INDONESIA
Dalam membuat kalimat Bahasa Indonesia, ada banyak hal yang perlu
diperhatikan. Hal tersebut meliputi ejaan yang disempurnakan, kaidah penyusunan
kalimat dan juga konjungsi. Untuk dapat membuat kalimat yang baik, efektif dan
mudah dipahami, maka kita perlu menguasai konjungsi dan juga fungsi konjungsi
ini.
Pengertian konjungsi
Apa itu konjungsi? Sederhananya, pengertian konjungsi adalah kata penghubung
atau disebut juga kata sambung. Kata penghubung merupakan kata tugas yang
berfungsi untuk menghubungkan antar klausa, antar kalimat, dan antar paragraf.
Kata penghubung intrakalimat disebut juga kata penghubung antar klausa, yang
merupakan kata yang menghubungkan klausa induk dan klausa anak. Pada
konjungsi intrakalimat atau antar klausa ini, terdapat 2 jenis kata penghubung atau
konjungsi, yakni konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif.
Konjungsi antar kalimat merupakan kata yang menghubungkan kata yang satu
dengan kata yang lainnya, yang berada dalam kalimat berbeda. Agar lebih jelas,
mari kita simak penjelasan mengenai konjungsi intra dan antar kalimat.
KONJUNGSI INTRA KALIMAT
Konjungsi intra kalimat atau antar klausa adalah kata yang menghubungkan
klausa induk dan klausa anak. Umumnya, kata penghubung antar klausa ini
diletakkan di tengah-tengah kalimat. Di dalam intra kalimat (antar klausa),
terdapat dua jenis kata penghubung atau konjugsi, yakni konjungsi koordinatif
dan konjungsi subordinatif, Berikut penjelasannya :
1. Konjungsi Koordinatif
Konjugsi Koordinatif adalah kata penghubung yang menghubungkan dua klausa
atau lebih yang mempunyai status sederajat. Contoh konjungsi koordinatif yakni :
dan, tetapi, atau, sedangkan, melainkan, padahal, lalu, kemudian.
2. Konjungsi Subordinatif
Konjugsi Subordinatif adalah kata penghubung yang menghubungkan dua klausa
atau lebih dengan status yang tidak sama derajatnya, diantaranya : ketika, sejak,
biar, seperti, setelah, jika, andai, kalau, supaya, bagai, ibarat, sehingga, karena.
Hubungan waktu
Contoh : Sesudah, sementara, sebelum, ketika, sehabis, setelah, sehingga, sejak,
selesai, tatkala, sambil, seraya, selagi, selama, sampai
Hubungan syarat
Contoh : Jika, jikalau, kalau, asal, bila, asalkan manakala
Hubungan pengandaian
Contoh : Andaikan, seandainya, sekiranya, seumpamanya
Hubungan tujuan
Contoh : Agar, supaya, biar,
Hubungan konsesif
Contoh : Biarpun, meskipun, walaupun, sekalipun, walau, sunguhpun, kendatipun
Hubungan pemiripan
Contoh : Seakan-akan, sebagaimana, seolah-olah, seperti, sebagai, bagaikan,
laksana
Hubungan penyebaban
Contoh : Sebab, oleh karena, karena
Hubungan pengakibatan
Contoh : Sehingga, sampai, sampai -sampai, maka, makanya, karenanya,
Hubungan penjelasan
Contoh : Bahwa
Hubungan cara
Contoh : Dengan, melalui
Kaidah bahasa :
1. Menggunakan frasa nomina (kata benda beserta penjelasnya. Contoh : kursi
baru, meja kayu)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata yang dipakai untuk
mengganti orang atau benda; kata ganti seperti aku, engkau, dia. Sedangkan
menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, Pronomina atau kata ganti adalah jenis
kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina. Contohnya
adalah saya, kapan, -nya, ini. Nah, dari pernyataan di atas kita dapat
menyimpulkan bahwa pronomina adalah kata yang digunakan untuk menunjukan
kata ganti terhadap subjek atau objek tertentu.
Macam-macam Pronomina
Berikut ini adalah macam-macam kata ganti (pronomina) lengkap beserta
contohnya:
1. Kata Ganti Orang (pronomina persona)
kata ganti orang adalah kata ganti yang hanya bisa digunakan untuk menunjukan
kata ganti orang. Pada pronomina persona terdapat kata ganti yang menunjukan
orang pertama seperti aku,saya dan ada kata ganti yang menggantikan orang
kedua seperti (anda, kamu) dan ada kata ganti yang menunjukan orang ketiga
seperti (ia, dia mereka). Semua kata ganti mempunyai kegunaan yang berbeda-
beda sesuai dengan konteks kalimatnya. Berikut ini adalah macam-macam
pronomina persona beserta contohnya. Perhatikan pernyataan berikut ini.
Kata ganti orang pertama ada dua macam yaitu kata ganti orang pertama tunggal
dan kata ganti orang pertama jamak.
a. Kata Ganti Orang Pertama tunggal : Saya, aku, daku, diriku.
Pronomina persona tunggal saya biasanya lebih sering digunakan dalam kalimat
yang lebih formal sehingga dapat menampakkan kesopanan, seperti dalam pidato
dan sambutan. kemudian kata ganti aku, daku biasanya digunakan dalam
kalimat yang sifatnya tidak formal dan lebih digunakan dalam pengungkapan hal
yang sifatnya pribadi, sehingga kata ganti tersebut dapat kita temukan dalam
karya sastra sepserti prosa, puisi, cerpen, novel dan lain-lain. Berikut ini adalah
contoh penggunaan pronomina tunggal.
Saya harap ramadhan tahun ini semakin banyak orang yang bersedekah
-Terimakasi telah memberi tahu saya
-Terus terang saya merasa tersanjung atas jamuan ini
-Aku tak bisa tidur malam ini
-Hari ini hari yang menyebalan bagi diriku
-Daku tak bisa hidup tanpamu
Kata ganti penunjuk adalah kata ganti yang digunakan untuk menunjuk sesuatu
Kata ganti penunjuk yaitu, (ini, itu, anu, sini, sana, siitu). Perhatikan contoh
berikut ini.
-Anak kecil berusia 3 tahun telah menghafal Al-Quran 30 Juz, Ini adalah hal
yang menakjubkan
-Kuda hitam, itulah sebutan yang tepat untuk Persela Lamongan yang berlaga
di liga Indonesia
-Dia kesini bersama neneknya tadi siang
-Danau toba adalah danau yang indah, disana terdapat pemandangan gunung
yang cukup tinggi
Kata ganti penghubung adalah kata ganti yang digunakan untuk menghubungan
sesuatu yang sedang dibicarakan. Termasuk kata ganti penghubung
adalah (yang, serta) Perhatikan contoh berikut ini.
-Dia adalah anak yang nakal karena suka mencuri mangga tetangga
-Semua kegiatan sekolah yang menentukan adalah kepala sekolah
-Dokter adalah pekerjaan yang mulia serta bermanfaat untuk orang lain
Kata ganti tak tentu adalah kata ganti yang digunakan untuk menunjuk hal secara
umum yang belum jelas kekhususannya. Kata ganti tak tentu adalah (barang
siapa). Kata ganti tak tentu biasanya digunakan untuk memberikan petuah atau
nasehat untuk orang banyak tanpa menebut nama, kelompok atau golongan
tertentu sehingga menggunakan kata barang siapa. Perhatikan contoh berikut ini
-Barang siapa dapat menjaga mulutnya supaya tidak menyakiti orang lain,
maka ia akan terhindar dari api neraka
-Barang siapa memutus tali persaudaraan, maka tidak akan masuk surga orang
tersebut.
-Barang siapa berbuat baik kepada sesama, maka pahalanya akan berlipat
ganda pada bulan puasa.
Contoh Teks Anekdot Supir Taksi
Supir Taksi
Susi harus bekerja sampai larut malam dikantornya. Ketika ingin pulang Susi menyetop
taksi untuk mengantarnya pulang.
Sopir taksi itu hanya menggangguk,selama perjalanan tidak terjadi percakapan antara
Susi dan supir taksi.Mungkin,Susi merasa capek karena bekerja sampai larut malam.
Dua puluh menit lamanya keheningan terjadi,tiba-tiba Susi teringat bahwa uang yang
dibawanya kurang untuk membayar ongkos taksi.
Susi lalu menepuk pundak Supir taksi dengan maksud berhenti dulu didepan untuk
mengambil uang di ATM.
Tapi tiba-tiba setelah pundaknya ditepuk oleh Susi,Supir taksi itu secara membabi buta
membanting setirnya ke kanan kemudian ke kiri sambil berteriak secara histeris, sampai
akhirnya taksi itu hampir menabrak sebuah pohon.
Untung Susi dan Sopir Taksinya tidak mengalami luka yang cukup parah. Sopir Taksi itu
kemudian meminta maaf kepada Susi. Maaf ya Bu, Ibu nggak apa-apa? Ibu sih make
nepuk pundak saya, kagetnya setengah mati bu!!
Abstraksi, Susi harus bekerja sampai larut malam dikantornya. Ketika ingin pulang Susi
menyetop taksi untuk mengantarnya pulang.
1.
Orientasi, Kebon Jeruk ya Pak..,kata Susi.
Sopir taksi itu hanya menggangguk,selama perjalanan tidak terjadi percakapan antara
Susi dan supir taksi.Mungkin,Susi merasa capek karena bekerja sampai larut malam.
Dua puluh menit lamanya keheningan terjadi,tiba-tiba Susi teringat bahwa uang yang
dibawanya kurang untuk membayar ongkos taksi.
Krisis, Tapi tiba-tiba setelah pundaknya ditepuk oleh Susi,Supir taksi itu secara
membabi buta membanting setirnya ke kanan kemudian ke kiri sambil berteriak secara
histeris, sampai akhirnya taksi itu hampir menabrak sebuah pohon.
2.
Reaksi Untung Susi dan Sopir Taksinya tidak mengalami luka yang cukup parah. Sopir
Taksi itu kemudian meminta maaf kepada Susi. Maaf ya Bu, Ibu nggak apa-apa? Ibu sih
make nepuk pundak saya, kagetnya setengah mati bu!!
3.
Koda, Lho, masa sih ditepuk pundaknya aja kaget.?
Tukang daging
1.
2. Orientasi : Seorang ibu rumah tangga yang sedang sakit gigi sewot banget
mendengar teriakan si tukang daging
3. Krisis : Suatu pagi lewatlah seorang penjual daging.
4. Reaksi : "Dageeeng! Dageeeeennngg!!!" teriaknya.
Koda : "Wah kebetulan gak punya, Bu. Hari ini daging semua..."
5.
Unsur-Unsur Hikayat
Sebagai prosa narasi, hikayat dibentuk oleh unsur alur, tema, penokohan, sudut
pandang, latar, dan amanat
a. Alur (plot) merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan
sebab-akibat. Secara umum, jalan ceritanya terdiri atas bagian- bagian berikut:
pengenalan situasi cerita (exposition), pengungkapan peristiwa (complication),
menuju pada adanya konflik (rising action), puncak konflik (turning point), dan
penyelesaian (ending).
b. Tema merupakan Inti atau ide dasar sebuah cerita. Dan ide dasar itulah cerita
dibangun oleh pengarangnya dengan memanfaatkan unsur-unsur intrinsik seperti
plot, penokohan, dan latar. Tema merupakan pangkal tolak pengarang dalam
menceritakan dunia rekaan yang diciptakannya.
Advertisement
1) Berperan langsung sebagai orang pertama, atau sebagai tokoh yang terlihat
dalam cerita yang bersangkutan.
f. Amanat merupakan ajaran moral atau pesan didaktis yang ingin disampaikan
pengarang kepada pembaca melalui karyanya. Amanat biasanya tersimpan rapat
dan disembunyikan pengarangnya dalam keseluruhan isi cerita. Oleh karena itu,
untuk menemukarinya, tidak cukup dengan membaca dua atau tiga paragraf,
melairikan harus membacanya sampai tuntas.