Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH BAHASA INDONESIA

TENTANG
ATURAN PEMENGGALAN KATA DAN PENULISAN KATA BAKU
SERTA TIDAK BAKU

Di Susun Oleh Kelompok 6 :


Derry Mursalin (151100279)
Madaline I L Rahanwaty (151100294)
Sufyana Samma (151100307)

S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
YOGYAKARTA
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
izin, rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah dengan judul “Makalah Bahasa Indonesia Tentang Aturan Pemenggalan
Kata dan Penulisan Kata Baku serta Tidak Baku” ini disusun dengan tujuan untuk
melengkapi tugas semester enam untuk mata kuliah Bahasa Indonesia. Melalui
makalah ini, kami berharap agar kami dan pembaca mampu mengetahui tentang
aturan pemenggalan kata dan mengetahui penulisan kata baku serta tidak baku .
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
saya dalam proses penyusunan makalah ini.
Harapan penulis, semoga makalah ini bermanfaat untuk menambah serta
memperluas pengetahuan pembaca. Kami sadar bahwa penyusunan makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun sangat
kami harapkan dari semua pihak khususnya pembaca agar penyusunan makalah
bisa lebih baik lagi dan lebih efisien

Yogyakarta, April 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... iii
A. Latar Belakang ............................................................................................ iii
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... iv
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 1
A. Pengertian Suku Kata .................................................................................. 1
B. Pemenggalan Kata ........................................................................................ 1
C. Kata Baku dan Kata Non Baku .................................................................. 8
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 20
A. Kesimpulan ................................................................................................. 20
B. Saran ............................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional dan seharusnya kita


menggunakannya dalam kegiatan sehari–hari. Selain itu menggunakan bahasa
Indonesia harus dengan baik dan benar, bukan dicampur adukkan dengan bahasa
daerah, bahasa asing dan bahasa gaul. Dalam hal ini media berpengaruh kuat kepada
masyarakat dalam berbahasa. Tetapi pada kenyataannya, media justru
menampilkan atau menulis berita yang cenderung menggunakan bahasa Indonesia
dicampur bahasa gaul, bahkan bahasa asing.
Dewasa ini penulisan kata dan pemakaian bahasa Indonesia semakin hari
semakin kacau, dan belum ada lembaga pemerintahan dan masyarakat yang
memberikan perhatian terhadap masalah ini. Apabila penulisan kata dan
penggunaan bahasa Indonesia kian hari terus tergeser oleh bahasa asing atau bahasa

iii
daerah, maka posisi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional akan terlupakan oleh
masyarakat Indonesia. Hal seperti itu terjadi karena masyarakat tidak tahu
bagaimana penulisan kata yang tepat.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian pemenggalan kata.


2. Tata cara aturan pemenggalan kata dan penulisan kata baku serta tidak
baku.

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Suku Kata

Dari segi fisiologis, suku kata adalah ujaran yang terjadi dalam satu denyut
dada, yakni satu penegangan otot pada waktu pengembusan udara dari paru-paru.
Dari sudut artikulatoris, suku kata adalah regangan ujaran yang terjadi dari satu
puncak kenyaringan di antara dua unsur yang tak berkenyaringan. Dari sudut
fonologis, suku kata adalah struktur yang terjadi dari satu fonem atau urutan fonem
bersama dengan cirri lain seperti tekanan dan panjang, yang kadang-kadang ada
kesepadanan antara suku kata yang ditetapkan secara fonetis dan secara fonologis,
kadang-kadang tidak.

B. Pemenggalan Kata

Pemenggalan yang dikenal juga dengan istilah hyphenation adalah tanda


horizontal kecil yang memisahkan dua atau lebih elemen dari sebuah kata yang
terpecah atau tanda pemisah di akhir baris dari sebuah hasil cetak. Dengan adanya
pemenggalan kata, maka kualitas dari sebuah hasil cetakan secara estetis dan teknis
menjadi lebih baik.
1. Pemenggalan Kata Dasar
Pemenggalan kata dasar, baik kata Indonesia maupun kata serapan, dilakukan
dengan berpegangan pada prinsip otografis.
a. Pemenggalan kata yang mengandung huruf-huruf vokal yang berurutan di
tengahnya dilakukan di antara kedua huruf vokal itu.
Contoh:
Buah > bu-ah
Main > ma-in
Saat > sa-at
Ideal > i-de-al

1
b. Pemengglan bagian kata yang terdiri atas satu huruf vokal (termasuk akhiran –i).
dia > di-a
dua > du-a
tua > tu-a
menulis > me-nu-lis-i
melukai > me-lu-ka-i
c. Suku kata yang mengandung gugus vokal au, oi, ae, ei, eu, dan ui, baik dalam
kata-kata Indonesia maupaun dalam kata-kata serapan, diperlakukan sebagai satu
suku.
Contoh:
aula > au-la
pulau > pu-lau
santai > san-tai
amboi > am-boi
Akan tetapi, kata seperti Mei, prei, dai, dan sai dipengga; menjadi:
Me-i
pre-i
da-i
sa-i
d. Pemenggalan kata yang mengandung sebuah huruf konsonan dilakukan sebelum
huruf konsonan tersebut.
Contoh:
bapak > ba-pak
kabar > ka-bar
lawan > la-wan
sopan > so-pan
tahan >ta-han
wajar > wa-jar

2
e. Pemenggalan kata yang mengandung dua huruf konsonan berurutan yang tidak
mewakili satu fonem dilakukan di antara kedua huruf konsonan tersebut.
Contoh:
april > ap-ril
janji > jan-ji
pindah > pin-dah
runding > run-ding
swasta > swas-ta
f. Pemenggalan kata yang di tengahnya terdapat gabungan huruf konsonan (digraf)
yang mewakili fonem tunggal dilakukan dengan tetap mempertahankan kesatuan
digraf tersebut.
Contoh:
akhlak > akh-lak
bangsa > bang-sa
bunyi > bu-nyi
ikhlas > ikh-las
mutakhir > mu-ta-khir
nyanyian > nya-nyi-an
g. Pemenggalan kata yang mengandung tiga atau empat huruf konsonan berurutan
di tengahnya dilakukan di antara huruf konsonan pertama dan huruf konsonan
kedua.
Contoh:
bentrok > ben-trok
ultra > ul-tra
bangkrut > bang-krut.
Makhluk > makh-luk

3
h. Pemenggalan kata yang mengandung bentuk trans, sbb.
1) Jika trans diikuti bentuk bebas, pemenggalannya dilakukan dengan
memisahkan trans sebagai bentuk utuh dan bagian lainnya dipenggal kata
dasar.
Contoh:
transmigrasi > trans-mi-gra-si
transfusi > trans-fu-si
transaksi > trans-ak-si
2) Jika trans diikuti oleh bentuk terikat, pemenggalan seluruh kata dilakukan
dengan mengikuti pola pemenggalan kata dasar.
Contoh:
Transenden > tran-sen-den
transit > tran-sit
Catatan:
transkrip dan transkripsi dipenggal menjadi tran-skrip dan tran-skrip-si.

i. Pemenggalan kata yang mengandung bentuk eks- dilakukan sbb.


1) Jika unsur ek- ada dalam kata yang mempunyai bentuk sepadan yang
mengandng unsur in- atau –im, pemenggalannya dilakukan antara eks dan
unsur berikutnya.
Contoh:
ekstra > eks-tra (bandingkan dengan intra)
ekspor > eks-por (bandingkan dengan impor)
eksplisit > eks-pli-sit (bandingkan dengan implisit)
eksternal > eks-ter-nal (bandingkan dengan internal)
eksklusif > eks-klu-sif (bandingkan dengan inklusif)

4
2) Bentuk lain yang mengandung unsur eks- dipenggal sebagai kata utuh.
Pemenggalan eks dilakukan di antara k dan s.
Contoh:
ekstrem > ek-strem
eksistensi > ek-sis-ten-si
eksodus > ek-so-dus

j. Pemenggalan kata yang terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu
dapat bergabung dengan unsur lain. Dilakukan di antara unsur-unsurnya.
Contoh:
endoskop  endo-skop > en-do-skop
teleskop  tele-skop > te-le-skop
telegraf  tele-graf > te-le-graf
bioskop  bio-skop > bi-o-skop
biologi  bio-logi > bi-o-lo-gi
demokrasi  demo-krasi > de-mo-kra-si
ionosfer  iono-sfer > i-o-no-sfer
Kecuali:
en-dos-ko-pi
te-le-gra-fis
at-mo-sferis

k. Pemengglalan unsur serapan asing yang berakhiran –isme, sbb.


1) Pemenggalan unsur serapan asing yang berakhiran –isme dan –isme itu
didahului oleh huruf vokal, dilakukan setelah huruf vokal.
Contoh:
Egoisme > e-go-is-me
Hinduisme > hin-du-is-me
Heroisme > he-ro-is-me

5
2) Pemenggalan unsur serapan asing yang berakhiran –isme dan –isme
didahului eleh sebuah huruf konsonan, dilakukan sebelum huruf konsonan
tersebut.
Contoh:
absolutisme > ab-so-lu-tis-me
komunisme > ko-mu-nis-me
fanatisme > fa-na-tis-me
l. Pemenggalan unsur serapan asing yang berakhiran –anda, –asi, -ida, -ika, -ikel,
dan –tas dilakukan sebagai berikut.
Contoh:
1) –anda: propaganda > pro.pa.gan-da
ayahanda > a-yah-an-da
2) –asi: dedikasi > de-di-ka-si
interogasi > in-te-ro-ga-si
3) –ida: klorida > klo-ri-da
oksida > ok-si-da
4) –ika: logika >lo-gi-ka
Matematika >ma-te-ma-ti-ka
5) –ikel: artikel > ar-ti-kel
Partikel > par-ti-kel
6) –tas: aktivitas >ak-ti-vi-tas
Fasilitas > fa-si-li-tas

m.Pemenggalan unsur serapan asing yang berakhiran –ak, -al, -ans, -at, -if, -ik, -is,
-or, dan –ur dilakukan sebagai berikut:
1) amoniak > a-mo-ni-ak
2) nasional > na-si-o-nal
3) ambulans > ambu-lans
4) emirat > e-mi-rat
5) relatif > re-la-tif
6) balistik > ba-lis-tik

6
7) jurnalis > jur-na-lis
8) aktor > ak-tor
9) kultur > kul-tur
n. Pemenggalan unsur serapan asing yang berakhiran –i dan –iah dilakukan sebagai
berikut.
Contoh:
1) monarki > mo-nar-ki
2) deputi > de-pu-ti
3) badani > ba-da-ni
4) insani >in-sa-ni
5) fotografi >fo-to-gra-fi

2. Pemenggalan Kata Jadian (Kata Kompleks)


Pemenggalan kata jadian (kata kompleks) dilakukan dengan berpegangan pada
prinsip gramatikal:
a. Awalan dan akhiran diperlakukan sebagai satuan terpisah.
Contoh:
Berasas > ber-a-sas
Pelajar > pel-a-jar
Hitungan > hi-tung-an
Beruang > ber-u-ang
Beruang > be-ru-ang
Mengukur > meng-u-kur
b. Bentuk gabungan dipenggal lebih dahulu atas satuan-satuannya.
Contoh:
Bagaimana > bagai mana > ba-gai-ma-na
Serbaguna >serba guna > ser-ba-gu-na
Audiovisual > audio visual > au-di-o-vi-su-al
Infrastruktur > infra struktur > in-fra-struk-tur
Saputangan > sapu tangan > sa-pu-ta-ngan
Ekstrakulikuler > ekstra kulikuler > eks-tra-ku-ri-ku-ler

7
C. Kata Baku dan Kata Non Baku

a. Kata Baku
Kata baku adalah kata yang digunakan sudah sesuai dengan pedoman atau
kaidah bahasa yang telah di tentukan, Atau kata baku merupakan kata yang sudah
benar dengan aturan maupun ejaan kaidah bahasa Indonesia dan sumber utama dari
bahasa baku yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kata baku umumnya
sering digunakan pada kalimat yang resmi, baik itu dalam suatu tulisan maupun
dalam pengungkapan kata-kata.
Kata-kata baku yaitu kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yang sudah di tentukan sebelumnya dan suatu kata bisa disebut dengan
kata tidak baku jika kata yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia. ketidakbakuan suatu kata bukan hanya ditimbulkan oleh salah penulisan
saja, akan tetapi bisa juga disebabkan oleh pengucapan yang salah dan penyusunan
suatu kalimat yang tidak benar. Biasanya kata tidak baku selalu muncul dalam
percakapan kita sehari-hari.
Kata baku biasanya sering digunakan ketika:
 Membuat karya ilmiah.
 Membuat surat lamaran pekerjaan.
 Membuat surat dinas, surat edaran dan surat resmi lainnya.
 Membuat laporan.
 Membuat nota dinas.
 Saat berpidato dan rapat dinas.
 Saat musyawarah atau diskusi.
 Surat menyurat antara organisasi, instansi atau lembaga, dan lain-lain.

8
b. Kata Tidak Baku
Kata tidak baku adalah kata yang digunakan tidak sesuai dengan pedoman atau
kaidah bahasa sudah ditentukan. Biasanya kata tidak baku sering digunakan saat
percakapan sehari-hari atau dalam bahasa tutur. Adapun faktor-faktor yang dapat
menyebabkan munculnya kata tidak baku, yang diantaranya sebagai berikut:
 Yang menggunakan bahasa tidak mengetahui bentuk penulisan dari kata
yang dia maksud.
 Yang menggunakan bahasa tidak memperbaiki kesalahan dari penggunaan
suatu kata, itulah yang menyebabkan kata tidak baku selalu ada.
 Yang menggunakan bahasa sudah terpengaruh oleh orang-orang yang
terbiasa menggunakan kata yang tidak baku.
 Dan yang terakhir, yang menggunakan bahasa sudah terbiasa memakai kata
tidak baku.
c. Contoh kata baku dan tidak baku

No. Kata Baku Kata Tidak Baku


1 abjad abjat
2 adhesi adesi
3 afdal afdol
4 aktif aktip
5 aktivitas aktifitas
6 akuatik aquatik
7 alarm alaram
8 ambulans ambulan
9 amendemen amandemen
10 amfibi ampibi
11 amonia amoniak
12 analisis analisa
13 andal handal
14 antre antri

9
15 apotek apotik
16 artefak artifak
17 asas azas
18 astronout astronot
19 asyik asik
20 ateis atheis
21 ateisme atheisme
22 atlet atlit
23 atmosfer atmosfir
24 autentik otentik
25 azan adzan
26 balig baligh
27 balsam balsem

28 baterai baterei
29 berandal brandal
30 berantas brantas
31 berengsek brengsek
32 berpikir berfikir
33 bertanggung jawab bertanggungjawab
34 bolpoin bolpen
35 brankas berankas
36 bujet budget
37 boling bowling
38 boraks borax
39 bus bis
40 cabai cabe
41 capai capek
42 cecak cicak
43 cedera cidera

10
44 cendekia cendikia
45 cendekiawan cendikiawan
46 cendera mata cenderamata
47 cengkerama cengkrama
48 cengkih cengkeh
49 cokelat coklat
50 daftar daptar
51 dahsyat dasyat
52 dahulu dulu
53 darmasiswa darma siswa
54 darmawisata darma wisata
55 dasbor dasbord
56 debitur debitor
57 detail detil
58 detergen deterjen
59 digit dijit
60 diagnosis diagnosa
61 diferensial differensial
62 dolar dollar
63 doping dopping
64 dram / drum drem
65 durian duren
66 efektif efektip
67 eksplisit explisit
68 eksponen eksponent
69 ekspor eksport
70 ekspres expres
71 ekstra extra
72 ekstrem ekstrim
73 ekuivalen ekuifalen

11
74 elite elit
75 embus hembus
76 esai esei
77 faksimile faksimili
78 februari pebruari
79 figur figure
80 fondasi pondasi
81 formal formil
82 fosfor pospor
83 foto photo
84 fotokopi photokopi
85 fotosintesis fotosintesa

86 fotomodel foto-model

87 fraksinasi fraksinase
88 frasa frase
89 frekuensi frekwensi
90 gaib ghaib / ghoib
91 gangster gengster
92 ganjal ganjel
93 gatal gatel
94 gelora glora
95 geladi gladi
96 genius jenius
97 gereget greget
98 gizi giji
99 gua goa
100 gubuk gubug
101 gudeg gudek
102 hadis hadist

12
103 hafal hapal
104 hakikat hakekat
105 hangus angus
106 hektare hektar
107 herpes herves
108 heterografi hetrografi
109 hipotesis hipotesa
110 histori history
111 idiil idil
112 ihram ikhram
113 ijazah ijasah
114 ikhlas iklas / ihlas
115 imbau himbau
116 impor import
117 indra indera
118 insaf insyaf
119 intens inten
120 inti sari intisari
121 isap hisap
122 isra isra'
123 istigfar istighfar
124 istri isteri
125 intermeso intemezo
126 izin ijin
127 jadwal jadual
128 jagat jagat
129 jaiz jais
130 jasad jasat
131 jemaah jamaah
132 jenazah jenasah

13
133 jenderal jendral
134 judo yudo
135 jumat jum'at
136 junior yunior
137 juri yuri
138 kaidah kaedah
139 kakbah kaabah / ka'bah
140 kanker kangker
141 karena karna
142 karier karir
143 karisma kharisma
144 karnaval karnafal
145 kasrah kasroh
146 katalisis katalisa
147 katapel ketapel
148 kategori katagori
149 kebun kebon
150 kedaluwarsa kadaluarsa / kadaluwarsa
151 kedelai kedelei
152 kelengkeng klengkeng
153 kendur kendor
154 khatam katam / hatam
155 khawatir kuatir
156 khotbah khutbah
157 kiai kyai
158 klien client
159 kliping keliping
160 kloter keloter
161 koboi koboy
162 komersial komersil

14
163 kompleks komplek
164 komplet komplit
165 kongres konggres
166 konsumtif konsumtip
167 koordinasi koordinir
168 korsleting konsleting
169 kosa kata kosakata
170 kreatif kreatip
171 kreativitas kreatifitas
172 kreditur kreditor
173 kualifikasi kwalifikasi
174 kualitas kwalitas
175 kuantitatif kwantitatif
176 kuitansi kwitansi
177 label lebel
178 lafal lapal
179 legalisasi legalisir
180 lembab lembap
181 litosfer litosfir
182 lubang lobang
183 maaf maap
184 macam macem
185 magrib maghrib
186 maksimum maximum
187 mangkuk mangkok
188 mantra mantera
189 massal masal
190 masjid mesjid
191 memengaruhi mempengaruhi
192 mengonsumsi mengkonsumsi

15
193 mengubah merubah
194 menteri mentri
195 menyontek mencontek
196 merek merk
197 mesosfer mesosfir
198 meterai materai
199 metode metoda
200 mikraj mi'raj
201 misi missi
202 miliar miliyar
203 mulia mulya
204 nakhoda nahkoda
205 napas nafas
206 narasumber nara sumber
207 nasihat nasehat
208 negeri negri
209 neto netto
210 nomor nomer
211 nonblok non-blok
212 nonmiliter non militer
213 notula notulen
214 november nopember
215 objek obyek
216 objektif obyektif
217 oke ok
218 omzet omset
219 organisasi organisir
220 orisinal orisinil
221 paham faham
222 pahit pait

16
223 palem palm
224 pancuran pancoran
225 paradoks paradox
226 pascapanen pasca panen
227 pascaperang pasca perang
228 pascasarjana pasca sarjana
229 paspor pasport
230 pedas pedes
231 permak vermak
232 pensil pinsil
233 persepsi presepsi
234 perspektif perespektif
235 pikir fikir
236 prancis perancis
237 presidensial presidental
238 produktif produktip
239 produktivitas produktifitas
240 proyek projek
241 provinsi propinsi
242 putra putera
243 putri puteri
244 quran qur'an
245 ramai rame
246 rapi rapih
247 rapor raport
248 reaumur reamur
249 respons respon
250 resistans resistan
251 reumatik rematik
252 rezeki rejeki

17
253 rezim resim
254 risiko resiko
255 roboh rubuh
256 roh ruh
257 sahih sohih
258 saksama seksama
259 sambal sambel
260 sanksi sangsi
261 satra sastera
262 satai sate
263 saus saos
264 sekadar sekedar
265 sekretaris sekertaris
266 seprai seprei
267 setrika seterika / strika
268 sintesis sintesa
269 sopir supir
270 standardisasi standarisasi
271 statosfer statosfir
272 subjek subyek
273 survei survey
274 sutra sutera
275 swiss swis
276 syahid sahid
277 syawal sawal
278 teknik tehnik
279 teladan tauladan
280 telepon telpon
281 tenteram tentram
282 termosfer termosfir

18
283 tobat taubat
284 transpor transport
285 triliun triliyun
286 tripleks triplek
287 trofi tropi
288 umrah umroh
289 unta onta
290 urgen urgent
291 urine urin
292 ustaz ustadz
293 utang hutang
294 varietas varietes / varitas
295 wali kota walikota
296 yogyakarta jogjakarta
297 yudikatif judikatif
298 zaman jaman
299 zamrud jamrud
300 zamzam zam-zam

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam penulisan sebuah karya ilmiah, skripsi ataupun makalah, salah satu
hal yang perlu diperhatikan adalah penulisan kata maupun kalimat yang tepat.
Dengan penulisan kata yang tepat maka pembaca tidak akan mengalami salah tafsir
terhadap kata dasar yang telah diberi imbuhan dan isi dari tulisan tersebut dapat
tersalurkan kepada pembaca, sehingga tujuan penulis dapat tersampaikan ke
pembaca.

B. Saran

Bahasa Indonesia tidak akan tetap terjaga apabila tidak diadakan pusat
bahasa dan balai bahasa serta tempat pelatihan dan pengajaran tentang tata bahasa.
Maka pembelajaran bahasa disetiap sekolah-sekolah pada setiap jenjang pendidikan
nyata diperlukan karena akan membantu memelihara kesucian dan keaslian bahasa,
agar selalu tehindar dari kontaminasi budaya bahasa asing.

20
DAFTAR PUSTAKA

 Indori.“PemenggalanKata”.14Juni2013.http://inndori.blogspot.com/2013/0
6/bahasa-indonesia-pemenggalan-kata.html?m=1
 Orion.“Fonologi”.13Januari2012.http://orion05.blogspot.com/201201/fono
logi.html?m=1
 Sister, Step. “Pemenggalan Kata dalam Bahasa Indonesia”. 10 November
2013. http://stepsister009.wordpres.com/2013/11/10/35/
 http://rahimiramadhani96.blogspot.co.id/2014/05/pemenggalan-kata.html

21

Anda mungkin juga menyukai