A DENGAN
KASUS TRAUMA CERVIKAL
7
A. PENGKAJIAN
IDENTITAS
Pendidikan : SMA
PENGKAJIAN PRIMER
Mekanisme Cedera :
Saat sedang berlatih baseball, klien terkena pukulan tongkat baseball oleh
rekan setim nya disisi leher kiri nya sehingga klien langsung merasa sulit
bernapas.
AIRWAY
8
Keluhan Lain: Tidak ada keluhan lain yang dirasakan klien.
BREATHING
CIRCULATION
Keluhan Lain:
DISABILITY
Keluhan Lain :
9
EXPOSURE
Deformitas : Ya √Tidak
Abrasi : Ya √Tidak
Penetrasi: Ya √Tidak
Laserasi : Ya√Tidak
KeluhanLain:
PENGKAJIAN SEKUNDER
ANAMNESA
Alergi :
Klien mengatakan tidak memiliki alergi makanan ataupun obat
Medikasi :
Klien mengatakan tidak minum obat apa pun
Peristiwa Penyebab:
Saat sedang berlatih baseball, klien terkena pukulan tongkat baseball oleh
10
rekan setim nya disisi leher kiri nya.
Tanda Vital :
BP : 138/74N : 115x/mS: 37,5RR : 30x/m
PEMERIKSAAN FISIK
Palpasi :
Kepala:
Tidak teraba benjolan pada kepala, tidk ada nyeri tekan pada bagian kepala.
Leher:
Teraba adanya pembengkakan disisi lateral kiri leher pasien, adanya nyeri
tekan dengan skala 6.
Dada:
Paru-paru:
Inspeksi:
Bentuk dada simetris, tidak ada jejas pada dada, terlihat dada cepat saat
mengembang dan mengempis, pergerakan dada saat inspirasi dan
ekspirasi sama,, pasien terlihat sulit bernapas.
palpasi:
Tidak ada benjolan pada dada, tidk ada nyeri tekan dibagian dada
pasien.
11
paru (pneumonia, fibrosis). Bila getaran berkurang atau hilang
dicurigai adanya gangguan hantaran ke dinding dada ( efusi pleura,
penebalan pleura, tumor, pneumothorak.
Perkusi:
Auskultasi:
Jantung:
Inspeksi:
Bentuk dada simetris, tidak ada jejas pada dada, terlihat dada cepat saat
mengembang dan mengempis, pergerakan dada saat inspirasi dan
ekspirasi tidak sama, dada kiri lebih lambat saat mengembang dan
mengempis, pasien terlihat sulit bernapas, adanya retraksi dinding
dada.
Palpasi:
Nadi teraba cepat, iktus kordis normal terletak di sela antar iga ke-5
dan garis midklavikula.
Perkusi:
batas atas jantung : di ICS III. Perubahan nada perkusi dari sonor
menjadi sonor memendek.
12
Auskultasi:
Abdomen:
Inspeksi :
Tidak ada luka ataupun bekas luka dibagian abdomen, bentuk abdomen
simetris, tidak ada jejas dan jahitan pada abdomen.
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan pada bagian abdomen, tidak teraba adanya
pembesaran hepar dan pankreas.
Perkusi :
Tidak ada suara abnormal pada bagian abdomen saat dilakukan perkusi.
Auskultasi :
Terdengar suara peristaltik usus 12x/m.
Pelvis:
Inspeksi :
Tidak ada kelainan pada bagian pelvis, pasien mampu duduk dengan
tegak dikursi.
Palpasi :
Bentuk pelvis simetris, tidak ada nyeri tekan pada bagian pelvis
13
Ektremitas Atas/Bawah:
Inspeksi :
Kesadaran umum pasien komposmetis, nilai GCS: 15
Dengan E: 4 (spontan), M: 6 (mengikuti perintah), V: 5 ( orientasi baik)
Bentuk tangan simetris, kulit bersih, tidak ada kelainan pada bentuk otot,
tidak ada kemerahan ataupun luka.
Bentuk kaki simetris, tidak ada kelainan pada gaya berjalan pasien, tidak
ada luka, jejas, ataupun benjolan pada bagian kaki.
Palpasi :
Tidak teraba benjolan pada bagian tangan dan kaki, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada clubing finger.
Reaksi rangsangan baik saat diberikan cubitan.
Punggung :
Inspeksi:
Tidak ada kelainan postur tubuh seperti skoliosis, kifosis ataupun lordosis,
bentuk punggung normal, tidak ada jejas, luka ataupun jahitan pada
punggung.
Palpasi:
Pemeriksaan fremitus taktil: hantaran getaran suara yang dijalarkan ke
permukaan dinding dada normal. Karena, dikatakan tidak normal apabila
hantaran getaran meninggi, kondisi ini apabila ada konsolidasi paru
(pneumonia, fibrosis). Bila getaran berkurang atau hilang dicurigai adanya
gangguan hantaran ke dinding dada ( efusi pleura, penebalan pleura,
tumor, pneumothorak.
Neurologis :
Tidak ada kelainan pada neuro pasien, saat diberikan rangsangan pasien
merespon
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
14
RONTGEN CT-SCAN USG EKG
Hasil :
ANALISA DATA
15
No Data Clinical Pathway Etiologi Masalah
gelisah. anterior
Adanya sianosis
Terjadi pembengkakan
Terpasang O2
pada area trauma
Menstimulasi pelepasan
mediator kimia
Pelepasan prostaglandin,
bradikinin, dll
16
Respon nyeri hebat &
akut
Syok spinal
Terjadinya spasme
(trakea/laring)
Stridor
17
- Tampak
pernafasan Kelumpuhan diafragma
klien
menggunakan Menyebabkan ventilasi
cuping hidung spontan tidak efektif
18
meringis kesakitan mediator kimia
Klien tampak
gelisah. Pelepasan prostaglandin,
N : 115 x/menit bradikinin, dll
Klien tampak
mengeluarkan Respon nyeri hebat &
keringat dingin akut
(Diaforesis).
Klien tampak Nyeri akut
melindungi area
nyeri.
Diagnosa Keperawatan
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan nafas.
2) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kerusakan inervasi diafragma
(kerusakan saraf C5 ke atas).
3) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (trauma)
19
RENCANA KEPERAWATAN
No Hari/Tgl/ Dx. Kep Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional Paraf
Jam
1 Senin Ketidakefek Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 jam 1. Kaji 1. Agar dapat ikbal
8/10/2018 tifan diharapkan pasien dengan ketidakefektifan bersihan jalan frekuensi, mengantisipasi
bersihan napas dapat diatasi dengan kriteria hasil : kedalaman, terjadinya
jalan napas dan upaya pernapasan
b.d spasme 1. Menunjukan bersihan jalan napas yang efektif, pernapasan yang tidak
jalan napas yang dibuktikan oleh; status pernapasan : adekuat
kepatenan jalan napas 2. Membantu
2. Menunjukan status pernapasan : kepatenan jalan 2. Manajemen kepatenan jalan
napas jalan napas : napas
Awal Tujuan menfasilitasi
No Item Indikator kepatenan 3. Membantu
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 jalan napas pasien agar
penapsannya
1 Frekuensi dan √ √
3. Pemantauan tidak terganggu
irama
pernapasan
pernapasann
4. Membuat
2 Kedalaman √ √ rencana tindak
inspirasi lanjut
4. Infromasikan
3 Kemampuan √ √ kepada pasien
untuk dan keluarga
membersihkan tentang
20
sekresi larangan
merokok
didalam ruang
3. Pada pemeriksaan auskultasi, memiliki jalan perawatan
napas yang jernih 5. Instruksikan
4. Mempunyai irama dan frekuensi dalam rentang kepada pasien
normal tentang batuk
dan teknik
napas dalam
untuk
memudahkan
pengeluaran
sekret
6. Rundinkan
dengan ahli
terapi
pernapsan,
jika perlu
2 Senin ketidakefekt Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 jam 1. Pantau 1. Mencegah
8/10/2018 ifan pola diharapkan pasien dengan ketidakefektifan pola napas adanya terjadinya
napas b.d dapat diatasi dengan kriteria hasil : pucat pola napas
kerusakkan sianosis yang tidak
intervensi 1. Menunjukan pola pernapsan yang efektif efektif
diafragma 2. Menunjukan tidak ada gangguan status pernapasan 2. Pemantaua
: venyilasi n tanda- 2. Agar
tanda megetahui
21
Awal Tujuan vital perkembang
No Item Indikator 3. Ajarkan an pasien
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 teknik 3. Memabntu
1 Penggunaan √ √ batuk pasien agar
otot aksesoris efektif mempermud
4. Berikan ah
2 Suara napas √ √ terapi pengeluaran
tambahan nebulizer sekret
ultrasonik 4. Membantu
3 Ortopnea √ √ dan udara pengeluaran
atau sekret
oksigen
3. Menunjukan tidak ada gangguan status pernapasan yang
4. Vital sign dalam rentang normal dilemparka
5. Menunjukan tidak ada suara napas tambahan n sesuai
program
atau
protokol
institusi
3 Senin Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 jam 1. Lakukan 1. Mengetahui
8/10/2018 b.d agen diharapkan pasien dengan nyeri akut dapat pengkajian nyeri yang
cidera fisik diatasi dengan kriteria hasil : nyeri yang di rasakan
trauma komperensi pasien
1. Memperlihatkan pengendalian nyeri, yang dibuktikan f meliputi
dengan melaporkan nyeri dapat dikendalikan lokasi,kara 2. Mengetahui
2. Menunjukan tingkat nyeri kte ristik, perkembang
awitan dan an megenai
durasi, nyeri
22
Awal Tujuan frekuensi, 3. Membuat
No Item Indikator kualitas,int tindakan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 ensitas atau lanjutan
1 Ekspresi nyeri √ √ kepar 4. Membantu
pada wajah dahan mengurangi
nyeri dan nyeri
2 Gelisah atau √ √ faktor
ketegangan oto presipitasin 5. Membuat
ya rencana
3 Durasi episode √ √ 2. Manajeme tindak lanjut
nyeri n nyeri
4 Merintis dan √ √
merangis
3. Instruksika
5 Gelisah √ √ n pasien
untuk
menginfor
3. Menunjukan tingkatan nyeri, ekspresi nyeri pada masikan
wajah kepada
4. Menggunakan tindakan meredakan nyeri degan perawat
analgesik dan non-analgesik secara cepat jika
peradaan
nyeri tidak
dapat
dicapai
4. Gunakan
tindkaan
pengendali
23
an nyeri
sebelum
nyeri
menjadi
lebih berat
5. Laporkan
kepada
dokter jika
tindakan
tidak
berhasil
atau jika
keluhan
saat ini
merupakan
perubahan
yang
bermakna
dari
pengelama
n pasien
dimasa lalu
24
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
1 Senin 8/10/2018 a. Mengkaji frekuensi, kedalaman, dan Ds : pasien mengatakan sulit untuk Ikbal
upaya pernapasan klien. bernapas
08:00 WIB
b. Mengatur posisi klien yang DO :
memungkinkan untuk pengembangan Klien tampak kesulitan untuk
maksimal rongga dada. bernafas.
c. Mengauskultasi bagian dada anterior Terdengar suara nafas stridor.
dan posterior klien. Tampak terdapat spasme pada jalan
d. Memberikan udara / oksigen yang nafas klien.
telah dihumidifikasi (dilembabkan). Jalan nafas klien tidak paten.
Klien tampak gelisah.
Adanya sianosis
Terpasang O2
2 Senin 8/10/2018 a. Memantau tanda-tanda vital dan Ds : pasien mengatakan susah bernafas Ikbal
25
c. Memberikan posisi semifowler jika - Pergerakan dada saat inspirasi dan
tidak ada kontra indiksi. ekspirasi tidak sama
d. Memberikan oksigen sesuai indikasi. - RR : 30 x/menit
- Tampak pernafasan klien
menggunakan cuping hidung
3 Senin 8/10/2018 a. Mengkaji nyeri secara komprehensif Ds : Pasien mengatakan nyeri dibagian Ikbal
meliputi lokasi, karakteristik, awitan leher
08:00 WIB
dan durasi, frekuensi, intensitas atau Do : Skala nyeri
keparahan nyeri dan faktor P : Pembengkakan pada leher akibat
pretisipasinya minta klien untuk trauma pukulan.
mendapatkan skala nyeri 1 – 10. Q:
b. Mengajarkan penggunaan teknik non- Seperti ditusuk – tusuk.
farmakologi (relaksasi). R:
c. Mengunakan servikal collar, Pada sisi lateral kiri leher
imobilisasi lateral kepala, meletakkan S:
papan di bawah tulang belakang. Skala nyeri 6
d. Mengkolaborasikan dengan dokter T:
pemberian obat analgetik. Hilang timbul ± 20 menit.
Klien tampak meringis kesakitan
Klien tampak gelisah.
N : 115 x/menit
26
Klien tampak mengeluarkan keringat
dingin
(Diaforesis).
Klien tampak melindungi area nyeri.
27
EVALUASI KEPERAWATAN
1 1 Senin S: ikbal
08/10/2018
- Klien mengatakan mengalami kesulitan dalam
08.00-08.30 bernafas.
P: Lanjutkan intervensi
28
a. Mengauskultasi bagian dada anterior dan
posterior klien.
b. Memberikan udara / oksigen yang telah
dihumidifikasi (dilembabkan).
ikbal
2 2 S:
O:
- Irama nafas klien dangkal
- Pola nafas tidak teratur
- Adanya retraksi otot dada
- Pergerakan dada saat inspirasi dan ekspirasi
tidak sama
- RR : 30 x/menit
- Tampak pernafasan klien menggunakan cuping
hidung
A: masalah belum teratasi
29
a. Memonitor usaha pernapasan pengembangan
dada, keteraturan pernapasan nafas bibir dan
penggunaan otot bantu pernapasan.
b. Memberikan posisi semifowler jika tidak ada
kontra indiksi
c. Memberikan oksigen sesuai indikasi.
-skala nyeri
p:pembengkakan pada area leher akibat trouma pukulan
s: skala nyeri 6
30
nyeri.
31
32