Oleh
Darwan Sari, S.Pd.,M.Si.
DIKSI ATAU PILIHAN KATA
PENGERTIAN DIKSI
Pilihan kata atau diksi pada dasarnya
adalah hasil dari upaya memilih kata
tertentu untuk dipakai dalam suatu
tuturan bahasa. Pemilihan kata dilakukan
apabila tersedia sejumlah kata yang artinya
hampir sama atau mirip. Dari beberapa
kata itu dipilih satu kata yang paling tepat
untuk mengungkapkan suatu pengertian.
Lanjut
Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya, kita
memilih kata yang tepat untuk menyatakan
sesuatu. Pilihan kata merupakan satu unsur
yang sangat penting, baik dalam dunia karang-
mengarang maupun dalam dunia tutur setiap
hari. Dalam memilih kata yang setepat-
tepatnya untuk menyatakan suatu maksud
kita tidak dapat lari dari kamus. Kamus
memeberikan suatu ketepatan kepada kita
tentang pemakaian kata-kata. Dalam hal ini,
maka kata yang tepatlah yang diperlukan.
Lanjut
Kata yang tepat akan membantu
seseorang mengungkap dengan tepat apa
yang ingin disampaikannya, baik lisan
maupun tulisan. Disamping itu, pemilihan
kata itu harus pula sesuai dengan situasi
dan tempat penggunaan kata-kata itu.
Makna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna dalam alam
wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah
makna yang sesuai dengan apa adanya.
Denotatif adalah suatu pengertian yang
dikandung sebuah kata secara objektif. Sering
juga makna denotatif disebut makna
konseptual.
Kata makan, Misalnya bermakna memasukkan
sesuatu ke dalam mulut, dikunyah dan ditelan.
Makna kata makan seperti ini adalah makna
denotatif.
Makna Konotatif
Makna konotatif adalah makna asosiatif,
makna yang timbul sebagai akibat dan
sikap sosial, sikap pribadi dan kriteria
tambahan yang dikenakan pada sebuah
makna konseptual.
Misal: Kata makan dalam makna konotatif
dapat berarti untung atau pukul.
Lanjut
Makna konotatif berbeda dari zaman ke
zaman. Ia tidak tetap. Kata kamar kecil
mengacu kepada kamar yang kecil
(denotatif), tetapi kamar kecil berarti juga
jamban (konotatif). Dalam hal ini, kita
kadang-kadang lupa apakah suatu makna
kata itu adalah makna denotatif atau
konotatif.
Sinonim
Sinonim adalah dua atau lebih yang pada
dasarnya mempunyai informasi yang sama,
tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata
tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau
kemiripan.
Sinonim ini dipergunakan untuk mengalih-
alihkan pemakaian kata pada tempat tertentu
sehingga kalimat itu tidak membosankan.
Dalam pemakaiannya bentuk-bentuk kata
yang bersinonim akan menghidupkan bahasa
seseorang sehingga kejelasan komunikasi
(lewat bahasa itu akan terwujud).
Lanjut
Kita ambil contoh kata cerdas dan cerdik.
Kedua kata ini bersinonim, tetapi kata ini
tidak persis sama benar.
Kata-kata lain yang bersinonim ialah:
agung, besar, raya
mati, mangkat, wafat, meninggal
cahaya, sinar
ilmu, pengetahuan
penelitian, penyelidikan dan lain-lain.
Pembentukan Kata
Dalam membentuk kata, ada dua cara
pembentukan, yaitu dari dalam dan luar
bahasa Indonesia.
Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk
kosa kata baru dengan dasar kata dan
yang sudah ada, sedangkan
Dari luar terbentuk kata baru melalui
unsur serapan.
Lanjut
Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk
kata baru, misalnya:
tata daya serba
tata buku daya tahan serba putih
tata bahasa daya pukul serba plastic
tata rias daya tarik serba kuat
tata cara daya serap serba tahu
Lanjut
Dari luar bahasa Indonesia terbentuk
kata-kata melalui pungutan kata.
bank wisata
kredit santai
valuta nyeri
televisi candak
Lanjut
Kata-kata pungut adalah kata yang diambil
dari kata-kata asing.
Hal ini disebabkan oleh kebutuhan kita
terhadap nama dan penamaan benda atau
situasi tertentu yang belum dimiliki oleh
bangsa Indonesia.
Pemungutan kata-kata asing yang bersifat
internasional sangat kita perlukan karena kita
memerlukan suatu komunikasi dalam dunia
dan teknologi modern.
Kesalahan Pembentukan Kata
• Silogisme Hipotesis
• Silogisme Alternatif
Lanjutan
• Silogisme Hipotesis
• Silogisme Hipotesis atau silogisme pengendalian
adalah semacam pola penalaran deduktif yang
mengandung hipotesis.
• Silogisme hipotesis bertolak dari suatu pendirian,
bahwa ada kemungkinan apa yg disebut dalam
proposisi itu tidak ada atau tidak terjadi.
• Premis mayornya mengandung pernyataan yang
bersifat hipotesis, dan premis minornya
mengandung pernyataan apakah kondisi pertama
terjadi atau tidak
• Singkatan rumus proposisi mayor dari silogisme
adalah jika P maka Q
Lanjutan
• Bentuk Silogisme Hipotesis:
Premis Mayor: Jika tdk turun hujan, maka panen
akan gagal.
Premis Minor : Hujan tidak turun.
Konklusi : Sebab itu panen akan gagal.
Atau
Premis Mayor : Jika tdk turun hujan, maka panen
akan gagal.
Premis Minor : Hujan Turun.
Konklusi : Sebab itu panen tidak gagal.
Lanjutan
• Berdasarkan contoh sebelumnya bahwa dalam
silogisme hipotesis mempunyai premis mayor,
premis minor, dan kesimpulan.
• Tetapi, premis mayor seperti yg telah
dikatakan bersifat hipotesis atau pengandaian
yakni jika kondisi tertentu terjadi, maka
kondisi yg lain akan menyusul atau terjadi
pula.
• Premis minor menyatakan kondisi pertama
terjadi atau tidak terjadi dan kesimpulan pun
akan menyatakan apakah kondisi kedua terjadi
atau tidak terjadi.
Lanjutan
• Untuk menguji kesalahan silogisme hipotesis ini premis
minor hanya mempunyai dua kemungkinan:
- Premis minor menyatakan ‘ya’ kepada salah satu kondisi
premis mayor atau
- Premis minor menyatakan ‘tidak’ kepada salah satu
kondisi premis mayor.
Contoh:
- Jika sebuah buku memenangkan hadiah nobel, buku itu
pasti baik.
- buku itu memenangkan hadiah nobel
- jadi, buku itu pasti baik
Contoh di atas dalam penalaran mengandung kesimpulan
syah. Premis minor menyatakan ‘ya’ kepada kondisi
premis mayor.
Lanjutan
• Contoh dalam penalarannya syah, yang menyatakan premis minor
menyatakan ‘tidak’ kepada salah satu kondisi premis mayor.
- Jika anak-anak dilalaikan, mereka akan menderita problem
sosial.
- Anak-anak tidak menderita problem sosial.
- Jadi, anak-anak tidak dilalaikan.
• Dalam silogisme hipotesis, walaupun premis mayor bersifat
hipotesis, premis minor dan konklusinya tetap bersifat kategorial.
• Bagian pertama disebut anteseden (kalimat terdahulu), dan bagian
kedua disebut konsekuen.
• Dalam silogisme hipotesis terkandung sebuah asumsi yaitu
kebenaran anteseden (terdahulu) akan mempengaruhi kebenaran
akibat (konsekuen). Dan juga,
• Kesalahan anteseden akan berpengaruh pada kesalahan konsekuen
atau akibatnya.
Lanjutan
Silogisme Alternatif
• Silogisme ini dinamakan silogisme alternatif karena
proposisi mayornya merupakan sebuah proposisi
alternatif, yaitu proposisi yg mengandung
kemungkinan-kemungkinan atau pilihan-pilihan.
Sebaliknya proposisi minornya adalah proposisi
kategorial yang menerima atau menolak salah satu
alternatifnya
konklusi silogisme alternatif bergantung pada
premis minornya. Kalau premis minor menerima
satu alternatif, maka alternatif lainnya ditolak. dan
kalau premis minornya menolak satu alternatif,
maka alternatif lainnya diterima dalam konklusi.
Lanjutan
Contoh:
Premis mayor : Ayah ada di kantor atau di rumah.
Premis minor : Ayah ada di kantor.
Konklusi : Sebab itu Ayah tidak ada dirumah.