Anda di halaman 1dari 11

KALIMAT EFEKTIF

A. Pengertian Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu dengan tepat menyampaikan informasi (maksud, pesan, gagasan, dan perasaan) dari pembicara atau penulis kepada pendengar atau pembaca. Ketepatan dalam penyampaian informasi akan membuahkan hasil yaitu adanya kepahaman lawan bicara atau pembaca terhadap isi kalimat atau tuturan yang disampaikan. Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar. Dalam hal ini hendaknya dipahami pula bahwa situasi terjadinya komunikasi juga sangat berpengaruh. Kalimat yang dipandang cukup efektif dalam pergaulan, belum tentu dipandang efektif jika dipakai dalam situasi resmi, demikian pula sebaliknya. Misalnya kalimat yang diucapkan kepada tukang becak, Berapa, Bang, ke pasar Rebo?. Kalimat tersebut jelas lebih efektif daripada kalimat lengkap, Berapa saya harus membayar, Bang, bila saya menumpang becak Abang ke pasar Rebo? . Yang perlu diperhatikan oleh para siswa dalam membuat karya tulis, baik berupa esai, artikel, ataupun analisis yang bersifat ilmiah adalah penggunaan bahasa secara tepat, yaitu memakai bahasa baku. Hendaknya disadari bahwa susunan kata yang tidak teratur dan berbelit-belit, penggunaan kata yang tidak tepat makna dan kesalahan ejaan dapat membuat kalimat tidak efektif. B. Sebab-sebab Ketidakefektifan Kalimat Berikut ini akan disampaikan beberapa pola kesalahan yang umum terjadi dalam penulisan serta perbaikannya agar menjadi kalimat yang efektif. 1. Penggunaan dua kata yang sama artinya dalam sebuah kalimat : Sejak dari usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya. (Sejak usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya.)

Hal itu disebabkan karena perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan. (Hal itu disebabkan perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.)

2. -

Penggunaan kata berlebih yang mengganggu struktur kalimat : Menurut berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah. (Menurut berita yang saya dengar, kurikulum akan segera diubah.) Kepada yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal. (Yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.)

3. -

Penggunaan imbuhan yang kacau : Yang meminjam buku di perpustakaan harap dikembalikan. (Buku yang dipinjam dari perpustakaan harap dikembalikan)

4. -

Kalimat tak selesai : Manusia yang secara kodrati merupakan makhluk sosial yang selalu ingin berinteraksi. (Manusia yang secara kodrati merupakan makhluk sosial, selalu ingin berinteraksi.)

5. -

Penggunaan kata dengan struktur dan ejaan yang tidak baku : Kita harus bisa merubah kebiasaan yang buruk. (Kita harus bisa mengubah kebiasaan yang buruk.) Kata-kata lain yang sejenis dengan itu antara lain menyolok, menyuci, menyontoh, menyiptakan, menyintai, menyambuk, menyaplok, menyekik, menyampakkan, menyampuri, menyelupkan dan lain-lain, padahal seharusnya mencolok, mencuci, mencontoh, menciptakan, mencambuk, mencaplok, mencekik, mencampakkan, mencampuri, mencelupkan.

6. -

Penggunaan tidak tepat kata di mana dan yang mana : Saya menyukainya di mana sifat-sifatnya sangat baik. (Saya menyukainya karena sifat-sifatnya sangat baik.) 2

Rumah sakit di mana orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih. (Rumah sakit tempat orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.)

7. -

Penggunaan kata daripada yang tidak tepat : Seorang daripada pembantunya pulang ke kampung kemarin. (Seorang di antara pembantunya pulang ke kampung kemarin.) Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar daripada pengawasannya. (Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar dari pengawasannya.)

8. -

Pilihan kata yang tidak tepat : Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan waktu untuk berbincang bincang dengan masyarakat. (Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan diri untuk berbincang-bincang dengan masyarakat.) Bukunya ada di saya. (Bukunya ada pada saya.)

9. -

Kalimat ambigu yang dapat menimbulkan salah arti : Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai pembicaraan damai antara komunis dan pemerintah yang gagal. Kalimat di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang gagal? Pemerintahkah atau pembicaraan damai yang pernah dilakukan? (Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai kembali pembicaraan damai yang gagal antara pihak komunis dan pihak pemerintah.

Sopir Bus Santosa yang Masuk Jurang Melarikan Diri Judul berita di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang dimaksud Santosa? Nama sopir atau nama bus? Yang masuk jurang busnya atau sopirnya? (Bus Santoso Masuk Jurang, Sopirnya Melarikan Diri)

10. -

Pengulangan kata yang tidak perlu : Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku setahun. (Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku.) Film ini menceritakan perseteruan antara dua kelompok yang saling menjatuhkan, yaitu perseteruan antara kelompok Tang Peng Liang dan kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan. (Film ini menceritakan perseteruan antara kelompok Tan Peng Liang dan kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan.)

11. -

Kata kalau yang dipakai secara salah : Dokter itu mengatakan kalau penyakit AIDS sangat berbahaya. (Dokter itu mengatakan bahwa penyakit AIDS sangat berbahaya.) Siapa yang dapat memastikan kalau kehidupan anak pasti lebih baik daripada orang tuanya? (Siapa yang dapat memastikan bahwa kehidupan anak pasti lebih baik daripada orang tuanya?)

C. a.

Aspek-aspek dalam Kalimat Efektif Kesatuan Kesatuan kalimat bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek predikat, predikat objek, dan predikat keterangan. Dalam penulisan tampak kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan P. Ada pula kalimat yang secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel. Hal 4

seperti ini hendaknya dihindari oleh pengguna kalimat agar kesatuan gagasan yang hendak disampaikan dapat ditangkap dengan baik oleh pembaca atau pendengar. Contoh : 1. Bangsa Indonesia menginginkan keamanan, kesejahteraan, dan kedamaian. 2. Kebudayaan daerah adalah milik seluruh bangsa Indonesia. Kehematan Kehematan adalah adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna yang diacu. Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya sedikit, sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak. Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca atau pendengar. Dengan kata lain, tidak usah menggunakan banyak kata, kalau maksud yang dituju bisa dicapai dengan beberapa kata saja. Oleh karena itu, kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan. Untuk penghematan kata-kata hal-hal berikut perlu diperhatikan : a. Mengulang subjek kalimat. b. Hiponim dihindarkan. c. Pemakaian kata depan dari dan daripada. c. Penekanan a. Pemindahan letak frase. b. Mengulang kata-kata yang sama. Disamping dilakukan dengan dua hal yang disebutkan di atas, penekanan / penegasan dapat juga dilakukan dengan : a. Penegasan dengan intonasi. b. Penegasan dengan partikel. c. Penegasan dengan kata keterangan . d. Penegasan dengan kontras makna. e. Penegasan dengan pemindahan unsur. f. Penegasan dalam bentuk pasif .

b.

d.

Variasi 5

Ciri kevariasian akan diperoleh jika kalimat yang satu dibandingkan dengan kalimat yang lain. Kemungkinan variasi kalimat tersebut sebagai berikut: 1. Variasi dalam pembukaan kalimat Ada beberapa kemungkinan untuk memulai kalimat demi efektifitas, yaitu dengan variasi pada pembukaan kalimat. Dalam variasi pembukaan kalimat, sebuah kalimat dapat dimulai atau dibuka dengan : 1) Frase keterangan (waktu, tempat, cara). 2) Frase benda. 3) Frase kerja. 4) Partikel penghubung. Contoh: a) Mang Usil dari Kompas menganggap hal ini sebagai suatu isyarat sederhana untuk bertransmigrasi (frase benda). b) Dibuangnya jauh-jauh pikiran yang menghantuinya selama ini (frase kerja). c) Karena bekerja terlalu berat dia jatuh sakit (frase penghubung). 2. Variasi dalam pola kalimat Untuk efektifitas kalimat dan menghindari suasana monoton yang dapat menimbulkan kebosanan, pola kalimat subjek predikat objek dapat diubah menjadi predikat objek subjek atau yang lainnya. Contoh : a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat Desa Sukamaju. (S P- O) b) Belum dikenal oleh masyarakat Desa Sukamaju dokter muda itu. (P O S) c) Dokter muda itu oleh masyarakat Desa Sukamaju belum dikenal. (S O P) 3. Variasi dalam jenis kalimat Untuk mencapai efektifitas sebuah kalimat berita atau pertanyaan, dapat dikatakan dalam kalimat tanya atau kalimat perintah. Perhatikan contoh berikut. 6

..Presiden SBY sekali lagi menegaskan perlunya kita lebih hati-hati memakai bahan bakar dan energi dalam negeri. Apakah kita menangkap peringatan tersebut? Dalam kutipan tersebut terdapat satu kalimat yang dinyatakan dalam bentuk tanya. Penulis tentu dapat mengatakannya dalam kalimat berita. Akan tetapi untuk mencapai efektifitas, ia memakai kalimat tanya. 4. Variasi bentuk aktif-pasif Perhatikan contoh berikut! a) Pohon pisang itu cepat tumbuh. Kita dengan mudah dapat menanamnya dan memeliharanya. Lagi pula kita tidak perlu memupuknya. Kita hanya menggali lubang, menanam dan tinggal menunggu buahnya. Bandingkan dengan kalimat berikut! b) Pohon pisang itu cepat tumbuh. Dengan mudah pohon pisang itu dapat ditanam dan dipelihara. Lagi pula tidak perlu dipupuk kita hanya menggali lubang, menanam dan tinggal menunggu buahnya. Kalimat-kalimat pada paragaf (a) semuanya berupa kalimat aktif, sedangkan pada paragraf (b) berupa kalimat aktif dan pasif. Dapat dikatakan, bahwa kalimat-kalimat pada paragraf (a) tidak bervariasi sedangkan paragraf (b) bervariasi, namun hanya variasi aktif pasif. e. Kelogisan Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsurunsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis. Contoh : Waktu dan tempat saya persilakan. Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah, misalnya : Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.

f.

Kepaduan Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. 1. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.Oleh karena itu, hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele. Misalnya: Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab. 2. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secaratertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona. Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan. (Salah) Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan. (Benar) 3. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripadaatautentang di antara predikat kata kerja dan objek penderita. Perhatikan kalimat ini : a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat. b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumahrumahadat. Seharusnya: a. Mereka membicarakan kehendak rakyat. b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.

Soal-soal Pilihan Ganda 1. Dibawah ini yang bukan termasuk aspek-aspek dalam kalimat efektif adalah....

a. b. c. Kepaduan

Kesatuan Kelogisan

d. e.

Keaslian Variasi

JAWABAN : D 2. Kepada Bapak Lurah, tempat dan waktu kami persilahkan. Kalimat tersebut tidak efektif karena tidak memenuhi aspek.... a. b. c. JAWABAN : B 3. Kalimat yang komunikatif dan baik adalah kalimat.... a. b. c. Efisien Efektif d. Persuasif Normatif e. Verbal Kepaduan Kesatuan Kelogisan d. e. Keaslian Variasi

JAWABAN : A 4. Warga tersebut mengatakan kalau dia melihat sesuatu yang aneh di rumahnya. Supaya lebih efektif kata kalau dapat diganti dengan.... a. b. c. Bahwa Bilamana Akan e. d. Agar Jika

JAWABAN : C

5.

Penekanan diperlukan dalam penggunaan bahasa yang efektif, yang termasuk penekanan adalah dalam hal, kecuali.... a. b. Intonasi Partikel d. e. Repetisi Kalimat 9

c.

Letak frase

JAWABAN : E

ESAI
1.

Tuliskan ciri-ciri kalimat efektif beserta contohnya!

JAWABAN : Kalimat efektif mempunyai empat sifat / ciri, yaitu : 1) Kesatuan (Unity) Contoh : Bangsa Indonesia menginginkan keamanan, kesejahteraan, dan kedamaian. 2) 3) Kehematan (Economy) Contoh : Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.

Penekanan (Emphasis) Contoh : Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. 4) Kevariasian (Variety) Contoh : - Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju. (S P- O) - Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju doketr muda itu. (P O S) - Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal. (S O P)

2.

Ubahlah paragraf di bawah ini menjadi suatu paragraf efektif! Pembakaran lahan yang terjadi di Kabupaten Kubu Raya berimbas kepada

terjadinya kabut asap di sebagian wilayah Kota Pontianak. Banyak orang-orang yang mengeluh, mereka mempermasalahkan akibat kejadian ini. Wakil Walikota Pontianak mengatakan bahwa ia mengharapkan agar masyarakat Kota Pontianak lebih tanggap dengan situasi masalah akhir-akhir ini. JAWABAN : Pembakaran lahan yang terjadi di Kabupaten Kubu Raya menyebabkan terjadinya kabut asap di sebagian wilayah Kota Pontianak. Banyak orang mengeluh 10

dan mempermasalahkan akibat kejadian ini. Wakil Walikota Pontianak mengharapkan masyarakat Kota Pontianak lebih tanggap dengan situasi belakangan ini.

11

Anda mungkin juga menyukai