasi padapara praktikan. (Salah)
Sang tutor menjelaskan, memaparkan, dan menerapkan sebuah
aplikasi padapara praktikan.(Benar).
• Kelogisan
Kelogisan berarti dalam kalimat efektif mesti dapat diterima oleh nalar.
Contoh:Waktu dan tempat kami persilahkan. (Salah)
Bapak dosen kami persilahkan. (Benar)
• Kepaduan
Kepaduan adalah jika suatu kalimat efektif sudah disamakan maka
makna yangdikandung oleh kalimat efektif pun menjadi kian padu.
Contoh:
Jika kita hendak mengetahui apakah uang kertas yang kita punyai itu asli atau
tidak, maka kita mesti terlihat, meraba, dan terawang uang kertas yang kita
punyai itu. (Kalimat yang belum padu maknanya)
Jika kita hendak mengetahui apakah uang kertas yang kita punyai itu asli atau
tidak, maka kita mesti melihat, meraba, dan menerawang uang kertas yang
kitapunyai itu. (Kalimat yang sudah padu maknanya)
• Ketepatan
Ketepatan adalah kesesuaian atau kecocokan pemakaian unsur-unsur
yang membentuk suatu kalimat sehingga tercipta pengertian yang bulat dan
pasti.
Contoh kalimat ketepatan, misalnya dibawah ini tentang kesalahan dalam
penggunaan tanda koma:
Sidik lupa bagaimana cara melukis, mengecat dan berjahitan. (Salah)
Sidik lupa bagaimana cara melukis, mengecat, dan menjahit.(Benar)
2) Unsur-Unsur Kalimat
1) Subjek (s)
Subjek (S) adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku, tokoh, sosok
(benda), sesuatu hal, suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan.
Subjek biasanya diisi oleh jenis kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa
verbal. Contoh sebagai berikut ini:
Ayahku sedang melukis.
Meja direktur besar.
Yang berbaju batik dosen saya.
Berjalan kaki menyehatkan badan
3) Predikat (P)
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan)
apa atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu
kalimat). Selain memberitahu tindakan atau perbuatan subjek (S), P dapat pula
menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jati diri S. Contoh:
▪ Kuda meringkik.
▪ Ibu sedang tidur siang.
▪ Putrinya cantik jelita.
▪ Kota Jakarta dalam keadaan aman.
▪ Kucingku belang tiga.
▪ Robby mahasiswa baru.
▪ Rumah Pak Hartawan lima.
▪ Kata-kata yang bercetak miring dalam kalimat di atas adalah P.
4) Objek (O)
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. objek pada umumnya
diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak O selalu di belakang P yang
berupa verba transitif,yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O, contoh:
• Nurul menimang
• Arsitek merancang
5) Pelengkap (Pel)
Pelengkap (P) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Letak
Pelengkap umumnya di belakang P yang berupa verba. Posisi seperti itu juga
ditempati oleh O, dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga sama, yaitu dapat
berupa nomina, frasa nominal, atau klausa. Contoh: